ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.

ASYIKNYA UMRAH DI BULAN RAMADAN (PART 2)

 


Setelah semua proses administrasi selesai dan kami juga telah ikut manasik tibalah hari keberangkatan pada 31 Mei 2017.

Kami diminta berkumpul di Bandara Soekarno Hatta terminal 2E pukul 16.00 karena pesawat akan berangkat pukul 20.00. Saya dan suami berangkat dari rumah Depok sementara Ayah, Bunda, dan Uwak berangkat dari Bogor (rumah kakak ipar saya). Gerimis mengiringi perjalanan kami ke bandara. Masyaa Allah.. jadi syahdu banget. Makin deg-degan rasanya.

Pukul 15.30 kami tiba di bandara. Rombongan Ayah sudah tiba lebih dulu. Kami pun lapor ke pihak travel dan menyerahkan koper yang akan dimasukkan ke bagasi. Sekitar pukul 16.30, pihak travel memberikan sedikit pengarahan dan mengenalkan dengan ketua rombongan. Setelah itu kami diarahkan untuk persiapan berbuka puasa di ruang tunggu. Setelah berbuka, kami check in dan menunaikan shalat Maghrib dijamak dengan Isya’ di dalam bandara. 

Jantung berdetak semakin kencang tatkala kami mulai boarding pukul 20.30. Pesawat mengalami keterlambatan sehingga yang seharusnya kami take off pukul 20.00 mundur jadi pukul 21.00. Bismillah, kami pun ‘terbang’ ke tanah suci. Saya duduk di dekat jendela (tempat favorit saya kalau naik pesawat), berdampingan dengan suami dan Ayah. Bunda dekat dengan Uwak. Selama perjalanan berulang kali saya bilang ke suami, “Nda, ini bukan mimpi kan? Kita berangkat umrah.” Suami bilang, “Iya Insya Allah, alhamdulillah kita akan berangkat.”

Kami menikmati perjalanan dengan menyaksikan tayangan salat tarawih di Masjidil Haram dengan imam Abdurrahman As-Sudais. Masyaa Allah, syahdunya. Beberapa saat lagi insya Allah kami pun akan merasakannya salat diimami beliau. 

Perjalanan umrah 12 hari ini dimulai dari Mekah baru ke Madinah, sehingga kami melakukan ihram di atas pesawat. Sekitar pukul 02.00 waktu setempat, saya membangunkan suami dan Ayah untuk bersiap ganti dengan pakaian ihram. Pukul 02.30 awak pesawat mengumumkan kalau kami akan melintasi miqot Wadi Qorn (Qornul Manazil) sehingga diharapkan jamaah berganti pakaian ihram. Pukul 03.00 diumumkan kembali kalau kami sudah memasuki miqot sehingga bisa melafazkan niat umroh dan mulai memperbanyak kalimat talbiyah.

Labbaik allahumma labbaik...

Labbaikalaa syariikalaka labbaik..

Innalhamda wanni’mata lakawalmulk laa syariikalak..

Aku penuhi panggilan-Mu, Ya Allah.. 

Aku penuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.. Aku penuhi panggilan-Mu...

Sesungguhnya segala puji, kenikmatan, dan kerajaan hanya milik-Mu, 

tidak ada sekutu bagi-Mu...

Alhamdulillah, kami mendarat di Jeddah pukul 03.45 kemudian mengantri di bagian imigrasi. Masyaa Allah.. alhamdulillah.. tak hentinya saya bersyukur dan takjub karena akhirnya berada di bumi para nabi. Selesai urusan imigrasi seharusnya kami sahur,  tapi ternyata ada kendala di pihak cateringnya. Entah kenapa makanan sahur kami belum siap. Kami sekeluarga berusaha tenang. 

Waktu itu sudah mendekati Subuh, akhirnya kami sekeluarga sahur dengan air putih dan 3 butir kurma, bismillah... insya Allah bisa menuntaskan puasa hari itu dengan baik. 

Tepat saat azan Subuh, makanan sahur baru datang. Pembimbing kami pun menyarankan bagi yang sekiranya tidak kuat berpuasa boleh tidak berpuasa karena memang kondisi safar atau dalam perjalanan. Saya dan keluarga memutuskan untuk tetap berpuasa meski sahur dengan air putih dan kurma.

Nantikan kisah kami selanjutnya saat di Mekah ya.

0 comments:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna