Home / Dunia Parenting
Tampilkan postingan dengan label Dunia Parenting. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dunia Parenting. Tampilkan semua postingan
POP MAMA PARENTING ACADEMY 2021
Menjadi seorang ibu adalah amanah yang luar biasa. "Surga ada di telapak kaki ibu" bukan sekadar kata mutiara semata tapi ada makna mendalam seputar peran seorang ibu yang demikian besar.
HOALA & KOALA: LAGU ANAK INDONESIA DENGAN ANIMASI 3D
Du di du di dam dam du di du di dam..
Du di du di dam dam du di du di dam.
Kamu makannya apa? Tempe!
Saya juru masaknya. Oke!
Ada tempe goreng, ada ayam goreng
Semua yang digoreng (oseng, oseng, oseng)
DONGENG DAN PEMBENTUKAN KARAKTER POSITIF PADA ANAK
Jiwa anak itu bagaikan selembar kertas putih yang menanti orang dewasa untuk mengisinya (John Locke).
Orang tua sangat berperan dalam membentuk karakter anak. Baik buruk perilaku atau akhlak seorang anak sangat dipengaruhi apa yang diajarkan atau dididik oleh orang tuanya. Anak adalah peniru ulung dan orang tua harus bisa menjadi sebaik-baik teladan untuk mereka.
SEMINAR DAN WORKSHOP BUNDA DIGITAL (Bagian 1)
Sabtu lalu, 16 Desember 2017 telah digelar seminar parenting dan workshop fotografi "Menggali Potensi Bunda di Era Digital dalam Mendukung Generasi Maju" yang diadakan oleh Mombassador dan SGM Eksplor di Gedung Perfilman Usmar Ismail, Jakarta Selatan.
AHAD SERU BERSAMA JEMBATAN PENSIL
"Setiap anak diberikan kelebihan dan kekurangan. Buat apa sombong kalau di antara kelebihan kita juga ada kekurangan."
Itulah salah satu pesan yang saya dapat saat sepekan lalu tepatnya pada hari Ahad (24/9) saat nonton bareng (nobar) film "Jembatan Pensil" di CGV Blitz, Dmall Depok bersama anak-anak yatim Depok yang digelar Institut Ibu Profesional (IIP) Depok bekerja sama dengan Komunitas Pecinta Film Islami (KOPFI). Sebelum memutuskan untuk nonton, saya melihat trailer filmnya. Duh, nonton trailernya aja dah bikin baper dan penasaran.
Film "Jembatan Pensil" bercerita tentang persahabatan lima orang anak, yakni Ondeng (Didi Mulya), Azka (Azka Marzuki), Yanti (Permata Jingga), Nia (Nayla D. Purnama), dan Inal (Angger Bayu). Ondeng memiliki keterbatasan mental, sementara Inal tuna netra. Tapi keterbatasan itu tidak menyurutkan ikatan persahabatan mereka. Meski sering kena bully dari Attar (Vickram Priyono), Ondeng dan keempat sahabatnya tidak menghiraukannya dan tetap bersikap baik pada Attar. Mereka bersekolah di SD Towea yang berada di tepi pantai.
Rumah Azka, Inal, Yanti, dan Nia jauh dari sekolah sehingga untuk sampai ke sekolah mereka harus berjalan kaki dan melewati jembatan yang rapuh. Sementara itu, Ondeng akan menunggu mereka di ujung jembatan sambil mengawasi mereka menyeberang dan memastikan semuanya selamat. Meskipun Ondeng memiliki keterbelakangan mental tetapi hatinya baik. Satu hal lagi, Ondeng juga pintar menggambar.
Kisah dimulai saat Pak Guru (Andi Bersama) mengabarkan ke para murid bahwa anaknya, Aida (Alisia Rininta) akan pulang dan membantunya mengajar. Anak-anak sangat antusias dengan hadirnya guru baru. Ondeng dan kawan-kawannya pun semakin semangat.
Keesokan harinya saat Aida datang dan turun tari kapal, tasnya jatuh ke laut. Ini menjadi awal pertemuannya dengan Gading (Kevin Julio). Gading membantu Aida mengambil tasnya. Aida yang kebingungan karena dia tidak mendapatkan mobil sewa yang bisa mengantarnya ke rumah, akhirnya Aida naik kapal nelayan milik Gading dan Bapaknya Ondeng.
Saat kapal merapat esok harinya, Ondeng telah berdiri di tepi dermaga menunggu Bapaknya. Ondeng melakukannya setiap hari karena dia sangat menyayangi Bapaknya, Ondeng takut kehilangan Bapaknya karena Sang Ibu sudah meninggal dunia. Setelah Ondeng bertemu Bapaknya dan ikut ke pasar ikan, ia pun berangkat naik mobil box. Aida ikut Ondeng. Aida ikut turun ketika tiba-tiba Ondeng turun dan berkata akan menjemput teman-temannya.
Aida terkejut saat menyaksikan Azka, Inal, Yanti, dan Nia harus menyeberangi jembatan rapuh dengan menggantung sepatu di pundak. Mereka tidak memakai sepatu saat ke sekolah agar sepatunya tetap awet. 😥😥😥
Kedekatan Gading dan Aida tidak disetujui Ibu Aida, Bu Farida (Meriam Belina). Bu Farida, yang notabene perajin songket, lebih memilih Arman (Agung Saga) karena dia memiliki peternakan sapi.
Meski begitu, Gading tetap membantu Aida termasuk saat mengajar. Kehadiran Aida memberi warna baru dalam kegiatan sekolah Ondeng dan kawan-kawannya. Aida, dibantu Gading, sering mengajak mereka belajar dari alam. Hingga suatu ketika, Aida menantang anak-anak untuk menuliskan mimpi mereka. Mimpi sederhana Ondeng adalah ingin membuatkan jembatan untuk keempat sahabatnya. Ondeng menggambar jembatan impiannya, yang ia namakan Jembatan Pensil. Ondeng pun menabung untuk mewujudkan impiannya. ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
Ondeng sangat menyayangi Bapaknya. Pernah sang Bapak berkata bahwa cintanya seperti sebutir jagung, ditanam akan berkembang, dari sebutir menjadi puluhan kemudian berkembang jadi ratusan, ribuan, jutaan, milyaran bahkan sampai tak terhingga.
Ondeng sangat terpukul ketika suatu hari Bapaknya tenggelam dan meninggal dunia saat melaut. Gading meyakinkan Ondeng bahwa ia akan tetap menjaga Ondeng seperti keluarganya sendiri. Akhirnya Ondeng mau tinggal bersama Gading.
Suatu hari, saat Azka, Inal, Nia, dan Yanti menyeberang, jembatannya roboh sehingga mereka berempat jatuh ke sungai. Ondeng yang menunggu mereka di seberang jembatan langsung menyebur ke sungai dan menolong keempat temannya. Akhirnya mereka berlima terlambat datang ke sekolah. Saat itu sedang upacara. Dengan berlari mereka menuju sekolah, Ondeng menggendong Inal. Saat sampai, mereka langsung berdiri tegak dan hormat pada bendera karena saat itu memang sedang upacara, padahal seragam mereka basah kuyup. ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
Masyaa Allah kisah perjuangan mereka sangat luar biasa. Film ini sangat cocok ditonton bersama keluarga, sangat direkomendasikan untuk ditonton keluarga. Para orang tua bisa mengajak anak-anaknya karena banyak pesan moral yang bisa diambil dari film ini dan insya Allah bisa memotivasi anak-anak untuk lebih bersemangat saat menuntut ilmu. Dalam film ini kita akan disuguhi pemandangan yang sangat menakjubkan di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Banyak scene pemandangan indah seperti laut, pantai, dan juga goa-goa bersejarah yang belum banyak kita ketahui.
![]() |
Sebelum dimulai, ngemil dulu bareng adik-adik |
Pada saat nobar ini juga dihadiri oleh Azka dan sang sutradara film (Hasto Broto). Pasca nonton, ada bagi-bagi doorprize dan foto bareng.
Oh iya, apakah Ondeng berhasil mewujudkan impiannya?
Ada satu perkataan inspiratif yang disampaikan Gading pada anak-anak, "Sebatang pensil kita bisa menuliskan apa saja di atas kertas. Hal baik maupun hal buruk. Meski tulisan itu bisa dihapus, tp kebaikan atau keburukan itu akan membekas. Demikian juga manusia, baik dan buruknya perbuatan pasti akan meninggalkan bekas di mata orang lain."
**
Malam hari setelah nobar, saya mengirim DM di IG Didi (@ondidimulya), pemeran Ondeng. Alhamdulillah, Didi menjawab beberapa pertanyaan saya dengan sangat ramah.
Ternyata film "Jembatan Pensil" ini adalah film keduanya, sebelumnya ia pernah membintangi film "23.59" pada tahun 2014 di bawah Rudi Soedjarwo.
Didi berujar bahwa semua scene dalam film ini sangat berkesan dan selain pemandangan alam di sana bikin kangen, kerja sama dengan kru dan masyarakat di sana juga baik semua menyambut dengan antusias yang positif.
Adegan yang paling membuat Didi selalu mengingatnya sampai sekarang adalah saat adegan yang mengharuskannya nyebur tenggelem di mana dia gak pintar berenang hanya bisa mengapung saja dan scene saat naik sampan, belajarnya dadakan langsung dengan nelayan lokal di sana tapi alhamdulillah berjalan lancar
Harapan Didi dengan adanya film Jembatan Pensil ini adalah yang pasti dapat diterima dengan baik bagi penikmat film di Indonesia dan bisa menginspirasi semua penonton lewat cerita dari film Jembatan Pensil ini, sekaligus supaya bisa membuka jalan bagi Didi untuk bisa berkarya lagi
Yuk, jangan lupa nonton film Jembatan Pensil!
Aisya Avicenna
#IbuProfesionalDepok
#kelasminatmenulisiipdepok
#nobariipdepok
#NHWtestimonifilmJembatanPensil
NHW#9 BUNDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN
NHW#9_ETIKA SURYANDARI_IIP DEPOK
Setelah menemukan passion (ketertarikan minat) kita ada di ranah mana, saatnya mulai
melihat isu sosial di sekitar untuk membuat solusi terbaik di keluarga dan
masyarakat.
Rumus yang dipakai
PASSION + EMPHATY = SOCIAL VENTURE
DULU KARET, SEKARANG GADGET
Salah
satu permainan yang saya suka saat masih kecil adalah lompat tali dengan karet
gelang. Biasanya saya bermain dengan teman-teman sebaya, tidak hanya perempuan
tapi juga laki-laki. Untuk mendapatkan karet gelang, kami beli di warung.
Biasanya beli satu kantong plastik, kemudian salah satu dari kami akan merangkai
atau menganyam karet gelang tersebut menjadi panjang seperti tali sekitar 2-3
meter.
NHW #5 BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR
NHW#5_Etika Suryandari_IIP Depok
Setelah
mempelajari tentang “Learning How to Learn” maka di NHH #5 kali ini kami
diminta untuk praktik membuat “Desain Pembelajaran” sendiri. Sebelum membuat
“Desain Pembelajaran”, saya mulai dengan mencari referensi tentang apa itu
“Desain Pembelajaran”. Berhubung belum sempat ke perpustakaan untuk mencari buku
terkait, akhirnya saya berselancar di dunia maya.
NHW #4 MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH
NHW#4_Etika Suryandari_Depok
Pada IIP pertemuan keempat, kami mendapat materi
tentang “Mendidik Anak dengan Kekuatan Fitrah”. Saatnya mengerjakan NHW nih...
Yuk, diintip!
NHW #3 MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH
NHW#3_Etika Suryandari_Depok
Alhamdulillah,
Penugasan NHW kali ini sangat istimewa. Di minggu ketiga ini, peserta Kelas Matrikulasi IIP mendapat penugasan
tentang membangun peradaban dari dalam rumah. Di bagian pertama, kami diminta
untuk menulis surat cinta kepada suami. Hihi,
sebenarnya sih saya dah beberapa kali nulis surat cinta ke suami, tapi demi
tugas ini saya buat dengan konten yang lebih spesial.
Yuk
ah, disimak aja hasil tugasnya
NHW #2 INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN
Alhamdulillah
memasuki pekan kedua di kelas matrikulasi Institut Ibu Profesional dengan
materi “Menjadi Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga”. Nah nice home work-nya
tentang indikator profesionalisme seorang perempuan dalam perannya sebagai
individu, istri, dan ibu.
NHW #1 ADAB MENUNTUT ILMU
NHW#1_Etika Suryandari_IIP Depok
Setelah mengikuti pertemuan perdana dan diskusi pada
Matrikulasi Institut Ibu Profesional (IIP) Depok yang telah dilaksanakan pada
tanggal 15 Mei 2017 kemarin, saatnya mengerjakan Nice Home Work (NHW).
Jejak Impian Menjadi Ibu Profesional
Bismillahirrahmanirrahiiim...
Alhamdulillah, saya sangat bersyukur akhirnya bisa gabung di grup WA Ibu Profesional Depok. Saat ini sedang tahap pra matrikulasi IIP Depok Batch 4. Masyaa Allah, rasanya bahagia banget bisa gabung dengan para bunda yang luar biasa. Sebagian besar sudah memiliki buah hati, tak hanya 1 malah ada yang sudah 4. Semoga ini menjadi langkah awal bagi diri ini untuk bisa mengambil inspirasi sebanyak-banyaknya dari para bunda semua.
Tahun ini adalah tahun kelima pernikahan saya, menjadi tahun kelima penantian saya juga untuk mendapatkan amanah buah hati dari Allah. Insya Allah saya dan suami sudah melewati aneka ikhtiar untuk mendapatkan buah hati yang dinanti, tapi mungkin menurut Allah memang belum saatnya dititipi. Tak apa, bagi kami, masa penantian adalah masa untuk membangun kesiapan. Dan kesiapan butuh persiapan kan? Nah, salah satu persiapan saya untuk menjadi seorang ibu yang baik adalah dengan gabung di kelas Ibu-Ibu Profesional. Semoga bekal semakin banyak hingga kelak di waktu yang tepat dan terbaik menurut-Nya, saat anak-anak yang lucu dititipkan-Nya, saya bisa mengaplikasikan ilmu yang didapat dengan baik.
Semoga menggali ilmu menjadi ibu lewat IIP ini tercatat sebagai salah satu ikhtiar terwujudnya impian saya untuk benar-benar menjadi ibu.
Aamiin yaa Rabbal 'alaamiin...
Salam cinta,
Etika 'Aisya Avicenna'
Calon ibu profesional :)
MERTUA DAN MENANTU (REVIEW "ISLAM ITU INDAH")
Menantu agar tidak digalaki mertua harus bisa menjadi sahabat yang baik, menjalin hubungan yang baik, jadi pendengar yang baik, dan beretika pada mertua, karena suatu saat kita juga akan menjadi tua seperti mereka.
Sebagai menantu, jangan pernah menyakiti mertua karena mertua adalah orang tua kita juga. Demikian juga sebaliknya. Sebagai mertua, jangan pernah menyakiti menantu karena menantu sama halnya dengan anak sendiri.
Kalau ada mertua yang dzalim kepada menantu perempuannya, sikap seorang suami adalah : Suami harus berada di tengah-tengah. Jangan terlalu berpihak kepada istri juga jangan terlalu berpihak pada ibu. Cari akar permasalahannya dan temukan solusi terbaik. Pada dasarnya tidak ada mertua yang berniat dzalim pada menantu hanya saja terkadang mertua merasa "memiliki saingan" atas kehadiran menantunya. Hal itu terjadi jika tidak didukung sikap menantu yang kooperatif pada mertua.
Seperti halnya jodoh, mertua kita pun sudah ditentukan Allah. Menantu kita juga demikian. Mertua adalah orang tua pasangan hidup kita, sedangkan menantu adalah pasangan dari anak kita. Oleh karena itu, mertua dan menantu harus bisa berperan sebagai partner yang juga saling melengkapi.
Mari meraih pahala...
Mari meraih keikhlasan..
Mari meraih keridhaan Allah...
Lewat ibadah dalam rumah kita...
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. At-Tahrim : 6)
Dari uraian singkat yang sempat aku catat saat ustadz Maulana memaparkan materi tentang "Mertua dan Menantu" dalam "Islam itu Indah" kemarin, aku teringat sebuah kisah yang pernah kubaca. Kisah ispiratif tentang mertua dan menantu karya Andrie Wongso. Berikut kisahnya.
Dikisahkan, seorang wanita baru menikah dengan pria yang dicintai dan tinggal serumah dengan ibu mertuanya. Tidak lama setelah mereka berumah tangga, sangat terasa banyak ketidakcocokan di antara menantu dan sang mertua. Hampir setiap hari terdengar kritikan dan omelan dariibu mertua. Percekcokan pun seringkali terjadi. Apalagi sang suami tidak mampu berbuat banyak atas sikap ibunya.Saat sang menantu merasa tidak tahan lagi dengan temperamen buruk dan dominasi ibu mertuanya, dia pun akhirnya memutuskan untuk melakukan sesuatu demi melampiaskan sakit hati dan kebenciannya.
Pergilah si menantu menemui teman baik ayahnya, seorang penjual obat ramuan tradisional. Wanita itu menceritakan kisah sedih dan sakit hatinya dan memohon agar dapat diberikan bubuk beracun untuk membunuh ibu mertuanya.Setelah berpikir sejenak, dengan senyumnya yang bijak, si paman menyatakan kesanggupannya untuk membantu, tetapi dengan syarat yang harus dipatuhi si menantu. Sambil memberi sekantong bubuk ramuan yang dibuatnya, sang paman berpesan, "Nak, untuk menyingkirkan mertuamu, jangan memberi racun yang bereaksi cepat, agar orang-orang tidak akan curiga. Karena itu, saya memberimu ramuan yang secara perlahan akan meracuni ibu mertuamu.
Setiap hari campurkan sedikit ramuan ini ke dalam masakan kesukaan ibu mertuamu dari hasil masakanmu sendiri.
Kamu harus bersikap baik, menghormati,dan tidak berdebat dengannya. Perlakukan dia layaknya sebagai ibumu sendiri, agar saat ibu mertuamu meninggal nanti, orang lain tidak akan menaruh curiga kepada kamu."Dengan perasaan lega dan senang, diturutinya semua petunjuk sang paman penjual obat. Dilayaninya sang ibu mertua dengan sangat baik dan penuh perhatian! Setiap hari, ia menyuguhkan aneka makanan kesukaan si ibu mertua.Tidak terasa, empat bulan telah berlalu dan terjadilah perubahan yang sangat besar. Dari hari ke hari, melihat sang menantu yang bersikap penuh perhatian kepadanya, ibu mertua pun merasa tersentuh. Ia berbalik mulai menyayangi si menantu bahkan memperlakukannya seperti anaknya sendiri. Dia juga memberitahu teman-teman dan kenalannya bahwa menantunya adalah seorang penuh kasih dan menyayanginya.
Menyadari perubahan positif ini, sang menantu cepat-cepat datang lagi menemui sang paman penjual obat, "Tolong berikan kepada saya obat pencegah racun pembunuh ibu mertua saya. Setelah saya patuhi nasihat paman, ibu mertua saya berubah sangat baik dan menyayangi saya seperti anaknya sendiri. Tolong paman, saya tidak ingin dia meninggal karena racun yang telah saya berikan".Sang paman tersenyum puas dan berkata "Anakku, kamu tidak perlu khawatir. Bubuk yang saya berikan dulu bukanlah racun, tetapi ramuan untuk meningkatkan kesehatan. Racun yang sebenarnya ada di dalam pikiran dan sikapmu terhadap ibu mertua. Sekarang semua racun itu telah punah oleh kasih dan perhatian yang kamu berikan padanya."
********
Subhanallah, kisah yang keren ya! Buat mertuaku kelak di manapun berada... Semoga Allah senantiasa memberi penjagaan terbaik... hmm... Semoga kita bisa menjadi partner yang kompak. Aamiin... Insya Allah aku akan berusaha menjadi menantu yang baik... ^^v
Jakarta, 26 Mei 2011
Aisya Avicenna
Catatan Aisya [29] : Cara Ibu Menyuruh Anak
Ada seorang ibu yang berprinsip dalam hal 'menyuruh anak'
- saat menyuruh pertama kali, berarti ia menyampaiken pesan 'minta tolong'
- jika mengulang 1x, brarti ia termasuk ibu yang cerewet
- jika mengulang 2x, berarti ia termasuk ibu yang bawel..
Karena ia tidak mau jadi ibu yang cerewet/bawel, maka ia tidak pernah mengulang ketika minta tolong, jika 1x meminta tolong tapi tidak ditanggapi, maka ia kerjakan sendiri, tidak marah dengan kata-kata, meski muka nampak agak masam.. Alhasil, anak-anaknya selalu bersegera dengan perintah pertama ibunya..
Copas dari notenya mbak Aniska :)
Tulisan ini diposting pada bulan April 2011 di blog sebelumnya.
List Dokter Kandungan Muslimah di DKI Jakarta dan Sekitarnya

Listnya dapat dari milis LDK Al-Azzam, semoga posting ini bermanfaat bagi kita semua….
1.dr. Puji Ichtiarti RS Hermina Bekasi Barat dan RS Hermina Jatinegara
2.dr. Yenny Julizir Rs.Anna Bekasi (Suaminya dr. Anak dan sebagai pemilik RS. ANNA)
3.dr. Susi RS Rawamangun
4.dr. Lidya Liliana RS. Mitra Bekasi Barat
5.dr. Lina Meilina Pujiastuti SpOG RS Mitra Keluarga Bekasi Barat
6.dr. Jenny Anggraeni RSIA Hermina Bekasi
7.dr. Nina Martini Somad RSIA Hermina Bekasi
8.Hj. Lina Meilina Spog RS Mitra keluarga Bekasi Barat
9.dr. Sri Redjeki – RS Hermina, Klinik Bella, Klinik Alifia Perumnas III Bulak Kapal Bekasi
10.dr. Koesmaryati – Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Timur (Muslimah)
11.dr. Ariati RS. siloam cikarang
12.dr Santi (Marlisanti kalau gak salah) RS JMC Buncit Raya
13.dr Husna RS OMC Pulomas
14.dr Ramayanti RSIA Putra Dalima , BSD Serpong
15.dr Hasna, dr.. (bisa dicek di website harapan kita) RS harapan kita
16.dr. Lita Lilik RS Mitra International jatinegara
17.dr Dwiyana Ocviayanti (Ocvi) RS Permata Cibubur
18.dr. Sri Lestari Praktek di RS International Bintaro dan RS Fatmawati.
19.dr. Rudiyanti RS International Bintaro. Praktek setiap hari 10:00-13:00 di RSIB.
20.dr. Wenny Ningsih RS.Honoris Tangerang (Perumahan Taman modern Tangerang), dkt Metropolis Town Square )
21.dr. Lucky Syafitri RSIA Eva Sari di Jl Rawa Mangun (Pramuka) Jak Pus dan RS Thamrin JakPus
22.dr. Suharyanti, Spog Praktek di RS. MMC dan RS Hermina Jatinegara
23.dr. Mutia Prayanti RS Hermina Depok
24.dr. Nelwati RS Hermina Depok
25.dr. Tazkiroh RS ISLAM JAKARTA, Jl. Cempaka putih Tengah I/1 Jakarta Pusat,
Telp.(021) 4250451 – 42801567 (hunting) Fax. (021) 4206681
26.dr. Suharni Kahar, SpOG
27.dr. Isnariani, SpOG
28.dr. Hasnah Siregar RSIA Hermina Jatinegara
29.dr. Roslina Spog RSIA Trimitra Cibinong Jalan Raya Bogor, 1km selatan dari Matahari Cibinong
30.dr. SUSAN MELINDA RSB.Limijati Bandung Jl RE Martadinata atau di Melinda Hospital, Bandung Jl Pajajaran
31.dr. Sofie Kimia Farma Jl Juanda Bandung
32.dr. Dewi S Gaduh Hermina
33.dr. Laila Nurana SPOG Medistra dan Bunda
34.dr. Nana Agustina RS Bersalin Siaga Dua, Pejaten Barat
35.dr. Zanibar Aldy RS Malahayati Medan
36.dr. Ida Farida, SpOG RS Kramat 128 Jakpus dan RS Satyanegara, Sunter
37.dr. Botefilia di RSIA Tambak, Manggarai JakPus.
sumber : http://anissa-alwafaa.blogspot.com/2010_07_01_archive.html
Tulisan ini diposting pada bulan Oktober 2010 di blog sebelumnya
Ananda, Cinta Bunda Tak Bertepi

Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Selamat pagi Ananda tersayang.
Selamat berjumpa lagi dengan hari yang baru.
Selamat merangkai karya dengan senantiasa meluruskan niat untuk Allah semata.
Semoga Ananda senantiasa menjadi pribadi yang pandai bersyukur agar kenikmatan dan karunia-Nya senantiasa berlimpah. Semoga Ananda menjadi umat tersayang dari Baginda Rasulullah Saw yang syafa'atnya turut pula dihadiahkan kepada kita sebagai umatnya. Aamiin Ya Rabbal'alamiin.
Ananda tersayang, ini surat Bunda yang pertama untuk Ananda. Maafkan Bunda ya, bukan berarti Bunda tak mau menyempatkan waktu barang sejenak untuk menuliskannya, tapi memang terasa sulit untuk mengungkapkan isi hati Bunda lewat kata-kata. Rangkaian kata ini belum cukup mewakili cinta Bunda pada Ananda. Rangkaian kata ini belum mampu menggambarkan apa yang membuncah di hati Bunda.
Ananda tercinta, kehadiran Ananda menjadikan hidup Bunda semakin diliputi perasaan bahagia. Menjadi ibu adalah karunia dari-Nya yang begitu luar biasa. Membuat hidup Bunda terasa lengkap karena kehadiran Ananda di tengah keluarga kita. Ya, keluarga kita yang insya Allah penuh dengan kebahagiaan. Sakinah, mawadah, warahmah. Bunda bangga karena mempunyai gelar baru sebagai seorang ibu. Alhamdulillah, senangnya hati Bunda. Panggil ibumu ini dengan sebutan “Bunda” ya.
Ananda belum mengenal Bunda ya? Izinkan Bunda memperkenalkan diri dulu ya. Biar Ananda makin sayang dengan Bunda. Etika Suryandari, itulah nama Bunda yang diberikan oleh ayah Bunda, kakek Ananda tercinta. Bunda diberi nama "Etika" karena Bunda diharapkan dapat menjadi orang yang berakhlak baik (beretika), "Surya" berarti matahari. Bunda diharapkan menjadi pribadi yang bermanfaat untuk banyak orang layaknya matahari yang banyak menebarkan manfaat pada semua makhluk. Dan "ndari" berasal dari bahasa Jawa "ndadari" yang berarti bersinar terang. Bunda diharapkan menjadi cahaya bagi sekitar, mampu memberi inspirasi pada orang lain. Nama ini adalah tanggung jawab, Anandaku sayang. Semoga Bunda dapat menjadi seperti apa yang diharapkan ibu dan ayah Bunda. Aamiin Ya Rabbal'alamiin.
Oh ya, Bunda sekarang beraktivitas sebagai calon Statistisi di Kementerian Perdagangan Jakarta. Statistisi? Pasti Ananda belum tahu ya maksudnya. Statistisi adalah orang yang pekerjaannya berhubungan dengan data. Banyak berhubungan dengan Matematika juga. Ya, karena Bunda sarjana Matematika, Sayang. Bunda berharap kelak Ananda juga menyukai pelajaran Matematika karena kebanyakan anak-anak tidak menyukai pelajaran ini. Bunda akan membimbing dan mengajari Ananda dengan sepenuh hati! Kita akan belajar bersama ya Sayang. Meski Bunda bekerja di kantor, Bunda berjanji tetap akan memprioritaskan urusan keluarga karena Bunda ingin selalu memberikan yang terbaik pada keluarga.
Selain beraktivitas di kantor, kini Bunda juga aktif di Forum Lingkar Pena (FLP) Jakarta. Di komunitas inilah Bunda belajar banyak untuk menjadi seorang penulis. Hmm, Bunda memang memiliki impian untuk menjadi penulis, Ananda sayang. Bahkan Bunda memiliki impian untuk menjadikan keluarga kita adalah keluarga penulis. Suatu saat nanti, Bunda ingin bisa melahirkan karya kita bersama. Sebuah buku karya Bunda, Ayah, dan juga Ananda. Subhanallah, alangkah bahagianya jika mimpi itu benar-benar terealisasi. Semoga saja Allah memberi kemudahan ya Sayang... aamiin..
Saat Bunda menulis surat ini, Ananda memang belum lahir. Bunda bahkan belum bertemu Ayah. Bunda akan terus berusaha melakukan yang terbaik untuk Ananda dengan memilih Ayah yang sholeh, yang bisa menjadi imam kita kelak. Sudah tertanam dalam diri Bunda bahwa pernikahan Bunda dengan Ayah nanti bervisi untuk mewujudkan pernikahan sebagai penyempurna agama yang bukan sekedar untuk mencari bahagia, tapi menuai keberkahan di dunia dan akhirat, bersama menuju surga-Nya. Ya, kita akan berjuang bersama menuju surga-Nya. Al-Firdaus, surga tertinggi dambaan setiap muslim sejati. Ananda adalah kunci surga bagi Bunda. Maka, Bunda akan terus menjaga kunci itu sebaik-baiknya.
Sebuah konsep keluarga SMART akan Bunda bangun bersama Ayah Ananda kelak. Semoga kami bisa membimbing Ananda menjadi mujahid-mujahidah tangguh kebanggaan dien ini, Islam yang mulia. Ananda ingin tau apa itu keluarga SMART? Inilah keluarga impian Bunda yang kelak akan Bunda wujudkan bersama Ananda dan bersama Ayah tentunya.
S : Sakinah, mawadah, warahmah
M : Mengorientasikan semua aktivitas untuk mencari ridho Allah Swt yang dilakukan sesuai tuntunan Rasulullah Saw
A : Al Qur’an dan Al Hadist sebagai pedoman utama
R : Rumah tangga yang menjadi surga dunia serta sebagai markas dakwah dan tarbiyah.
T : Tanggung jawab dalam menjaga keluarga (buka Q.S. At-Tahrim : 6 ya!)
Ananda tersayang, mari kita wujudkan bersama impian besar ini ya...
Menjadi seorang ibu memang tak mudah. Tapi Bunda akan terus melakukan yang terbaik untuk Ananda. Karena Ananda adalah amanah dari-Nya. Amanah yang luar biasa. Bunda akan membimbing Ananda menjadi generasi Qur’ani, generasi yang cinta Al-Qur’an. Mari membaca Al Qur'an dengan tartil, memahami artinya, menghafalnya, dan saling mengingatkan dengan mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Sehingga di suatu masa nanti saat Bunda menghadap-Nya, Bunda akan memakai mahkota berkilauan. Ya, itu hadiah dari Ananda pada Bunda sebagai seorang anak yang cinta Al-Qur’an.
Ananda tercinta, jadilah cahaya bagi Bunda. Pilihlah kata terbaik, pilihlah sikap terpuji saat berinteraksi dengan Bunda dan yang lainnya. Karena dengan begitu, Bunda akan semakin bahagia dan bangga pada Ananda. Karena Bunda inginkan anak-anak Bunda adalah anak-anak yang sholeh dan sholehah. Surga berada di telapak kaki Ibu. Semoga Allah Swt juga berkenan meletakkan surga-Nya pada diri Bunda. Bunda ingin menjadi ibu terbaik untuk Ananda kelak.
Ananda terkasih, Bunda menyadari bahwa Ananda hanyalah titipan. Ananda bukan milik Bunda. Ananda juga bukan milik Ayah. Tapi, Ananda milik Allah Swt. Bunda tidak akan menuntut balas budi Ananda atas pengorbanan Bunda yang telah mengandung, melahirkan, menyusui, dan merawat Ananda. Bunda hanya ingin Ananda berbakti sepenuhnya pada Allah Swt. Menjadi hamba-Nya yang beriman dan beramal sholeh.
Tak terasa, bagaskara kian meninggi. Sudah saatnya Bunda mempersiapkan diri untuk merangkai karya. Bunda akan mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk mencukupi kebutuhan Ananda kelak. Doakan Bunda ya, semoga setiap rezeki yang Bunda terima adalah rezeki yang halal dan penuh kebarokahan dari Allah Swt karena Bunda selalu inginkan yang terbaik untuk Ananda.. Sudah dulu ya, sekian surat dari Bunda.
Ananda, cinta Bunda tak bertepi.
Wassalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 30 September 2010_06:13
Bunda yang sangat mencintaimu,
Aisya Avicenna
*)Aisya Avicenna adalah nama pena dari Etika Suryandari, S.Si. Terlahir kembar pada tanggal 2 Februari 1987. Saat ini ia berprofesi sebagai statistisi di Kementerian Perdagangan RI. Senang membaca, menulis, mengisi training, mengoleksi buku, berpetualang, berkontemplasi, dan melakukan hal-hal yang menantang serta full inspirasi. Tulisannya pernah dimuat di www.penulislepas.com. Ia tergabung dalam Forum Lingkar Pena (FLP) Jakarta. Penulis yang berdomisili di Jalan Kebon Nanas Selatan No. 16 RT 006/RW 008, Cipinang, Cempedak Jatinegara, Jakarta Timur 13340 ini bisa dihubungi di emailnya : akhwat_visioner@yahoo.com, webblog : http://thickozone.blogspot.com, HP : 085647122037
NB : tulisan ini diikutkan dalam lomba “Surat untukmu Nak, dari Calon Ibumu”, dari sumber : http://azkamadihah.wordpress.com/2010/lomba-surat
Tulisan ini diposting pada bulan Oktober 2010 di blog sebelumnya
Etika Menjadi Ibu

Hmm, judul di atas bermakna ganda ya? (Karena yang menulis ini kebetulan bernama Etika, ^^v). Tapi yang dimaksud bukan Etika yang menulis ini. Etika = Suluk = Akhlak… Yadahlah, mari disimak!
Selasa, 22 September 2010
Pagi ini, sebelum berangkat ke kantor, aku menyempatkan diri untuk melihat berita pagi ini. Aku terhenyak saat melihatsebuah berita! Dalam berita itu diceritakan bahwa ada seorang anak yang tinggal di daerah Sumatera Selatan, ia bernama Reno, baru berumur 2 tahun 3 bulan. Sekilas dari penampilannya, ia seperti anak kebanyakan. Dalam berita tersebut, wajah Reno ditutupi (disamarkan). Mengapa???
Saya beri tahu, tapi jangan kaget! Ternyata Reno kecil adalah seorang perokok berat! Dalam layar TV sekilas juga terlihat Reno sedang bermain sambil merokok. Astaghfirullah... Dalam sehari, ia bisa menghabiskan 32 batang! Bayangkan kawan!!!
Bagaimana sih orang tua Reno mendidik dan mengasuhnya? Kok bisa sampai separah itu? Pasti ada sesuatu yang tidak beres! Itulah pertanyaan yang terbersit dalam diri ini saat melihat berita itu? Dan sepertinya, memang ada yang tidak beres! Ibu dan ayahnya terkesan cuek! Bahkan hanya menjawab, sudah dibawa ke puskesmas tapi belum ada perubahan. Uhf... Astaghfirullah!!!
Berita itu pun berlalu. Diri ini juga harus segera beranjak pergi ke kantor. Seperti biasa, harus ada buku yang menjadi teman perjalanan. Akhirnya memutuskan untuk membawa buku “Etika Menjadi Ibu” yang sengaja dipilih di antara tumpukan buku yang belum sempat disampul dan diinventaris. Buku saku ini merupakan buku terjemahan dengan judul aslinya adalah “Sulukul Ukhtii Muslimah Kaummin”. Buku setebal 43 halaman ini ditulis olehShafa’ Jalal dan diterjemahkan oleh Nurul Mukhlisin Asyrafuddin, Lc, M.Ag. Buku bersampul pink dengan gambar bayangan seorang ibu yang menggandeng anak kecilnya ini diterbitkan oleh Laa Raiba Bima Amanta (elBa), Surabaya.
Buku ini menerangkan bahwa tanggung jawab seorang muslimah sebagai seorang ibu terhadap anak dimulai sejak belum menikah hingga anak menjadi dewasa. Tanggung jawab terhadap anak dimulai dengan memilihkan ayah yang shalih. Setelah seorang muslimah memilih suami yang sholeh, maka akan dihadapkan pada beberapa fase selanjutnya.
1. Fase kehamilan, pada fase ini mulailah ada tambahan tanggung jawab seorang muslimah terutama untuk menjaga kesehatan janin dalam rahimnya.
2. Fase melahirkan, pada fase ini kekuatan seorang muslimah akan sangat diuji. Tak hanya secara fisik, tapi juga mental. Berjuang melawan maut demi kelahiran sang buah hati. Berusahalah untuk meminta bantuan dokter atau bidan beranak yang bukan laki-laki. Cari yang wanita saja!
3. Fase setelah melahirkan, pada fase ini Allah dan Rasul-Nya telah memberikan beberapa petunjuk sebagai kewajiban awal bagi orang tua, di antaranya :
a. Adzan dan iqamah di telinga sang bayi
b. Tahnik (mengolesi langit mulut bayi) dengan kurma
c. Memberikan nama yang baik. Bila terjadi perbedaan antara ayah dan ibu dalam masalah nama, maka memilih nama termasuk tugas suami (ayah sang bayi)
d. Mencukur rambut kepalanya dan bersedekah dengan perak seukuran berat rambutnya
e. Khitan dan melubangi daun telinga (bagi wanita)
f. Mengaqiqahkannya
g. Menyusuinya dalam waktu dua tahun
4. Fase anak pertengahan, maksudnya saat buah hati kita memasuki masa kanak-kanak. Pada masa ini orang tua sangat berperan mendampingi anak dengan serius memberikan pendidikan bernilai syari’at kepada mereka. Caranya dengan mengajarkan kalimat “La Ilaaha Ilallah”, memberitahukan kepadanya tentang perkara halal dan haram, menyuruh anak untuk beribadah, mendidik mereka dengan adab Islami, mengajarkan mereka bermuamalah, membiasakan infaq, mengajari dzikir
5. Fase remaja, pada fase ini peran orang tua juga sangatlah penting karena pada fase ini kondisi fisik dan emosional anak memang tengah labil. Maka dari itu, jadilah teman bagi mereka. Jangan suka mendikte, tapi dengarkanlah mereka.
6. Fase dewasa, pada fase ini peran seorang ibu adalah turut memilihkan pendamping yang baik agamanya buat anak. Pendampingg yang sholeh/sholehah, multazimah (taat) dan beriman untuk menyempurnakan kehidupannya.
Nasihat-nasihat untuk muslimah :
1. Hiasi diri dengan kejujuran dalam perkataan, karena perkataan kita adalah teladan yang akan diikuti oleh anak-anak kita
2. Jadilah muslimah yang amanah, ikhlas, dan taat kepada Allah selalu
3. Jagalah jangan sampai bertengkar dengan suami di hadapan anak-anak
4. Tidak menghukum anak dengan pukulan yang melukai
5. Tidak memberikan hinaan dan makian di hadapan orang lain
Hmm, mari menjadi calon orang tua yang terbaik buat anak-anak kita!
Jakarta, 22 September 2010
Aisya Avicenna
Tulisan ini diposting pada bulan September 2010 di blog sebelumnya
Selalu Ada Perempuan Hebat di Belakang Laki-Laki Hebat

Selalu Ada Perempuan Hebat, di Belakang Laki-laki Hebat [1]
Dalam sejumlah catatan sejarah tokoh-tokoh besar, banyak orang melupakan peran-peran penting para perempuan yang berada di belakang mereka. Padahal, hampir selalu tak pernah ada kebesaran nama seorang laki-laki, kecuali bersandar pada kehebatan dan kebesaran istri atau ibunya, tentu setelah sandaran utama Allah SWT.
Bahkan, kebesaran Rasulullah SAW pun tak luput dari peran besar seorang Khadijah ra. Dalam diri Khadijah lah terhimpun antara kekuatan iman, ketulusan cinta, kebesaran jiwa, keteduhan sikapnya yang menghantarkan proses kenabian Muhammad SAW. Hingga akhirnya, Rasulullah SAW berhasil melewati fase-fase paling awal yang sulit dalam sejarah dakwahnya.
Posisi Khadijah yang tidak tergantikan di hati Rasulullah SAW terlihat dalam kenyataan bahwa Rasul sering mengingat dan menyebutnya. Rasulullah SAW tidak pernah berduka atas kematian seseorang sebesar rasa duka beliau ketika Khadijah meninggal dunia. Dan tidak ada seorangpun yang dikenang lebih lama oleh Rasulullah SAW daripada Khadijah. Dalam sejarah, tahun kewafatan Khadijah disebut Aamul Huzn atau ‘Tahun Duka Cita’ karena Rasulullah SAW sulit mengusir kedukaan mendalam karena ditinggal istri tercinta di sepanjang tahun itu. Hanya saja, kesedihan itu semakin lama semakin kurang ditindas oleh tekad kuat dalam hati beliau yang luar biasa tabah.
Kehebatan Khadijah, bahkan sempat memicu kecemburuan ‘Aisyah ra. Suatu hari, Rasulullah SAW mengenang Khadijah di hadapan ‘Aisyah ra. Mendengar hal itu, ‘Aisyah berkata, “Seperti tidak ada perempuan lain di dunia ini selain Khadijah.” Rasulullah SAW menjawab, “Khadijah itu begini dan begitu, dan dari dialah aku beroleh keturunan.” (HR. Bukhari)
Kecemburuan ‘Aisyah pada Khadijah, juga termuat dalam riwayat, “Setiap kali Rasulullah SAW menyebut Khadijah, beliau pasti memujinya. Suatu hari aku merasa cemburu. Maka kukatakan, “Engkau selalu mengenang perempuan tua yang ompong itu, padahal Allah telah memberimu pengganti yang lebih baik. “ Rasulullah menjawab, “Allah tak pernah memberiku pengganti yang lebih baik daripada Khadijah. Dia beriman kepadaku ketika semua orang ingkar. Dia mempercayaiku ketika semua orang mendustakanku. Dia memberiku harta ketika semua orang enggan memberi. Dan darinya Allah memberiku keturunan, sesuatu yang tidak Dia anugerahkan kepadaku dari istri-istriku yang lain.” (HR. Ahmad)
Benarlah, di belakang sosok laki-laki yang hebat, pasti ada perempuan yang hebat!
