ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.

Rabithah Cinta


H-1 menjelang keberangkatan ke Jakarta, aku menyempatkan untuk menyelesaikan membaca novel karya Mbak Afifah Afra yang berjudul Rabithah Cinta. Berikut ini review-nya.
So inspiring!!!


***
Judul : Rabithah Cinta
Penulis: Afifah Afra
Penerbit : Mizan
Tanggal terbit : November - 2008
Jumlah Halaman : 336


Bagi penggemar novel dengan alur mendebarkan dan sesekali menyesakkan dada dengan haru maka Rabithah Cinta adalah jawabnya. Syakilla, seorang akhwat yang mendambakan suami seperti seorang petani [kenapa? baca aja!]. Akhirnya ia menikah dengan Riyan, seorang dokter [kenapa bukan petani? Makanya, baca!!]. Riyan punya cita-cita mulia, menanam pahala di bumi Papua. Syakilla yang lagi bersinar di karirnya enggan menuruti permintaan suaminya, tapi setelah sekian lama akhirnya mau juga berangkat ke Papua.


Bagaimana rasanya hidup di daerah asing dan terpencil yang segala sesuatunya serba terbatas? Itulah yang dialami Syakilla, muslimah yang harus memendam semua impiannya saat harus mengikuti suami tercinta dinas ke Papua. Syakilla harus rela mengabdikan hidup dan cintanya di pedalaman Papua. Hari-hari awal dilalui tetap dengan bahagia hingga suatu ketika ada badai yang datang melanda biduk rumah tangganya.


Napas cinta Syakilla serasa tercekat ketika Riyan yang sedang bertugas tiba-tiba disandera gerombolan pemberontak RI yakni Organisasi Papua Merdeka (OPM). Dalam penyanderaannya, Riyan sempat bertemu dengan seorang wanita yang ternyata menaruh hati padanya, bahkan membuatnya kagum karena berani menyatakan keislamannya di hadapan Riyan. Cintanya pun diuji.


Syakilla tak menyerah. Ia menanti dalam doa dan kesabaran yang luar biasa. Bagi Syakilla, penantian merupakan bagian dari kesabaran, bukti dari ketulusan dan kesetiaan. Semua itu demi cintanya kepada sang kekasih, Mas Riyan, suami tercinta. Ia ingin membuktikan ketulusan hatinya terhadap suami tercinta bahwa apapun yang terjadi ia tetap akan menanti rabithah cintanya itu.


Kegalauan hatinya bertambah ketika di tengah penantian panjang itu seorang dokter lainnya dikirim pula ke tempat ia berada menggantikan sang suami yang belum juga ada kabarnya. Ia tak berdiam diri dan yakin bahwa suaminya masih hidup. Segala ikhtiar ditempuhnya untuk memastikan sang suami masih hidup. Lama ia menanti hingga akhirnya dokter pengganti itu datang yang tak lain adalah Andrean, mantan kekasihnya pada masa silam.


Bagaimana ujung dari penantian Syakilla?
Bagaimana nasib Riyan?
Hmm, baca aja ya!!!
***
Jakarta, 16 September 2010
Aisya Avicenna



Tulisan ini diposting pada bulan September 2010 di blog sebelumnya

0 comments:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna