ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.
Tampilkan postingan dengan label Alquran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Alquran. Tampilkan semua postingan

Reportase Aisya : Belajar Al-Qur'an dari Yaman



Sabtu, 21 Mei 2011 bertempat di masjid Lembaga Pendidikan Al-Qur'an (LBQ) Al-Utsmani, diadakanlah acara tasmi' Qur'an. Tasmi' Qur'an ini diadakan setiap mid semester. Pada tasmi' kali ini beberapa ustadzah dan mahasiswi lefel tahfidz memuroja'ah hafalan Qur'annya di hadapan mahasiswi lainnya.
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Kabar duka atas kematian ustadzah Yoyoh Yusroh pagi tadijuga turut disampaikan dalam acara ini. Setelah muroja'ah juz 6 selesai, hadirlah di tengah-tengah kami seorang ustadzah dari Yaman bernama Ustadzah Ahlam.
Sebelum mulai memberi tausyah, kami sholat ghaib berjamaah dan beliau menjadi imamnya. Sangat haru suasananya. Setelah sholat ghaib, beliau yang kala itu membawa serta ketiga buah hatinya mulai memberikan tausyah dengan bahasa Arab. Oleh karena itu, Ustadzah Mukhlisoh mendampingi beliau sebagai translater bahasa Arabnya.
Sebelum beliau menyampaikan tausyah, ternyata ketiga buah hatinya ingin muroja'ah hafalan. Akhirnya, Q.S. Ar-Rahman ayat 1-13 pun meluncur dari mulut kedua putrinya yang masih balita. Sedang putra bungsunya belum begitu lancar. Maklum, masih batita. Subhanallah.. Jadi terinspirasi semoga kelak bisa mencetak generasi pecinta Al-Qur'an. Aamiin...
Beliau pun mulai memberikan tausyah dengan bahasa Arab. Waduh, baru menangkap sepotong-sepotong atas apa yang beliau sampaikan. Hmm, jadi semangat belajar bahasa Arab. Chayo!
Kali ini beliau menyampaikan materi tentang "Bermujahadah dalam Belajar dan Mengajarkan Al-Qur'an".
Dua point penting yang perlu dimiliki dalam belajar dan mengajarkan Al-Qur'an antara lain:
Keikhlasan, karena ikhlas mempunyai derajat yang tinggi.
Semangat menuntut ilmu, karena orang-orang yang menuntut ilmu dicatat sebagai fisabilillah sampai ia kembali ke rumahnya. Barangsiapa yang berjalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan jalannya ke surga.
Al-Qur'an adalah ilmu yang paling mulia. Al-Qur'an diturunkan Allah sebagai mukjizat bagi Rasulullah Saw. Membacanya termasuk ibadah. Al-Qur'an adalah tali Allah antara langit dan bumi. Kitabullah hidayah yang di dalamnya terdapat petunjuk serta perintah dan larangan Allah. Al-Qur'an sampai kepada kita dengan proses yang panjang mulai dari pertama kali diturunkan pada Rasulullah Saw sampai sekarang kita bisa menikmatinya dalam berbagai bentuk. Namun, isi Al-Qur'an masih tetap terjaga karena Allah sendirilah yang menjamin keterjagaannya. Al Qur'an sampai kepada kita karena media tulisan (kitab) dan suara (hafalan).
Al-Qur'an mulai ditulis sejak zaman Rasulullah Saw. Saat itu Malaikat Jibril menyampaikan kepada Rasulullah Saw. dan mentasmi' bacaan Rasulullah Saw. Bacaan Rasulullah Saw tersebut ditulis oleh sahabat yang ditunjuk. Sahabat Rasulullah Saw. juga menghafal Al-Qur'an.
Setelah Rasulullah Saw wafat, pada masa pemerintahan Abu Bakar ra, Hudzaifah bin Yaman bertemu dengan dua orang muslim yang tengah memperdebatkan salah satu ayat di QS. Ali 'Imran. Keduanya hendak saling membunuh karena selisih pendapat itu. Kemudian beliaupun mengusulkan untuk menstandarkan bacaan Al-Qur'an (Ayat-ayat Al-Qur'an yang masih terpisah agar segera dibukukan). Abu Bakar ra meminta Zaid untuk menuliskannya.

Ustadzah Ahlam diutus ke Indonesia untuk menjadi guru tahsin, mengajarkan membaca Al-Qur'an yang benar. Beliau sudah satu sanad dengan Syekh Ali Basfar. Suatu hari, beliau bertemu orang Afrika. Saat ditanya dengan bahasa Arab, ternyata ia tidak bisa menjawab. Ia belajar Al-Qur'an dengan ustadzah. Hingga pada suatu hari ustadzah bertemu dengan beliau, tapi kali ini beliau dicengangkan dengan prestasi anak orang Afrika tersebut yang berhasil menjadi juara pertama lomba hafalan Qur'an tingkat internasional. Jadi, meski tidak menguasai bahasa Arab, kita pun bisa menghafal Al-Qur'an.
Ada lagi cerita tentang Imam Ibnu Jazri. Ayahnya pada suatu hari menunaikan ibadah haji. Dalam ibadahnya tersebut, ia berdoa memohon kepada Allah agar dikaruniai anak yang 'alim (berilmu) karena istrinya belum jua mengandung. Setelah kembali ke kampung halamannya, akhirnya doa ayah Imam Ibnu Jazri itupun terkabul. Imam Ibnu Jazri pun lahir dan menjadi ahli Qur'an. Perkataan beliau tentang membaca Al-Qur'an:
"Membaca Al-Qur'an dengan tajwid wajib. Siapa yang tidak membacanya dengan tajwid berdosa. Karena Allah menurunkannya dengan tajwid. Dan demikianlah Al-Qur'an dari-Nya sampai kepada kita."
Ustadzah yang ramah dan humoris itu juga menyampaikan bahwa untuk membaca Al-Qur'an dengan tajwid itu butuh usaha keras. Bahkan beliau dulu belajar melafalkan huruf "dhod" sesuai makhraj dan sifatnya dengan mengulang-ulangnya di saat mencuci. Hehe, inspiratif!
Beliau juga menceritakan bahwa saat ini sudah banyak anak-anak usia balita yang sudah mahir membaca dan menghafal Al-Qur'an. Semoga itu memotivasi anak-anak dan para orang tua di Indonesia dalam mencetak generasi Qur'ani.

Demikian reportase saya, semoga bermanfaat.
Jakarta, 250511_05:28
Aisya Avicenna
NB : tertarik belajar tahsin Qur'an dan menjadi hafizh/ah? Gabung saja di LBQ Al-Utsmani, Jalan Condet Raya Gang Sawo, Jakarta Timur.

Al-Qur'an : Cahaya Penerang Kehidupan


Janganlah terlena dengan nikmat dunia 
Karena kau kan merugi
 
Jangan terpedaya bujuk rayuan setan
 
Hingga terjerumus dalam kenistaan
 
Jadikan Al Qur’an sebagai pedoman
 
Petunjuk jalan setiap insan
 
Agar kita tiada terlena dengan dunia yang fana
 
Al Qur’an cahaya penerang kehidupan

Petunjuk bagi seluruh insan tuk hidup di dunia 
Mari kita amalkan

Jadikan hamba beriman
(Al Qur’an Cahaya Hidupku_Heru Herdiana)
***
Inspirasi 17 Ramadhan [Part 1]
Alhamdulillah, berhasil khatam Al-Qur’an tepat pada hari ke-15 Ramadhan. Semoga target untuk bisa khatam 2x di bulan Ramadhan tahun ini dapat tercapai. Aamiin... Memang, secara kuantitas sengaja targetnya dibuat sama seperti tahun lalu, tapi ada sesuatu yang “dibedakan” di tahun ini sebagai ikhtiar untuk meningkatkan kualitas agar lebih baik dari tahun lalu. SEMANGAT! Tentunya nuansa tilawah di Ramadhan tahun ini sangat berbeda dengan tahun lalu. Masih teringat, Ramadhan tahun lalu alhamdulillah sudah “free” dari kuliah. Hanya tinggal persiapan wisuda. Sehingga tahun lalu memang punya banyak waktu untuk tilawah. Sedangkan pada Ramadhan tahun ini, sudah disibukkan dengan rutinitas kantor dengan tugas kerja yang bisa dibilang “tiada habisnya”. Memang harus ada siasat tersendiri untuk memanfaatkan setiap waktu yang ada agar target tilawah sehari 2 juz bisa istiqomah tercapai. Semoga Allah senantiasa memberi kemudahan.. aamiin..
Hari semakin berlalu, tak terasa hari ini (Jumat, 27 Agustus 2010) sudah memasuki hari ke-17 Ramadhan 1431 H. Menjadi momentum perenungan dan muhasabah, hari-hari di bulan Ramadhan yang sudah terlewat apakah sudah diisi dengan optimal? Akankah kita merasa cukup puas dengan yang sudah kita lakukan di Ramadhan tahun ini, sedang kita tidak bisa menjamin bisa bertemu lagi dengan Ramadhan tahun depan??? Astaghfirullah... Semoga kita segera bangkit dan berbenah kembali untuk memperbaiki Ramadhan kita, mumpung masih diberi waktu dan kesempatan.
Alhamdulillah, ada kejadian istimewa yang baru saja terjadi. Pagi ini terbangun jam 12 malam. Setelah sholat malam, tiba-tiba... “CLING”. HP-ku berbunyi. Ternyata ada pesan yang masuk di YM. Hehe, tadi lupa logout YM di HP, jadi online terus. Pesan dari seorang teman. Pertamanya menanyakan, “Belum tidur tik?”. Aku jawab, “Malah baru bangun.” Dia bertanya, “Mau ngaji sampai pagi?”. Akupun mengiyakan. Dia berkata, “Aku blm bs ngaji”. “Ya belajar dunk!”. Alhamdulillah, akhirnya temanku itu mau belajar ngaji pada seorang temanku yang lain, karena kebetulan mereka sangat memungkinkan untuk dikoneksikan. Menurutku, kejadian ini juga merupakan hadiah terindah dari Allah SWT untuk Ramadhanku tahun ini, bisa menjadi “benang merah” untuk merealisasikan maksud baik sahabatku itu. Di malam Nuzulul Qur’an ini, petunjuk-Nya datang pada seorang sahabatku. Terharu dan sangat bersyukur... Ya Allah... terima kasih...
Nuzulul Qur’an menjadi pengingatan juga buat saya bahwa Allah SWT memerintahkan kita untuk membaca dan menulis. Malam 17 Ramadhan merupakan event yang diperingati umat Muslim sebagai malam diturunkannya Al Qur’an. Wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril adalah Perintah Membaca. “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu-lah Yang Maha Mulia. Yang Mengajari (manusia) dengan pena. Dia Mengajarkan Manusia apa yang tidak diketahuinya (QS. Al ‘Alaq: 1-5). Ada dua kata yang menjadi sorotan, yaitu Baca dan Pena.
Memang, setiap orang memiliki kemampuan menulis, dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Begitu juga dengan kemampuannya membaca. Tapi, tidak semua orang memiliki kesempatan untuk menuangkan tulisan dan melakukan aktifitas membaca, mungkin juga karena keterbatasan yang dimilikinya, termasuk keterbatasan media yang digunakannya.
Menulis dan membaca memang dua aktivitas yang tidak terpisahkan. Alhamdulillah, aku sangat menyukai kedua aktivitas ini. Salah satu media yang biasa aku gunakan untuk menulis atau mencari referensi tulisan (membaca) adalah blog. Menjadi blogger identik dengan menjadi penulis, ini sesuatu yang sangat layak untuk disyukuri. Karena hanya dengan demikian kita bisa merasakan betapa nikmat Allah begitu besar yang telah diberikan-Nya kepada kita, nikmat berupa kemampuan untuk membaca dan menulis sebagai gerbang ilmu pengetahuan. Hidup BLOGGER!!!
***
Inspirasi 17 Ramadhan [Part 2]
Sudah kita pahami bersama bahwa Al-Qur’an pertama kali diturunkan di bulan Ramadhan. Baik diturunkan secara keseluruhan, maupun ayat yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah SAW di Gua Hira, itu terjadi di bulan Ramadhan. Oleh karenanya, sangat tepat jika bulan Ramadhan ini disebut sebagai bulan Al-Qur’an.
Allah SWT berfirman: “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil)…” (QS. Al-Baqarah [2] : 185)
Dalam bulan Ramadhan yang mulia ini, hendaknya kita perbanyak interaksi kita dengan Al-Qur’an. Bentuk interaksinya antara lain :
1. Meyakini kebenaran Al-Qur’an
Kita harus yakin/beriman bahwa Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Keyakinan terhadap Al-Qur’an sebagai salah satu kitab Allah adalah merupakan salah satu rukun iman, yaitu beriman kepada kitab-kitab Allah, diantaranya Al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan petunjuk/pedoman yang diberikan Allah terutama kepada manusia sebagai cara hidup agar selamat di dunia maupun akhirat.
2. Membaca, menghapal, dan mendengarkan Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an sangat banyak keutamaannya. Kita simak salah satu firman Allah SWT, “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Faathir : 29-30)
Marilah kita senantiasa berusaha untuk menghafalkan Al-Qur’an sekuatnya, semampunya, disertai dengan usaha yang sungguh-sungguh. Jangan sampai kita tidak memiliki hafalan Al-Qur’an sama sekali. Rasulullah bersabda,“Orang yang tidak mempunyai hafalan Al-Qur’an sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh.” (HR Tirmidzi)
Demikian pula mendengarkan Al-Qur’an juga merupakan ibadah. Sebagaimana Rasulullah SAW juga pernah meminta Ibnu Mas’ud untuk membacakan beberapa ayat Al-Qur’an kepada beliau.
3. Memahami kandungan Al-Qur’an
Sebagai aturan/pedoman hidup, Al-Qur’an perlu dipahami kandungannya dengan baik. Kita perlu memahami, agar Al-Qur’an dapat direalisasikan, sebagai cara hidup yang kita tempuh.
4. Mengikuti, mengamalkan dan berdakwah
Sudah selayaknya, kita mengikuti dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Al-Qur’an tidak cukup hanya dibaca, dihafal, diperdengarkan, tetapi jauh lebih penting dari itu, Al-Qur’an harus diikuti dan diamalkan. Allah SWT berfirman, “Dan Al-Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.” (QS. Al-An’am: 155)
Bentuk interaksi lainnya adalah berda’wah dengan Al-Quran. Allah SWT berfirman,“…agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (QS. Al-Furqan: 1javascript:void(0))
Itulah 4 cara kita dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an. Apalagi dalam bulan Ramadhan yang disebut sebagai bulan Al-Qur’an, interaksi kita dengan Al-Qur’an harus ditingkatkan.
***
Saat membaca, bacalah dengan menyebut nama Allah. ..
Saat menulis, tulislah dengan tetap mengingat akan kebesaran Allah…
Jakarta, 17 Ramadhan 1431 H _ 03:03
[Habis menatap langit dari beranda kos lantai 2, berharap dapat melihat bulan, bintang, dan Mars eh... malah lihat kucing sedang sisiran (menjilati bulunya) di atas genteng.. Hehe... lucunya... ^^v]
Aisya Avicenna




Tulisan ini diposting pada bulan Agustus 2010 di blog sebelumnya
 

Hafalin Alquran Yuk


Segala pujian hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarganya, dan para sahabat seluruhnya. Keistimewaan metode ini adalah seseorang akan memperoleh kekuatan dan kemapanan hafalan serta dia akan cepat dalam menghafal sehingga dalam waktu yang singkat dia akan segera mengkhatamkan Al-Quran. Berikut kami akan paparkan metodenya beserta pencontohan dalam menghafal surah Al-Jumuah:
1. Bacalah ayat pertama sebanyak 20 kali.

2. Bacalah ayat kedua sebanyak 20 kali.
3. Bacalah ayat ketiga sebanyak 20 kali.
4. Bacalah ayat keempat sebanyak 20 kali
5. Keempat ayat di atas dari awal hingga akhir digabungkan dan dibaca ulang sebanyak 20 kali.
6. Bacalah ayat kelima sebanyak 20 kali.
7. Bacalah ayat keenam sebanyak 20 kali.
8. Bacalah ayat ketujuh sebanyak 20 kali.
9. Bacalah ayat kedelapan sebanyak 20 kali.
10. Keempat ayat (ayat 5-8) di atas dari awal hingga akhir digabungkan dan dibaca ulang sebanyak 20 kali.
11. Bacalah ayat pertama hingga ayat ke 8 sebanyak 20 kali untuk memantapkan hafalannya.
Demikian seterusnya pada setiap surah hingga selesai menghafal seluruh surah dalam Al-Quran. Jangan sampai kamu menghafal dalam sehari lebih dari seperdelapan juz, karena itu akan menyebabkan hafalanmu bertambah berat sehingga kamu tidak bisa menghafalnya.
JIKA AKU INGIN MENAMBAH HAFALAN PADA HARI BERIKUTNYA, BAGAIMANA CARANYA?
Jika kamu ingin menambah hafalan baru (halaman selanjutnya) pada hari berikutnya, maka sebelum kamu menambah dengan hafalan baru dengan metode yang aku sebutkan di atas, maka anda harus membaca hafalan lama (halaman sebelumnya) dari ayat pertama hingga ayat terakhir (muraja’ah) sebanyak 20 kali agar hafalan ayat-ayat sebelumnya tetap kokoh dan kuat dalam ingatanmu. Kemudian setelah mengulangi (muraja’ah) maka baru kamu bisa memulai hafalan baru dengan metode yang aku sebutkan di atas.
BAGAIMANA CARANYA AKU MENGGABUNGKAN ANTARA MENGULANG (MURAJA’AH) DENGAN MENAMBAH HAFALAN BARU?
Jangan sekali-kali kamu menambah hafalan Al-Qur`an tanpa mengulang hafalan yang sudah ada sebelumya. Hal itu karena jika kamu hanya terus-menerus melanjutkan menghafal Al-Qur’an hingga khatam tapi tanpa mengulanginya terlebih dahulu, lantas setelah khatam kamu baru mau mengulanginya dari awal, maka secara tidak disadari kamu telah banyak kehilangan hafalan yang pernah dihafal. Oleh karena itu metode yang paling tepat dalam menghafal adalah dengan menggabungkan antara murajaah (mengulang) dan menambah hafalan baru. Bagilah isi Al-Qur`an menjadi tiga bagian,yang mana satu bagian berisi 10 juz. Jika dalam sehari kamu telah menghafal satu halaman maka ulangilah dalam sehari empat halaman yang telah dihafal sebelumnya hingga kamu menyelesaikan 10 juz. Jika kamu telah berhasil menyelesaikan 10 juz maka berhentilah menghafal selama satu bulan penuh dan isi dengan mengulang apa yang telah dihafal, dengan cara setiap hari kamu mengulangi (meraja’ah) sebanyak 8 halaman.
Setelah selesai satu bulan kamu mengulangi hafalan, sekarang mulailah kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar tergantung kemampuan, sambil kamu mengulangi setiap harinya 8 halaman hingga kamu bisa menyelesaikan hafalan 20 juz. Jika kamu telah menghafal 20 juz maka berhentilah menghafal selama 2 bulan untuk mengulangi hafalan 20 juz, dimana setiap hari kamu harus mengulang (meraja’ah) sebanyak 8 halaman. Jika sudah mengulang selama dua bulan, maka mulailah kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar tergantung kemampuan, sambil kamu mengulangi setiap harinya 8 halaman hingga kamu bisa menyelesaikan seluruh Al-Qur’an.
Jika anda telah selesai menghafal semua isi Al-Qur`an, maka ulangilah 10 juz pertama secara tersendiri selama satu bulan, dimana setiap harinya kamu mengulang setengah juz. Kemudian pindahlah ke 10 juz berikutnya, juga diulang setengah juz ditambah 8 halaman dari sepuluh juz pertama setiap harinya. Kemudian pindahlah untuk mengulang 10 juz terakhir dari Al-Qur`an selama sebulan, dimana setiap harinya mengulang setengah juz ditambah 8 halaman dari 10 juz pertama dan 8 halaman dari 10 juz kedua.
BAGAIMANA CARA MERAJA’AH AL-QURAN (30 JUZ) SETELAH AKU MENYELESAIKAN METODE MURAJA’AH DI ATAS?
Mulailah mengulangi Al-Qur’an secara keseluruhan dengan cara setiap harinya mengulang 2 juz, dengan mengulanginya 3 kali dalam sehari. Dengan demikian maka kamu akan bisa mengkhatamkan Al-Qur’an sekali setiap dua minggu.
Dengan metode seperti ini maka dalam jangka satu tahun (insya Allah) kamu telah mutqin (kokoh) dalam menghafal Al-Qur’an, dan lakukanlah cara ini selama satu tahun penuh.
APA YANG AKU LAKUKAN SETELAH MENGHAFAL AL-QUR’AN SELAMA SATU TAHUN?
Setelah menguasai hafalan dan mengulangInya dengan itqan (mantap) selama satu tahun, hendaknya bacaan Al-Qur’an yang kamu baca setiap hari hingga akhir hayatmu adalah bacaan yang dilakukan oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- semasa hidup beliau. Beliau membagi isi Al-Qur`an menjadi tujuh bagian (dimana setiap harinya beliau membaca satu bagian tersebut), sehingga beliau mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam sepekan.
Aus bin Huzaifah -rahimahullah- berkata: Aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-, “Bagaimana caranya kalian membagi Al-Qur`an untuk dibaca setiap hari?” Mereka menjawab:
“Kami membaginya menjadi (tujuh bagian yakni): Tiga surat, lima surat, tujuh surat, sembilan surat, sebelas surat, tiga belas surat, dan hizb al-mufashshal yaitu dari surat Qaf sampai akhir (mushaf).” (HR. Ahmad no. 15578).
Maksudnya:
-Hari pertama: Mereka membaca surat “al-fatihah” hingga akhir surat “an-nisa`”.
-Hari kedua: Dari surat “al-maidah” hingga akhir surat “at-taubah”.
-Hari ketiga: Dari surat “Yunus” hingga akhir surat “an-nahl”.
-Hari keempat: Dari surat “al-isra” hingga akhir surat “al-furqan”.
-Hari kelima: Dari surat “asy-syu’ara” hingga akhir surat “Yasin”.
-Hari keenam: Dari surat “ash-shaffat” hingga akhir surat “al-hujurat”.
-Hari ketujuh: Dari surat “qaaf” hingga akhir surat “an-nas”.
Para ulama menyingkat bacaan Al-Qur`an Nabi -shallallahu alaihi wasallam- ini menjadi kata: . Setiap huruf yang tersebut menjadi simbol dari awal surat yang dibaca oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- pada setiap harinya. Maka:
- Huruf “fa`” adalah simbol dari surat “al-fatihah”. Maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari pertama dimulai dari surah al-fatihah.
- Huruf “mim” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari kedua dimulai dari surah al-maidah.
- Huruf “ya`” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari ketiga dimulai dari surah Yunus.
- Huruf ”ba`” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari keempat dimulai dari surah Bani Israil yang juga dinamakan surah al-isra`.
- Huruf “syin” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari kelima dimulai dari surah asy-syu’ara`.
- Huruf “waw” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari keenam dimulai dari surah wash shaffat.
- Huruf “qaaf” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari ketujuh dimulai dari surah qaf hingga akhir muashaf yaitu surah an-nas.
Adapun pembagian hizib yang ada pada Al-Qur an sekarang, maka itu tidak lain adalah buatan Hajjaj bin Yusuf.
BAGAIMANA CARA MEMBEDAKAN ANTARA BACAAN YANG MUTASYABIH (AYAT YANG MIRIP) DALAM AL-QUR’AN?
Cara terbaik untuk membedakan antara dua ayat yang kelihatannya menurut kamu hampir sama (mutasyabih), adalah dengan cara membuka mushaf dan carilah kedua ayat tersebut. Lalu carilah perbedaan antara kedua ayat tersebut, cermatilah perbedaan tersebut, kemudian buatlah tanda/catatan (di dalam hatimu) yang bisa kamu jadikan sebagai tanda untuk membedakan antara keduanya. Kemudian, ketika kamu melakukan murajaah hafalan, maka perhatikanlah perbedaan tersebut secara berulang-ulang sampai kamu mutqin dalam mengingat perbedaan antara keduanya.
BEBERAPA KAIDAH DAN KETENTUAN DALAM MENGHAFAL AL-QUR`AN:
1- Kamu harus menghafal melalui bantuan seorang guru yang bisa membenarkan bacaanmu jika salah.
2- Hafalkanlah 2 halaman setiap hari: 1 halaman setelah subuh dan 1 halaman setelah ashar atau maghrib. Dengan metode seperti ini (insya Allah) kamu akan bisa menghafal Al-Qur`an secara mutqin dalam kurun waktu satu tahun. Tetapi jika kamu memperbanyak kapasitas hafalan setiap harinya maka kemampuan menghafalmu akan melemah.
3- Menghafallah mulai dari surat an-nas hingga surat al-baqarah karena hal itu lebih mudah. Tapi setelah kamu menghafal Al-Qur`an maka urutan meraja’ahmu dimulai dari Al-Baqarah sampai An-Nas.
4- Dalam menghafal hendaknya menggunakan satu mushaf saja (baik dalam cetakan maupun bentuknya), karena hal itu sangat membantu dalam menguatkan hafalan dan agar lebih cepat mengingat letak-letak ayatnya, ayat apa yang ada di akhir halaman ini dan ayat apa yang ada di awal halaman sebelahnya.
5- Setiap orang yang menghafal Al-Qur’an pada 2 tahun pertama biasanya apa yang telah dia hafal masih mudah hilang, dan masa ini disebut fase at-tajmi’ (pengumpulan hafalan). Karenanya janganlah kamu bersedih karena ada sebagian hafalanmu yang kamu lupa atau kamu banyak keliru dalam hafalan. Ini adalah fase yang sulit sebagai ujian bagimu, dan ini adalah fase rentan yang bisa menjadi pintu masuknya setan untuk menghentikan kamu dari menghafal Al-Qur`an. Tolaklah was-was tersebut dari dalam hatimu dan teruslah menghafal, karena dia (menghafal Al-Qur`an) merupakan perbendaharaan harta yang tidak diberikan kepada sembarang orang.
[Oleh: Asy-Syaikh Dr. Abdul Muhsin Muhammad Al-Qasim, imam dan khathib di Masjid Nabawi]
Sumber: al-atsariyyah.com
Diambil dari : http://rumahtajwid.com/tips-cara-mudah-menghafal-al-quran.


Tulisan ini diposting pada bulan Mei 2010 di blog sebelumnya