Selalu Ada Perempuan Hebat, di Belakang Laki-laki Hebat [2]
“Jangan hanya melihat kecerdasan Imam Syafi’i, tapi lihat dahulu siapa ibunya”. Mari kita dalami sedikit kata-kata indah ini. Bahwa ibu memang bisa memainkan peran sangat besar dalam mendidik seorang anak. Dengan kelembutan, kekuatan iman, kasih sayang, cara pandang yang benar, dan ketegasannya, ibu mampu membentuk manusia-manusia yang berkepribadian kuat, tangguh, tidak cengeng, dan tahan banting.
Imam Syafi’i rahimahullah telah yatim sejak bayi. Kehidupan ekonominya sangat sulit, tapi itu tidak membuat ibunda Imam Syafi’i menyerah untuk tetap memelihara dan mendidik anaknya. Meski ditinggal wafat suaminya, beliau tetap tegar. Beliau bertekad menjaga amanah yang ditinggalkan suaminya yang bukan berupa harta benda melainkan amanah anak. Dengan keterbatasan ekonomi yang dialaminya, beliau tetap menyusun rencana besarnya. Beliau memutuskan Syafi’i harus ke Mekkah menyambung nasab Quraisy Syafi’i kecil dan berguru dengan para ulama di Masjidil Haram Makkah dan Madinah.
Tak sekedar rencana, usia 2 tahun, ibunda Syafi’i memboyong Syafi’i keluar dari negerinya, untuk kebesaran anaknya, ke Makkah. Dari sanalah, tahap demi tahap perjalanan hidup Syafi’i menjadi luar biasa. Kelak beliau tak saja dikenal sebagai ahli fiqh tetapi juga ahli sastra dengan kumpulan puisi gubahannya. Beliaupun telah mampu menghapal Al Qur’an sejak usia 7 tahun. Hingga beliau berangkat untuk melanjutkan perjalanan ilmunya di Madinah berguru kepada guru besar Madinah, Imam Malik.
Begitulah ibunda yang telah melahirkan seorang imam besar yang perannya selalu dikenang hingga hari akhir.
Sumber : Persembahan Cinta Istri Hasan Al Banna
*** Saudaraku, siapapun engkau… hargailah wanita-wanita hebat yang ada di sampingmu, entah itu ibundamu, saudari perempuanmu, atau istrimu tercinta… Demikian juga engkau saudariku, jadilah yang terhebat untuk setiap laki-laki hebat di sekitarmu… Sebagai putri, teguhkan taatmu pada ayahanda tercinta… karena beliau adalah walimu! Sebagai istri, wajib bagimu untuk menghibahkan ketaatan tiada tara pada suamimu! Sebagai muslimah, teruslah berjuang dan saling mengingatkan saudara-saudaramu dengan cara yang baik dengan tetap menjaga iffah dan izzahmu!!!
Jakarta, 010610_05.00
Aisya Avicenna
Tulisan ini diposting pada bulan Juni 2010 di blog sebelumnya
Stars on My Birthday

Our ages increase steadily every year and every year we celebrate our birthdays in any ways mostly by giving a party with a birthday cake for a birthday, and there will be gifts and many people saying congratulation. Anyway, have we ever thought that actually a birthday should not be made identical with a party and such those things? Otherwise, we should both reflect upon ourselves and introspect ourselves. Realizing that we become older and older, and also the responsibilities that we have. We are going to face a more complicated life with it’s own problems namely friendship, study, work, etc.
When we were children, we used to fill our activities by playing and playing. One night when I was sitting on my mother’s lap, I paid attention to the stars from the terrace of my house. It was a very fine night decorated with the moon surrounded with the light of the stars. At the time, I asked my mother, “Mom… can those stars fall down? If can, I would like to catch and make them as decorations in y room.” Smiling, my mother gave her answer, “Yes, of course” then I asked her again, “How many stars are there on the sky?” My mother gave her answer, They are so many and we are not able to count them.” I was so curious with her answer and I keep asking, “Mom…by the sophisticated technology that we have, why aren’t we able to count them, and why don’t we use a calculator to count them?”. My mother answered, “Honey, it just remains unable, that is out of our authority as human beings”. Then I talk to her, “Mom, when I am a woman I want to be an astronaut, I want to go the moon and after being there, I will buy a lot of gifts and I will not forget to take a star for you.” My mother said, “Honey, there is no life on the moon as we have on earth and you will not find even a souvenir seller as you see in tourism places and you will not be able to take a single star as well because actually a star is very big unlike what we see from here. A star is seen very small from earth because of it’s distant distance from earth. Suddenly, when I was belonging at the sky I saw a comet falling down and I said, “Mom… look t that star!” and my mother sais, “Close your eyes and make a wish as you usually do before blowing candles on your birthday, then you wish will come true but the main thing that you must do is PRAYING TO GOD diligently. Keep trying and don’t give up.”
Special for my mother … I LOVE YOU SO MUCH!!!
Happy Birthday!!!
I will be the STAR for everyone… be inspiring others!!!
Aisya Avicenna
(Tulisan
ini diposting pada bulan Februari2010 di blog sebelumnya)
Aisya
Avicenna
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
Daftar Tulisan
Motivasi
(341)
Coretan
(233)
Dunia Muslimah
(140)
Puisi
(114)
RomantiCouple
(82)
Artikel
(76)
Kepenulisan
(50)
Tips
(46)
FLP
(41)
Mutiara Kata
(41)
Catatan Mamiko
(24)
Dunia Parenting
(24)
TraveLova
(21)
Cerpen
(20)
Inspirasi Bisnis
(19)
Resensi Buku
(17)
Dunia Anak
(14)
Buku Aisya Avicenna
(13)
Flash Fiction
(9)
Resensi Film
(8)
Cerbung
(5)