ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.

Rindu Kala Hujan di Senja Ini

hursday, April 01, 2010

Kala hujan di senja ini… aku merindunya…
Seseorang yang sangat kucintai
Seseorang yang sangat mencintaiku
IBU..

Kala hujan di senja ini… aku merindunya…
Seseorang yang sangat kusayangi
Seseorang yang sangat menyayangiku
AYAH…

Kala hujan di senja ini… aku merindunya…
Seseorang yang sangat kukasihi
Seseorang yang sangat mengasihiku
KAKAK…

Kala hujan di senja ini… aku merindunya…
Seseorang yang sangat kudukung
Seseorang yang sangat mendukungku
SAUDARI KEMBARKU…

Kala hujan di senja ini… aku merindunya…
Seseorang yang sangat kuharapkan kehadirannya
Seseorang yang menjadi bagian dari tulang rusuk ini
Seseorang yang belum kutahu siapa namanya
Seseorang yang belum kutahu dimana dia berada
Seseorang yang belum kutahu kapan, bagaimana, dan dengan cara apa kami akan bertemu
Seseorang yang masih menjadi misteriNya

Ya Allah…
Semoga rindu ini tak mengurangi kerinduanku untuk bertemu denganMu…
Semoga rindu ini tak menyurutkan kerinduanku untuk bermunajat di hadapanMu…
Semoga rindu ini tak memudarkan kerinduanku untuk memohon ampunan padaMu..

Dalam dekapan rindu… kala hujan di senja ini…
Cileunyi, Bandung, 30 April 2010_17:37
Aisya Avicenna

(Tulisan ini diposting pada bulan April 2010 di blog sebelumnya)
Aisya Avicenna

Usah Kau Lara Sendiri

Monday, March 29, 2010


Ahad sore, ada SMS masuk.. dari seorang sahabat…

Dia sedang ada masalah…
Menangis… dan sempat pingsan katanya…
Dia hanya ingin aku membantunya dalam doa
Karena dia belum kuat untuk menceritakannya,…
Sahabat… tegarlah!!!
Kuatlah!!!
Jangan bersedih!!!
Semoga Allah senantiasa menjagamu…
***
Sebuah lagu untukmu…
kulihat mendung menghalangi pancaran wajahmu
tak terbiasa kudapati terdiam mendura
apa gerangan bergemuruh di ruang benakmu
sekilas kilau mata ingin berbagi cerita

kudatang sahabat bagi jiwa
saat batin merintih
usah kau lara sendiri
masih ada asa tersisa ...

letakkanlah tanganmu di atas bahuku
biar terbagi beban itu dan tegar dirimu
di depan sana cahya kecil 'tuk memandu
tak hilang arah kita berjalan
... menghadapinya ...

sekali sempat kau mengeluh kuatkah bertahan
satu persatu jalinan kawan beranjak menjauh

kudatang sahabat bagi jiwa
saat batin merintih
usah kau lara sendiri
masih ada asa tersisa ...

letakkanlah tanganmu di atas bahuku
biar terbagi beban itu dan tegar dirimu
di depan sana cahya kecil 'tuk membantu
tak hilang arah kita berjalan
... menghadapinya ...

letakkanlah tanganmu di atas bahuku
biar terbagi beban itu dan tegar dirimu
di depan sana cahya kecil 'tuk membantu
tak hilang arah kita berjalan
... menghadapinya ...

tak hilang arah kita berjalan
... menghadapinya ...
usah kau lara sendiri

(Katon Bagaskara)
***
Jangan Bersedih…
Dunia ini masih seluas yang kau impikan
Tak perlu kau simpan luka itu
Sedalam yang kau rasa

Memang ada waktu
Agar kau bisa kembali semula
Percayalah padaku
Kita kan bisa melewatinya


Jangan bersedih oh kawanku
Aku masih ada di sini
Semua pasti kan berlalu
Aku kan selalu bersamamu


Jalan hidup tak selamanya indah
Ada suka ada duka
Jalani semua yang kau rasakan
kita pasti bisa

(edcoustic)
***
Persahabatan bukan terletak pada banyaknya pertemuan
Bukan pula pada manisnya kata-kata
Tapi PERSAHABATAN terletak pada ingatan seseorang
terhadap sahabatnya sendiri dalam setiap doanya….
Aisya Avicenna
Jakarta, 290310_09:14

Di 0,33 Malam Ini...


Nokia 5300 ku bergetar…
SMS dari Ibuk…
“Aslmkm. Sudah jam 3 Mbak…”
Langsung ku balas SMS beliau sebagai pertanda bahwa sudah bangun…
Ibuk… makasih ya… karena tiap hari (meski aku sudah bangun duluan), pasti ibuk selalu menyempatkan untuk SMS membangunkan jam 03.00 untuk sholat tahajud.
***
28 Maret 2010
Di 0.33 malam ini…
Setelah membaca doa bangun tidur… Langsung bangkit dan mengambil wudhu. Lantas menyalakan laptop. Lhoh??? Maksudnya mau mensetting nuansa pagi ini dengan alunan ayat cintaNya… Mendengarkan murottal… Eh, ternyata langsung menyala (karena semalam cuma “di-standby”) dan terdengarlah Q.S. Al Muzzammil… Merenungkan arti dari ayat Al Qur’an tersebut…
Hai orang-orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (darinya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak). Sebutlah nama Tuhan-mu, dan beribadahlah kepadaNya dengan penuh ketekunan. (Dialah) Tuhan masyrik dan magrib, tiada Tuhan melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung.” (Q.S. Al Muzzammil : 1-9)
Jadi teringat akan sebuah nasihat dari novel yang pernah saya baca, judulnya “HITAM PUTIH PENANTIAN”.
Jika ragamu ingin tetap sehat dan kuat, jangan pernah kau tinggalkan shalat wajib berjamaah dengan tuma’ninah dan istiqamah, sempurnakanlah dengan shalat ba’da dan qablanya. Jika kau masih merasa kurang, cobalah untuk menikmati dhuha dan tahajud, Insya Allah kau akan selalu sehat dan kuat. Jika pandanganmu, lisanmu, pendengaranmu ingin tetap tajam, ketika kau hendak tidur, maka yang terakhir kau lihat, kau dengar, dan kau baca adalah ayat-ayat Al Qur’an. Begitu juga ketika kau bangun, maka yang pertama kali kau lihat, kau dengar, dan kau baca adalah ayat-ayat Illahi. Jika akalmu ingin tetap tajam, jangan pernah kau istirahatkan ia untuk tidak memikirkan kebesaran-kebesaran Gusti Allah dari semua yang telah Dia ciptakan dan takdirkan.”
***
Di 0.33 malam ini….
Ketika sajadah mengembang di atas hamparan bumi
Dengan dipayungi kemegahan malam yang pekat
Perkenankan hamba menitipkan kata hati…
Dari cinta yang paling dalam….
***
Di 0.33 malam ini…
Diri ini meminta..

Ya Allah Maha Pengasih
Tunjukkan jalan bagiku…
Agar kami tak sesat
Dalam rimba rayaMu… Ya Allah…

Ya Allah Maha Pemurah
Berikan kami cahyaMu
Agar kami tak jatuh
Dalam lembah azabMu…Ya Allah…

Kami hanyalah manusia
Yang penuh noda dan dosa
Ampuni kami semua
Dalam belaian sayangMu…

Setulus doa dariku…
Senikmat iman di qalbu
Agar kami tetap tegar
Dalam cobaan yang datang…
Ya Allah….
***
Di 0.33 malam ini…
Diri ini merenung….

Gelap jalan slama ini
Ragupun membayang diri
Ketika cahya mengusir galau
Sadarkan kekhilafan diriku…

Ingin kunyatakan cinta
Menyatu dengan cahyaMu
Ketika kutemukan kebenaran
Punahkan keangkuhan diriku

Kini kutemukan jalanku
Yang lama kucari
Terimalah kesaksian hamba
Penuh tulus hati…
***
Di 0.33 malam ini…
Diri ini mengiba…

Di dalam kegelapan
Kumencari cahyaMu
Yang hilang sinar tak tersisa
Semakin kuterlena
Semakin kuterbawa
Arah hina dan ternoda
Kurindukan sinar suciMu Yang Mulia
Dan kuharapkan belai kasihMu
Agar musnah semua
Keangkuhan diriku
Dan kulepaskan dari sifatku…

(inspired by the nasyids of SNADA)
***
0.33 Malam…

Jakarta, 280310
Aisya Avicenna
NB : Buat saudari sekamarku yang sedang ada acara di Bandung, jazakillah ya atas “surprise”nya kemarin… sebuah sajadah berwarna merah berlapis benang keemasan itu akan menjadi saksi di setiap sujud ini… Luph you, Sista!!!

(Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2010 di blog sebelumnya)
Aisya Avicenna

Mawar di Taman Hati

Mawar… tahu kan kalau yang nulis ini suka banget sama bunga MAWAR??? Ehm, jadinya selalu ada inspirasi dan motivasi tersendiri kalau sudah berbicara tentang MAWAR.
***
Alkisah, Seorang gadis bernama Rosa membeli bibit mawar. Ia ingin sekali menanam mawar itu di kebun belakang rumahnya. Pupuk dan sekop kecil telah disiapkan. Bergegas disiapkannya pula pot kecil sebagai tempat tumbuh dan berkembang mawar itu. Dipilihnya pot yang terbaik dan diletakkanlah pot itu di sudut yang cukup terkena sinar matahari. Ia berharap bibit itu dapat tumbuh dengan sempurna.

Disiramnya bibit mawar itu setiap hari. Tak lupa jika ada rumput yang mengganggu, segera disianginya agar terhindar dari kekurangan makanan. Beberapa waktu kemudian mulailah tumbuh kuncup bunganya. Kelopaknya mulai merekah, walau warnanya belum terlihat merah sempurna. Rosa sangat senang, karena kerja kerasnya mulai membuahkan hasil.

Diselidikinya bunga itu dengan hati-hati. Ia tampak heran, sebab tumbuh pula duri-duri kecil yang menutupi tangkai-tangkainya. Ia menyesalkan mengapa duri-duri tajam itu muncul bersamaan dengan merekahnya bunga yang indah. Tentu duri-duri itu akan mengganggu keindahan mawar-mawar miliknya.

Rosa bergumam, “Mengapa dari bunga seindah ini, tumbuh banyak sekali duri yang tajam? Tentu hal ini akan menyulitkanku untuk merawatnya nanti. Setiap kali kurapikan selalu saja tanganku terluka. Selalu saja ada bagian dari kulitku yang tergores. Ah, pekerjaan ini hanya membuatku sakit. Aku tak akan membiarkan tanganku berdarah karena duri-duri pengganggu ini.”

Lama-kelamaan Rosa enggan untuk memperhatikan mawar merah miliknya. Ia mulai tak peduli. Mawar itu tak pernah disirami lagi setiap pagi dan petang. Dibiarkannya rumput-rumput yang mengganggu tumbuh mengitarinya. Kelopaknya yang dahulu mulai merekah kini tampak merona sayu. Daun-daun yang tumbuh di setiap tangkaipun mulai jatuh satu per satu. Akhirnya, sebelum berkembang dengan sempurna, mawar itu pun meranggas dan layu.
***
Ehm… inspirasi apa yang bisa diambil dari kisah Rosa di atas???
Jiwa manusia telah digambarkan dalam kisah di atas. Di dalam setiap jiwa selalu ada ‘mawar’ tertanam. Allah menitipkannya kepada kita untuk dirawat. Allah-lah yang meletakkan kemuliaan itu di setiap qalbu kita. Layaknya taman-taman berbunga, sesungguhnya di dalam jiwa kita juga ada tunas mawar dan duri yang akan merekah.
Namun sayang, banyak dari kita yang hanya melihat “duri” yang tumbuh. Banyak dari kita yang hanya melihat sisi buruk diri kita yang akan berkembang. Kita sering menolak keberadaan kita sendiri. Kita kerap kecewa dengan diri kita dan tak mau menerimanya. Kita berpikir bahwa hanya hal-hal yang melukai yang akan tumbuh dari kita. Kita menolak untuk “menyirami” hal-hal baik yang sebenarnya telah ada. Dan akhirnya, kita kembali kecewa, kita tak pernah memahami potensi yang kita miliki.

Banyak orang yang tidak menyangka, mereka juga sebenarnya memiliki mawar yang indah di dalam jiwa. Banyak orang yang tak menyadari adanya mawar itu. Kita kerap disibukkan dengan duri-duri kelemahan diri dan onak-onak pesimisme dalam hati ini. Orang lainlah yang kadang harus menunjukkannya.

Saudaraku, jika bisa menemukan “mawar-mawar” indah yang tumbuh dalam jiwa, kita akan dapat mengabaikan duri-duri yang muncul. Kita akan terpacu untuk membuatnya merekah dan terus merekah hingga berpuluh-puluh tunas baru akan muncul. Pada setiap tunas itu akan berbuah tunas-tunas kebahagiaan, ketenangan, kedamaian yang akan memenuhi taman-taman jiwa kita. Kenikmatan yang terindah adalah saat kita berhasil menunjukkan diri kita tentang mawar-mawar itu dan mengabaikan duri-duri yang muncul.

Semerbak harumnya akan menghiasi hari-hari kita. Aroma keindahan yang ditawarkannya adalah layaknya ketenangan air telaga yang menenangkan keruwetan hati. Mari, kita temukan “mawar-mawar” ketenangan, kebahagiaan, dan kedamaian itu dalam jiwa-jiwa kita. Pastinya, kita juga akan berjumpa dengan onak dan duri, tapi janganlah itu membuat kita putus asa. Mungkin kita akan tergores dan terluka, tapi jangan membuat kita berduka.

Saudaraku, biarkan mawar-mawar indah itu merekah dalam hatimu. Biarkan kelopaknya memancarkan cahaya kemuliaanNya. Biarkan tangkai-tangkainya memegang teguh harapan dan impianmu. Biarkan putik-putik yang dikandungnya menjadi bibit dan benih kebahagiaan baru bagimu. Sebarkan tunas-tunas itu kepada setiap orang yang kita temui, dan biarkan mereka juga menemukan keindahan mawar-mawar lain dalam jiwa mereka. Semoga mawar-mawar itu senantiasa merekah dalam taman hati kita…
Jakarta, 280310_04:24
The Rose Holic,
Aisya Avicenna

(Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2010 di blog sebelumnya)
Aisya Avicenna

Mentari di Langit Hatiku

Friday, March 26, 2010

Mentari di langit hatiku
Menyalalah engkau selalu
Temani kemana mesti kupergi
Mencari tempat kita tuju
Kan kujaga nyalamu selalu
Pelita perjalananku
Kan kujaga nyalamu selalu
Mentari di langit hatiku
Mentari di langit hatiku
Teguhlah engkau pandu aku
Ingatkanlahku bila bersalah
Menempuh tempat kita tuju

To : "MP", Welcome in Jakarta today... ^^v
260310_09:12 

Eh, Ada Ustadz Yusuf

Saturday, March 06, 2010


Sabtu, 6 Maret 2010 menjadi weekend tak terlupakan buat Aisya Avicenna.
08.00-09.30
Aisya bersama beberapa sahabatnya datang di “kampus”nya yang baru. Sebuah kampus yang cukup terkenal di sebuah kawasan di Jakarta! Angkatan 33! Pagi ini memang agendanya masih orientasi (pengenalan “kampus” dan proses “kuliah”nya). Kuliah apa sih??? Ehm, insya Allah ini adalah sebentuk ikhtiar yang dilakukan Aisya Avicenna untuk mewujudkan salah satu impiannya. Impian apakah itu??? Baca kembali tulisannya yang berjudul “Sensasi Akhir Februari” di bagian “Sensasi Dhuha di Masjid Raya”. Hmm…bikin penasaran saja ya!
10.00-12.00
Aisya dan beberapa sahabatnya tidak bisa mengikuti orientasi di kampus mereka sampai selesai. Alhamdulillah diizinkan meninggalkan acara karena memang agenda yang satu ini harus diprioritaskan.
Ehm… sebuah pertemuan dalam naungan cintaNya… bertemu dengan saudari baru, punya “ummi” baru, dan sistem yang baru juga. Insya Allah lebih berbobot dan semoga bisa menjadi BENTENG PERTAHANAN DIRI untuk Aisya Avicenna. Akselerasi nih!!!
13.00-17.00
Pukul 13.00, bersama seorang sahabat yang kebetulan satu kost, Aisya berangkat menuju Gelora Bung Karno dengan bus Jepang bernomor 921. Ehm… bus tua impor dari Jepang yang satu ini memang sudah jarang beroperasi di Jakarta, jumlahnya memang sudah minim. Alhamdulillah, dapat tempat duduk meskipun di atas papan yang berada di samping sopir. Duduknya membelakangi sopir, menghadap ke arah belakang (menghadap penumpang lainnya). Hihi!
Cuaca ibukota cukup membuat butiran-butiran keringat mengucur deras. Aisya menikmati perjalanan itu dengan membaca buku merahnya yang berisi catatan inspiratifnya. Dia membaca ulang inspirasi yang ia dapatkan waktu mengikuti seminar kepenulisan di Bogor dua pekan yang lalu.
Setelah menyusuri jalanan ibukota yang siang itu cukup padat merayap, akhirnya bus 912 berhenti di tempat Aisya dan sahabatnya turun.
JAKARTA ISLAMIC BOOK FAIR 2010!!!
Ehm, Aisya pun tenggelam di samudera buku di Gelora Bung Karno. Subhanallah, banyak sekali penerbit yang turut meramaikan JIBF 2010 kali ini. Aisya langsung hunting buku yang sudah ia rencanakan untuk dikawankan bersama koleksi di perpus pribadinya, AL FIRDAUS!
Saat sedang asyik hunting buku, Aisya diberitahu oleh salah seorang penjaga stand buku bahwa ada Ustadz Yusuf Mansur di stand itu. Ternyata memang benar. Aisya surprise sekali. Lantas ia dan sahabatnya membeli sebuah buku karya beliau dan berniat meminta tanda tangannya. Saat sudah berada di depan Ustadz Yusuf Mansur, Aisya memperkenalkan dirinya. Ustadz menuliskan nama Aisya (ditulisnya untuk ETIKA gitu lah…bukan AISYA…hehe) di buku barunya yang berjudul “Surat Terbuka untuk Para Ayah dan Ibu”, lantas Ustadz Yusuf Mansur menandatanginya. Setelah itu, dengan PD-nya Aisya berkata, “Ustadz, mohon doanya ya moga cepet nikah.” [hehe… ^^ dasar Aisya!!!]. Ustadz Yusuf tersenyum dan mengamininya. Lantas memberikan nasihat, “Rajinlah sholat dhuha 8 rekaat.” Kemudian beliau menyampaikan tentang “Riyadhoh” 40 harinya. Aisya manggut-manggut (sebenarnya Aisya sudah bertekad menjalankan riyadhoh 40 hari itu sejak tanggal 1 Maret, tapi karena satu dan lain hal, akhirnya diundur sampai batas waktu yang akan segera ditentukan dengan cara seksama dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya ^^v. Sebelum berpisah dengan Ustadz Yusuf Mansur, Aisya sempat bertanya lagi, “Ada tips yang lain tadz?”. Dengan supelnya beliau menjawab, “Udah, satu aja dulu, dhuha 8 rekaat itu aja dikerjakan yang istiqomah” begitu pesan beliau. Hmmm…. Subhanallah walhamdulillah, Allah mempertemukan Aisya dengan Ustadz Yusuf Mansur… inspirACTION!!! Unforgetable deh…
Dhuha… sebentuk sedekah pada diri kita sendiri!!! Tapi juga jangan lupa sedekah dalam bentuk yang lain…
Pas banget, waktu nulis ini winamp sedang menyenandungkan nasyidnya Opick yang berjudul SEDEKAH…. Simak dulu yuk, sambil merenungkannya…
alangkah indah
orang bersedekah
dekat dengan Allah
dekat dengan surga

takkan berkurang
harta yang bersedekah
akan bertambah
akan bertambah

Allah Maha Kaya
yang Maha Pemurah
yang akan mengganti
dan membalasnya
Allah Maha Kuasa
yang Maha Perkasa
semoga kan membalas surga

oh indahnya
saling berbagi
saling memberi
karna Allah

oh indahnya
saling menjaga
saling mengasihi
karna Allah
Allah.. Allah.. Allah.. Allah..
Allahu ya Rahman
Berikut ini sedikit gambaran Riyadhoh 40 hari ala Ustadz Yusuf Mansur (sumber : www.wisatahati.com).
Jaga Shalat Tahajjud 8 Rakaat + Witir 3 Rakaat.
Jaga Shalat Shubuh, Zuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. (Khusus soal shalat, terkandung di dalamnya menjaga berjamaah, di masjid, lengkap dg qabliyah dan ba'diyahnya. Juga Sunnah Tahiyyatul Masjid, sbg tanda kita dtg sebelom wktnya azan/pra-ontime).
Jaga Waaqi'ah sesudah shubuh atau sesudah ashar (boleh pilih).
Jaga Shalat dhuha 6 Rakaat. Yang kuat, 12 rakaat.
Baca zikir usai shalat, plus yaa fattaah yaa rozzaaq 11x, plus ayat kursi, plus qulhu 3x. Ini setiap usai shalat.
Khusus usai shalat shubuh dan ashar, ditambah 4 ayat terakhir surah al Hasyr.
Jaga setiap hari membaca 300x laa hawla walaa quwwata illaa billaah. Boleh 100x. Dan boleh dibagi-bagi di 5 waktu shalat.
Jaga setiap hari baca Istighfar 100x.
Jaga setiap hari baca subhaanallaahi wabihamdihi subhaanallaahil 'adzhiem 100x pagi dan 100x sore. (Boleh habis dhuha dan habis ashar/jelang maghrib).
Jaga setiap hari baca Yaasiin (bebas waktunya kapan saja, yg penting 1hr 1x).
Tutup malam dg shalat sunnah 2 rakaat; baca Qulyaa di rakaat pertama, Qulhu di rakaat kedua. Setelahnya baca salah satu dari as Sajdah, Tabaarok, atau ar Rohmaan.
Jaga ini selama 40 hari. Berjuang ya. Terutama shalat tepat waktu, di masjid, plus qabliyah ba'diyahnya. Barengi dengan Puasa Daud supaya enteng.
Semoga Allah menyegarkan badan kita semua, menyehatkan kita semua. Yah, dihitung-hitung daripada lembur ga keruan, kerja rodi ga keruan dlm mencari rizki, dan daripada berobat ke rumah sakit. Mending ngelakuin riyadhah dah. Ampuh banget-banget. Kepada Allah dan untuk Allah kita lurusin niat kita ya. Amin
LET’S MOVE!!!
***
Ending : Lari-lari sore mengejar bus 912 dengan tas punggung penuh buku inspiratif… ^^v
UNFORGETABLE DAY!!!!
***
Alhamdulillah, pekan ini ada 15 "penghuni baru" di perpus Al FIRDAUS-nya Aisya Avicenna. Semoga semakin menambah khazanah ilmu dan menjadi "sahabat setia" dalam menjalani hari-hari yg penuh inspirasi. Seneng bgt krn berhasil mendptkan buku "BERCERMIN DI TELAGA CINTA SANG GURU" (Mengenang KH Rahmat Abdullah). Sip, akhirnya menemukan yg slama ini dicari..^^
***
TARGET 2010 :
Minimal 1000 buku di PERPUS AL FIRDAUS!!!
Minimal 100 buku yang dibaca!!!
PASTI BISA KOK!!!
***
Jakarta, 060310_21:43
Aisya Avicenna

(Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2010 di blog sebelumnya)
Aisya Avicenna

Be Your Self! Be A New You!


Bismillahirrahmanirrahim…
Memulai menulis artikel ini dengan mendengarkan nasyid Edcoustic dulu…
MENJADI DIRIKU…
Tak seperti bintang di langit
Tak seperti indah pelangi
Karena diriku bukanlah mereka
Ku apa adanya
Dan wajahku memang begini
Sikapku jelas tak sempurna
Ku akui ku bukanlah mereka
Ku apa adanya
Menjadi diriku
Dengan segala kekurangan
Menjadi diriku
Atas kelebihanku.......
Terimalah aku
Seperti apa adanya
Aku hanya insan biasa
Tak mungkin sempurna
Tetap ku bangga
Atas apa yang ku punya
Setiap waktu ku nikmati
Anugerah hidup yang ku miliki

Menjadi diri sendiri??? Banyak orang yang mengatakan dan menganjurkan untuk “menjadi diri sendiri”, banyak juga yang mempunyai prinsip untuk menjadi diri sendiri, termasuk saya (Prinsip hidup saya : Be akhwat SMART & VISIONER!!! Be MY SELF… ETIKA => ada kepanjangannya… sepertinya tidak perlu diuraikan disini ^^).

BE MY SELF!!! (Jadilah diri sendiri!!!). Sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan ‘menjadi diri sendiri’ itu? Haruskah kita menjadi diri sendiri???

Setiap kita adalah UNIK
Manusia tercipta sebagai makhluk yang unik, tidak seorang pun manusia yang sama persis antara satu dan yang lainnya, bahkan yang terlahir kembar identik sekalipun (contohnya saya dan saudari kembar saya.. ^^). Kita tidak perlu berkecil hati apabila kita “berbeda” dari orang lain. Perbedaan tersebut justru mempunyai banyak hikmah. Kalaulah setiap orang sama, tentu tidak akan muncul kreativitas dan inovasi yang berkembang lantaran setiap manusia berpikiran dan berpola sama. Benarlah pepatah Arab yang mengatakan Likulli syai-in maziyyah (setiap sesuatu pasti memiliki kelebihan).

Perbedaan yang ada hendaknya dipandang sebagai sebuah anugerah. Kita tidak akan mungkin mampu melakukan segalanya. Tapi bukan berarti tak ada satu hal pun yang bisa kita lakukan. Yang jelas, kenali potensi yang kita miliki untuk melakukan sesuatu yang bisa kita lakukan. Jangan sampai hal-hal yang tidak bisa kita lakukan menghalangi apa-apa yang bisa kita lakukan. Yang mesti diingat sekali lagi adalah setiap kita pasti memiliki kelebihan yang tidak selalu dimiliki oleh orang lain.

Belajar dari Cermin
Kali ini saya terinspirasi pada sebuah benda bening yang bernama cermin. Tahu cermin kan? Pasti tiap hari bercermin terus kan??? Kita bisa belajar banyak dari cermin .
1. Cermin berasal dari kualitas terbaik, begitu juga dengan diri kita. (Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, Q, S At-Tin : 4). Bersyukurlah atas apa adanya kita! Karena kita telah diciptakan Allah SWT dengan sebaik-baiknya, punya kelebihan, tak sedikit juga kekurangannya. Tapi bagaimana kita menyikapi kelebihan dan kekurangan itu? Kedewasaan kitalah yang berperan di sana. Kedewasaan dalam menyadari hikmah dalam setiap sudut perjalanan hidup kita…sampai detik ini… SUDAH KENAL DENGAN DIRINYA SENDIRI BELUM NIH??? KARAKTERNYA?? KELEBIHAN, KEKURANGANNYA?? dll.. Ingat : “Man ‘arafa nafsahu, ‘arafa rabbahu (barangsiapa mengenal dirinya, ia akan mengenal Rabbnya)”
2. Cermin adalah benda yang bermanfaat. Oleh karena itu, jadikan diri kita bermanfaat untuk orang lain. “Khoirunns anfa’ahum linnas (Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya)”. Keimanan, ketaqwaan, dan kesholehan pribadi (kebaikan akhlaq) kita masih harus disempurnakan dengan memberikan manfaat kepada orang lain. Jangan hanya menjadi menara gading yang indah dipandang saja, tapi jadilah menara mercusuar yang juga memberi manfaat bagi sekelilingnya.
3. Cermin tak pernah berdusta. Cermin mengajarkan kita, jangan berdusta pada diri kita sendiri, terlebih pada orang lain. Jangan berdalih akan kekurangan kita. Jadilah apa adanya kita. Kekurangan dalam diri kita hendaknya kita jadikan modal untuk terus memperbaiki diri, sehingga saat kita bercermin, senyum optimislah yang akan tergambar di sana.
4. Cermin itu perlu dibersihkan dan dijaga. Kalau tidak dibersihkan, akan banyak debu yang menempel di permukaan cermin itu dan kalau tidak dijaga, cermin bisa rapuh dan pecah. Seperti halnya dengan diri kita. Kalau kita tidak pandai bersyukur atas anugerah yang diberikan Allah pada kita, kalau kita tidak bersih dari penyakit hati dan kita jauh dari Allah SWT, kita akan menjadi sangat rapuh. Ingat dua potensi manusia, FUJUR ataukah TAKWA, itu adalah pilihan!!! Oleh karena itu, perbaiki hubungan kita dengan Allah SWT. Jika hablumminallah baik, maka habluminannas juga akan baik, dan Allah SWT akan memberi kemudahan dalam setiap aktivitas kita jika hanya kita niatkan untuk mendapat ridho dari-Nya.
AYO SAUDARAKU, MARI BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN!!!
FINISHNYA DI SURGA YA!!! Aamiin…
Saya yakin Anda semua punya inspirasi yang lebih dahsyat yang bisa Anda dapatkan dari benda bening yang bernama CERMIN tersebut!
Hancurkan Belenggu Diri!!!
Sejarah membuktikan bahwa orang-orang besar adalah orang yang mampu membebaskan dirinya dari belenggu untuk kemudian melahirkan karya-karya besar. Misalnya, Asy-Syahid Syaikh Ahmad Yasin, seorang motivator pejuang Palestina yang melawan Israel. Beliau adalah seorang yang separuh anggota tubuhnya mengalami kelumpuhan sejak usia belasan tahun karena kecelakaan. Hal tersebut tidak menghalangi dirinya untuk turut memberikan kontribusi terhadap perjuangan Palestina. Lewat orasinya yang berapi-api dan pemikirannya yang cemerlang, beliau mampu membangkitkan semangat para pemuda Palestina. Beliau juga salah seorang deklarator Intifadhah. Beliau bahkan menjadi musuh yang paling ditakuti oleh Israel. Untuk menewaskannya pun diperlukan tiga rudal yang ditembakkan dari helikopter Israel. Dan akhirnya beliau meraih cita tertingginya, menjadi syahid di jalanNya, yang tidak setiap orang mampu menggapainya. Begitulah, memang dibutuhkan adanya keberanian untuk mendobrak belenggu-belenggu yang merintangi, yang sebagian besar berasal dari diri sendiri. Jangan sampai kekurangan kita menjadi hambatan untuk berprestasi, tapi jadikanlah kekurangan itu sebagai tantangan.

Be A New You!!!
Kembali lagi ke pertanyaan di atas, “Haruskah kita menjadi diri sendiri?”
Jawabannya, jika hal itu berarti kita bukan menjadi orang lain, maka jawabannya adalah “Ya, kita harus jadi diri sendiri, karena kita bukan orang lain”. Syukuri apa adanya kita, karena inilah anugerah terindah yang Allah berikan pada kita. Namun, jika hal itu berarti kita tetap menjadi diri kita seperti saat ini, maka jawabannya adalah “Tidak, kita perlu berubah dan tidak hanya jadi diri sendiri seperti saat ini”. Jangan cepat puas dengan keadaan kita sekarang. Hidup adalah rangkaian proses. Oleh karena itu, teruslah berproses ke arah perubahan yang lebih baik.
Memang, perlu pengenalan potensi diri untuk mampu melahirkan karya besar. Diperlukan kebesaran jiwa untuk konsisten menapaki proses panjang keberhasilan. Dan tak kalah pentingnya, dibutuhkan adanya keberanian untuk mendobrak belenggu-belenggu yang merintangi, yang sebagian besar berasal dari diri sendiri. Dengan itulah kita mampu menjadi manusia baru yang produktif. Be a New You!!!
Setiap waktu adalah kesempatan untuk berbenah.
Setiap menit adalah modal untuk melejit.
Setiap detik adalah titik untuk meraih prestasi terbaik.
Jakarta, 050310_05:32

(Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2010 di blog sebelumnya)
Aisya Avicenna

Suara Hati

Friday, March 05, 2010


Dari jauh lubuk hatiku
Jiwaku mencari tahu
Apa yang sedang kurasakan kini
Aku masih bisa memilih
Aku masih bisa menentukan
Dan aku memilih menuruti kata hati
Aku tak bisa membohongi perasaanku
Aku tak mampu mengingkari isi hatiku
Biarkan ini menjadi rahasia terbesar hidupku
Yang tak akan mungkin aku ungkapkan
Kusimpan erat perasaanku
Sampai saat yang tepat itu menjadi milikku…
Saat ku hanya memahatnya…
Dalam pusara hati ini…
Jakarta, 050310_04:12
Aisya Avicenna