ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.

MELIHAT LAHAT [4]: SI PAHIT LIDAH SEBAGAI ICON BARU DI PUSAT KOTA LAHAT, BAGAIMANA SEJARAHNYA?

 


Setelah beberapa tahun  icon di jantung kota Lahat berupa jam gadang, akhirnya pada akhir 2023, berganti dengan patung Serunting Sakti atau biasa dikenal dengan "Si Pahit Lidah". Patung yang berdiri di Jalan Mayor Ruslan kota Lahat itu, tampak sedang membawa golok dan berdiri di atas sebongkah batu. Mengapa tokoh ini menjadi icon baru di kota Lahat? Ternyata ada sejarahnya. Saya tulis kembali dari hasil membaca dari berbagai sumber referensi. 

Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang pangeran bernama Serunting di daerah Sumidang, Sumatera Selatan. Ia dikenal dengan kesaktiannya hingga sering disebut Serunting Sakti. Serunting menikah dengan seorang gadis desa bernama Sitti. Ia berniat hidup bersama sang istri di istana. Namun, Sitti merasa bingung saat Serunting mengajaknya pindah ke istana.

“Mengapa bingung?“ tanya Serunting pada Sitti saat mengajak sang istri untuk tinggal di istananya.

“Aku khawatir meninggalkan adikku Aria Tebing,” jawabnya dengan wajah sedih.

“Oh, masalah itu. Kamu tidak perlu bingung, istriku! Bagaimana kalau Aria Tebing tinggal bersama kita di istana saja?” usul Serunting Sakti.

Wajah Sitti berubah cerah dan dan ia langsung meminta sang adik untuk tinggal bersama. Namun, rupanya Aria menolak saran itu. Ia lebih memilih untuk hidup sendiri di desa.

Sitti dan Aria Tebing akhirnya sepakat untuk membagi dengan adil tanah warisan dari kedua orang tuanya. Serunting juga mengusulkan agar tanah itu diberi pembatas kayu agar tidak terjadi perselisihan di kemudian hari. Mereka pun akhirnya memasang pembatas itu.

Selang berapa lama, pembatas kayu tersebut ditumbuhi jamur. Ajaibnya, jamur-jamur yang mengarah ke tanah milik Aria Tebing tumbuh menjadi jamur emas. Sementara itu, jamur-jamur yang mengarah ke tanah milik Serunting dan istrinya hanyalah jamur biasa.

Arya pun menjual jamur emas tersebut dan menjadi kaya raya. Hal tersebut membuat Serunting iri. Karena kesal, ia langsung menegur Aria Tebing yang tengah memetik jamur emas.

“Aria Tebing! Apa yang sudah kamu lakukan pada jamurku?” tanya Serunting dengan penuh selidik.

“Apa maksudmu, Kakanda? Aku tidak melakukan apa-apa!” jawabnya dengan bingung.

“Jangan bohong! Kamu pasti telah berbuat curang padaku!” teriak Serunting dengan wajah penuh amarah, “Kamu pasti sudah membalik pembatas kayu itu agar jamur emasnya mengarah ke tanahmu!” tuduhnya lagi.

Tuduhan itu semakin membuat Aria Tebing bingung. Ia tak pernah merasa membalik pembatas kayu itu. Meskipun Aria sudah menjelaskan kepada Serunting, kakak iparnya itu tidak mau menerima dan justru menantang bertarung.

Pada hari yang telah ditentukan, Pangeran Serunting dan Aria Tebing bertarung di sebuah padang ilalang. Aria sudah mengetahui kelemahan kakak iparnya itu. Sitti memberitahu kalau rahasia kesaktian Pangeran Serunting terletak pada rumput ilalang yang selalu bergetar meskipun tidak tertiup oleh angin. Meski hampir kalah dengan serangan Serunting, Aria Tebing tetap berhasil mengalahkannya. Pada momen yang tepat, ia menancapkan tombak ke ilalang itu sehingga Serunting jatuh tersungkur.

Pangeran Serunting tahu ternyata istrinya telah membocorkan kelemahannya kepada Aria Tebing. Dengan kesal, ia pergi meninggalkan istana menuju ke Gunung Siguntang. Ia berdiam diri di sana. Hingga pada suatu malam, Serunting dikejutkan dengan suara panggilan dari Sang Hyang Mahameru.

“Wahai, anak muda! Apakah engkau mau mendapatkan kekuatan sakti?” tanya suara tak berwujud itu.

“Tentu saja aku mau, Sang Hyang Mahameru!” jawab Serunting Sakti.

“Baiklah, syaratnya kamu harus bertapa di bawah pohon bambu hingga seluruh tubuhmu tertutup daun-daunnya!” perintah Sang Hyang Mahameru.

Tak terasa sudah dua tahun Serunting bertapa dan tubuhnya ditutupi daun-daun bambu yang berguguran. Sesuai janji, Sang Hyang Mahameru mendatangi Serunting Sakti.

 “Hai anak muda, kamu berhasil melaksanakan perintahku. Kini aku akan memberimu kesaktian sesuai janjiku!”

“Kesaktian apa itu, Sang Hyang Mahameru?” tanya Serunting.

“Apa yang kamu katakan akan berubah menjadi kutukan!” jawab Sang Hyang Mahameru.

Hal itu membuat Serunting sangat bahagia. Ia segera kembali ke daerah asalnya. Dalam perjalanan pulang, ia mencoba kesaktian yang baru didapatkannya ke sebidang tanaman tebu.

“Pohon tebu, jadilah batu!” seru Serunting Sakti. Seketika semua pohon tebu itu berubah menjadi batu. Tak hanya itu, ia juga mengutuk semua orang yang dijumpai sepanjang tepi Sungai Jambi menjadi batu.

Seiring berjalannya waktu, Serunting Sakti menjadi sosok yang sombong. Dengan angkuh dia menggunakan kesaktian itu seenaknya. Akhirnya dia dijuluki si Pahit Lidah karena setiap kata yang ia keluarkan adalah kutukan yang berdampak buruk.

Patung Si Pahit Lidah tampak malam hari.


Suatu hari saat berada di Bukit Serut yang gundul, Si Pahit Lidah menyadari kesalahannya. Ia mulai berpikiran untuk melakukan kebaikan pada orang lain. Si Pahit Lidah menggunakan kesaktiannya untuk mengubah Bukit Serut yang gersang itu menjadi subur. Hal itu tentu membuat masyarakat merasa bahagia karena bisa menjual hasil hutan yang berlimpah untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.

Sampai di Sumidang, Serunting berdamai kembali dengan istri dan adik iparnya. Dia juga banyak membantu masyarakat. Serunting semakin hati-hati dalam berbicara dan berusaha untuk terus melakukan kebaikan meski orang-orang masih menjulukinya Si Pahit Lidah.

Nah, begitulah cuplikan sejarah mengapa Serunting Sakti bisa dijuluki Si Pahit Lidah. Masyarakat Lahat mempercayai bahwa peninggalan megalitikum yang banyak tersebar di Kabupaten Lahat merupakan salah satu wujud kutukan atau sumpah yang diucapkan Si Pahit Lidah. Kapan-kapan kita bahas ya tentang peninggalan megalitikum ini.



0 comments:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna