ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.

CBSA??? Mana Sempat!!!

CBSA. Itulah yang sering dialami oleh Dinda (bukan nama sebenarnya) yang pernah terjebak oleh VMJ (Virus Merah Jambu). Dinda adalah aktivis yang penuh loyalitas, jam terbangnya pun tak usah diragukan lagi, baik urusan akademis atau organisasi sekalipun. Semenjak TK s/d kuliah Dinda selalu dinobatkan menjadi siswa teladan, pengalaman organisasinya mulai dari dokter kecil, PMR, Pramuka, Ketua Osis, Aktivis Rohis, sampai aktif di BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) saat ini dan masih banyak lagi…..tapi tetap saja bila berurusan dengan masalah ini Dinda tidak banyak berkomentar. 

Lain halnya yang dialami oleh Farhan (nama samaran juga, pinjem nama sepupu…hihihi..), veteran aktivis kampus yang sudah mempunyai dua anak ini sekarang lebih banyak berkonsentrasi mencari mai’sah (nafkah) walaupun saat ini masih memegang beberapa amanah organisasi, Farhan mengaku bertemu dengan pujaan hatinya di sebuah organisasi yang pernah mereka ikuti. “Wallahu a’lam, saya juga tidak mengira bila Allah mempertemukan kami disitu, semua berjalan serba tak terduga…..” tambah Farhan. 


Melihat (eh..membaca dink‼) kasus di atas menimbulkan pertanyaan, mungkinkah para aktivis dengan seabreg kegiatan dapat juga terjangkit virus merah jambu? Tentu saja tidak dipungkiri aktivis juga manusia biasa yang mempunyai perasaan dan hawa nafsu sama seperti manusia yang lainnya. Masalah VMJ tentu saja tak lain bicara masalah cinta. Dan cinta itu sendiri abstrak sehingga kadang tidak dapat dipahami oleh akal sehat. Jasmin Badr Al-Mutthawi menuturkan… “Cinta telah membuat penganutnya memiliki logika cinta yang kadang sulit dipahami oleh kebanyakan akal sehat manusia”.
Cinta Bersemi Sesama Aktivis, atau sebagian orang menyebutnya dengan “CBSA”, adalah suatu realita yang terjadi di kalangan aktivis. Motifnya pun bervariasi, ada yang niat awalnya mengikuti organisasi sekaligus bermaksud mencari pendamping, atau di pertengahan jalan ternyata terlibat cinta lokasi, dan ada juga aktivis setelah lepas dari sebuah organisasi dan pada akhirnya berjodoh. 


CBSA apalagi sampai ke jenjang pernikahan, kerap terjadi pada aktivis. Sebagian orang menganggap hal ini sangat wajar, tapi tentu saja menjadi tidak wajar bila sampai terjadi atau menjurus menjadi hubungan yang tidak halal (pacaran) dan sejenisnya. Karena biasanya orang yang dimabuk asmara menjadi buta dan tuli sehingga kita bisa melihat orang-orang seperti ini menabrak nilai-nilai sya’riat Islam dalam mengekspresikan cintanya. Cinta buta bukanlah timbul karena ketetapan takdir Allah SWT. Ia muncul karena inisiatif pribadi yang menanggungnya. Pandangan, lintasan pikiran, dan kehendak adalah urusan yang bersifat inisiatif dan pribadi. Tidak ubahnya seperti orang yang mabuk karena meminum khamar. Perbuatannya berdasarkan inisiatif dan akibatnya adalah ketetapan yang telah digariskan secara sunnatullah. Aristoteles menambahkan…”…Cinta buta yang membalikkan hati yang hampa.”


Dengan keagungan puji-Nya dan kesucian asma-Nya Allah telah menciptakan suatu kesadaran di dalam hati. Hati yang paling baik adalah yang paling sadar untuk mengikuti kebaikan dan petunjuk, dan hati yang paling buruk adalah hati yang paling sadar untuk mengikuti kesesatan. Allah juga memberikan kekuasaan nafsu pada hati. Mengujinya dengan cara menentang nafsu, agar ia mendapatkan surga yang menyenangkan.

Tips terhindar dari CBSA (versi thicko) :
1. Hindari hubungan intensif yang tidak penting dengan lawan jenis (baik secara langsung, via telepon, SMS, chat, dll)
2. Jaga hati dan pandangan!
3. Banyak dzikrullah dan puasa sunnah.
4. Sibukkan diri dengan usaha meraih prestasi (list semua prestasi yang ingin kamu raih…buat target dan strategi…terus beranilah melangkah‼! Tips jitu nih.. Insya Allah terbukti…)
5. Gunakan waktu luang untuk hal-hal yang bermanfaat (tilawah, baca buku, menulis, diskusi, dll)
CBSA bisa terjadi dimana saja, dan tentu saja hal itu kembali pada niat awal yang ada dalam diri pribadi. Siapa yang tahu jodoh kita? Bagaimana dan seperti apa? Bertemu atau dipertemukan dimana? Begitu juga dengan kematian dan rizki, karena semua itu adalah rahasia Allah yang Maha Tahu dan manusia hanya mampu berikhtiar.
YAKINLAH… SEMUA AKAN TEPAT PADA WAKTUNYA‼‼‼‼(Wallahu a’lam bishowab)

Special untuk seorang “adik” yang dulu pernah bertanya masalah ini. Semoga bermanfaat..



(Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2009 di blog sebelumnya)

Aisya Avicenna

0 comments:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna