ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.

Semerah Mawar

Mawar tak pernah berdusta dengan apa yang ditampilkannya. Ia tak memiliki warna di balik warna merahnya. Ia juga tak pernah menyimpan warna lain untuk berbagai keadaannya, apapun kondisinya, panas, hujan, terik ataupun badai yang datang ia tetap merah. Kemanapun dan di manapun ditemukan, mawar selalu merah (yang saya maksud di sini MAWAR MERAH lho => saya kan suka warna merah.. =)). Merah, bersih, indah berseri di taman yang asri. 


Pada debu ia tak marah, meski jutaan butir menghinggapinya.

Pada angin ia menyapa, berharap sepoinya membawa serta debu-debu itu agar ia tetap merah merona. Karenanya, mawar ikut bergoyang saat hembusan angin menerpa. Ke kanan ia ikut, ke kiri iapun ikut. Namun ia tetap teguh pada pendiriannya, karena ke manapun ia mengikuti arah angin, ia akan segera kembali pada tangkainya.

Pada hujan ia menangis, agar tak terlihat matanya meneteskan air di antara ribuan air yang menghujani tubuhnya. Agar siapapun tak pernah melihatnya bersedih, karena saat hujan berhenti menyirami, bersamaan itu pula air dari sudut matanya yang bening itu tak lagi menetes. Sesungguhnya, ia senantiasa berharap hujan kan selalu datang, karena hanya hujan yang mau memahami setiap tetes air matanya. Bersama hujan ia bisa menangis sekeras-kerasnya, untuk mengadu, saling menumpahkan air mata dan merasakan setiap kegetiran. Karena juga, hanya hujan yang selama ini berempati terhadap semua rasa dan asanya. Tetapi, pada hujan juga ia mendapati keteduhan, dengan airnya yang sejuk dan menyegarkan.

Pada tangkai ia bersandar, dengan duri yang melindungi dirinya, agar tetap meneguhkan kedudukannya, memberikan kekuatan dalam menjalani kewajibannya, menserikan alam. Agar kelak, apapun cobaan yang datang, ia dengan sabar dan suka cita merasai, bahkan menikmatinya sebagai bagian dari cinta dan kasih Sang Pencipta. Bukankah tak ada cinta tanpa pengorbanan? Adakah kasih sayang tanpa cobaan?

Pada dedaunan ia berkaca, semoga tak mengubah warna hijaunya. Karena dengan hijau daun itu, ia tetap sadar sebagai mawar harus tetap berwarna merah. Jika daun itu tak lagi hijau, atau luruh oleh waktu, kepada siapa ia harusmeminta koreksi atas cela dan noda yang seringkali membuatnya tak lagi merah?

Pada bunga lain ia bersahabat. Bersama bahu membahu menserikan alam, tak ada persaingan, tak ada perlombaan menjadi yang tercantik, karena masing-masing memahami tugas dan peranannya. Tak pernah mawar iri menjadi melati, dahlia,anggrek atau lili, begitu juga sebaliknya. Tak terpikir mawar berkeinginan menjadi yang lain.

Pada matahari ia memohon, tetap berkunjung di setiap pagi mencurahkan sinarnya yang menghangatkan. Agar hangatnya membaluri setiap sel tubuh yang telah beku oleh pekatnya malam. Sinarnya yang menceriakan, bias hangatnya yang memecah kebekuan, seolah membuat mawar merekah dan segar di setiap pagi. Terpaan sinar mentari, memantulkan cahaya kehidupan yang penuh gairah, pertanda mawar siap mengarungi hidup, setidaknya untuk satu hari ini hingga menunggu mentari esok kembali bertandang.

Pada alam ia berbagi, menebar aroma semerbak mewangi nan menyejukkan setiapjiwa yang bersamanya. Indah menghiasi semua taman yang disinggahinya, mawar tak pernah terlupakan untuk disertakan. Atas nama cinta dan keridhoan Pemiliknya, ia senantiasa berharap tumbuhnya tunas-tunas mawar baru, agar kelak meneruskan perannya sebagai bunga yang merah. Yang tetap berseri di semua suasana alam.

Pada unggas ia berteriak, terombang-ambing menghindari paruhnya agar tak segera pupus. Mencari selamat dari cakar-cakar yang merusak keindahannya, yang mungkin merobek layarnya dan juga menggores luka di merahnya.

Dan pada akhirnya, pada Sang Pemilik Alam ia meminta, agar dibimbing dan dilindungi selama ia diberikan kesempatan untuk melakoni setiap perannya.Agar dalam berperan menjadi merah, tetap diteguhkan pada warna aslinya, tidak membiarkan apapun merubah warnanya hingga masanya mempertanggungjawabkan semua waktu, peran, tugas dan tanggungjawabnya. Jika pada masanya ia harus jatuh, luruh ke tanah, ia tetap sebagai mawar, semerah mawar. Dan orang memandangnya juga seperti mawar.


141109_06:31
MAWAR!!!
M = Meaningfull, A = Active, W = Workaholic, A = Adorable, R = Risk taker

My inspiration today
I like RED, so I like ROSE!!!

Hari ini akan menjadi hari yang BERSEJARAH!!!Kubuktikan MERAHku!!! :D
(^^ lagi pake baju merah soalnya ^^)

(Tulisan ini diposting pada bulan November 2009 di blog sebelumnya)
Aisya Avicenna

0 comments:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna