ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.

Ngintip

Gambar di atas adalah potongan dari cover buku antologi perdanaku...
Insya Allah akan segera terbit, ditunggu ya!
Jangan lupa nabung dari sekarang...
Seperti apa tulisanku di buku ini???
Hmm, pastinya kisah nyata yang semoga menginspirasi...

Salam hangat,
Aisya Avicenna

Tulisan ini diposting pada bulan Desember 2010 di blog sebelumnya 

10 Desember 2009-10 Desember 2010



Alhamdulillah, hari ini tepat setahun aku berada di Direktorat Impor, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan RI. Masih teringat, setahun yang lalu, aku datang ke kantor ini. Kami disambut di ruang Auditorium. Mendapat tas berwarna oranye, lengkap dengan buku pedoman dan alat tulis. Hari itu, kami mendapat pembekalan tentang ke-PNS-an dan pengenalan Kementerian Perdagangan. Siang harinya ada games dan sorenya kami dibagi ke dalam unit masing-masing. Bersama Mbak Sulis, Mbak Angel, dan Mbak Uli kami ditempatkan di Direktorat Impor, Ditjen Perdagangan Luar Negeri. Wah, impian ke luar negeri sepertinya bisa segera terwujud nih. Semoga harapan itu segera menjadi kenyataan. Karena memang aku ingin menjelajah bumi Allah yang begitu luasnya ini.

Rabb, jadikan hamba pribadi yang amanah dalam mengemban setiap tanggung jawab yang menjadi tugas hamba. Semoga Engkau senantiasa meridhoi setiap aktivitas hamba dan menjauhkan hamba dari hal-hal yang tidak Kau sukai. Karuniakanlah hamba rezeki yang halal dan barokah, Ya Rabb...

Aamiin Ya Rabbal ‘alamiin...
Aisya Avicenna

Tulisan ini diposting pada bulan Desember 2010 di blog sebelumnya 

Film KMGP Menjadi Inspirasi Dakwah Masa Kini


"Jika kita tidak setuju dengan suatu kebaikan yang belum kita pahami, cobalah untuk bisa menghargainya."


Kalimat yang dilontarkan Gagah (Hamas Syahid Izzuddin) dalam sebuah adegan di film “Ketika Mas Gagah Pergi” (KMGP) tersebut agaknya bisa menjadi renungan bagi kita bersama, khususnya saya pribadi. Terkadang kita terburu menjudge perubahan seseorang dengan opini subjektif yang mengarah pada prasangka buruk. Padahal kita tak sepenuhnya tahu bahwa yang bersangkutan sedang berusaha untuk memperbaiki dirinya. Mencoba selalu berbaik sangka (husnudzon) dan belajar menghargai sesuatu yang mungkin belum kita pahami sebaiknya semakin ditumbuhkan dalam diri kita. Sepakat?
Itulah salah satu inspirasi yang saya dapat setelah menonton film KMGP. Nyatanya, film yang diadaptasi dari novel fenomenal berjudul sama karya Bunda Helvy Tiana Rosa tersebut membuat semangat saya semakin meletup. Semangat untuk berhijrah menjadi pribadi lebih baik lagi. Sesuai dengan hastag saya akhir-akhir ini : #HijrahLebihBarokah dan #FromMOVEONtoMOVEUP

Film KMGP bisa menjadi inspirasi bagi dakwah masa kini. Meski kisah KMGP ditulis di era tahun 90-an, tapi film KMGP sendiri bisa mengangkat kondisi kekinian di mana kedekatan dengan gadget dan beberapa dialog alay ala ABG gaul zaman sekarang juga mewarnai film ini. Film KMGP menjadi inspirasi untuk berdakwah dengan gagah, santun dan penuh keteladanan. Hal ini dicontohkan sosok Mas Gagah lewat sikapnya menghadapi Ibunda (Wulan Guritno) dan adiknya Gita (Aquino Umar) yang sulit menerima perubahannya, lewat kata-kata santun saat diejek sahabat lamanya, lewat tindakan nyata saat membantu kegiatan sosial para preman yang pernah mencoba berbuat jahat padanya.

Inspirasi dakwah juga ditunjukkan lewat peran Yudi (Masaji Wijayanto) yang melakukan ceramah anti mainstream di kendaraan umum. Adakah pegiat dakwah di zaman sekarang yang mau dan tak malu melakukan hal itu? Pertentangan Yudi dengan Abahnya (Mathias Muchus) yang tidak setuju dengan aksi dakwah Yudi yang ‘aneh’ tersebut menjadikan pelajaran juga bagi kita bahwa tantangan dakwah memang sangat besar, bahkan bisa berasal dari orang-orang terdekat. Pada zaman sekarang kita dituntut untuk semakin kreatif dalam menebar kebaikan lewat berbagai media dan beragam cara. Sesuai dengan Alquran dan Sunnah tentunya!

Sosok Mas Gagah bisa menjadi trendsetter bagi pemuda zaman sekarang. Cerdas dalam berilmu, santun dalam berkata, tegas dalam bersikap, peduli pada sesama, dan cinta Alquran. Pemeran Mas Gagah (Hamas) adalah seorang penghafal Alquran sesuai dengan karakter yang diperankannya karena film KMGP memang berusaha totalitas untuk menampilkan sosok Mas Gagah persis seperti dalam novelnya.

Film yang dibintangi oleh empat tokoh utama pendatang baru yakni Hamas Syahid Izzuddin, Aquino Umar, Masaji Wijayanto, dan Izzah Ajrina ini semakin memukau dengan dukungan akting Mathias Muchus, Wulan Guritno, Epi Kusnandar, Nungki Kusumastuti, Ustadz Salim A. Fillah, Irfan Hakim, Joshua, Virzha, Miranti de Marelle, dan lain-lain. Setidaknya ada 30-an artis yang menjadi cameo dalam film ini. Saya sangat menikmati akting Aquino Umar (Noy) yang begitu natural memerankan sosok Gita. Noy sangat totalitasi menjiwai perannya sebagai seorang adik dan ABG gaul yang sedang mencari jati diri. Adegan-adegan dan alur kisah dalam film ini bisa membuat penonton heran, tertawa, bahkan menangis. Apalagi saat "Rabbana" sebagai soundtrack dari film ini terlantun, emosi penonton akan semakin dipermainkan.

Saya juga sangat menyukai setting lokasi di Ternate yang tersaji indah di film KMGP. Nuansa alam Ternate ditampilkan dengan memesona. Serius, jadi ingin ke sana. Insya Allah 50% keuntungan dari film KMGP ini akan didedikasikan sebagai program kemanusiaan, di antaranya untuk pendidikan anak-anak di wilayah Indonesia Timur dan Palestina. Film yang disutradari oleh Firmansyah (Kang Immank) ini juga menjadi film pertama yang mengangkat Palestina. Pasti penasaran kan, mengapa dan kapan Shireen Sungkar berteriak lantang, "Kita tidak bisa hanya diam menyaksikan kebiadaban di Palestina!"

Sayangnya, teknik editing film masih kurang pas karena saya menangkap ada adegan yang lompat. Ada juga adegan atau scene yang terlalu cepat berganti seperti saat Mas Gagah akan pergi ke Ternate, tiba-tiba sudah kembali lagi hanya berbeda penampilan (berganti baju dan berjenggot lebih tebal). Saya menjadi bertanya-tanya, "Mas Gagah di Ternate cepat amat, di sana ngapain saja ya?" Prolog film (narasi yang disampaikan Gita di awal) terlalu panjang. Potongan scene di akhir film yang kemudian menunjukkan cuplikan adegan dan akhirnya film berakhir, juga terkesan mendadak sehingga saya sempat berujar, "Kok sudah selesai ya?" Meskipun begitu, akhir kisah sangat membuat saya penasaran karena ternyata akan ada KMGP session 2. Ah, wajib ditonton juga nih! Semoga segera tayang ya.


Setiap karya memang tak ada yang sempurna. Untuk sampai ke tahap difilmkan seperti sekarang, KMGP butuh perjuangan yang luar biasa dan kita semua patut untuk mengapresiasinya. Barakallahu khususnya untuk pendiri Forum Lingkar Pena (FLP) sekaligus guru besar saya dalam menulis, Bunda Helvy Tiana Rosa. Semoga kian banyak penulis FLP pada khususnya yang bisa mengikuti jejak juang beliau dalam melahirkan karya luar biasa seperti KMGP. KMGP telah berhasil menjadi film bernafaskan Islam pertama yang lahir dari patungan para pembaca yang telah bertahun-tahun menantikan sang novel difilmkan. Apalagi KMGP menjadi film pertama yang berani mengangkat tentang Palestina. Masya Allah, salut untuk semua pihak yang telah berjamaah untuk mencipta film yang anti mainstream seperti KMGP. Insya Allah film KMGP bisa menjadi jalan cinta dalam menumbuhkan semangat dan inspirasi baru dalam berdakwah di era masa kini. 

***
Serunya Gala Premiere Film KMGP di Plaza Senayan

Jakarta, sehari setelah nonton Gala Premiere Film KMGP di Plaza Senayan..

Salam cinta,
Aisya Avicenna


~ Anggota Forum Lingkar Pena (FLP) Jakarta dan Divisi Penulis Komunitas One Day One Juz (ODOJ) 

Nilai Kita



Kita sama di hadapan-Nya
Tiada berbeda semua manusia
Nilai kita di hadapan-Nya
Hanyalah taqwa setulus jiwa
Ada masa kan kita lalui
Tuk temukan arti hakikat diri
Dan kan tiba waktu tuk kembali
Semua tak berarti...
Tak berarti lagi
Bukanlah harta yang meninggikan
Tak juga siapa yang melahirkan
Tetapi apa kita lakukan
Yang jelas menentukan
Dan bukan hanya kata yang menggambarkan
Siapa kita... siapa kita...
Tetapi apa kita lakukan
Yang jelas menentukan...
Siapa kita...


Jumat pagi yang indah. Duduklah di sebuah taman seorang kakek bersama kelima cucunya di bawah pohon beralaskan tikar pandan. Sang kakek sedang asyik membaca, sedangkan kelima cucunya tengah bermain ular tangga. Tiba-tiba sang kakek bertanya,
“Siapa di antara kalian yang mau uang 100.000?”

Kelima anak itu berhenti bermain dan serempak mengacungkan tangan sambil memasang muka manis penuh senyum dan harap. Sang kakek lalu berkata, “Kakek akan memberikan uang ini, setelah kalian semua melihat ini dulu.”

Kakek tersebut lalu meremas-remas uang Rp 100.000,00 itu hingga lusuh. Di remasnya terus hingga beberapa saat. Ia lalu kembali bertanya, “Siapa yang masih mau dengan uang yang lusuh ini?” Kelima cucunya masih tetap bersemangat mengangkat tangan.

“Terus... kalau kakek injak bagaimana?“ Kemudian, kakek itu menjatuhkan uang tersebut ke tanah dan menginjaknya dengan sepatu. Dipijak dan ditekannya dengan keras uang tersebut hingga kotor dan kumal. Beberapa saat kemudian, iamengambil kembali uang itu. Sang kakek kembali bertanya, “Siapa yang masih mau uang ini?”

Tetap saja. Kelima anak itu mengangkat tangan mereka. Bahkan hingga mengundang perhatian setiap orang. Dan akhirnya, hampir semua yang ada di taman itu mengacungkan tangan.
***
Apa inspirasi dan pelajaran yang bisa diambil dari cerita di atas???
Kita ketahui bahwa apapun yang dilakukan oleh sang Kakek, semua anak akan tetap menginginkan uang itu. Mengapa? karena tindakan kakek itu tidak akan mengurangi nilai dari uang yang dihadiahkan. Uang itu tetap akan bernilai Rp 100.000,00.

Nah, seringkali dalam hidup ini, kita merasa lusuh, kotor, tertekan, tidak berarti, terinjak, tak kuasa atas apa yang terjadi pada sekeliling kita, bahkan atas segala keputusan yang telah kita ambil. Kita merasa rapuh. Kita juga kerap mengeluh atas ujian yang diberikan-Nya. Kita seringkali merasa tak berguna, tak berharga di mata orang lain. Kita merasa disepelekan, diacuhkan dan tak dipedulikan oleh lingkungan kita. Under estimated deh!

Namun, percayalah, apapun yang telah, sedang, dan yang akan terjadi, kita tak akan pernah kehilangan nilai kita di mata Allah. Bagi-Nya, lusuh, kotor, tertekan, ternoda, selalu ada saat untuk ampunan dan maaf dari-Nya.

Nilai dari diri kita, tidak timbul dari apa yang kita sandang, atau dari apa yang kita dapat. Nilai diri kita akan dihitung dari ketaqwaan kita. Ber-ETIKA atau tidakkah kita. Seberapapun kita diinjak oleh ketidakadilan, kita akan tetap menjadi andalan. Syaratnya, jika kita konsisten dan komitmen (baca : istiqomah) dalam menjaga sikap kita.

Akhlak ialah bunga kehidupan kita. Cermin seberapa bernilainya manusia. Orang yang tidak mempunyai akhlak (akhlak yang baik tentunya...), meskipun ia berharta, tidak ada nilainya. Meskipun dia cantik, tapi jika sikapnya buruk dan tiada berakhlak, maka kecantikannya tiada berguna baginya. Begitu pula dengan orang yang berpangkat tinggi, tanpa akhlak, dia menjadi orang yang tak berarti.



Sekedar refreshing sambil ngutak-atik angka, jika kita mengandaikan huruf A-B-C-D-E-F- -dst sampai Z sebagai susunan angka 1-2-3-4-5-6-dst sampai 26 maka hanya dengan ATTITUDE kita bisa mendapatkan nilai 100. Namun, bila kita mencobanya dengan kata-kata lain maka nilainya tidak akan mencapai 100.
Buktinya apa….?


LOVE = L+O+V+E : 12+15+21+5 : 53
HARDWORK = H+A+R+D+W+O+R+K : …?
MONEY = M+O+N+E+Y : ... ?
SKILL = S+K+I+L+L : …?
Kita lihat sekarang bila dengan ATTITUDE = A+T+T+I+T+U+D+E : 1+20+20+9+20+21+4+5 : 100


Mengapa harus ATTITUDE? Sebab cara bersikap (baca : akhlak) kita dalam menghadapi segala sesuatu akan menentukan kesuksesan dalam menjalaninya. Sekarang saatnya mengubah sikap kita menjadi sikap yang positif.


"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya baik baginya dan kebaikan itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Apabila ia mendapat kesenangan ia bersyukur dan itulah yang terbaik untuknya. Dan apabila mendapat musibah ia bersabar dan itulah yang terbaik untuknya." (HR. Muslim).
LET’S START FROM OURSELVES!!!
Renungan pagi @ REDZone, hari ketiga di bulan Muharram
Aisya Avicenna

Tulisan ini diposting pada bulan Desember 2010 di blog sebelumnya 

Cinta yang Sempurna


Kutemukan mozaik cinta-Nya dalam derai tasbih Asmaul Husna
Dikala syahdu qolbu mendaras firman-Nya
Begitu lembuuut… tapi kuat meyakinkan
Getaranmu teramat dekat wahai Belahan Jiwa
Meski tak kulihat jelas dimata…

Haqqul Yakin engkau ada
Hati amat yakin jaauuuh sebelum berjumpa..
Jauh sebelum bersapa..
Keyakinan telah mematahkan segala bimbang dan kelemahan
Keyakinan telah menghempaskan segala keputusasaan
Keyakinan telah menepis segala kecurigaan
Keyakinan telah membekukan beribu tanyaku dalam kemantapan
Keyakinan itu jualah yang telah membawa jejak langkah kita menapak sejalan

Kehadiranmu adalah bias cinta-Nya yang sempurna
Dan kau adalah keajaiban yang kupesan itu… lama sebelum mengenal cinta
Kau adalah separuh ruhku yang terpisah.. nan jaauuuh disana
Berkelana mengukir jejak langkah masing-masing… untuk berjumpa di suatu masa

Menantimu adalah Rahasia Rabb Semesta
Ternyata kau tak harus letih kucari
Tapi kau telah dipilih Allah untukku jauh sebelum tercipta hari
Dengan keagungan Cinta Sang Maha Cinta
Pertemuan barokah itu terasa begitu…
SEMPURNA

[Tausyah Ustadz Syatori Daarush Sholihat Yogyakarta]



Tulisan ini diposting pada bulan Desember 2010 di blog sebelumnya 

Tahun Baru, Status Baru





Sudah Muharam lagi
Sudah tahun baru lagi
Selamat tahun baru kawan-kawan
Sudah tahun baru lagi
Belum juga tibakah saat kita menunduk
Memandang diri sendiri
Bercermin di remang Tuhan
Sebelum kita dihisabnya
Kawan, siapakah gerangan kita ini sebenanya
Muslimkah??? Mukmininkah?? Muttaqin??? Khalifah Allah kah?? Khoirul Ummatinkah kita???
Umat Muhammadkah kita???

Atau kita sama dengan makhluk lain
Atau bahkan lebih rendah lagi
Hanya budak-budak perut dan kelamin
Iman kita kepada Allah yang Ghaib rasanya lebih tipis dibandingkan dengan uang kertas seribuan bukan???
Syahadat kita rasanya seperti perut bedug atau pernyataan kosong pegawai rendahan
Sholat kita lebih cepat daripada menghirup kopi panas
Puasa kita rasanya sekedar merubah jadwal
Zakat kita jauuuh lebih berat dibandingkan tukang becak melepas penghasilannya
Haji-haji kita tak ubahnya tamasya-tamasya menghibur diri
Membuang dosa besar untuk mendapatkan label-label haji
Kawan, lalu bagaimana?? berapa lama kita pergi bersama-Nya??
Atau kita justru sibuk dan terlalu sibuk
Sibuk..sibuk menjalankan tugas
Mengatur bumi seisinya sebagai khalifah-khalifahNya
Kawan, tak terasa memang kita semakin pintar barangkali
Mungkin kedudukan kita sebagai khalifah mempercepat proses kematangan kita
Paling tidak, kita semakin pintar untuk berdalih
Kita pun memperkosa alam dan lingkungan demi ilmu pengetahuan
Kita lalu berkelahi demi menegakkan kebenaran
Kita melacur dan menipu demi keselamatan
Kita pamer, kita pamer kekayaan demi mensyukuri kenikmatan
Kita memukul, kita mencaci, kita menghina, demi pendidikan
Kita berbuat semaunya demi kemerdekaan
Kita pun membiarkan kemungkaran demi kedamaian
Pendek kata, demi sesuatu yang baik halallah semuanya sampai yang tidak baik
Lalu, kapan kita berhijrah??
Lalu kapan kita benar-benar menyadari sebuah tahun baru??
Muharam kita akan berarti
HARI INI atau TIDAK SAMA SEKALI!!!
(Renungan 1 Muharram – Starfive)
**
Alhamdulillah… Rasa syukur sudah seharusnya selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT, teristimewa hari ini karena kita bisa memulai lembaran baru khususnya bagi umat Islam sedunia. Mengenang kembali peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah pada 622 M silam. Nabi Muhammad SAW memutuskan hijrah ke Madinah karena masyarakat Mekah sudah tidak mau lagi menerima dakwahnya.

Hijrah itu sebagai langkah perubahan Nabi Muhammad SAW untuk merangkai sesuatu yang lebih baik di masyarakat Madinah. Di tempat yang baru, akhirnya Nabi Muhammad SAW ternyata berhasil membangun peradaban baru yang lebih mencerahkan. Peristiwa hijrah ke Madinah ini oleh sahabat Umar Bin Khattab dipakai sebagai awal penanggalan Islam.

Hari ini 1 Muharram 1432 H adalah tahun baru bagi umat Islam. Pada momentum tahun baru ini mari kita jadikan sebagai sarana “hijrah” menuju kehidupan yang lebih baik. Sebagai rasa syukur, mari kita memanfaatkannya untuk menginstropeksi diri atau bermuhasabah atas segala perencanaan, perbuatan dan program hidup yang telah dilakukan di tahun sebelumnya. Jadikan saat-saat seperti ini sebagai momen yang tepat bagi kita untuk selalu berinstropeksi diri tentang amal-ibadah apa yang sudah kita capai dan hal apa saja yang masih kurang dalam diri kita. Sehingga dengan instropeksi tersebut nantinya kita bisa memperbaiki dan memperbaharui kekurangan-kekurangan kita di masa depan dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan.

Untuk memulai lembaran baru, cukup gunakan jurus 3M ala Aa’ Gym itu, yakni:
- Mulai dari diri sendiri
- Mulai dari hal yang paling kecil
- Mulailah saat ini juga.



Saatnya ganti STATUS!
Kalau sebelumnya MALAS, jadi RAJIN!
Kalau sebelumnya PESIMIS, jadi OPTIMIS!
Kalau sebelumnya PENAKUT, jadi PEMBERANI!
Kalau sebelumnya PECUNDANG, jadi PEMENANG!
Kalau sebelumnya .... (-), jadi... (+)! (diisi sendiri ya...)
**
Sebait Doa..

Ya Allah yang Maha Kuasa, Kau ciptakan manusia termasuk aku, dengan penuh kemuliaan, tetapi setelah ku tercipta, kujalani hidupku dengan kenistaan...
Hijrahku di tahun lalu masih jauh sekali dari kekurangan, aku sadar ya Allah bahwa aku masih sering melakukan dosa…
Aku masih kerap menyibukkan diri dengan urusan duniawi...
Ya Allah...
Kekhusyukan sholatku? Puasa sunahku? Bacaan dan hafalan Qur’anku? Qiyamul Lailku? Pun dengan ibadah yang lainnya... Astaghfirullah... Masih jauh dari target ideal yang aku tetapkan sendiri...
Dalam pergaulanku juga masih melakukan kesalahan di sana sini yang bisa membuat orang sakit hati, mungkin saja salah satunya yang membaca tulisan ini.
Ya Allah… aku memang tidak semulia pada saat Engkau ciptakan, tetapi semoga aku masih Engkau berikan kesempatan untuk terus berusaha mendapatkan kemuliaan itu kembali dihadapan-Mu sampai akhir hidupku..
Ya Allah berilah aku kesempatan untuk memperbaiki diriku ini...
Berikan aku kesempatan untuk lebih mendekatkan diriku pada-Mu ya Rabbi…
Berikan aku petunjuk agar aku selalu berada pada jalan yang Engkau ridhoi.
Aku akan berusaha mengubah segala sikap, sifat dan perbuatanku yang salah selama ini...
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim, di awal tahun baru hijriyah 1 Muharam 1432H ini hamba bulatkan tekad untuk tetap teguh di jalan yang Engkau Rahmati dan Engkau Ridhoi...
Hanya kepada Engkau hamba memohon ampun, memohon pertolongan dan mohon kekuatan, semoga di tahun baru ini hamba bisa menjadi jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Semua atas izin-Mu, Ya Aziz....
Aamiin Ya Rabbal Alamin.
**
Telah tiba saatnya kembali..
Satu hari yang sangat dinanti...
Hari-hari yang penuh arti...
Tahun baru kita kali ini
Detik-detik telah kulewati
Tak terasakan olehku
Sampailah jua kita kembali…
Di Muharram kali ini
Belum tiba saatnya kita
Menunduk, memandang dan bercermin
Firman Tuhan Yang Maha Kuasa
Sebelum kita dihisab-Nya
Allah kurasakan imanku
Masih tipis terasa hampa
Syahadat, sholat, puasa, zakatku..
Belum-lah sempurna…
Tak tahu berapa lama
Kupergi bersamanya
Hingga kusadari arti tahun baru ini
Mogalah kita kan lebih baik lagi
Di Muharam kita kali ini….
(Muharram Kali ini – Starfive)
REDZone, 7 Desember 2010_06.22
Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Desember 2010 di blog sebelumnya 

1 Muharram 1432 H



Keutamaan Bulan MuharramBulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram atau bulan yang dimuliakan Allah. Empat bulan tersebut adalah, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Allah Ta’ala berfirman yamg artinya:
“Sesungguhnya jumlah bulan di kitabullah (Al Quran) itu ada dua belas bulan sejak Allah menciptakan langit dan bumi, empat di antaranya adalah bulan-bulan haram” (QS. At Taubah: 36)
Kata Muharram artinya ‘dilarang’. Sebelum datangnya ajaran Islam, bulan Muharram sudah dikenal sebagai bulan suci dan dimuliakan oleh masyarakat Jahiliyah. Pada bulan ini dilarang untuk melakukan hal-hal seperti peperangan dan bentuk persengketaan lainnya. Kemudian ketika Islam datang kemuliaan bulan haram ditetapkan dan dipertahankan sementara tradisi jahiliyah yang lain dihapuskan termasuk kesepakatan tidak berperang.
Bulan Muharram memiliki banyak keutamaan, sehingga bulan ini disebut bulan Allah (syahrullah). Beribadah pada bulan haram pahalanya dilipatgandakan dan bermaksiat di bulan ini dosanya dilipatgandakan pula. Pada bulan ini tepatnya pada tanggal 10 Muharram Allah menyelamatkan Nabi Musa as dan Bani Israil dari kejaran Firaun. Mereka memuliakannya dengan berpuasa. Kemudian Rasulullah SAW menetapkan puasa pada tanggal 10 Muharram sebagai kesyukuran atas pertolongan Allah. Masyarakat Jahiliyah sebelumnya juga berpuasa. Puasa 10 Muharram tadinya hukumnya wajib, kemudian berubah menjadi sunnah setelah turun kewajiban puasa Ramadhan. Rasulullah saw. bersabda:
Dari Ibnu Abbas ra, bahwa nabi saw. ketika datang ke Madinah, mendapatkan orang Yahudi berpuasa satu hari, yaitu ‘Asyuraa (10 Muharram). Mereka berkata, “ Ini adalah hari yang agung yaitu hari Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan keluarga Firaun. Maka Nabi Musa as berpuasa sebagai bukti syukur kepada Allah. Rasulullah SAW. berkata, “Saya lebih berhak mengikuti Musa as. dari mereka.” Maka beliau berpuasa dan memerintahkan (umatnya) untuk berpuasa” (HR Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baiknya puasa setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram. Dan sebaik-baiknya ibadah setelah ibadah wajib adalah shalat malam.” (HR Muslim)
Walaupun ada kesamaan dalam ibadah, khususnya berpuasa, tetapi Rasulullah SAW memerintahkan pada umatnya agar berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Yahudi, apalagi oleh orang-orang musyrik. Oleh karena itu beberapa hadits menyarankan agar puasa hari ‘Asyura diikuti oleh puasa satu hari sebelum atau sesudah puasa hari ‘Asyura.
Secara umum, puasa Muharram dapat dilakukan dengan beberapa pilihan. Pertama, berpuasa tiga hari, sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya, yaitu puasa tanggal 9, 10 dan 11 Muharram. Kedua, berpuasa pada hari itu dan satu hari sesudah atau sebelumnya, yaitu puasa tanggal: 9 dan 10, atau 10 dan 11. Ketiga, puasa pada tanggal 10 saja, hal ini karena ketika Rasulullah saw memerintahkan untuk puasa pada hari ‘Asyura para sahabat berkata: “Itu adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani, beliau bersabda: “Jika datang tahun depan insya Allah kita akan berpuasa hari kesembilan, akan tetapi beliau meninggal pada tahun tersebut.” (HR. Muslim).
Landasan puasa tanggal 11 Muharram didasarkan pada keumuman dalil keutamaan berpuasa pada bulan Muharram. Di samping itu sebagai bentuk kehati-hatian jika terjadi kesalahan dalam penghitungan awal Muharram.
Selain berpuasa, umat Islam disarankan untuk banyak bersedekah dan menyediakan lebih banyak makanan untuk keluarganya pada 10 Muharram. Tradisi ini memang tidak disebutkan dalam hadist, namun ulama seperti Baihaqi dan Ibnu Hibban menyatakan bahwa hal itu baik untuk dilakukan.
Demikian juga sebagian umat Islam menjadikan bulan Muharram sebagai bulan anak yatim. Menyantuni dan memelihara anak yatim adalah sesuatu yang sangat mulia dan dapat dilakukan kapan saja. Dan tidak ada landasan yang kuat mengaitkan menyayangi dan menyantuni anak yatim hanya pada bulan Muharram.
Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam sistem kalender Islam. Oleh karena itu salah satu momentum yang sangat penting bagi umat Islam yaitu menjadikan pergantian tahun baru Islam sebagai sarana umat Islam untuk muhasabah terhadap langkah-langkah yang telah dilakukan dan rencana ke depan yang lebih baik lagi. Momentum perubahan dan perbaikan menuju kebangkitan Islam sesuai dengan jiwa hijrah Rasulullah saw dan sahabatnya dari Makkah dan Madinah.
Legenda Dan Mitos MuharramDi samping keutamaan bulan Muharram yang sumbernya sangat jelas, baik disebutkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah, tetapi banyak juga legenda dan mitos yang terjadi di kalangan umat Islam menyangkut hari ‘Asyura.
Beberapa hal yang masih menjadi keyakinan di kalangan umat Islam adalah legenda bahwa pada hari ‘Asyura Nabi Adam diciptakan, Nabi Nuh as di selamatkan dari banjir besar, Nabi Ibrahim dilahirkan dan Allah Swt menerima taubatnya. Pada hari ‘Asyura Kiamat akan terjadi dan siapa yang mandi pada hari ‘Asyura diyakini tidak akan mudah terkena penyakit. Semua legenda itu sama sekali tidak ada dasarnya dalam Islam. Begitu juga dengan keyakinan bahwa disunnahkan bagi mereka untuk menyiapkan makanan khusus untuk hari ‘Asyura.
Sejumlah umat Islam mengaitkan kesucian hari ‘Asyura dengan kematian cucu Nabi Muhammad SAW, Husain saat berperang melawan tentara Suriah. Kematian Husain memang salah satu peristiwa tragis dalam sejarah Islam. Namun kesucian hari ‘Asyura
tidak bisa dikaitkan dengan peristiwa ini dengan alasan yang sederhana bahwa kesucian hari ‘Asyura sudah ditegakkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW jauh sebelum kelahiran Sayidina Husain. Sebaliknya, adalah kemuliaan bagi Husain yang kematiannya dalam pertempuran itu bersamaan dengan hari ‘Asyura.

Bid’ah di Bulan MuharramSelain legenda dan mitos yang dikait-kaitkan dengan Muharram, masih sangat banyak bid’ah yang jauh dari ajaran Islam. Lebih tepat lagi bahwa bid’ah tersebut merupakan warisan ajaran Hindu dan Budha yang sudah menjadi tradisi masyarakat Jawa yang mengaku dirinya sebagai penganut aliran kepercayaan. Mereka lebih dikenal dengan sebutan Kejawen.
Dari segi sistem penanggalan, memang penanggalan dengan sistem peredaran bulan bukan hanya dipakai oleh umat Islam, tetapi masyarakat Jawa juga menggunakan penanggalan dengan sistem itu. Dan awal bulannya dinamakan Suro. Sebenarnya penamaan bulan Suro, diambil dari ’Asyura yang berarti 10 Muharram. Kemudian sebutan ini menjadi nama bulan pertama bagi penanggalan Jawa.
Beberapa tradisi dan keyakinan yang dilakukan sebagian masyarakat Jawa sudah sangat jelas bid’ah dan syiriknya, seperti Suro diyakini sebagai bulan yang keramat, gawat dan penuh bala. Maka diadakanlah upacara ruwatan dengan mengirim sesajen atau tumbal kelaut. Sebagian yang lain dengan cara bersemedi mensucikan diri bertapa di tempat-tempat sakral (di puncak gunung, tepi laut, makam, gua, pohon tua, dan sebagainya) dan ada juga yang melakukan dengan cara lek-lekan ‘berjaga hingga pagi hari’ di tempat-tempat umum (tugu Yogya, Pantai Parangkusumo, dan sebagainya). Sebagian masyarakat Jawa lainnya juga melakukan cara sendiri yaitu mengelilingi benteng kraton sambil membisu.
Tradisi tidak mengadakan pernikahan, khitanan dan membangun rumah. Masyarakat berkeyakinan apabila melangsungkan acara itu maka akan membawa sial dan malapetaka bagi diri mereka.
Melakukan ritual ibadah tertentu di malam Suro, seperti selamatan atau syukuran, Sholat Asyuro, membaca Do’a Asyuro (dengan keyakinan tidak akan mati pada tahun tersebut) dan ibadah-ibadah lainnya. Semua ibadah tersebut merupakan bid’ah (hal baru dalam agama) dan tidak pernah ada contohnya dari Rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam maupun para sahabatnya. Hadist-hadits yang menerangkan tentang Sholat Asyuro adalah palsu sebagaimana disebutkan oleh imam Suyuthi dalam kitab al-La’ali al-Masnu’ah.
Tradisi Ngalap Berkah dilakukan dengan mengunjungi daerah keramat atau melakukan ritual-ritual, seperti mandi di grojogan (dengan harapan dapat membuat awet muda), melakukan kirab kerbau bule (kiyai slamet) di kraton Kasunan Solo, thowaf di tempat-tempat keramat, memandikan benda-benda pusaka, bergadang semalam suntuk dan lain-lainnya. Ini semuanya merupakan kesalahan, sebab suatu hal boleh dipercaya mempunyai berkah dan manfaat jika dilandasi oleh dalil syar’i (Al Qur’an dan hadits) atau ada bukti bukti ilmiah yang menunjukkannya. Semoga Alloh Ta’ala menghindarkan kita dari kesyirikan dan kebid’ahan yang membinasakan.
Menyikapi berbagai macam tradisi, ritual, dan amalan yang jauh dari ajaran Islam, bahkan cenderung mengarah pada bid’ah, takahyul dan syirik, maka marilah kita bertobat kepada Allah dan melaksanakan amalan-amalan sunnah di bulan Muharram seperti puasa. Rasulullah saw. menjelaskan bahwa puasa pada hari ‘Asyura menghapuskan dosa-dosa setahun yang telah berlalu.
Dari Abu Qatadah ra. Rasululllah ditanya tentang puasa hari ‘asyura, beliau bersabda: “Saya berharap ia bisa menghapuskan dosa-dosa satu tahun yang telah lewat.” (HR. Muslim).
Kita kini memasuki Tahun Baru Hijriyah, 1 Muharram 1432 H. Untuk itu, dianjurkan agar dalam menyambut tahun baru tersebut kita melakukan perenungan tentang:

1. Syukur atas Usia yang diberikan AllahUmur adalah nikmat yang diberikan Allah pada kita, dan jarang kita syukuri. Sementara kita saat ini masih diberi Allah kesempatan untuk bertaubat, memperbaiki kesalahan yang kita perbuat, menambah amal shaleh sebagai bekal menghadap Allah.

2. Muhasabah (introspeksi diri) dan istighfar.Ini adalah hal yang penting dilakukan setiap muslim. Karena sebuah kepastian bahwa waktu yang telah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi, sementara disadari atau tidak kematian akan datang sewaktu-waktu dan yang bermanfaat saat itu hanyalah amal shaleh. Pergantian tahun bukan sekedar pergantian kalender di rumah kita, namun peringatan bagi kita apa yang sudah kita lakukan tahun lalu, dan apa yang akan kita perbuat esok.

3. Mengenang Hijrah Rasulullah SAWPeristiwa hijrah ini seyogyanya kita ambil sebagai sebuah pelajaran berharga dalam kehidupan kita. Betapapun berat menegakkan agama Allah, tetapi seorang muslim tidak layak untuk mengundurkan diri untuk berperan di dalamnya.

-berbagai sumber-

SELAMAT TAHUN BARU HIJRIYAH, 1 MUHARRAM 1432 H…


Semoga keberkahan dan ridho Allah SWT senantiasa terlimpah pada kita semua… Aamiin…

REDZone, 7 Desember 2010_5.20
Aisya Avicenna 


Tulisan ini diposting pada bulan Desember 2010 di blog sebelumnya 

Kado untuk Babe Tercinta



Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, anak perempuan yang sedang bekerja di perantauan, anak perempuan yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, anak perempuan yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya… Akan sering merasa kangen sekali dengan ibunya.
Lalu bagaimana dengan Ayah?
Mungkin karena ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Ayah-lah yang mengingatkan Ibu untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang bekerja dan dengan wajah lelah, Ayah selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil, Ayah biasanya mengajarimu naik sepeda. Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu.
Kemudian Ibu bilang : “Jangan dulu Ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya.” Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka. Tapi sadarkah kamu? Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu menatapmu iba. Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang.” Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi.
Saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : “Sudah dibilang! Kamu jangan minum air dingin!” Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja, kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”. Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat luar biasa berharga.
Setelah itu kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu.
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Ibu.
Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya. Bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu!
Ketika kamu harus merantau ke kota lain untuk kuliah dan meninggalkan rumah. Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu. Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat in itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat.
Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya, Sayang”. Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT. Kuat untuk pergi dan menjadi dewasa. Di saat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan biaya hidup sehari-hari, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.
Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain. Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan.
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang.”
Ketika pada saatnya ada seorang laki-laki datang menemuinya. Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia.
Sadarkah kamu, kalau hati Ayah merasa cemburu? Sebenarnya ia sangat khawatir karena hal yang sangat ditakuti Ayah akan segera datang. Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Ayah. Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu.
Dan jika laki-laki itu meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya.
Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin. Karena Ayah tahu bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya….
Saat Ayah melihatmu duduk di pelaminan bersama seseorang lelaki yang dianggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia. Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi ke belakang sebentar, dan menangis?
Ayah menangis karena sangat berbahagia, kemudian Ayah berdoa. Dalam lirih doanya kepada Pemilikmu, Ayah berkata:
“Ya Allah, ya Tuhanku ... Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita dewasa yang cantik… Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”
Ayah... Aku mencintaimu...
Kisah di atas layak menjadi bahan renungan buat kita. Bahwa, bagaimanapun juga ayah adalah sosok yang luar biasa berjasa dalam hidup kita.
***
BABE... itulah panggilan sayangku untuk ayah. Pada tanggal 6 Desember 2010 ini, beliau memasuki usia ke-57. Alhamdulillah, tahun ini ada sebuah kejutan kecil dariku untuk beliau... Berikut kisahnya...

16 November 2010
Gema takbir sempurna memecah keheningan sejak muadzin purna mengumandangkan adzan Maghrib kemarin petang. Ada yang istimewa dengan hari ini. Ya, hari ini adalah hari raya Idul Adha. Memang tak semua akan merayakan Idul Adha hari ini. Tapi alhamdulillah, setidaknya perbedaan waktu perayaan itu tidak menjadi pemicu perpecahan. Teringat status ustadz Hatta Syamsuddin, LC :
A: hukumnya apa ustadz, saat yang lain sholat ied, sebagian baru puasa.
B : hukumnya haram saling menyalahkan dan saling merasa benar, padahal sama-sama hasil ijtihad ...
A : syukron ustadz!!!
Nah, semoga perbedaan ini bisa disikapi dengan arif.
Aku dan teman-teman kost mengikuti sholat Idul Adha pada pagi ini. Pukul 05.30, dengan menggunakan taksi, kami bertiga menuju tempat digelarnya sholat Idul yang berlokasi di kawasan Salemba, Jakarta Pusat.
Ah, rasanya berbeda. Untuk pertama kalinya aku merayakan Idul Adha tidak bersama keluarga di Wonogiri. Inilah Idul Adha pertamaku di Jakarta. Sambil terus melafazkan takbir, tak terasa air mata inipun menitik, teringat keluarga di rumah. Kangen.
Pukul 08.00, setelah selesai sholat, aku baru berangkat ke kantor. Alhamdulillah, tadi pagi sudah minta izin ke pimpinan bahwa aku datang terlambat karena sholat Idul Adha dulu.

17 November 2010
Keluarga di Wonogiri baru merayakan Idul Adha hari ini. Wah, benar-benar jadi kangen dan ingin pulang. Biasanya setelah sholat Idul Adha, kami sekeluarga masak sate bersama.

18 November 2010
Saat ini, secara fisik aku memang sehat! Tp secara batin, ada yg "tidak beres" dlm diriku! Sbenarnya aku tahu obatnya : harus meninggalkan jakarta hari ini juga! Semoga semuanya akan segera baik2 saja!
~aku di jakarta, tp tdk dengan batinku! Rabb...mudahkanlah..~
Itulah status facebookku di siang ini. Seharian, aku dan kawan-kawan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri menjalani pemeriksaan kesehatan di RS Fatmawati. Alhamdulillah, secara fisik aku memang sehat. Tensi darah juga normal, padahal biasanya rendah. Berat badan juga naik, jadi 43 kg. Hehe, tetap belum ideal! Tapi setidaknya naik 2 kg karena memang habis sakit beberapa hari yang lalu.
Sekitar pukul 14.00, setelah diperiksa dokter. Aku membuka kembali facebook-ku. Subhanallah, banyak komen yang masuk. Pada intinya mereka menanyakan ada apa denganku.
Saat itu juga, aku menghubungi Nurul (teman kostku). Aku tanyakan padanya apa ia jadi pulang ke Wonogiri. Memang, Nurul merencanakan hari itu akan pulang. Ternyata, ia jadi pulang malam ini. Batinku meradang. Yah, seperti status FB itu. Sejatinya besok om-ku akan menikah dan semua keluarga Babe (panggilan sayang untuk ayahku) akan berkumpul.
Keluar dari ruang pemeriksaan, aku menuju lorong tunggu pasien yang sepi. Aku telepon ibuk. Menanyakan kabar di rumah dan bagaimana rencana besok. Tak lupa aku menceritakan hasil cek kesehatan hari ini. Sebelum mengakhiri pembicaraan, dengan penuh kesungguhan, aku utarakan pada beliau bahwa malam ini aku akan pulang ke Wonogiri. Aku memohon doa pada beliau agar aku bisa mendapat izin dari pimpinan. Akhirnya, aku SMS pimpinanku.
SMS balasan belum kunjung tiba. Semakin gelisah saja. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke kost. Sudah menjelang asar. Beberapa saat kemudian, ada SMS dari pimpinan. Alhamdulillah, beliau mengizinkan. Sukses sudah butiran-butiran bening itu membobol benteng pertahanan kelopak mataku saat aku menyusuri lorong-lorong rumah sakit.
Allah Swt memang tak pernah membiarkan hamba-Nya yg satu ini "berduka" terlalu lama... Terima kasih ya Rabb atas kemudahan2 hr ni...
~petualangan hari ini masih berlanjut! Semangat!!! ^^v

Itulah status FB-ku sepanjang perjalanan kembali ke kost. Dari RS Fatmawati aku naik angkot kecil berwarna putih dan turun di terminal Lebak Bulus. Kemudian naik metromini 509 menuju Kampung Rambutan. Setelah itu naik metromini 53 menuju Kampung Melayu.
Selanjutnya adalah membeli tiket. Rencananya, mau nitip Nurul saja. Tapi, ternyata tiba-tiba dia mengatakan kalau tidak jadi pulang. Akhirnya aku memutuskan membeli tiketnya langsung nanti di stasiun saja sehabis Maghrib. Nurul SMS aku lagi, dia menanyakan aku jadi pulang atau tidak dan bagaimana dengan tiketnya. Aku jawab, aku belum bisa beli tiket karena waktu sudah menjelang Maghrib. Apapun yang terjadi, aku harus pulang hari ini. Nanti beli tiketnya langsung di stasiun. Semoga saja masih ada. Mungkin karena ketegasan di SMSku itulah, Nurul akhirnya terpengaruh dan memutuskan kembali ke keputusannya semula. Ia jadi pulang bersamaku.
Ya, begitulah aku. Kalau sudah membuat suatu keputusan, Insya Allah aku tidak akan plin-plan atau goyah selama itu mendatangkan kebaikan.
Habis Maghrib, aku dan Nurul sudah berada di Stasiun Jatinegara. Alhamdulillah¸ tiket menuju Solo sudah di genggaman meski harganya tidak semurah biasanya. Kereta masih akan berangkat pukul 20.27. Waktu tunggu masih lama. Akhirnya, aku dan Nurul memutuskan untuk duduk di emperan dalam stasiun. Memanfaatkan waktu tunggu dengan berdiskusi dengan Nurul tentang sebuah permasalahan yang tengah menderanya.

Malam itu aku membuat sebuah konspirasi dengan ibuk, bahwa hanya ibuk saja yang mengetahui kepulanganku malam ini. Biar menjadi kejutan. Saat tengah SMS-an dengan ibuk, tiba-tiba sudah duduk di sampingku seorang ibu dan dua orang anak kecil.

Ibu itu bertanya kartu seluler apa yang aku gunakan. Beliau ingin menghubungi seseorang. Ibu menceritakan bahwa beliau habis kecopetan dan sekarang terlantar padahal harus pulang ke Lampung. Akhirnya aku pinjamkan HP-ku agar ia bisa menelepon saudaranya.
Innalillahi wa inna ilaihi roji’un...

Mendengar percakapan ibu itu dengan seorang bapak di seberang sana, membuatku terenyuh. Apalagi setelah ibu itu menunjukkan dua surat yang sudah kumal yang ternyata surat itu berisi pernyataan kehilangan dari kepolisian Gresik dan satunya dari Dinas Sosial Gresik yang berisi bahwa ibu dan kedua anak itu terlantar. Dengan segala keterbatasanku, aku mencoba menolong ketiganya keluar dari permasalahan yang tengah mereka alami malam itu. Setelah urusanku dengan ketiganya selesai, tak kuasa diri ini menangis! Betapa tabah ibu itu... Sejatinya beliau ingin ke Lampung untuk menemui anaknya. Anaknya, seorang mahasiswa UGM tingkat akhir yang meninggal terkena ISPA saat menjadi relawan Merapi. Subhanallah...

Rabb, jk mlm ini q menangis, bkn krn q brsedih! Tp q mengiba kpdMu. Mudahknlah pertemuan seorang ibu td dgn anaknya yg kini hanya tinggal jasad tak bernyawa..
~hbs brtemu seorang ibu +2 anak kecil yg terlantar. Hbs kecopetan. Pdhl bliau hrs ke lampung utk brtemu dgn jasad anaknya. Anaknya baru sj meninggal krn ISPA saat mjd relawan di jogja. Lindungi mereka ya Rabb.. Aamiin..~

Seolah-seolah stasiun Jatinegara turut luruh dalam kisah pertemuan kami tadi. Sayup-sayup aku mendengar “IBU”-nya Iwan Fals menyenandung sendu dari salah satu toko yang berjajar di dalam stasiun Jatinegara.

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah... penuh nanah
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu
Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas...ibu...ibu....
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu
(Ibu – Iwan Fals)

19 November 2010

Kereta datang terlambat. Pukul 21.00 kami baru masuk. Tak peduli dengan keterlambatannya... Bismillahi tawakaltu ‘alallah... akhirnya aku mudik!!!
Alhamdulillah, pukul 08.30 pagi sampai jua di Stasiun Balapan Solo. Setelah itu naik ATMO menuju depan RS Moewardi.. Nurul mau ambil uang dulu di ATM. Awalnya mau naik bus saja ke Wonogiri. Akhirnya Ibuk SMS dan menyarankan naik taksi saja biar cepat sampai. Akhirnya , setelah dicapai kesepakatan pembayarannya, aku naik taksi bareng Nurul.

Nantikan kejutanku di batas waktu.. ^^.
~Merangkai bahagia di hari Jumat yg penuh cinta~

Status FB-ku di atas sepertinya tidak menimbulkan kecurigaan. Selama perjalanan, SMS-an sama Ibuk. Lucu banget. Ibuk mengabarkan kondisi rumah. Babe sudah di rumah Simbah. Dhek Nung dan Kang Dodoy sudah bersiap-siap. Aku sempat baca statusnya Kang Dodoy, begini bunyinya...
Ud pake batik . . Seragam 1 keluarga . . Cakep2 dweh . . Sayangna kembar yg 1 ga ikud . . Gpp lah pasti ad saat kumpul bersama lg . .
Miris juga bacanya. Hihi... Belum tau nih Kang Dodoy, kalau adiknya tercinta sedang dalam perjalanan. Di rumah, ibuk mengalihkan perhatian mereka berdua agar tak terburu-buru berangkat. Maksudnya sih, menunggu kedatanganku. Kami berpacu dengan sang waktu. Setiap ganti tempat, aku SMS ibuk. Sudah sampai Sukoharjo. Sudah sampai Nguter. Sudah sampai Selogiri. Sudah sampai Wonokarto. Sudah sampai Agraria. Nurul turun di Agraria. Dan akhirnya, taksi itu sampai di depan rumah. Keluar dari taksi, langsung lari masuk halaman rumah. Terkejutlah Dhek Nung dan Kang Dodoy...

Alhamdulillah, 'konspirasi' dengan ibuk sejak semalam mmbuahkan hasil! Kang dodoy dan my supertwin terkejut luar biasa tatkala diriku sampai di istana KYDEN tercinta! Skrg brngkt k rumah simbah (babe sdh d sana). Dan khadiranku bakal bikin heboh orang sekampung! Hehe... ^^v
~indahnya pernikahan, bisa menyatukan keluarga... besar! :) ~

Pukul 10.00, berangkat dengan Ibuk dan Dhek Nung ke rumah simbah di Nawangan, Giriwoyo. Kang Dodoy naik sepeda. Pukul 11.30 sampai juga di rumah simbah. Dan apa yang terjadi selanjutnya???

Mbah kakung, mbah putri, om, bulik, pakdhe, budhe, dan lain-lain terkejut dengan kehadiranku. Terlebih Babe. Terpancar jelas kegembiraan dari wajah beliau. Alhamdulillah, akhirnya aku bisa membuat kejutan ini. Aku yakin, jika semalam aku tidak jadi pulang, mungkin aku akan menyesal selamanya. Akhirnya, aku putuskan untuk pulang dan alhamdulillah bisa memahat kebahagiaan yang pastinya akan aku kenang selamanya...

Alhamdulillah, proses pernikahan om-ku (adik bungsu babe) berjalan lancar. Beliau juga sangat bahagia dengan kedatanganku. Sore harinya, bersama Dhek Nung dan Ibuk aku pulang dengan naik bus. Kang Dodoy naik sepeda motor, sedangkan Babe masih ada urusan yang harus diselesaikan dulu sehingga beliau baru sampai rumah pada malam harinya.

Sesampainya di rumah, Babe tidak langsung istirahat. Padahal aku tahu, beliau pasti capek. Ternyata malam itu beliau dapat undangan untuk datang ke rumah salah satu rekan kerjanya. Setelah ganti pakaian, beliau bergegas ke sana. Selang beberapa jam kemudian, beliau pulang ke rumah. Apa yang beliau bawa??? Ternyata di rumah temannya tadi, Babe juga masak sate bersama. Alhamdulillah, akhirnya malam itu kami makan sate kambing buatan babe deh... So nyummy!!!

smalam,jam sgini q msh dduk mnnggu kereta Senja Utama d stasiun Jatinegara. Sungguh, jk smalam q tdk jd pulang, mgkn q akan mnyesal selamanya! alhamdulillah, dgn mntap hati pulang jg akhirnya dan rasanya benar2 bahagia karena bisa mmberi kejutan besar pd keluarga tercinta. alhamdulillah,bs mlukis snyum bhagia utk orang...2 tristimewa dhri istimwa ini
~wonogiri,I'm in love~

Itulah salah satu kado terindah dariku untuk Babe tahun ini. Selain itu, tepat pada hari ini, saat usianya menginjak angka 57, ada sebuah bingkisan dari kami bertiga (aku, Dhek Nung, dan Kang Dodoy). Semoga beliau bahagia menerimanya. Aku mencintaimu, Be! SANGAT.... Terima kasih ya Be, karena engkau dan ibu telah mendidik dan membesarkanku sampai detik ini dengan penuh cinta dan kasih sayang.

Selamat hari lahir BABE! Semoga sehat selalu, diberi rezeki yang barokah, dan dimudahkan dalam segala urusan.. Kebahagiaan dalam keluarga kita semoga tidak hanya di dunia, tapi juga kekal di surga-Nya kelak. AMIIN YA RABB!

Babe, betapaku sangat MENCINTAIMU.. Ku trus berjanji takkan hianati cintamu.. Ya Allah, sampaikan say sayang ini untuknya... Semoga aku mampu penuhi impian-impiannya. Beri kemudahan Ya Rabb.. Aamiin...

Robbighfirlii waliwaalidayya warhamhuma kamaa robbayani shogiro ...

***
Bunda, kasih sayangmu indah di hatiku
Ayah, senyum manismu indah di mataku
Slalu... terbayang wajahmu di kala kau tatap diriku
Dengan penuh aksih, cinta, dan sayangmu
Setulus hatimu
Semua kasih sayangmu takkan kulupakan
Sgala pengorbananmu akan kuukir
Slalu terbayang wajahmu di kala kau tatap diriku
Dengan penuh kasih, cinta, dan sayangmu
Setulus hatimu.. hanya untukku...
Maafkan selalu kesalahanku
Yang kuperbuat sepanjang hidupku
Terimalah sembah baktiku kepadamu
Duhai ayah bundaku
Ku rindu padamu...
(Ayah Bundaku – Heru Herdiana)

REDZone, 6 Desember 2010_05.07
Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Desember 2010 di blog sebelumnya  

Jangan Permainkan Ta'aruf



Sabtu, 5 Februari 2010
“Mengapa mendadak dibatalkan, ukh?” sebuah kalimat terpampang di layar ponselnya. Qonita pun membalas SMS itu panjang lebar, sejelas-jelasnya. Sepertinya yang di-SMS belum puas dengan jawaban Qonita.
“Ya sudah, sekarang anti ke rumah saya. Saya sedang dalam perjalanan pulang. Sekitar 10 menit lagi sampai rumah.” SMS lanjutan dari seberang sana.
Sudah pukul setengah sembilan malam. Qonita segera beranjak dari duduknya. Segera mengambil jaket dan keluar dari kosnya. Bergegas. Malam sudah semakin larut. Tapi, ia ingin semua segera selesai. Dengan penuh keberanian, Qonita berjalan melewati gang-gang kecil dan sempat pula melewati kuburan. Tapi, semua itu tak menyurutkan nyalinya.
Sampai di rumah sang pengirim SMS tadi, ia mengetuk pintu. Salamnya dijawab sang pemilik rumah. Pintu rumah dibuka. Senyumpun beradu. Hanya saja senyum itu sempurna menyiratkan tanya.
Dialah murobbiyah Qonita. Seseorang yang membersamainya mengenal Islam lebih dekat. Seseorang yang setiap pekannya mencekoki Qonita dengan ramuan-ramuan penguat ruhiyahnya. Qonita diminta menuju ke lantai 2. Ke kamar murabbiyahnya. Akhirnya kedua pasang mata itu beradu.
“Mengapa?” tanya singkat Murabbiyahnya, Qonita sudah paham maksudnya.
Akhirnya Qonita menjelaskan alasan pembatalan ta’arufnya dengan seorang ikhwan yang telah mengajaknya menyempurnakan setengah dien. Padahal ta’aruf sudah diagendakan. Ahad, 6 Februari 2010. Keesokan harinya.
Malam itu... dengan segenap keberanian, Qonita membatalkan rencana ta’arufnya. Qonita punya dua alasan kuat yang mendasari keberaniannya. Alhamdulillah, murabbiyahnya bisa menerima alasannya. Langsung pada malam itu, sang murabbiyah menghubungi murabbi sang ikhwan. Pihak ikhwan juga bisa menerima.
Apa alasan Qonita???
Insya Allah, jawabannya bisa ditemukan dalam kisah yang akan saya tulis, judulnya : “Pangeran Kunci Surga”.
***
Catatan di bawah ini layak untuk dijadikan renungan dan hikmah dari kisah di atas. Saya ambil dari sumber utama : http://www.voa-islam.com/ yang sudah saya revisi di beberapa bagian. Insya Allah tidak mengubah esensi. Mari merenung...

Untukmu ikhwan...
Muslimah itu mutiara, tidak sembarang orang boleh menyentuhnya, tidak sembarang orang boleh memandangnya. Jika kalian punya keinginan untuk menikahinya, carilah cara yang baik yang dibenarkan Islam. Cari tahu informasi tentang akhwat melalui pihak ketiga yang bisa dipercaya. Jika maksud ta’arufmu untuk menggenapkan separuh agamamu, silakan saja, tapi prosesnya jangan keluar dari koridor Islam.

Untukmu ikhwan...
Relakah jika saudara perempuanmu dijadikan ajang coba-coba ta’aruf oleh orang lain? Tentu engkau keberatan, bukan? Jagalah izzah muslimah, mereka adalah saudaramu. Pasanglah tabir pembatas dalam interaksi dengannya. Pahamilah, hati wanita itu lembut dan mudah tersentuh, akan timbul guncangan batin jika jeratan yang kalian tabur tersebut hanya sekedar main-main.

Untukmu ikhwan...
Jagalah hati mereka, jangan banyak memberi harapan atau menabur simpati yang dapat melunturkan keimanan mereka. Mereka adalah wanita-wanita pemalu yang ingin meneladani wanita mulia di awal-awal Islam, biarkan iman mereka bertambah dalam balutan rasa nyaman dan aman dari gangguan JIL alias Jaringan Ikhwan Lebay.

Untukmu ikhwan...
Ini hanya sekedar nasihat, jangan mudah percaya dengan apa yang dipresentasikan orang di dunia maya, karena foto dan kata-kata yang tidak kamu ketahui kejelasan karakter wanita, tidak dapat dijadikan tolak ukur kesalehahan mereka, hendaklah mengutus orang yang amanah yang membantumu mencari data dan informasinya.

Untukmu ikhwan...
Luasnya ilmu yang engkau miliki tidak menjadikan engkau mulia, jika tidak kau imbangi dengan menjaga adab pergaulan dengan lawan jenis.

Wahai diriku dan saudariku...
Jaga hijabmu agar tidak runtuh kewibawaanmu. Jangan bangga karena banyaknya ikhwan yang menginginkan taaruf. Karena ta’aruf yang tidak berdasarkan aturan syar’i, sesungguhnya sama saja si ikhwan merendahkanmu. Jika ikhwan itu punya niat yang benar dan serius, tentu akan memakai cara yang Rasulullah ajarkan, dan tidak langsung menembak kalian dengan caranya sendiri.

Wahai diriku dan saudariku..
Terkadang kita harus mengoreksi cara kita berinteraksi dengan mereka, apakah ada yang salah hingga membuat mereka tertarik dengan kita? Terlalu lunakkah sikap kita terhadapnya?

Wahai diriku dan saudariku..
Sadarilah, orang-orang yang engkau kenal di dunia maya tidak semua memberikan informasi yang sebenarnya, waspadalah, karena engkau adalah sebaik-baik wanita yang menggenggam amanah Ilahi. Jangan mudah terpedaya oleh rayuan orang di dunia maya.

Wahai diriku dan saudariku..
Berhiaslah dengan akhlak islami, jangan mengumbar kegenitan pada ikhwan yang bukan mahram, biarkan apa yang ada pada dirimu menjadi simpanan manis buat suamimu kelak.

Wahai diriku dan saudariku..
Ta’aruf yang sesungguhnya haruslah berdasarkan cara Islam, bukan dengan cara mengumbar rasa sebelum ada akad nikah.
***
Ketika diri mencari sinar
Secebis cahaya menerangi laluan
Ada kalanya langkahku tersasar
Tersungkur di lembah kegelapan

Bagaikan terdengar bisikan rindu
Mengalun kalimah menyapa keinsafan
Kehadiranmu menyentuh kalbu
Menyalakan obor pengharapan

Tika ku kealpaan
Kau bisikkan bicara keinsafan
Kau beri kekuatan, tika aku
Diuji dengan dugaan?
Saat ku kehilangan keyakinan
Kau nyalakan harapan
Saat ku meragukan keampunan Tuhan
Kau katakan rahmat-Nya mengatasi segala

Menitis airmataku keharuan
Kepada sebuah pertemuan
Kehadiranmu mendamaikan
Hati yang dahulu keresahan

Cinta yang semakin kesamaran
Kau gilap cahaya kebahagiaan
Tulus keikhlasan menjadi ikatan
Dengan restu kasih-Mu, oh Tuhan

Titisan air mata menyubur cinta
Dan rindu pun berbunga
Mekar tidak pernah layu
Damainya hati
Yang dulu resah keliru
Cintaku takkan pudar diuji dugaan
Mengharum dalam harapan
Moga kan kesampaian kepada Tuhan
Lantaran diri hamba kerdil dan hina

Syukur sungguh di hati ini
Dikurniakan teman sejati
Menunjuk jalan dekati-Nya
Tika diri dalam kebuntuan

Betapa aku menghargai
Kejujuran yang kau beri
Mengajarku mengenal arti
Cinta hakiki yang abadi

Tiada yang menjadi impian
Selain rahmat kasih-Mu Tuhan
Yang terbias pada ketulusan
Sekeping hati seorang insan
Bernama teman

(Sebuah Pertemuan – UNIC)

REDZone, 5 Desember 2010_06.36
Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Desember 2010 di blog sebelumnya