ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.

Ya Allah... Jangan Ambil Penglihatanku


Biasanya, habis Maghrib bisa pulang, tapi mendadak ada tugas yang harus dikerjakan dan diskusi sebentar dengan pimpinan, sehingga pukul 19.00-an baru keluar kantor. Pukul 19.30 sudah berada di dalam Kopaja 502 yang menuju daerah UKI. Meski hawa cukup panas, tapi saya tetap mengenakan jaket NHIC.. hmm, jaket baru hasil rampokan dari My Supertwin… 

 
Alhamdulillah, kali ini dapat tempat duduk. Di depan saya duduk dua orang nenek. Saat sampai di terminal Kampung Melayu, Kopaja 502 itu menurunkan beberapa orang penumpang. Lantas melaju lagi menuju UKI. Ternyata, kedua nenek di depan saya seharusnya juga turun di terminal Kampung Melayu. Sang nenek pertama berteriak “Turun bang!”. Sang kondektur mendengarnya… Dia mengetok koin di kaca Kopaja. Kopaja berhenti. Dengan berjalan pelan, kedua nenek itu berjalan menuju pintu keluar. Butuh waktu cukup lama. Hmm, beberapa penumpang bersungut-sungut dan ada yang mengumpat. Astaghfirullah… padahal suatu saat nanti mereka juga akan mengalami masa tua seperti nenek-nenek itu kan???


Setelah kedua nenek itu turun, tiba-tiba, seorang Bapak yang duduk di depan kedua nenek tadi berdiri. Bapak tua itu memegang tongkat panjang. Ternyata bapak itu buta. Beliau bertanya dengan suara agak keras, “Kampung Melayu ya?”. Beberapa penumpang menjawab, “Iya Pak!”. Kondektur tahu kalau Bapak itu mau turun, sejurus kemudian dia mengetok koin di kaca Kopaja Kopaja berhenti tiba-tiba. Bapak itu bergeser dari tempat duduknya dan hendak turun… “Huuu…” beberapa penumpang mungkin merasa kesal. Astaghfirullah!!!!!!!!!!!!!! Kenapa mereka tidak berpikir jika mereka berada dalam kondisi seperti Bapak itu ya??? Alhamdulillah, Bapak itu berhasil turun dari Kopaja atas bantuan kondektur yang menuntunnya. Saya pun merenung dan teringat dengan sebuah nasyidnya Tazakka…


Jangan Ambil Penglihatanku
Indahnya dunia dapatku memandangnya
Syukur tlah kau beri penglihatanku ini…
Walaupun terkadang dosa mengundang mata
Trus merasukiku untuk melupakanMu…
Mengganti kaji ayatMu dengan dosa kesenangan sementara…
Ku memohon kepadaMu
Jangan ambil penglihatanku
Hitam, kelam, hanya gelap yang akan kupandang
Untuk yang kesekian kali
Berikan kesempatan lagi
Masih ingin aku melihat kebesaranMu
Allah … jangan ambil penglihatanku…

Jakarta, 280410_06:05
Aisya Avicenna



Tulisan ini diposting pada bulan April 2010 di blog sebelumnya


Aisya Avicenna
 

0 comments:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna