ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.

Di 0,33 Malam Ini...


Nokia 5300 ku bergetar…
SMS dari Ibuk…
“Aslmkm. Sudah jam 3 Mbak…”
Langsung ku balas SMS beliau sebagai pertanda bahwa sudah bangun…
Ibuk… makasih ya… karena tiap hari (meski aku sudah bangun duluan), pasti ibuk selalu menyempatkan untuk SMS membangunkan jam 03.00 untuk sholat tahajud.
***
28 Maret 2010
Di 0.33 malam ini…
Setelah membaca doa bangun tidur… Langsung bangkit dan mengambil wudhu. Lantas menyalakan laptop. Lhoh??? Maksudnya mau mensetting nuansa pagi ini dengan alunan ayat cintaNya… Mendengarkan murottal… Eh, ternyata langsung menyala (karena semalam cuma “di-standby”) dan terdengarlah Q.S. Al Muzzammil… Merenungkan arti dari ayat Al Qur’an tersebut…
Hai orang-orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (darinya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak). Sebutlah nama Tuhan-mu, dan beribadahlah kepadaNya dengan penuh ketekunan. (Dialah) Tuhan masyrik dan magrib, tiada Tuhan melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung.” (Q.S. Al Muzzammil : 1-9)
Jadi teringat akan sebuah nasihat dari novel yang pernah saya baca, judulnya “HITAM PUTIH PENANTIAN”.
Jika ragamu ingin tetap sehat dan kuat, jangan pernah kau tinggalkan shalat wajib berjamaah dengan tuma’ninah dan istiqamah, sempurnakanlah dengan shalat ba’da dan qablanya. Jika kau masih merasa kurang, cobalah untuk menikmati dhuha dan tahajud, Insya Allah kau akan selalu sehat dan kuat. Jika pandanganmu, lisanmu, pendengaranmu ingin tetap tajam, ketika kau hendak tidur, maka yang terakhir kau lihat, kau dengar, dan kau baca adalah ayat-ayat Al Qur’an. Begitu juga ketika kau bangun, maka yang pertama kali kau lihat, kau dengar, dan kau baca adalah ayat-ayat Illahi. Jika akalmu ingin tetap tajam, jangan pernah kau istirahatkan ia untuk tidak memikirkan kebesaran-kebesaran Gusti Allah dari semua yang telah Dia ciptakan dan takdirkan.”
***
Di 0.33 malam ini….
Ketika sajadah mengembang di atas hamparan bumi
Dengan dipayungi kemegahan malam yang pekat
Perkenankan hamba menitipkan kata hati…
Dari cinta yang paling dalam….
***
Di 0.33 malam ini…
Diri ini meminta..

Ya Allah Maha Pengasih
Tunjukkan jalan bagiku…
Agar kami tak sesat
Dalam rimba rayaMu… Ya Allah…

Ya Allah Maha Pemurah
Berikan kami cahyaMu
Agar kami tak jatuh
Dalam lembah azabMu…Ya Allah…

Kami hanyalah manusia
Yang penuh noda dan dosa
Ampuni kami semua
Dalam belaian sayangMu…

Setulus doa dariku…
Senikmat iman di qalbu
Agar kami tetap tegar
Dalam cobaan yang datang…
Ya Allah….
***
Di 0.33 malam ini…
Diri ini merenung….

Gelap jalan slama ini
Ragupun membayang diri
Ketika cahya mengusir galau
Sadarkan kekhilafan diriku…

Ingin kunyatakan cinta
Menyatu dengan cahyaMu
Ketika kutemukan kebenaran
Punahkan keangkuhan diriku

Kini kutemukan jalanku
Yang lama kucari
Terimalah kesaksian hamba
Penuh tulus hati…
***
Di 0.33 malam ini…
Diri ini mengiba…

Di dalam kegelapan
Kumencari cahyaMu
Yang hilang sinar tak tersisa
Semakin kuterlena
Semakin kuterbawa
Arah hina dan ternoda
Kurindukan sinar suciMu Yang Mulia
Dan kuharapkan belai kasihMu
Agar musnah semua
Keangkuhan diriku
Dan kulepaskan dari sifatku…

(inspired by the nasyids of SNADA)
***
0.33 Malam…

Jakarta, 280310
Aisya Avicenna
NB : Buat saudari sekamarku yang sedang ada acara di Bandung, jazakillah ya atas “surprise”nya kemarin… sebuah sajadah berwarna merah berlapis benang keemasan itu akan menjadi saksi di setiap sujud ini… Luph you, Sista!!!

(Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2010 di blog sebelumnya)
Aisya Avicenna

Mawar di Taman Hati

Mawar… tahu kan kalau yang nulis ini suka banget sama bunga MAWAR??? Ehm, jadinya selalu ada inspirasi dan motivasi tersendiri kalau sudah berbicara tentang MAWAR.
***
Alkisah, Seorang gadis bernama Rosa membeli bibit mawar. Ia ingin sekali menanam mawar itu di kebun belakang rumahnya. Pupuk dan sekop kecil telah disiapkan. Bergegas disiapkannya pula pot kecil sebagai tempat tumbuh dan berkembang mawar itu. Dipilihnya pot yang terbaik dan diletakkanlah pot itu di sudut yang cukup terkena sinar matahari. Ia berharap bibit itu dapat tumbuh dengan sempurna.

Disiramnya bibit mawar itu setiap hari. Tak lupa jika ada rumput yang mengganggu, segera disianginya agar terhindar dari kekurangan makanan. Beberapa waktu kemudian mulailah tumbuh kuncup bunganya. Kelopaknya mulai merekah, walau warnanya belum terlihat merah sempurna. Rosa sangat senang, karena kerja kerasnya mulai membuahkan hasil.

Diselidikinya bunga itu dengan hati-hati. Ia tampak heran, sebab tumbuh pula duri-duri kecil yang menutupi tangkai-tangkainya. Ia menyesalkan mengapa duri-duri tajam itu muncul bersamaan dengan merekahnya bunga yang indah. Tentu duri-duri itu akan mengganggu keindahan mawar-mawar miliknya.

Rosa bergumam, “Mengapa dari bunga seindah ini, tumbuh banyak sekali duri yang tajam? Tentu hal ini akan menyulitkanku untuk merawatnya nanti. Setiap kali kurapikan selalu saja tanganku terluka. Selalu saja ada bagian dari kulitku yang tergores. Ah, pekerjaan ini hanya membuatku sakit. Aku tak akan membiarkan tanganku berdarah karena duri-duri pengganggu ini.”

Lama-kelamaan Rosa enggan untuk memperhatikan mawar merah miliknya. Ia mulai tak peduli. Mawar itu tak pernah disirami lagi setiap pagi dan petang. Dibiarkannya rumput-rumput yang mengganggu tumbuh mengitarinya. Kelopaknya yang dahulu mulai merekah kini tampak merona sayu. Daun-daun yang tumbuh di setiap tangkaipun mulai jatuh satu per satu. Akhirnya, sebelum berkembang dengan sempurna, mawar itu pun meranggas dan layu.
***
Ehm… inspirasi apa yang bisa diambil dari kisah Rosa di atas???
Jiwa manusia telah digambarkan dalam kisah di atas. Di dalam setiap jiwa selalu ada ‘mawar’ tertanam. Allah menitipkannya kepada kita untuk dirawat. Allah-lah yang meletakkan kemuliaan itu di setiap qalbu kita. Layaknya taman-taman berbunga, sesungguhnya di dalam jiwa kita juga ada tunas mawar dan duri yang akan merekah.
Namun sayang, banyak dari kita yang hanya melihat “duri” yang tumbuh. Banyak dari kita yang hanya melihat sisi buruk diri kita yang akan berkembang. Kita sering menolak keberadaan kita sendiri. Kita kerap kecewa dengan diri kita dan tak mau menerimanya. Kita berpikir bahwa hanya hal-hal yang melukai yang akan tumbuh dari kita. Kita menolak untuk “menyirami” hal-hal baik yang sebenarnya telah ada. Dan akhirnya, kita kembali kecewa, kita tak pernah memahami potensi yang kita miliki.

Banyak orang yang tidak menyangka, mereka juga sebenarnya memiliki mawar yang indah di dalam jiwa. Banyak orang yang tak menyadari adanya mawar itu. Kita kerap disibukkan dengan duri-duri kelemahan diri dan onak-onak pesimisme dalam hati ini. Orang lainlah yang kadang harus menunjukkannya.

Saudaraku, jika bisa menemukan “mawar-mawar” indah yang tumbuh dalam jiwa, kita akan dapat mengabaikan duri-duri yang muncul. Kita akan terpacu untuk membuatnya merekah dan terus merekah hingga berpuluh-puluh tunas baru akan muncul. Pada setiap tunas itu akan berbuah tunas-tunas kebahagiaan, ketenangan, kedamaian yang akan memenuhi taman-taman jiwa kita. Kenikmatan yang terindah adalah saat kita berhasil menunjukkan diri kita tentang mawar-mawar itu dan mengabaikan duri-duri yang muncul.

Semerbak harumnya akan menghiasi hari-hari kita. Aroma keindahan yang ditawarkannya adalah layaknya ketenangan air telaga yang menenangkan keruwetan hati. Mari, kita temukan “mawar-mawar” ketenangan, kebahagiaan, dan kedamaian itu dalam jiwa-jiwa kita. Pastinya, kita juga akan berjumpa dengan onak dan duri, tapi janganlah itu membuat kita putus asa. Mungkin kita akan tergores dan terluka, tapi jangan membuat kita berduka.

Saudaraku, biarkan mawar-mawar indah itu merekah dalam hatimu. Biarkan kelopaknya memancarkan cahaya kemuliaanNya. Biarkan tangkai-tangkainya memegang teguh harapan dan impianmu. Biarkan putik-putik yang dikandungnya menjadi bibit dan benih kebahagiaan baru bagimu. Sebarkan tunas-tunas itu kepada setiap orang yang kita temui, dan biarkan mereka juga menemukan keindahan mawar-mawar lain dalam jiwa mereka. Semoga mawar-mawar itu senantiasa merekah dalam taman hati kita…
Jakarta, 280310_04:24
The Rose Holic,
Aisya Avicenna

(Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2010 di blog sebelumnya)
Aisya Avicenna

Mentari di Langit Hatiku

Friday, March 26, 2010

Mentari di langit hatiku
Menyalalah engkau selalu
Temani kemana mesti kupergi
Mencari tempat kita tuju
Kan kujaga nyalamu selalu
Pelita perjalananku
Kan kujaga nyalamu selalu
Mentari di langit hatiku
Mentari di langit hatiku
Teguhlah engkau pandu aku
Ingatkanlahku bila bersalah
Menempuh tempat kita tuju

To : "MP", Welcome in Jakarta today... ^^v
260310_09:12 

Eh, Ada Ustadz Yusuf

Saturday, March 06, 2010


Sabtu, 6 Maret 2010 menjadi weekend tak terlupakan buat Aisya Avicenna.
08.00-09.30
Aisya bersama beberapa sahabatnya datang di “kampus”nya yang baru. Sebuah kampus yang cukup terkenal di sebuah kawasan di Jakarta! Angkatan 33! Pagi ini memang agendanya masih orientasi (pengenalan “kampus” dan proses “kuliah”nya). Kuliah apa sih??? Ehm, insya Allah ini adalah sebentuk ikhtiar yang dilakukan Aisya Avicenna untuk mewujudkan salah satu impiannya. Impian apakah itu??? Baca kembali tulisannya yang berjudul “Sensasi Akhir Februari” di bagian “Sensasi Dhuha di Masjid Raya”. Hmm…bikin penasaran saja ya!
10.00-12.00
Aisya dan beberapa sahabatnya tidak bisa mengikuti orientasi di kampus mereka sampai selesai. Alhamdulillah diizinkan meninggalkan acara karena memang agenda yang satu ini harus diprioritaskan.
Ehm… sebuah pertemuan dalam naungan cintaNya… bertemu dengan saudari baru, punya “ummi” baru, dan sistem yang baru juga. Insya Allah lebih berbobot dan semoga bisa menjadi BENTENG PERTAHANAN DIRI untuk Aisya Avicenna. Akselerasi nih!!!
13.00-17.00
Pukul 13.00, bersama seorang sahabat yang kebetulan satu kost, Aisya berangkat menuju Gelora Bung Karno dengan bus Jepang bernomor 921. Ehm… bus tua impor dari Jepang yang satu ini memang sudah jarang beroperasi di Jakarta, jumlahnya memang sudah minim. Alhamdulillah, dapat tempat duduk meskipun di atas papan yang berada di samping sopir. Duduknya membelakangi sopir, menghadap ke arah belakang (menghadap penumpang lainnya). Hihi!
Cuaca ibukota cukup membuat butiran-butiran keringat mengucur deras. Aisya menikmati perjalanan itu dengan membaca buku merahnya yang berisi catatan inspiratifnya. Dia membaca ulang inspirasi yang ia dapatkan waktu mengikuti seminar kepenulisan di Bogor dua pekan yang lalu.
Setelah menyusuri jalanan ibukota yang siang itu cukup padat merayap, akhirnya bus 912 berhenti di tempat Aisya dan sahabatnya turun.
JAKARTA ISLAMIC BOOK FAIR 2010!!!
Ehm, Aisya pun tenggelam di samudera buku di Gelora Bung Karno. Subhanallah, banyak sekali penerbit yang turut meramaikan JIBF 2010 kali ini. Aisya langsung hunting buku yang sudah ia rencanakan untuk dikawankan bersama koleksi di perpus pribadinya, AL FIRDAUS!
Saat sedang asyik hunting buku, Aisya diberitahu oleh salah seorang penjaga stand buku bahwa ada Ustadz Yusuf Mansur di stand itu. Ternyata memang benar. Aisya surprise sekali. Lantas ia dan sahabatnya membeli sebuah buku karya beliau dan berniat meminta tanda tangannya. Saat sudah berada di depan Ustadz Yusuf Mansur, Aisya memperkenalkan dirinya. Ustadz menuliskan nama Aisya (ditulisnya untuk ETIKA gitu lah…bukan AISYA…hehe) di buku barunya yang berjudul “Surat Terbuka untuk Para Ayah dan Ibu”, lantas Ustadz Yusuf Mansur menandatanginya. Setelah itu, dengan PD-nya Aisya berkata, “Ustadz, mohon doanya ya moga cepet nikah.” [hehe… ^^ dasar Aisya!!!]. Ustadz Yusuf tersenyum dan mengamininya. Lantas memberikan nasihat, “Rajinlah sholat dhuha 8 rekaat.” Kemudian beliau menyampaikan tentang “Riyadhoh” 40 harinya. Aisya manggut-manggut (sebenarnya Aisya sudah bertekad menjalankan riyadhoh 40 hari itu sejak tanggal 1 Maret, tapi karena satu dan lain hal, akhirnya diundur sampai batas waktu yang akan segera ditentukan dengan cara seksama dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya ^^v. Sebelum berpisah dengan Ustadz Yusuf Mansur, Aisya sempat bertanya lagi, “Ada tips yang lain tadz?”. Dengan supelnya beliau menjawab, “Udah, satu aja dulu, dhuha 8 rekaat itu aja dikerjakan yang istiqomah” begitu pesan beliau. Hmmm…. Subhanallah walhamdulillah, Allah mempertemukan Aisya dengan Ustadz Yusuf Mansur… inspirACTION!!! Unforgetable deh…
Dhuha… sebentuk sedekah pada diri kita sendiri!!! Tapi juga jangan lupa sedekah dalam bentuk yang lain…
Pas banget, waktu nulis ini winamp sedang menyenandungkan nasyidnya Opick yang berjudul SEDEKAH…. Simak dulu yuk, sambil merenungkannya…
alangkah indah
orang bersedekah
dekat dengan Allah
dekat dengan surga

takkan berkurang
harta yang bersedekah
akan bertambah
akan bertambah

Allah Maha Kaya
yang Maha Pemurah
yang akan mengganti
dan membalasnya
Allah Maha Kuasa
yang Maha Perkasa
semoga kan membalas surga

oh indahnya
saling berbagi
saling memberi
karna Allah

oh indahnya
saling menjaga
saling mengasihi
karna Allah
Allah.. Allah.. Allah.. Allah..
Allahu ya Rahman
Berikut ini sedikit gambaran Riyadhoh 40 hari ala Ustadz Yusuf Mansur (sumber : www.wisatahati.com).
Jaga Shalat Tahajjud 8 Rakaat + Witir 3 Rakaat.
Jaga Shalat Shubuh, Zuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. (Khusus soal shalat, terkandung di dalamnya menjaga berjamaah, di masjid, lengkap dg qabliyah dan ba'diyahnya. Juga Sunnah Tahiyyatul Masjid, sbg tanda kita dtg sebelom wktnya azan/pra-ontime).
Jaga Waaqi'ah sesudah shubuh atau sesudah ashar (boleh pilih).
Jaga Shalat dhuha 6 Rakaat. Yang kuat, 12 rakaat.
Baca zikir usai shalat, plus yaa fattaah yaa rozzaaq 11x, plus ayat kursi, plus qulhu 3x. Ini setiap usai shalat.
Khusus usai shalat shubuh dan ashar, ditambah 4 ayat terakhir surah al Hasyr.
Jaga setiap hari membaca 300x laa hawla walaa quwwata illaa billaah. Boleh 100x. Dan boleh dibagi-bagi di 5 waktu shalat.
Jaga setiap hari baca Istighfar 100x.
Jaga setiap hari baca subhaanallaahi wabihamdihi subhaanallaahil 'adzhiem 100x pagi dan 100x sore. (Boleh habis dhuha dan habis ashar/jelang maghrib).
Jaga setiap hari baca Yaasiin (bebas waktunya kapan saja, yg penting 1hr 1x).
Tutup malam dg shalat sunnah 2 rakaat; baca Qulyaa di rakaat pertama, Qulhu di rakaat kedua. Setelahnya baca salah satu dari as Sajdah, Tabaarok, atau ar Rohmaan.
Jaga ini selama 40 hari. Berjuang ya. Terutama shalat tepat waktu, di masjid, plus qabliyah ba'diyahnya. Barengi dengan Puasa Daud supaya enteng.
Semoga Allah menyegarkan badan kita semua, menyehatkan kita semua. Yah, dihitung-hitung daripada lembur ga keruan, kerja rodi ga keruan dlm mencari rizki, dan daripada berobat ke rumah sakit. Mending ngelakuin riyadhah dah. Ampuh banget-banget. Kepada Allah dan untuk Allah kita lurusin niat kita ya. Amin
LET’S MOVE!!!
***
Ending : Lari-lari sore mengejar bus 912 dengan tas punggung penuh buku inspiratif… ^^v
UNFORGETABLE DAY!!!!
***
Alhamdulillah, pekan ini ada 15 "penghuni baru" di perpus Al FIRDAUS-nya Aisya Avicenna. Semoga semakin menambah khazanah ilmu dan menjadi "sahabat setia" dalam menjalani hari-hari yg penuh inspirasi. Seneng bgt krn berhasil mendptkan buku "BERCERMIN DI TELAGA CINTA SANG GURU" (Mengenang KH Rahmat Abdullah). Sip, akhirnya menemukan yg slama ini dicari..^^
***
TARGET 2010 :
Minimal 1000 buku di PERPUS AL FIRDAUS!!!
Minimal 100 buku yang dibaca!!!
PASTI BISA KOK!!!
***
Jakarta, 060310_21:43
Aisya Avicenna

(Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2010 di blog sebelumnya)
Aisya Avicenna

Be Your Self! Be A New You!


Bismillahirrahmanirrahim…
Memulai menulis artikel ini dengan mendengarkan nasyid Edcoustic dulu…
MENJADI DIRIKU…
Tak seperti bintang di langit
Tak seperti indah pelangi
Karena diriku bukanlah mereka
Ku apa adanya
Dan wajahku memang begini
Sikapku jelas tak sempurna
Ku akui ku bukanlah mereka
Ku apa adanya
Menjadi diriku
Dengan segala kekurangan
Menjadi diriku
Atas kelebihanku.......
Terimalah aku
Seperti apa adanya
Aku hanya insan biasa
Tak mungkin sempurna
Tetap ku bangga
Atas apa yang ku punya
Setiap waktu ku nikmati
Anugerah hidup yang ku miliki

Menjadi diri sendiri??? Banyak orang yang mengatakan dan menganjurkan untuk “menjadi diri sendiri”, banyak juga yang mempunyai prinsip untuk menjadi diri sendiri, termasuk saya (Prinsip hidup saya : Be akhwat SMART & VISIONER!!! Be MY SELF… ETIKA => ada kepanjangannya… sepertinya tidak perlu diuraikan disini ^^).

BE MY SELF!!! (Jadilah diri sendiri!!!). Sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan ‘menjadi diri sendiri’ itu? Haruskah kita menjadi diri sendiri???

Setiap kita adalah UNIK
Manusia tercipta sebagai makhluk yang unik, tidak seorang pun manusia yang sama persis antara satu dan yang lainnya, bahkan yang terlahir kembar identik sekalipun (contohnya saya dan saudari kembar saya.. ^^). Kita tidak perlu berkecil hati apabila kita “berbeda” dari orang lain. Perbedaan tersebut justru mempunyai banyak hikmah. Kalaulah setiap orang sama, tentu tidak akan muncul kreativitas dan inovasi yang berkembang lantaran setiap manusia berpikiran dan berpola sama. Benarlah pepatah Arab yang mengatakan Likulli syai-in maziyyah (setiap sesuatu pasti memiliki kelebihan).

Perbedaan yang ada hendaknya dipandang sebagai sebuah anugerah. Kita tidak akan mungkin mampu melakukan segalanya. Tapi bukan berarti tak ada satu hal pun yang bisa kita lakukan. Yang jelas, kenali potensi yang kita miliki untuk melakukan sesuatu yang bisa kita lakukan. Jangan sampai hal-hal yang tidak bisa kita lakukan menghalangi apa-apa yang bisa kita lakukan. Yang mesti diingat sekali lagi adalah setiap kita pasti memiliki kelebihan yang tidak selalu dimiliki oleh orang lain.

Belajar dari Cermin
Kali ini saya terinspirasi pada sebuah benda bening yang bernama cermin. Tahu cermin kan? Pasti tiap hari bercermin terus kan??? Kita bisa belajar banyak dari cermin .
1. Cermin berasal dari kualitas terbaik, begitu juga dengan diri kita. (Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, Q, S At-Tin : 4). Bersyukurlah atas apa adanya kita! Karena kita telah diciptakan Allah SWT dengan sebaik-baiknya, punya kelebihan, tak sedikit juga kekurangannya. Tapi bagaimana kita menyikapi kelebihan dan kekurangan itu? Kedewasaan kitalah yang berperan di sana. Kedewasaan dalam menyadari hikmah dalam setiap sudut perjalanan hidup kita…sampai detik ini… SUDAH KENAL DENGAN DIRINYA SENDIRI BELUM NIH??? KARAKTERNYA?? KELEBIHAN, KEKURANGANNYA?? dll.. Ingat : “Man ‘arafa nafsahu, ‘arafa rabbahu (barangsiapa mengenal dirinya, ia akan mengenal Rabbnya)”
2. Cermin adalah benda yang bermanfaat. Oleh karena itu, jadikan diri kita bermanfaat untuk orang lain. “Khoirunns anfa’ahum linnas (Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya)”. Keimanan, ketaqwaan, dan kesholehan pribadi (kebaikan akhlaq) kita masih harus disempurnakan dengan memberikan manfaat kepada orang lain. Jangan hanya menjadi menara gading yang indah dipandang saja, tapi jadilah menara mercusuar yang juga memberi manfaat bagi sekelilingnya.
3. Cermin tak pernah berdusta. Cermin mengajarkan kita, jangan berdusta pada diri kita sendiri, terlebih pada orang lain. Jangan berdalih akan kekurangan kita. Jadilah apa adanya kita. Kekurangan dalam diri kita hendaknya kita jadikan modal untuk terus memperbaiki diri, sehingga saat kita bercermin, senyum optimislah yang akan tergambar di sana.
4. Cermin itu perlu dibersihkan dan dijaga. Kalau tidak dibersihkan, akan banyak debu yang menempel di permukaan cermin itu dan kalau tidak dijaga, cermin bisa rapuh dan pecah. Seperti halnya dengan diri kita. Kalau kita tidak pandai bersyukur atas anugerah yang diberikan Allah pada kita, kalau kita tidak bersih dari penyakit hati dan kita jauh dari Allah SWT, kita akan menjadi sangat rapuh. Ingat dua potensi manusia, FUJUR ataukah TAKWA, itu adalah pilihan!!! Oleh karena itu, perbaiki hubungan kita dengan Allah SWT. Jika hablumminallah baik, maka habluminannas juga akan baik, dan Allah SWT akan memberi kemudahan dalam setiap aktivitas kita jika hanya kita niatkan untuk mendapat ridho dari-Nya.
AYO SAUDARAKU, MARI BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN!!!
FINISHNYA DI SURGA YA!!! Aamiin…
Saya yakin Anda semua punya inspirasi yang lebih dahsyat yang bisa Anda dapatkan dari benda bening yang bernama CERMIN tersebut!
Hancurkan Belenggu Diri!!!
Sejarah membuktikan bahwa orang-orang besar adalah orang yang mampu membebaskan dirinya dari belenggu untuk kemudian melahirkan karya-karya besar. Misalnya, Asy-Syahid Syaikh Ahmad Yasin, seorang motivator pejuang Palestina yang melawan Israel. Beliau adalah seorang yang separuh anggota tubuhnya mengalami kelumpuhan sejak usia belasan tahun karena kecelakaan. Hal tersebut tidak menghalangi dirinya untuk turut memberikan kontribusi terhadap perjuangan Palestina. Lewat orasinya yang berapi-api dan pemikirannya yang cemerlang, beliau mampu membangkitkan semangat para pemuda Palestina. Beliau juga salah seorang deklarator Intifadhah. Beliau bahkan menjadi musuh yang paling ditakuti oleh Israel. Untuk menewaskannya pun diperlukan tiga rudal yang ditembakkan dari helikopter Israel. Dan akhirnya beliau meraih cita tertingginya, menjadi syahid di jalanNya, yang tidak setiap orang mampu menggapainya. Begitulah, memang dibutuhkan adanya keberanian untuk mendobrak belenggu-belenggu yang merintangi, yang sebagian besar berasal dari diri sendiri. Jangan sampai kekurangan kita menjadi hambatan untuk berprestasi, tapi jadikanlah kekurangan itu sebagai tantangan.

Be A New You!!!
Kembali lagi ke pertanyaan di atas, “Haruskah kita menjadi diri sendiri?”
Jawabannya, jika hal itu berarti kita bukan menjadi orang lain, maka jawabannya adalah “Ya, kita harus jadi diri sendiri, karena kita bukan orang lain”. Syukuri apa adanya kita, karena inilah anugerah terindah yang Allah berikan pada kita. Namun, jika hal itu berarti kita tetap menjadi diri kita seperti saat ini, maka jawabannya adalah “Tidak, kita perlu berubah dan tidak hanya jadi diri sendiri seperti saat ini”. Jangan cepat puas dengan keadaan kita sekarang. Hidup adalah rangkaian proses. Oleh karena itu, teruslah berproses ke arah perubahan yang lebih baik.
Memang, perlu pengenalan potensi diri untuk mampu melahirkan karya besar. Diperlukan kebesaran jiwa untuk konsisten menapaki proses panjang keberhasilan. Dan tak kalah pentingnya, dibutuhkan adanya keberanian untuk mendobrak belenggu-belenggu yang merintangi, yang sebagian besar berasal dari diri sendiri. Dengan itulah kita mampu menjadi manusia baru yang produktif. Be a New You!!!
Setiap waktu adalah kesempatan untuk berbenah.
Setiap menit adalah modal untuk melejit.
Setiap detik adalah titik untuk meraih prestasi terbaik.
Jakarta, 050310_05:32

(Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2010 di blog sebelumnya)
Aisya Avicenna

Suara Hati

Friday, March 05, 2010


Dari jauh lubuk hatiku
Jiwaku mencari tahu
Apa yang sedang kurasakan kini
Aku masih bisa memilih
Aku masih bisa menentukan
Dan aku memilih menuruti kata hati
Aku tak bisa membohongi perasaanku
Aku tak mampu mengingkari isi hatiku
Biarkan ini menjadi rahasia terbesar hidupku
Yang tak akan mungkin aku ungkapkan
Kusimpan erat perasaanku
Sampai saat yang tepat itu menjadi milikku…
Saat ku hanya memahatnya…
Dalam pusara hati ini…
Jakarta, 050310_04:12
Aisya Avicenna

Sensasi Akhir Februari

Thursday, March 04, 2010


MASJID RAYA BOGOR (BASECAMP BARU)
Bulan Februari akan selalu menjadi bulan yang sangat istimewa buat Aisya Avicenna. Pasalnya, selain ia milad di bulan ini, ada banyak kisah yang ia alami di bulan ini. Kisah yang sangat luar biasa menurutnya, bahkan ia sendiri tak menyangka dan menduga akan mengalami liku kisah seperti yang ia alami di bulan Februari tahun ini.
Sensasi akhir Februari??? Ya…
Sensasi 44
Pukul 06.30 Aisya keluar dari “RedZone” (kostnya tercinta) untuk berpetualang lagi hari ini. “Merintis Impian di Kota Impian”. Masih ingat kan di mana kota impiannya??? (kalau lupa, baca kembali tulisan-tulisan sebelumnya ^^). Ehm, rencana awal mau berangkat lebih pagi lagi, karena keasyikan di depan laptop (MENULIS…), akhirnya agak molor berangkatnya. Hihi… Klo dah di depan laptop dan beradu dengan keyboard memang susah untuk dihentikan. Alhamdulillah, bisa menghasilkan 1.5 karya (yang 1 sudah diupload, yang 0.5 belum jadi karena mengingat sang bagaskara yang sudah semakin tersenyum cerah pertanda hari sudah semakin siang). Akhirnya Aisya memutuskan untuk menghentikan aktivitas menulisnya pagi itu dan segera beranjak menuju jalan raya. Sebenarnya berniat ke pasar dulu untuk membeli sarapan, tapi Aisya mengurungkan niatnya, nanti saja sarapannya di Bogor (begitu rencananya). Sampai di jalan raya (Jalan Otista Raya), Aisya menanti kedatangan Mikrolet biru bernomor 44. Akan tetapi, sudah seperempat jam lebih, yang dinanti tak kunjung datang. Aisya mulai bertanya-tanya. Ada apa gerangan??? Akhirnya ia mendekati seorang abang penjual rokok yang mangkal di sekitar situ. Wealah… ternyata kalau hari Ahad, mikrolet 44 memang tidak lewat situ. Ketinggalan kereta nih… (seminggu lalu kan naik kereta yang jam 06:45 waktu ke Bogor juga). Padahal, hari Jumat sore kemarin, waktu Aisya jalan-jalan dengan “MBAK”nya tercinta, mikrolet 44 lewat jalan itu, jadi ya tenang-tenang saja waktu menunggu di situ. Hehe… ternyata salah tempat. Ya sudah, akhirnya berjalan menuju halte depan kampus STIS dan alhamdulillah ada mikrolet 44 yang sudah mangkal di sana. Naik dan meluncur ke stasiun Tebet.
Sensasi Kereta Ekonomi
Sesampainya di stasiun Tebet, Aisya segera menuju loket pembelian karcis, tapi ternyata kereta AC Ekonomi tujuan Bogor baru akan berangkat pukul 08.00. Aisya memutuskan untuk naik kereta ekonomi yang akan berangkat sebentar lagi. Pukul 07.30, Aisya sudah bergelayutan di dalam kereta ekonomi yang membawanya menuju kota impiannya. Tidak dapat tempat duduk. Berdiri lah ia. Kereta ekonomi memang memberikan warna tersendiri. Beraneka “pelaku bisnis” yang menawarkan beragam barang dagangannya menjadi perhatian menarik bagi Aisya.
“Jeruk…jeruk…”, “Sapu tangan bu…”, “Tahu sumedang… masih anget… masih anget…”, “Baterei HP… baterei HP… murah… sepuluh ribu… ”, “Koran Jakarta…seribu…”, dan masih banyak lagi. Tak sedikit juga para pengemis yang dengan segala kreativitasnya meminta-minta pada para penumpang kereta. Bermacam-macam caranya. Ehm… membuat Aisya miris, seperti inilah kehidupan… masih banyak orang di sekitarnya yang hidupnya tak seberuntung dirinya. Banyak-banyak bersyukur ya!!!
Sensasi Dhuha di Masjid Raya
Sekitar pukul 08.30, sampailah ia di stasiun Bogor. CERAH SEKALI BOGOR PAGI INI!!! Keluar dari stasiun, Aisya “searching” warung makan yang bersih, rapi, dan enak… ehm, akhirnya pilihannya tertambat pada sebuah warung soto Bogor dan iapun memesan semangkuk soto daging sapi. Alhamdulillah, konser di lambungnya sudah selesai. Sembari sarapan, ia sempat SMS-an dengan salah seorang pihak yang akan ia temui pagi itu (namanya Mbak Tatiek). Mbak Tatiek bilang, beliau juga sedang dalam perjalanan menuju Masjid Raya Bogor. Setelah sarapan, Aisya naik angkot hijau nomor 03 menuju Masjid Raya Bogor. Ia memilih duduk di depan agar leluasa memandang sajian kota beriman itu di pagi hari.
Alhamdulillah, sampailah ia di Masjid Raya Bogor yang terletak di daerah Pajajaran, sebelah selatan terminal Baranangsiang, Bogor. Masuk masjid, SEPI!!! Aisya langsung menuju tempat wudhu putri. Tidak ada orang. Lantas menuju tempat sholat putri. Ada dua akhwat yang sedang menyapu. Ta’mirohnya mungkin. Aisya memandang sekeliling, subhanallah… pemandangan yang tampak dari sebelah masjid sangat luar biasa… Lukisan alam yang begitu mengagumkan. Ba’da sholat dhuha dan tilawah, Aisya menulis…
Pagi yang cerah…
Daun bambu melambai-lambai
Bergoyang seiring terpaan sang bayu
Burung-burung kecil bernyanyi menyapa pagi
Kutatap langit biru
Mega putih berjajar menarik kalbu
Ku tatap gunung itu…
Begitu kokoh… begitu agung…
Lalu kutersungkur dalam syukur…
Munajat panjang di atas sajadah hijau yang terbentang
Rabbi, indah sekali pagi ini…
Rabbi, izinkanku ungkapkan semua rasa dalam jiwa ini
Rabbi, di pintuMu aku mengetuk
Rabbi, di hadapanMu aku mengadu
Izinkanku mendekatiMu… selalu!!!
(Masjid Raya Bogor, 280210_10:10)
Ada SMS, dari Mbak Tatiek, beliau bilang hendak membeli es buah dulu. Ehm, sambil menunggu, Aisya membaca majalah Tarbawi yang dibawanya. Dalam majalah itu dikisahkan tentang beberapa anak balita yang sudah hafal AL QUR’AN, dan rahasianya adalah mereka telah dilatih untuk cinta Al Qur’an sejak dalam kandungan. Ibunyalah yang berperan besar. Ehm… jadi sangat terinspirasi dan berAZZAM untuk bisa mencetak generasi Rabbani pecinta Al Qur’an. Semuanya memang harus dipersiapkan sejak sekarang dan dimulai dari diri sendiri. Sip, insya Allah Aisya juga sedang berikhtiar mewujudkannya dengan mengikuti “kuliah khusus” tiap Sabtu pagi di salah satu “kampus” di Jakarta sebagai sarana untuk mewujudkan impiannya yang satu ini, AYO SEMANGAT!!! Mencetak hafidz + hafidzah…. ^^ dimulai dari calon UMMI-nya dulu ^^v
Sensasi Lingkaran Inspirasi
Pukul 10.15 dapat SMS dari Mbak Tatiek bahwa beliau sudah berada di teras Masjid Raya Bogor sebelah timur. Akhirnya Aisya menuju ke tempat itu, dan bertemulah ia dengan Mbak Tatiek dan beberapa rekan barunya. Bercakap-cakap sebentar sambil berkenalan dengan mereka. Setelah beberapa saat, “lingkaran inspirasi” itu dibuka oleh Bang Eko. Dan kamipun larut dalam nuansa keakraban sebuah komunitas baru yang baru saja lahir di kota BERIMAN ini. Secara special, hari ini hadirlah seorang jurnalis yang sangat inspiratif, beliau bernama Pak Iqbal. Dan di bawah asuhan beliaulah nantinya kami akan bersama-sama mengukir kata emas yang penuh motivasi dan inspirasi. Terkait komunitas ini, insya Allah akan saya ceritakan dalam tulisan yang lain. OK!
Sensasi Soto Bogor
Hujan turun tepat saat beberapa progress dan impian-impian ke depan terikrarkan dalam pertemuan perdana komunitas itu. Subhanallah… semoga sebentuk ikhtiar ini mendapat ridho dariNya dan senantiasa diberi kemudahan untuk mewujudkannya. Aamiin.. Adzan berkumandang menggema di setiap sudut Masjid Raya Bogor. Konsolidasi pun diakhiri. Setelah sholat Dhuhur, Aisya beranjak keluar masjid dan hendak mencari makan siang. Akhirnya ia memilih warung soto Bogor yang mangkal di depan masjid. Kali ini soto ayam yang dipesannya (tadi pagi kan soto sapi). Alhamdulillah… mengunyah sambil terus merenungkan inspirasi yang didapat hari ini.
Sensasi Jendela Dunia
Setelah melahap semangkuk soto ayam Bogor, Aisya menuju toko buku Gramedia yang berlokasi tepat di depan masjid raya Bogor. Buku adalah jendela dunia. Benda minimalis yang mampu membawa pembacanya hanyut dalam khazanah ilmu yang luar biasa (jika buku yang dibaca bermutu lho!!!). Aisya memilih dan memilah buku yang ia butuhkan. Dan pilihannya jatuh pada dua buah buku yang akhirnya dibelinya. Buku adalah asset berharga baginya. Salah satu impian besarnya tahun ini adalah “Koleksi buku di perpus pribadinya (Perpus AL FIRDAUS) mencapai 1000 buah buku”. Sampai detik ini koleksinya sudah mencapai 300-an lebih. Ada yang mau menambah koleksi Aisya?? Aisya akan menerima dengan senang hati. Salah satu hal yang sering dilakukan Aisya adalah saat ia berkunjung ke sebuah daerah baru (berpetualang,-red), dia selalu membeli buku.
Sensasi Coklat
Keluar dari Gramedia, sebenarnya Aisya ingin segera pulang ke Jakarta. Akan tetapi, ada ajakan dari sahabatnya untuk berdiskusi sebentar. Terpilihlah McD sebagai tempat untuk berbagi cerita. Ditemani segelas eskrim coklat. Gratis lagi!!! ^^v. Aisya bersama dua orang sahabatnya menikmati sensasi coklat di siang itu. Backsong yang terdengar di McD siang itu : “Sorry… I can't be perfect” nya Hoobastank…(kayaknya lho). Aisya merenung… Memang, tak ada manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanyalah milik Allah. MAHA segala MAHA.
Sensasi AC Ekonomi
Setelah menikmati eskrim coklat dan sedikit berbagi cerita dengan dua orang sahabatnya yang kini beraktivitas di Bogor, Aisya naik angkot hijau 03 untuk menuju stasiun Bogor. Sesampainya di stasiun Bogor ternyata semua kereta tujuan Jakarta berhenti di stasiun Pasar Minggu. Wahhh…. Surprise!!! Ya sudahlah… Pukul 15.30 kereta AC Ekonomi yang hendak Aisya tumpangi, sampai jua di Stasiun Bogor. Alhamdulillah, dapat tempat duduk. Aisya langsung mengeluarkan majalah Tarbawi yang belum selesai dibacanya. Kereta belum mau berjalan. Berkali-kali diinformasikan bahwa semua kereta jurusan Jakarta hanya berhenti sampai stasiun Pasar Minggu karena ada sedikit trouble di Stasiun Manggarai. Waktu terus berjalan tak mau ditahan, lambat laun kereta jadi penuh sesak. Maklum, hari libur…. Aisya akhirnya berdiri dan memberikan tempat duduknya pada dua orang gadis kecil yang sangat lucu dan menggemaskan. Beberapa ibu terlihat kelelahan sambil menggendong bayinya. Sayangnya, tiga pemuda yang duduk tak jauh dari tempat Aisya berdiri tidak peka dengan kondisi di sekitarnya. Mereka tetap asyik bercerita dan bermain HP. Bikin gemes aja sih! Ga nyadar bahwa di depannya banyak yang seharusnya lebih berhak untuk duduk. Pemuda oh pemuda…
Sensasi Senja
Alhamdulillah, sekitar pukul 17.00 sampailah Aisya di Stasiun Tebet (Alhamdulillah, tidak jadi berhenti di Stasiun Pasar Minggu karena permasalahan di Stasiun Manggarai bisa diatasi). Sesampainya di OSCOM (kostnya tercinta…). Aisya mendapat SMS dari seorang sahabatnya yang pernah satu kampus dengannya meski lain jurusan. SMS itu membuatnya sedikit terkejut. Aisya mencoba mengaitkan dengan beberapa kejadian sebelumnya…. Yaa… inilah skenarioNya. Hari ini memang banyak sekali kejutan yang Aisya dapatkan…
Di senja ini…
Ya Allah…
Alangkah Maha Agung, Maha Besar, Maha Kuasa Engkau
dan alangkah lemah, kecil, kerdil, dan tidak berdayanya diri ini…
Sadarkan hamba… bahwa seluruh yang ada di alam semesta ini tercipta karena Kuasa dan KehendakMu…
Buatlah hamba selalu ridha pada semua ketentuanMu.
Buatlah hamba selalu berhuznudhan kepadaMu…
Agar hamba menjadikan ridhaMu sebagai satu-satunya cita-cita dan tujuan hidup.
Berharap hanya kepadaMu…
Tunduk dan patuh kepada ketentuanMu
Jakarta, 040310_00:07
Aisya Avicenna

(Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2010 di blog sebelumnya)
Aisya Avicenna