ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.

Lagi-Lagi : NIat!

Wednesday, January 27, 2010


Prolog : Suatu sore di Ruangan Kasubdit 1, seperti biasanya, kalau tidak banyak pekerjaan, kami (saya dan seorang rekan kerja saya yang sama-sama CPNS juga) dipanggil Kasubdit. Sesi diskusi dan motivasi. Begitulah saya mengistilahkannya. Kali ini beliau bertanya, “Apa yang membuat seseorang masuk surga?”. Belum sempat saya menjawab, beliau sudah bertanya lagi, “Apakah karena punya banyak pahala?”. Beliaupun memberi waktu bagi kami untuk menjawab. Sayapun mencoba berargumentasi (maklum, kalau sudah disuruh ngomong… ya begitulah ^^). Beliau tersenyum, mengangguk-angguk… Lantas beliau berkata, “Ya… seseorang masuk surga bukan semata-mata lantaran ia mempunyai banyak pahala. Jawabannya simpel saja ‘RIDHA ALLAH’-lah yang membuat seseorang masuk surga”. Kemudian beliau menceritakan kisah seorang pelacur yang atas ‘RIDHA ALLAH’ masuk surga karena memberi minum seekor anjing dengan menggunakan terompahnya. Setelah bercerita, beliau bertanya lagi, “Lantas bagaimana caranya mendapat ridha Allah?”. Saya langsung menjawab, “Diawali dengan niat yang lurus dan diiringi dengan proses yang baik.” Beliau menyunggingkan senyum khasnya (senyum yang menunjukkan kewibawaan sebagai pimpinan sekaligus ayah bagi kami). “Ya…!” Kemudian beliau mengingatkan kami dengan Hadist 1 Arbain. Semua nilai dari amalan kita ditentukan oleh niat yang mengawalinya. Beliau selalu menasihati kami, “Niatkan bahwa kalian bekerja di sini adalah untuk ibadah. Jangan lupa untuk mengawali dan mengakhirinya dengan doa”. Emm… jadi sedikit sharing tentang suasana Subdit 1 yang alhamdulillah sangat menyenangkan… ^^ Betah! Karena hampir setiap hari kami mendapat “pencerahan” dari Kasubdit. Berdiskusi yang membuat saya “berpikir”! Terima kasih Ya Allah, karena saya masih berada di lingkungan yang mampu “menguatkan” saya…
***
"Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi pada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir." (Al Jatsiyah : 13)
Manusia menduduki tempat tertinggi di muka bumi. Allah SWT telah menundukkan apa yang ada di langit dan di bumi untuk keperluan mereka. Jika Allah SWT, seperti disebut dalam ayat di atas, menundukkan bumi dan langit dengan segala isinya untuk manusia, berarti manusia lebih tinggi derajatnya dan lebih mulia dari langit dan bumi. Hal ini juga sudah difirmankan Allah SWT : "Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (QS. Ad-Dukhaan : 38 - 39)
Sejak detik pertama Allah mengumumkan kelahiran manusia, Allah memerintahkan pada malaikat untuk bersujud kepada Adam sebagai pertanda bahwa manusia menempati kedudukan terhormat di sisi Allah SWT. Al Qur`an menyebutkan : "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. Al-Isra : 70)
Atas dasar inilah Islam memandang umat manusia sebagai makhluk yang mulia. Lalu, apa tugas manusia sebagai makhluk yang dimuliakan oleh Allah SWT? Allah membatasi tugas manusia di planet bumi adalah untuk beribadah. "Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan." (QS. Adz-Dzariyat : 56 : 57). Ibadah dalam Islam mencakup seluruh aspek kehidupan. Sholat, berziarah ke rumah sanak keluarga, adalah ibadah. Sampai-sampai memalingkan mata dari pandangan yang harampun termasuk ibadah. Bertindak adil dalam menentukan hukuman adalah ibadah. Mengenakan jilbab bagi kaum wanita adalah ibadah. Menikah adalah ibadah. Jujur dalam jual beli dan jihad di jalan Allah adalah ibadah. Bahkan makan, minum serta merawat cinta kasih antara suami isteri pun adalah ibadah. Demikian juga perkataan, gerak, langkah serta niat baik dan benci karena Allah merupakan ibadah. Ringkasnya, tak ada pemisahan antara ibadah dan aktivitas keduniaan dalam Islam. Semua perbuatan itu menjadi ibadah di sisi Allah bila diniatkan semata-mata karena mencari dan mencapai ridha-Nya.
Melaksanakan semua perintah yang tertulis dalam al-Qur`an dan sunnah serta menjauhkan larangan yang tertulis di dalam keduanya adalah ibadah. Semua gerak dan langkah dalam hidup ini adalah ibadah.Ibadah menca kup semua aktifitas manusia bila diiringi dengan niat yang benar untuk mencapai ridha Allah SWT.
Dengan demikian, nilai suatu perbuatan dalam pandangan akidah Islam dilandasi niat dan dorongannya, bukan dari hasilnya. Hasil suatu perbuatan berada di tangan Allah dan karenanya ganjaran perbuatan seseorang tidak tergantung pada hasilnya, tetapi pada niat yang ada di dalam hati. Dari sini pula, seseorang tidak diwajibkan menantikan buah dan hasil perbuatannya.
Niat yang benar juga harus dilanjutkan dalam amal yang benar pula. Setelah niat seseorang telah lurus, pekerjaan yang dilakukan pun tidak boleh melewati pagar dan batasan yang benar pula. Tak ada kamus "tujuan menghalalkan cara". Seorang muslim tidak dibenarkan menggunakan cara keji demi mengapai tujuan dan cita-cita mulia. Seorang muslim juga tidak boleh bermain curang dalam ujian demi mendapatkan ijazah meskipun dengan ijazah tersebut ia ingin berkhidmat untuk Islam.
Prof. Muhammad Aassad, seorang pemikir besar bangsa Austria yang meninggalkan Kristen dan memeluk Islam berkata, "Islam tidak menganggap kehidupan sebagai sesuatu kebetulan dan kebiasaan rutin yang terlepas dari kehidupan akhirat. Semua itu merupakan kesatuan yang sangat erat. Penghambaan kepada Allah SWT dengan arti yang sangat luas menciptakan arti kehidu-pan manusia yang sebenar-nya. Pengertian inilah yang memungkinkan manusia men-capai makna kesempurnaan dalam hidupnya di dunia. Islam tidak menghalangi ma-nusia yang ingin mencapai kesempurnaan hidup setelah matinya syahwat badani. Dalam pandangan Islam ibadah tidak terbatas pada sholat dan puasa saja, tapi mencakup seluruh kegiatan manusia.
-Dari sebuah artikel berjudul “Sempurnakan Hidup dengan Niat Ibadah”-
***
Renungan 0.33 malam s.d. pagi…
RedZone, 270110_05:19
Backsong : Doa Kalbu
Di malam penuh bintang
di atas sajadah yang kubentang
sedu sedan sendiri
mengaduh pada Yang Maha Kuasa
betapa naif diriku ini hidup tanpa ingat pada-Mu
urat nadi pun tahu aku hampa..
di malam penuh bintang
di bawah sinar bulan purnama
kupasrahkan semua
keluh kesah yang aku rasa
sesak dadaku
menangis pilu
saat ku urai dosa-dosaku..
dihadapan-MU ku tiada artinya……
doa kalbu tak bisa aku bendung
deras bak hujan di gunung sahara
hatiku yang gersang……..
terasa oleh tenteram…
hanya Engkau yang tahu siapa aku
tetapkanlah seperti malam ini
sucikan diriku selama-lamanya…….

^^ Aisya Avicenna ^^

(Tulisan ini diposting pada bulan Januari 2010 di blog sebelumnya)
Aisya Avicenna

0 comments:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna