ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.

Misteri di Balik Dua Ribu


Jumat, 28 Mei 2010
Pukul 07.00, Aisya keluar dari REDZONE-nya. ‘Kantor’ sekaligus ‘Rumah Mungil’-nya yang mempunyai slogan : “hidup bersahaja, namun bahagia... bahagia sampai ke surga” menjadi saksi bisu bahwa pagi itu Aisya sudah berhasil menamatkan satu buku barunya yang berjudul “Jurnalis Narsis”. Sebuah buku fiksi komedi yang cukup membuat Aisya terhibur pagi itu. Lucu!
Oh ya, kembali pada pukul 07.00. Aisya keluar dari REDZONE-nya (replikasi cerita nih!). Pagi itu Aisya tidak berangkat ke kantor, tapi ke pasar. Lhoh? Kok malah ke pasar? Ya ga papalah! Lha wong libur kok!
Pasar Sawo. Itulah tujuan Aisya. Sesampai di Pasar Sawo yang berlokasi tak jauh dari REDZONE-nya, Aisya langsung disambut oleh hiruk-pikuk pasar yang menguji sensitivitasnya sebagai seorang jurnalis (tapi gak narsis lho!). Hmm, pasar pastinya menyimpan banyak inspirasi yang bisa dijadikan bahan tulisan. Begitu batin Aisya. Tapi ya tetap pada tujuan utama maksud kedatangannya ke pasar pagi itu : BERBELANJA!
Beberapa kali transaksi, Aisya sering mengeluarkan uang 2000 rupiah! Cling... inilah inspirasi itu! Misteri di Balik Dua Ribu. Setelah memikirkan, menimbang, dan akhirnya memutuskan bahwa memang banyak transaksi dalam kehidupan sehari-hari yang sering ‘dihargai’ dua ribu rupiah. Apalagi di ibukota ini. Ada banyak hikmah dengan diterbitkannya uang kertas baru pecahan dua ribu rupiah itu.
Sebentar ya, Aisya pengin membahas masalah finansial dulu. Bank Indonesia meluncurkan uang kertas dua ribuan ini secara resmi pada tanggal 9 Juli 2009 silam di Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang berlaku sebagai alat pembayaran yang sah mulai tanggal 10 Juli 2009. Uang kertas baru tersebut berwarna dominan abu-abu, bergambar Pangeran Antasari. Penerbitan uang kertas baru tersebut merupakan implementasi kebijakan Bank Indonesia di bidang pengedaran uang, yaitu untuk memenuhi kebutuhan uang rupiah di masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup dan jenis pecahan yang sesuai.
Beberapa transaksi di Ibukota yang sering ‘DIHARGAI’ dua ribu rupiah:
1. Ongkos metromini, baik KOPAJA, METRO MINI ORANYE, Bus Jepang 921, dan beberapa metromini lain yang trayeknya hanya di dalam kota. Awalnya Aisya kaget juga waktu masih menjadi penghuni baru di ibukota. Ongkosnya murah banget! Hanya dua ribu bisa kemana-mana!
2. Ongkos kopamilet (angkot biru muda khas ibukota), kalau jarak tempuhnya gak begitu jauh bayarnya juga 2000 rupiah, misal : dari STIS ke Kampung Melayu, dari STIS ke PGC (Pusat Grosir Cililitan), dari STIS ke Stasiun Jatinegara, dll [weh, bukan berarti Aisya berbakat jadi kondektur lho!]
3. Kalau di Pasar Sawo, beberapa bumbu dapur juga sering dibeli dengan harga dua ribu. Sebut saja : ketumbar, cabe campur, bawang merah, bawang putih, tempe, tahu, kelapa yang sudah diparut (bisa buat bikin santan untuk kolak nih! Hmm, nyummy!!!), dan sayur-sayuran (dua ribu bisa dapat seikat bayam dan dua potong jagung => bisa dimasak sayur bening untuk porsi dua orang lho! Hehe... murah meriah! Sehat juga!). Beberapa makanan juga seringnya dibeli dengan harga dua ribu rupiah. Misalnya : sebungkus jamu (ada penjual jamu tradisional di Pasar Sawo ini yang menjadi langganan Aisya yang ternyata berasal dari Sukoharjo), selain itu dengan dua ribu rupiah bisa dapat sebungkus gethuk campur yang berisi ketan dan candil (ni juga favorit Aisya). Lhoh, malah jadi ngomongin camilan.
Wah, pokoknya Aisya sangat merasakan manfaat dengan adanya pecahan uang dua ribu rupiah itu. Bahkan kalau sedekah, sama-sama sekali gerakan, sama-sama selembar uang yang diberikan, tapi dari segi nominalnya, lebih banyak dua ribu rupiah kan dibanding seribu rupiah??? Tapi kalau dibandingkan dengan selembar uang kertas lima ribuan, sepuluh ribuan, dua puluh ribuan, lima puluh ribuan, dan seratus ribuan tentunya nominal dua ribu rupiah ini lebih kecil lah. Tapi pada dasarnya, kalau sedekah, meski sedikit yang penting ikhlas! Deal ya?!
Oh ya, selain itu, dengan selembar dua ribuan bisa keliling Jakarta sepuasnya naik Bus Trans Jakarta lho!!! Asal sebelum jam 7 pagi!!!
Ya sudah... Selamat bertransaksi dan mengambil manfaat dengan adanya uang dua ribuan ini!
Jakarta, 300510_23:05
Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Mei 2010 di blog sebelumnya

Kau, Bagian dari Impian yang Menjadi Nyata


KE-FLP-AN
Ahad, 24 Januari 2010
Bersama : Taufan E. Prast
Keterangan : TIDAK HADIR!
***
Kau, Bagian dari Impian yang Menjadi Nyata
Oleh : Aisya Avicenna*)

“Menjadi Penulis Inspiratif”
Inilah salah satu impian saya!
“Bergabung dengan FLP”
Ini juga salah satu impian saya!

Alhamdulillah, impian itu tak hanya sekedar mimpi. Karena pada akhirnya saya berkesempatan bergabung dengan komunitas penulis yang sejak lama saya impikan. Forum Lingkar Pena (FLP). Mungkin inilah salah satu rahasia Allah yang telah mengirim saya ke kota Jakarta ini. Pasca lulus kuliah di UNS Solo bulan September 2009, saya mengikuti tes CPNS Kementerian Perdagangan di Jakarta pada bulan yang sama. Alhamdulillah, bulan Oktober saya dinyatakan diterima dan pada bulan Desember saya resmi menjadi pendatang baru di ibukota ini. Bukan bermaksud menambah kepadatan kota Jakarta lho ya!
Bermula dari membaca salah satu profil FB teman saya yang merupakan anggota FLP Solo. Saya baca profil teman saya tersebut, dia baru berteman dengan FLP Jakarta. Wah, saya langsung add FLP Jakarta. Alhamdulillah, selang berapa lama langsung di-approve! Terima kasih buat adminnya! Saya membaca profil FLP Jakarta. Wah… ternyata lagi pembukaan anggota baru. Langsung saya tanya-tanya bagaimana caranya. Sebenarnya ada Studium General di UNJ pada tanggal 17 Januari 2010 dilanjutkan pertemuan perdana tanggal 24 Januari 2010 di Masjid Amir Hamzah TIM, akan tetapi pada saat itu saya tidak bisa menghadiri kedua agenda tersebut karena harus pulang ke Wonogiri (kota kelahiran saya). Ya sudah, tapi ternyata masih ada kesempatan untuk mengikuti pertemuan selanjutnya. Alhamdulillah, akhirnya impian menjadi anggota FLP menjadi kenyataan!!! Senangnya…
Saya mengenal FLP sejak di bangku SMA. Saya memang suka menulis sejak SD. Bahkan sejak SD sampai kuliah, saya selalu ditunjuk sebagai sekretaris (hehe… profesinya kan nulis terus!). Saya pernah menjadi juara lomba sinopsis kala masih berseragam putih merah. Saat sudah memakai putih abu-abu, saya menjadi salah satu staff redaksi di majalah sekolah, BASSIC nama majalahnya. BASSIC: Bacaan Asyik Siswa-Siswi Creatif! Saat bergelar mahasiswa, saya kembali berkecimpung dalam dunia kepenulisan. Selama hampir 3 tahun saya memegang amanah menjadi staff redaksi, pimpinan redaksi, dan pimpinan umum pada majalah lembaga tingkat jurusan di kampus saya. LINIER, nama majalah jurusan Matematika FMIPA UNS yang saya kelola. Saya juga bergabung dengan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) tingkat fakultas yang bernama SCIENTA, mengasuh majalah SCIENTA dan bulletin GALAXY. Saya juga pernah menjadi Menteri Departemen Informasi dan Komunikasi BEM FMIPA UNS yang mengelola bulletin REAKTOR yang terbit tiap bulannya. Reportase kegiatan mahasiswa yang saya tulis telah beberapa kali dimuat di media massa, seperti : Solopos, Suara Merdeka, dan Joglosemar.
Berkecimpung dengan dunia jurnalistik dan bertemu beberapa penulis inspiratif di kota Solo seperti Mbak Afifah Afra dan Mbak Izzatul Jannah yang notabene juga aktivis FLP, membuat saya bermimpi suatu saat nanti saya akan seperti mereka, bahkan harus lebih baik! Oleh karena itu, saya bertekad untuk menjadi anggota FLP. Awalnya, saya berniat menjadi anggota FLP Solo. Akan tetapi, mengingat aktivitas saya di kampus yang demikian padatnya, akhirnya keinginan itu hanya sekedar niatan saja. Hingga pada akhirnya saya hijrah ke Jakarta dan bergabung dengan FLP Jakarta yang pada periode ini diketuai oleh Kang Taufan E. Prast! Jaya terus FLP!!!
Sebuah yel-yel inspiratif yang selalu menjadi motivasi bagi saya dalam menulis. Gubahan dari reff lagu “Jangan Menyerah”-nya D’Massiv yang saya buat secara mendadak waktu mengisi training kepenulisan di salah satu fakultas di mantan kampus saya dulu :
Tulislah apa yang ada
Karya adalah anugerah
Tetap menulis sejak kini
Menulislah yang terbaik…

FLP ADALAH HADIAH TUHAN UNTUK INDONESIA (TAUFIQ ISMAIL)

Tulisan ini diposting pada bulan Mei 2010 di blog sebelumnya

Be An Extraordinary Activist!



RESENSI BUKU

Judul Resensi : Be An Extraordinary Activist!
Judul Buku : Suplemen Dahsyat untuk Ikhwan dan Akhwat
Penulis : Salman Azka dan Alif Mudda
Penerbit : Qudsi Media
Terbit : Maret 2010
Tebal : 127 halaman
Harga : Rp 18.000,00

Menjadi aktivis dakwah tertarbiyah adalah suatu pilihan yang mulia. Tarbiyah mengarahkan kita untuk tergerak menjadi insan yang siap berjuang berbalut keikhlasan. Kecakapan dalam melihat masalah dan kebijaksanaan untuk memberi jalan keluar pada setiap problematika yang mendera umat merupakan kekuatan yang harus dimiliki oleh setiap aktivis dakwah, baik ikhwan maupun akhwat.
Hadirnya buku ini di tengah-tengah aktivis dakwah menjadi suplemen dahsyat penggugah jiwa, pemberi motivasi pada aktivis agar senantiasa bersemangat dan istiqomah dalam setiap gerak dakwahnya. Buku ini berisi 60 motivasi-motivasi dahsyat untuk memperkuat keimanan, menjaga niat dalam berdakwah, menghadapi masalah dakwah, mempererat tali silaturahim, cara menangani virus merah jambu yang kerap menjangkiti kalangan aktivis, dan motivasi untuk membangun rumah tangga.
Menurut saya, buku yang ditulis oleh dua aktivis dakwah dari Kota Gudeg yang ternyata kembar ini memiliki beberapa kelebihan, di antaranya :
1. Uraiannya singkat, padat, tapi mengena dan relevan dengan realitas aktivitas dakwah di kalangan ikhwan dan akhwat
2. Ukuran buku kecil sehingga sangat praktis dan enak dibaca
3. Disertai tips-tips sederhana yang luar biasa
Tak ada gading yang tak retak. Buku ini pun demikian. Beberapa kekurangan cukup banyak saya temui di dalam buku ini. Meski hanya bersifat redaksional, akan tetapi perlu diperhatikan untuk perbaikan penulisan buku-buku karya penulis selanjutnya. Beberapa kekurangan yang saya maksudkan di atas antara lain :
1. Kurang konsisten dalam penyebutan pembaca : kadang ‘ikhwah’, ‘teman’, ‘sobat’, ‘Friends’, ‘sobat muda Robbani’. Menurut saya, lebih baik satu sebutan saja, misal : ‘saudaraku’ atau ‘sahabatku’, bisa juga ‘sobat ikhwan dan akhwat’
2. Konsinstensi penggunaan kata da’wah atau dakwah.
3. Terdapat beberapa kesalahan:
a. Kata depan : ‘didalamnya’, ‘disaat’, ‘dibaliknya’, ‘ditengah’, ‘dihadapan’, ‘disetiap’, ‘disinilah’, ‘ditengah-tengah’, ‘disekeliling’, ‘disekitar’, ‘dikalangan’, ‘disanalah’, ‘dimata’, ‘di pegang’, ‘ditempat’ (penulisan kata depan ‘di’ seharusnya dipisah)
b. EYD : ‘difahami’, ‘sub-tema’, ‘fondasi’, ‘sekadar’, ‘Gaptek’, ‘menganalisa’, ‘out put’, ‘or-ang’, ‘relaks’, ‘meng-kader’, ‘apa pun’, ‘di Rahmati’, ‘konsekwensi’
c. Salah cetak : ‘jelak’, ‘jahiliah’, ‘Abu bakar’, ‘memesona’, ‘ibada’, ‘memerhatikan’, ‘senin-kamis’, ‘keabadiaan’, ‘kehinangan’, dilaterbelakangi, ‘analisa’, ‘sebab musabab’, ‘kayakinan’, ‘memperemudah’, ‘pendangannya’, ‘kepamahan’, ‘pilihanya’, ‘memercayainya’, ‘keraguaan’, ‘kelumbutan’, ‘oleh karen’, ‘memengaruhi’, ‘memerdulikan’, ‘kegabahan’
d. Penggunaan huruf besar pada penulisan judul
4. Penulisan judul yang kurang efektif :
a. Pada bab pertama berjudul : ‘Sesungguhnya menjaga keutuhan iman adalah fondasi untuk melewati semua masalah’. Akan lebih enak jika judulnya : ‘Utuhnya Iman = Pondasi Selesaikan Masalah”
b. Pada bab ke-30 berjudul : ‘Persahabatan adalah fitrah manusia, begitu juga persahabatan antara ikhwan dan akhwat’. Menurut saya, akan lebih efektif jika judulnya : ‘Persahabatan Ikhwan-Akhwat itu Fitrah’

Terlepas dari kekurangan dalam buku ini yang hanya bersifat redaksional, konten buku ini sangat mengena dan relevan dengan kondisi aktivitas dakwah kita. Penulis sudah berusaha memberikan yang terbaik bagi para pembaca. Semoga kehadiran buku ini benar-benar mampu memberikan suplemen dahsyat untuk ikhwan dan akhwat sehingga makin produktif dan tetap istiqomah dalam mengemban amanah dakwah.
***
Jakarta, 31 Mei 2010
Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Mei 2010 di blog sebelumnya

Taman-Taman Orang Sholeh


Reporter : Aisya Avicenna
Narasumber : Ustadz Ridwan Yahya

Lokasi : Markas Bidara Cina

Hari, Tanggal : Jumat, 28 Mei 2010
Waktu : 16.00-17.30 WIB

Peserta : ± 30 ummahat dan calon-calon ummahat

Topik : Taman-taman Orang Sholeh
***
Prolog : Sore itu Aisya masih asyik di depan laptop. Mengumpulkan kata-kata yang berserakan, kemudian merangkainya menjadi bermakna. Intinya, Aisya lagi menulis sekaligus mengerjakan tugas yang harus dikumpulkan hari Ahad besok. Saat sedang asyik-asyiknya, tiba-tiba ada HP Nokia 5300-nya bergetar hebat (tapi ga nyampe terjadi gempa :D). Nomor asing.
“Assalamu’alaykum..” “Wa’alaykumsalam warahmatullahi wabarakatuh..” Jawab suara di belahan bumi sana. Suara yang begitu Aisya kenal. Kemudian, “Ukh… segera ke…. Sekarang! Pengganti agenda besok… Afwan, jarkom ternyata tidak sampai… bla… bla… bla…” Aisya pun segera menjawab, “Oke ukh, segera meluncur!” Laptop langsung di-stand by, siap-siap, memasukkan beberapa peralatan penting ke dalam tas (payung, dompet, bolpoin, note kecil, mushaf, dan dompet). Langsung bergegas menyambut seruan!!! Wah, penting juga ya berSIAP SIAGA!!! Tidak sampai 15 menit kemudian sudah sampai di lokasi. Sebelumnya memang sudah pernah bertandang di markas ini, waktu belajar tahsin bersama Ustadz Hasan Hartanto. Alhamdulillah, acaranya baru sampai pembacaan tilawah. Berikut inspirasi yang berhasil Aisya torehkan dalam note kecilnya.
***

Sebelum memulai materi, ustadz Ridwan bertanya, “Apa problematika terbesar bagi diri Anda?”
Beberapa ummahat menjawab.
Lantas, ustadz pun menyampaikan, “Masalah terbesar dalam kehidupan ini adalah apakah kita bisa masuk surga atau tidak!”
Landasan Syar’i
“Sesungguhnya orang-ornag yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka adalah Surga Firdaus menjadi tempat tinggal.” (Q. S. Al Kahfi [18] : 107)
Jenis Taman Surgawi dan Penikmatnya
Sesuatu yang kita yakini dan kita senangi, maka kita harus mengenalnya.
Kita merindukan Allah, maka kita harus mengenal Allah
Kita mencintai Rasulullah SAW, maka kita juga harus mengamalkan sunah-sunah beliau.
Segala sesuatu dimulai dari At-Ta’aruf (pengenalan), termasuk kita mengenal surga, Semua menginginkan menjadi penghuni surga kan? Makanya, harus tahu/mengenal surga itu. Terdapat 7 tingkatan surga :
1.Surga Firdaus
Surga Firdaus diperuntukkan bagi :
a.Peshalat yang khusyu’
b.Orang-orang yang produktif dalam beramal sholeh (jauh dari al-laghwu)
c.Orang-orang yang komitmen berzakat
d.Orang-orang yang menjaga kemaluannya
e.Orang-orang yang konsisten dengan shalat
f.Orang-orang yang komitmen dengan amanah dan janji
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi Surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya ” (Q.S. Al Mu’minun [23] : 1-11)

2.Surga Ma’wa
Surga Ma’wa diperuntukkan bagi :
a.Orang-orang yang senantiasa berdzikir
b.Orang-orang yang bersifat tawadhu’
c.Orang-orang yang komitmen untuk shalat malam
d.Orang-orang yang komitmen dalam beriman dan beramal shaleh
e.Para dermawan
Jauhilah sifat sombong (At Takabur). Dua komponen utama sifat sombong : meremehkan orang lain dan menolak kebenaran.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami adalah orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami) mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhan-nya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Tuhan-nya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. Maka apakah orang yang beriman (sama) seperti orang yang fasik (kafir). Mereka tidak sama. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalehm maka bagi mereja surga-surga tempat kediaman sebagai pahala terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. As-Sajdah [32] : 15-19)

3.Surga 'Adn
Surga 'Adn diperuntukkan bagi :
a.Orang-orang yang komitmen dalam beriman dan beramal shaleh
b.Orang-orang yang rela terhadap ketetapan dan ketentuan Allah SWT
c.Orang-orang yang memiliki khasyyatullah (perasaan takut kepada Allah)
“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka adalah Surga ‘And yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagii orang yang takut kepada Tuhannya.” (Q.S. Al Bayyinah [98] : 7-8)

4.Surga Na’im
Surga Na’im diperuntukkan bagi: para Al Muqarrabin (Orang-orang yang dekat dengan Allah).
Cara mendekat (taqarub) yang disebutkan Rasul adalah ketika sujud. Maka, perbanyaklah doa pada waktu bersujud.
“Adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang yang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh ketentraman dan rezeki serta surga kenikmatan”(Q.S. Al-Waqi’ah [56] : 88-89)

5.Surga Dar Muqamah
Surga Dar Muqamah dinikmati oleh orang-orang yang kebaikannya lebih dominant daripada kesalahannya.
Tiga tipologi manusia :
a. Kebaikan < kebaikan
b. Kebaikan = kesalahan
c. Kebaikan > kesalahan
“Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan, dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian ini adalah karunia yang amat besar. (Bagi mereka) Surga ‘Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutra. Dan mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya, di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu (Q.S. Fathir [35] : 32-35).

6. Surga Maqam Amin
Surga Maqam Amin diperuntukkan bagi orang-orang yang bertaqwa
”Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam tempat yang aman, yaitu di dalam taman-taman dan mata air-mata air (Q.S. Ad-Dukhan [44] : 51-52)

7.Surga Darus Salam
Surga Darus Salam diperuntukkan untuk orang-orang yang melakukan kebaikan “Allah menyeru manusia ke Darus Salam (surga) dan menunjuki orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus (Islam). Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak pula kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya (Q.S. Yunus [10] : 25-26)

Nuansa Panorama Taman Surgawi
1.Nuansa Taman Alam Surga
“Sesungguhnya di dalam surga terdapat sepotong pohon, di mana bayang-bayang pohon itu jika ditempuh oleh seseorang yang bepergian dengan mengendarai kendaraannya membutuhkan waktu seratus tahun tanpa henti.” (H.R. Muslim)
Hadist di atas menggambarkan bahwa surga itu LUAS!!!
2.Cuaca Taman Surga
“Di dalamnya mereka duduk bertelekan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan. (Q.S. Al Insan [76] : 13)
Sejuk, tidak ada yang bekerja, semuanya beristirahat
3.Menu di Taman Surga
“Apakah perumpaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring, dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka, dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya. (Q.S. Muhammad [47] : 15)
4.Tipikal Sang Bidadari
“Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (Q.S. Ar Rahman [55] : 56)
Bidadari yang dimaksud adalah yang pandangannya hanya untuk suaminya

Ibroh :
1.Penggambaran tentang surga membuat kita rindu kepadanya
2.Allah berbahasa dengan bahasa standar manusia dalam menggambarkan keindahan surga lewat firman-firmanNya.
Semoga kita menjadi bagian dari penghuni surga…
Aamiin…
***
Epilog :
Pada akhirnya setiap orang beriman akan masuk surga. Begitu statement terakhir dari ustadz. Perlu digarisbawahi : PADA AKHIRNYA!!! Sedangkan saat ini, kita tidak tahu seperti apa akhir dari hidup kita. Masih MISTERIUS. Bisa jadi saat ini kita sedang dalam kondisi iman yang bagus, tapi kita tak bisa menjamin, pada akhirnya nanti kita seperti apa. Bisa jadi malah dalam kondisi tak beriman. Naudzubillah… Mari terus memperbaiki diri. Terus berproses menjadi perindu surga, hingga pada akhirnya nanti… kita akan berkumpul bersama di surgaNya. Semoga! Aamiin..
Tasqif kali ini berakhir setelah adzan Maghrib berkumandang. Kemudian kami iftor bersama dalam balutan ukhuwah yang indah..
Kami merindu menjadi orang-orang shaleh…
Kami merindu memasuki surgaMu, ya Allah…

Ya Allah, bimbing hamba agar senantiasa istiqomah di jalanMu…

Jakarta, 290510_06:37
Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Mei 2010 di blog sebelumnya

Pilihan Hidup


Hidup ini penuh dengan sajian pilihan. Setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Tidak sembarangan. Harus dipikir masak-masak. Dipikirkan dengan pikiran yang jernih dan hati yang bersih. Tegaslah dalam memilih tapi juga berhati-hatilah! Jangan sampai salah memilih. Sungguh rugi jika hidup yang indah ini dilewatkan bersama pilihan yang salah.

Jakarta, 260710_05:17
Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Mei 2010 di blog sebelumnya

Mencintai itu Menginspirasi


Hening, hanya bunyi tuts yang beradu dengan jari..
Sesekali terdengar desingan suara mesin burung besi yang melintas di atas kepalaku..
Suasana ini begitu kunantikan setiap harinya...
Merenung...

Hati kita sering terbeli oleh orang yang berbuat baik kepada kita
Timbullah CINTA...
Cinta yang membuat kita ringan berbuat bahkan berkorban
Kita cinta kepada orang tua yang sudah banyak memberi kebaikan
Kita pun cinta kepada siapa saja yang membuat kita mendapatkan nikmat kebaikan
Tapi sesungguhnya semua sumber kebaikan hanyalah dari Allah
Sedangkan makhluk hanyalah jalan nikmat yang Dia berikan kepada kita
Oleh karena itu jikalau kita akan menumpahkan cinta
Maka cinta sejati kita adalah cinta kepada Sumber Kebahagiaan
Sumber segala kenikmatan dan kebahagiaan yang sampai kepada kita
Dialah Allah, Maha Pencipta
Dialah Allah, yang layak kita cintai dengan sepenuh hati...

Backsongnya kali ini : Cinta di Atas Cinta (The Fikr)

Dalam senyapnya malam
Dalam gundahnya hati
Aku mencari makna sebuah
Cinta yang hakiki

Dalam raga terlena
Resah, hampanya jiwa
Akhirnya temukan
Satu cinta di atas cinta

Kadang cinta bahagia
Kadang cinta jadi menderita
Kadang lupa segala-galanya
Karena itu kembali padaNya

Cinta kawan yang tak sepadan
Cinta guru yang tak berujung
Cinta ibu bapak tak berbalas
Diberikan sepanjang jalan

Cinta Rasul bagaikan air
Mengalir kepada umatnya
Cinta Allah sebuah misteri
Bagi setiap hamba-hambaNya

Fitrah manusia..
Mencintai... dicintai
Setiap insan pasti
Mengalami tentang rasa cinta
**

NB : Eits, nasyid ini juga mengingatkanku pada sebuah penampilan STREAM di Aula FKIP. Kangen STREAM!!! Kapan konser lagi???

**

Jadi teringat status Fbku tadi sore :
” Mencintai Allah membuat kita sadar, bahwa kita terrcipta karena cintaNya. Mencintai Rasulullah membuat kita tahu, bahwa beliau berjuang penuh cinta untuk kemuliaan umatnya. Mencintai orang tua, membuat kita terpaku bahwa kita tak akan mampu membalas pengorbanan cinta mereka. Mencintai sesama, membuat kita tergerak, bahwa kedamaian itu ada karena cinta. Mencintai alam, membuat kita tergugah, bahwa alam menyajikan pesona cinta pelengkap hidup kita. Ya.. karena Mencintai itu menginspirasi! (Aisya dan Keisya Avicenna)
**

Hmm, nasyid di winamp beralih ke Satu Cinta-nya Star Five...

Meneduhkan...
**
Ku memohon dalam sujudku padaMu
ampunkanlah sgala dosa dalam diri
ku percaya Engkau bisa meneguhkan
pendirianku keimananku

Engkau satu cinta yang slamanya aku cari
tiada waktu kutinggalkan demi cintaku kepadaMu
walau seribu rintangan yang menghadang dalam diri
kuteguhkan hati ini hanya padaMu kupasrahkan

oh Tuhan...slamatkanlah hamba ini
dari segala fatamorgana dunia
oh Tuhan... jauhkanlah hamba ini
dari hidup yang sia-sia

***

Ya Rabb... hamba mencintai-Mu... SANGAT!!!
Ya Rabb... tundukkan pandangan mata dan hati ini dari gemerlapnya cinta dunia yang palsu memperdaya jiwa
Ya Rabb... selamatkanlah dunia dan akhiratku dalam cintaMu yang tak terbatas...
Aamiin...


Di sela-sela nulis buat artikel yang dideadline hari ni... ^^
SEMANGAT!!!

Jakarta, 260510_01:06
Aisya Avicenna

LANJUT NULIS!!!


Tulisan ini diposting pada bulan Mei 2010 di blog sebelumnya

Mempertajam Peran Statistician di Lini Ekonomi Syariah


Perkembangan perekonomian syariah yang tumbuh cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan minat masyarakat Indonesia mengenai ekonomi syariah semakin bertambah. Dalam perkembangan yang sangat menggembirakan ini disadari oleh banyak pihak bahwa kebutuhan kepada SDM berbasis syariah merupakan suatu keniscayaan. Kebutuhan adanya SDM yang handal sebagai pondasi berkembangnya ekonomi syariah dalam lembaga keuangan dan perbankan syariah merupakan tantangan yang sekaligus mestinya dijadikan sebagai peluang. Sebagaimana dimaklumi melalui berbagai media dan informasi, Bank Indonesia memprediksi industri perbankan syariah membutuhkan SDM sekitar 50 ribu sampai 60 ribu hingga tahun 2011.
Menurut Herman Karta Jaya dan Syakir Sula (2006: 120), beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu penekanan pada aspek moralitas, dewasa ini diyakini sebagai “key success factor” dalam pengelolaan bisnis, lembaga keuangan dan perbankan syariah, yaitu “shiddiq (benar dan jujur), amanah (terpercaya, kredibel), tabligh (komunikatif) dan fathanah (cerdas)”. Sama pentingnya dengan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan. SDM Syariah yang bekerja di lembaga-lembaga keuangan dan perbankan syariah dewasa ini dianggap sebagian besarnya hanya SDM “dadakan” dan “karbitan” untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak, yang memperoleh ilmu kesyariahannya dalam waktu yang sangat terbatas. Tidak mengherankan, hal ini terjadi salah satunya disebabkan keterbatasan jumlah dan kualifikasi yang diperlukan.
Sebuah peluang besar yang bisa dimanfaatkan seorang statistician untuk berkiprah lebih di dunia perekonomian syariah khususnya perbankan syariah termasuk di bidang quality managementnya. Dalam benak berbagai kalangan masih menilai bahwa ekonomi syariah adalah eksklusivitas bagi lulusan fakultas ekonomi saja. Perubahan paradigma itulah yang harus kita cermati. Kita harus memperluas wawasan lebih bagaimana kiprah keilmuan statistika di dunia ekonomi syariah maupun quality management. Termasuk melihat keunggulan seorang statistician yang sangat berperan penting pada decission making process untuk sebuah kebijakan di perusahaan. Seorang statistician bukanlah berkutik seputar angka saja melainkan seorang statistician mampu berbuat/menganalisis lebih terkait penghitungan berdasarkan data sehingga mampu melihat dengan tajam bagaimana dampak yang bisa terjadi ke depan dan bagaimana seharusnya menyikapinya.

Kresnayana Yahya dalam sebuah talkshow mengatakan bahwa bahwa seorang statistician akan dibutuhkan diberbagai lini baik sekarang maupun kedepannya. Sekarang ini dibutuhkan transparansi terkait apapun sehingga apa yang disampaikan haruslah “SPEAK AND ACTION BASE ON DATA ”.
Peran statistician di bidang ekonomi syariah sangatlah diperlukan. Bagi kawan-kawan yang memiliki ketertarikan di bidang ekonomi syariah, mari kita saling berbagi untuk memajukan perekonomian syariah Indonesia yang sedang menggeliat. Saya juga membutuhkan banyak hal, baik informasi maupun hal-hal yang terkait pendalaman apa yang seharusnya kita lakukan sehingga kita bisa berkiprah lebih bagi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Tentunya sebagai seorang “STATISTICIAN “.

Wassalam,
Bogor, 09 Mei 2010
Puji Kurniawan, S.Si

Editor : Aisya Avicenna ^^v


Tulisan ini diposting pada bulan Mei 2010 di blog sebelumnya

Buat Etika, Ada yang Mulia Dalam Namamu...


Ahad, 23 Mei 2010 Pukul 08.00 sarapan nasi pecel sambil melihat film kartun favorit, Doraemon. Kali ini film imut asal Jepang tersebut mengisahkan tentang Nobita yang disidang oleh Giant dan Suneo. Nobita diejek Giant dan Suneo bahwa yang dikatakannya tentang adanya monster berwujud dinosaurus hanya omong kosong belaka. Akhirnya, dengan bantuan Dorami (adik Doraemon), Nobita bisa membuktikan omongannya. Hayah, kok malah nyeritain Doraemon. Pukul 08.30 akhirnya berangkat berpetualang!!!
Keluar kost langsung menuju jalan Otista Raya. Alhamdulillah, langsung naik angkot 06 menuju Pasar Rebo. Turun di bawah fly-over dekat Pasar Rebo. Weleh, bingung juga selanjutnya kan naik 510 (berdasarkan petunjuk jalan dari Mba Iecha), tapi bus 510-nya kok ga ada. Pandangan kuedarkan di sekeliling. Malu bertanya sesat di jalan. Akhirnya, bertanya ke penjual koran setelah sebelu
mnya beli korannya dulu. Hehe, taktik! Akhirnya bapak penjual koran itu menunjukkan letak jalur bus 510. Sip, langsung nyebrang jalan (sambil sedikit lari tentunya, maklum... Jakarta!). Di seberang jalan, pas lampu merah, ada 510 berhenti. Langsung naik! Trus mencari kondektur (Lhah, malah cari kondektur dulu daripada tempat duduk). Kondekturnya ternyata bergelayutan di pintu belakang. Langsung kutanya, ”Pak, lewat UIN Ciputat kan?”.
Kondektur itu pun menjawab, ”Oh, Mbak naik 510 yang dari sana!” (sambil menunjuk jalan di sebelah timur)

Akhirnya aku turun lagi dan menyeberang jalan. Saat sampai di seberang, ada ibu-ibu yang mendekati dari arah belakang.
”Mau naik 510 ya Mbak. Saya juga. Bareng aja”
Plong.. alhamdulillah...

Sampai di seberang jalan, berjalan ke arah timur agak jauh. Jalannya becek.. ga ada ojek.. weleh 3x! Akhirnya ketemu juga dengan bis 510. Penuh! Bergelayutan deh. Road to Ciputat!
Sambil bergelayutan, tengok kanan-kiri, cari UIN Ciputat. Setelah kurang lebih 15 menit sampai juga... Alhamdulillah...
Agenda di UIN kali itu ”meeting” bersama 8 orang yang sangat inspiratif di beranda Fakultas Dakwah UIN. Ada tender bisnis yang ha
rus digarap dan aku bagian dari tim tersebut. Bisnis apa??? Hmm, kalau yang ini masih dirahasiakan. Doakan sukses ya!
Saat adzan berkumandang, kami mengakhiri meeting itu. Lanjut ke masjid kampus UIN Syarif Hidayatullah untuk sholat trus makan siang di depan warung depan masjid.
Setelah sholat, berpisah dengan rekan-reka
n. Aku naik angkot 02 putih menuju terminal Lebak Bulus. Sebenarnya mau menuju Kampung Melayu (tujuan utama ke Gramedia Matraman), tanya sopir angkotnya, ternyata dia ga tahu. Weleh... akhirnya turun di dekat terminal Lebak Bulus. Eh, ada Kopaja 20. Tanya ke kondektur, ”Bisa ke Kampung Melayu?”
”Bisa, tapi turun di Mampang.”
Mendung bergelayut. Gelap. Tapi mendung ga selalu berarti hujan kan? Hanya mendung memberikan asumsi pada kita bahwa probabilitas hujan akan turun lebih besar (ga perlu diuji hipotesis kok! Hehe..).
Kopaja 20 yang mengangkutku akhirnya sampai di Mampang juga. Langsung aku didepak. Hehe, ga ding. Ironis banget! Yang bener, aku langsung turun untuk ganti bis. Eh, ada Kopaja 602 jurusan Tanah Abang. Aku pikir pastinya Kopaja ini lewat Kampung Melayu. Seiring berjalannya waktu, aku mulai curiga. Karena Kopaja 602 ini malah menuju ke arah Kuningan. Berarti ga lewat Kampung
Melayu dung! Ya sudahlah, mau turun juga ga enak banger. Hujan turun deras sekali. Beberapa ruas jalan terendam setinggi mata kaki. Banjir euy. Tapi aku sangat menikmati perjalanan ini. Hehe... Pada akhirnya aku turun di depan Blok A Tanah Abang. Jalan kaki lewat jembatan kecil, air masih setinggi mata kaki. Untungnya, trotoar jembatan lebih tinggi dari jalan sehingga tak perlu berbasah-basah ria! Hujan masih turun rintik-rintik.
Gamang.. Mau ke Gramedia Matram
an harus naik Kopaja 502. Tapi kalau naik Kopaja 502 makan waktu lama plus harus siap basah-basahan. Akhirnya, di tengah kemacetan depan Blok A Tanah Abang, ada sebuah taksi yang ikut-ikutan berada di barisan itu. Hehe... Langsung aku ketok kaca jendela sopirnya. Dibuka sang sopir.
”Pak ke Matraman ya?? Gramedia!”
“Ya..”

Langsung masuk ke taksi. Awalnya taksi berjalan begitu pelan. Macet di tengah banjir. Tapi alhamdulillah, bisa keluar dari kemacetan dan melaju menuju Gramedia Matraman. Untungnya ongkosnya ga terlalu mahal (dah ketar-ketir nih... jatah beli buku kan bisa berkurang!)
Sampai jualah di Gramedia Matraman. Inilah salah satu tempat “nongkrong” favorit saya (buka rahasia nih). Selain bukunya komplit, bisa baca buku sampai puas (meski pada kenyataannya ga pernah merasa puas!
).
Langsung meluncur ke Lantai 3. Memilah dan memilih beberapa buku yang wajib dibeli, tentunya disesuaikan dengan budget yang sudah dipatok sendiri (Ingat! Usahakan selalu ”besar tiang daripada pasak”...hehe... terus rajin menabung dan membeli buku... ^^v).
Setelah beberapa buku sudah dibeli (kali ini terpaksa juga beli ”Muslim Padat Karya” juga. Lha penulisnya pelit.. ga mau ngasih gratisan!! Peace boz!), lanjut turun ke lantai 2. Rencana mau bayar di kasir. Eh, ternyata ada BINCANG BUKU bersama Tasaro GK, penulis novel Muhammad : Lelaki Penggenggam
Hujan. Tertarik. Wah, dah penuh... Akhirnya berdiri di deretan belakang. Selang berapa menit, alhamdulillah ada yang meninggalkan tempat. Bisa duduk deh (meski posisinya juga masih di belakang... ga papalah!).
Wah, dah telah nih!!! (agak nyesel : mode on). Tapi alhamdulillah masih ada kesempatan sharing dengan Kang Tasaro. Beliau cerita tentang reaksi penolakan ibunya saat beliau mengungkapkan keinginannya untuk menuliskan novel tentang Muhammad. Ibunya langsung bilang, ”OJO!!!” (Jangan!!!). Tapi akhirnya, Tasaro berhasil menuliskan novel itu dan mendedikasikan novel tersebut pada ibunya (bisa dibaca pada halaman awal novel tersebut)
Dedikasi buku : Kudedikasikan buku ini segenap hati untuk perempuan berbalung baja UMI DARIYAH, Engkau pernah begitu khawatir ketika aku memulai proyek ini. “Bahaya Le. Bagaimana kalau kamu nanti dicerca orang-orang?” tanyamu. Kujawab begini hari ini, “Ibu, jika kelak ada orang yang salah paham dengan terbitnya buku ini, aku yakin itu terjadi karena mereka mencintai Kanjeng Rasul. Dan, percayalah Ibu, aku menulis buku ini, disebabkan alasan yang sama
Hmm, awalnya saya mengenal Tasaro hanya dari seorang teman (inisal ”FC”) yang katanya mau mewawancarai Tasaro untuk komunitas yang kami kelola. Penasaran. Akhirnya, tahu juga kalau Tasaroa adalah seorang penulis novel tentang Muhammad. Tadi sempat mau beli novel itu, tapi akhirnya tertuju pada pilihan buku yang lain. Tasaro G.K lahir di Gunung Kidul, 1 September 1980. Tasaro pernah menjadi wartawan selama lima tahun. Penghargaan yang pernah diperoleh : FLP Award (2006), Penghargaan Menpora (2006), Juara Cerbung Femina (2006), Juara Skenario Nasional Direktorat Film (2006 & 2007), Penghargaan Adikarya Ikapi, 2009, Anugerah Pena (2009). Kini menjalani profesi sebagai editor, dan penulis tentunya! Sudah punya seorang istri, namanya Alit Tuti Taufiq, dan seorang anak : Senandika Himada (nama Himada terinspirasi dari nama Rasulullah SAW dan menjadi judul pada Bab I : Himada! Himada!). Hmm... mangtabz!
Pada bincang buku kali ini, Tasaro juga mengisahkan bahwa sosok yang memberi kritikan terbesar pada novelnya adalah sang editornya.
Pada kesempatan itu, juga ada testimoni dari seorang pengunjung yang beragama Kristen. Beliau sangat mengapresiasi novel karya Kang Tasaro tersebut..
Wah, karena keasyikan, jadi lupa belum bayar!
Akhirnya melangkah ke kasir. Membayar. Trus ke mushola untuk sholat Asar. Setelah sholat, pengin langsung pulang karena udah ada konser di perut (padahal masih sore). Antara kaki dan kepala tidak sinkron. Perut mengatakan : Pulang aja, dah laper! Isi kepala mengatakan : Ikut bincang buku lagi aja! Mumpung ada Kang Tasaro. Ternyata Menang isi kepala. Akhirnya kuputuskan untuk kembali ke lantai 2, melanjutkan bincang buku dengan Kang Tasaro. Rasa lapar langsung ku ’binasakan’, diganti rasa penasaran dan semangat untuk meraup inspirasi dari Kang Tasaro. Sampai di TKP, sudah sampai ke sesi pembagian doorprize. Walah, meski dah angkat tangan, tetap aja ga ditunjuk. Bukan rezekiku kali ya dapat kaos dan tasnya. Hehe...
Pada pembagian doorprize ini, ada seorang peserta yang diminta Kang Tasaro untuk membaca Jejaring Muhammad (setelah kubaca sendiri... DAHSYAT!!!)
Baca ya... nih.. (tapi yang lengkap ada di bukunya.. ini hanya sebagian...)
**
JEJARING MUHAMMAD
Pukul 00.55. Saya masih asyik dengan Facebook. Saya ketakutan. Kepala saya seperti digerayangi kengerian. Merinding. Seperti ada yang memperhatikan saya. Sumpah, ini bukan soal jin tomang, kuntilanak, sundel bolong, suster ngesot, dan pasukannya. Ini lebih… spiritual. . Saya seperti merasakan kehadiran Tuhan. Apapun itu. Media apa pun itu. Ini benar-benar sangat spiritual. Mengerikan, tapi juga menenangkan.
Semua bermula dari kementokan.
Saya tidak sanggup bergerak setelah novel itu sampai di halaman folio 252 spasi satu. Ada yang salah. Saya tahu ada yang salah. Menuliskan kisah Muhammad SAW bukan sekedar mengumpulkan sudut pandang Haikal, Martin Lings, Tariq Ramadhan, karen Armstrong, Ibnu Hisyam , dan para penulis yang memahat namanya pada dinding sejarah Muhammad. Tidak. Bukan sesederhana itu. Sebab, saya telah melakukannya dan tetap saja merasa ada yang salah.
Malam itu, sampai pukul 00.00, editor saya bertandang ke rumah. Sedari Maghrib kami berbincang banyak. Dia pemuda fantastik yang sudah tidak butuh pujian. Orang memanggilmu filsuf muda, saya menjulukinya santri gaul.
“Apa yang akan kita bahas malam ini?” tanyanya.
Saya tahu dia bingung. Naskah saya belum berkembang. Padahal, penerbit ingin naskah ni sudah launching awal Januari 2010. Saya katakan kepadanya, saya merasa ada yang salah. Kami kemudian sedikit sekali berbicara tentang teknis naskah. Kami lebih banyak berbincang tentang hidup dan tentang Muhammad.
Dia meyakinkan saya, tidak ada yang kebetulan. Kami saling mengenal sungguh dengan cara baik. Saya tahu dia, dia tahu saya. Tapi kami belum pernah bertemu. Hingga ada seseorang yang membuat kami tak sanggup lagi menampik “jejaring” itu; kami memang harus saling mengenal. Sebelum penerbit meminta dia menjadi editor saya, sudah sejak lama saya memintanya secara pribadi. Dulu dia selalu menolak. Tiga kali saya minta, tiga kali dia menolak.
Ini tentang Muhammad SAW.
Setelah berbulan-bulan saya menggeluti segala literature tentang Muhammad SAW, saya merasa menyerah. Tak sanggup lagi. Saya merasa terkait dengan Rasulullah. Terkait secara emosional. Yang saya lakukan hanyalah menovelkan kisah hidupnya. Itu tidak cukup. Saya benar-benar menyerah. Salman Faridi, petinggi Penerbit Bentang salah orang ketika mendatangi saya dan meminta saya menulis novel tentang Muhammad SAW.
Salah orang. Saya ini Muslim yang payah sekali. Kualitas keimanan saya belum juga membaik. Saya kadang terlalu rasional. Tidak merasa terkait dengan Tuhan. Shalat sekadarnya saja. Doa tidak dibarengi percaya. Ini benar-benar kecelakaan. Salman salah orang.
Malam tadi, ketika sang editor, Fahd Djibran, pamitan, saya berkata, “Seperti pembuat keris, tampaknya saya butuh sebuah ‘ritual’ khusus. Entah apa itu. Sesuatu yang membuat saya yakin untuk menyelesaikan proyek ini.”
Setelah dia benar-benar pulang, saya merenung. Apa sebenarnya yang terjadi pada saya? Sejak kecil saya selalu meyakini Allah dengan cara sendiri. Lingkungan tidak menjanjikan sebuah pemahaman tauhid yang paripurna. Tapi saya tahu, saya terjaga. Entah bagaimana, bisa. Bahkan saya cuma sesekali ikut TPA. Saya bisa membaca hijaiyah umur 22. Sangat terlambat. Tapi entah bagaimana, saya merasa terjaga. Saya tidak menjadi penyembah keris, pohon, atau klenik lainnya. Saya percaya Allah. Saya menghindari makanan yang diharamkan. Begitu saja. Tanpa ilmu sama sekali.
Kemudian waktu berjalan cepat. Saya tumbuh. Sisi spiritual saya tidak tertatah. Maksiat… oh… maksiat. Mungkinkah itu yang membangun tembok antara saya dan Tuhan. Saya tetap sadar Dia mengelilingi saya dengan “matanya”. Tapi saya tidak terlalu peduli. Saya malas belajar lagi untuk mendekati-Nya. Saya hanya menggulirkan hari-hari. Saya tahu saya religius. Minimal sebagai pengarang, saya tidak menulis dengan gaya Fredy S, atau model Nick Carter (bacaan saya waktu SMP). Tapi religiusitas itu sampai di situ saja. Sampai pada tahap saya tidak mau panen royalti di akhirat nanti. Royalti keburukan. Tidak lebih dari itu.
Saya berpikir lagi. Ada apa dengan saya? Ini kesalahan besar. Orang yang semacam saya, mengapa menulis tentang Muhammad SAW? Siapa saya? Saya bentangkan lagi apa pun yang pernah terjadi pada hidup saya. Perlahan tetapi pasti, saya merasa ada keanehan-keanehan. Iseng saya mengecek koleksi buku saya. Tiga buku tentang Muhammad SAW saya ambil. Sekedar ingin tahu, saya mengecek halaman awalnya. Dulu saya punya kebiasaan mencatatkan tanggal, bulan, dan tahun membeli buku.
Seketika saya merasa ada yang tidak biasa. Tiga buku itu : Muhammad sang Pembebas, saya beli pada 12 November 2003, Muhammad sang Nabi pada 14 November, dan Dialah Muhammad pada 20 Muhammad 2003. Dahi saya berkerut. Saya merasa tidak akrab dengan Rasulullah, tidak berkoneksi dengan baik, tidak mengenalnya. Namun, bagaimana mungkin enam tahun lalu, dalam sebulan saya membeli buku tebal-tebal tentang beliau?
Jeda pembelian buku itu memperlihatkan sebuah antusiasme. Tiga buku itu pun sangat lusuh. Artinya saya tidak membelinya sebagai koleksi. Saya benar-benar membacanya. Jadi, enam tahun lalu saya pernah begitu cinta kepada Muhammad SAW. Sesuatu yang selama bertahun-tahun kemudian mongering. Bahkan saya lupa pernah begitu penasaran terhadap dirinya.
“Keanehan” itu lalu saya beritahukan kepada Fahd melalui SMS, Dia membalas dengan sebuah perintah yang membuat saya shock. “Masih ingat diskusi kita tentang cahaya Tuhan yang ditampakkan kepada Musa? Bacalah Surat Tha Ha/Muhammad (20) ayat 12 dan 14, malam ini juga. Lihat maknanya. Perhatikan konfigurasi angkanya. Tidak ada peristiwa yang kebetulan, bukan?”
Saya belum mandi. Belum berwudu. Merasa kotor. Tapi saya tidak peduli. Saya raih Al Qur’an. Lalu mencari dua ayat itu.
“Sungguh, Aku adalah Tuhanmu, maka lepaskan kedua terompahmu. Karena sesungguhnya engkau berada di lembah suci, Tuwa.” (Q.S. 20 : 12)
“Sungguh aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakan sholat untuk mengingat Aku.” (Q.S. 20 :14)
Perlahan tapi sangat pasti, saya merasa ada yang menggerayangi kulit kepala saya. Merinding bukan main. Sedikit histeris ketika akhirnya sadar, angka-angka itu! 12… 14… 20. Tanggal-tanggal itu!
Setelah saya curhat tentang tembok antara saya dengan Tuhan, tidak ada koneksi antara saya dengan Rasulullah, seperti seketika ayat-ayat itu disorongkan ke depan mata saya, “LEPASKAN TEROMPAHMU!” Lepaskan duniamu, logikamu, rasionalitasmu, kesombonganmu! (saat menuliskan ini, air mata saya meleleh, tangis saya muncrat dengan suara jelek sekali).
“Kita tidak pernah tahu apa yang menggerakkan Mas Tasaro membeli buku-buku tentang Muhammad pada tanggal 12, 14, dan 20 dalam satu bulan yang sama. Aku juga tidak tahu (si)apa yang menggerakkan untuk membuka Al-Qur’an surah 20 ayat 12 dan 14 dan menyarankanmu membacanya.”
Itu SMS dari Fahd setelah saya mengabarinya sesuatu yang jarang terjadi, “Fahd, akhirnya aku menangis!”
Setelah detik itu lalu saya mengurai lagi apa yang sebenarnya telah mengantar saya ke hari ini. Sebuah jejaring raksasa pada sebuah nama, sebuah konsep, sebuah keagungan: MUHAMMAD. Yah… ini semua… 29 tahun ini… semua sedang menuju sebuah titik : MUHAMMAD
-bersambung-
Tasaro GK
**
SUBHANALLAH!!!!
***
Setelah acara selesai, aku langsung beli bukunya Kang Tasaro. Trus berjalan ke panggung, minta tanda tangan, kata inspiratif, dan foto bareng deh!!!
Pada halaman depan buku Muhammad, Lelaki Penggenggam Hujan itu, Kang Tasaro menuliskan :
”Buat ETIKA… Ada yang mulia dalam namamu…”
Sempat ngobrol sebentar dan memperkenalkan diri. Kang Tasaro bercerita kalau novel ini digarap dalam waktu 6 bulan. Setelah itu sedikit ”memaksa” Kang Tasaro untuk menuliskan lagi kata inspiratif buatku.
”Menulis sampai mati” (Tasaro GK).
Makasih banget ya Kang Tasaro!!!
***
Pulang dari Gramed langsung update status :
”Laksana burung yg pergi pagi dan pulang di senja hari dgn perut kenyang! Alhamdulillah, seharian ni berPETUALANG yg sungguh INSPIRATIF, pulang bw bnyk "oleh-oleh".. Pngalaman, proyek bisnis, buku2, ilmu, ukhuwah, ktmu ma pnulis trkenal, dll. Terima kasih Ya Allah.. Siap ditulis dan upload d blog.. Jgn lp brknjung k zona inspirasi Aisya Avicenna => THICKO ZONE ^^v”
***
Dalam perjalanan ke kost, membaca cover belakang novel setebal 540-an itu...
Kashva pergi dari Suriah, meninggalkan Khosrou, sang penguasa Persia, tempatnya mengabdikan hidup demi menemukan lelaki itu : Muhammad, Al-Amin yang kelahirannya akan membawa rahmat bagi semesta alam, pembela kaum papa, penguasa yang adil kepada rakyatnya. Kehidupan Kashva setelah itu berubah menjadi pelarian penuh kesakitan dan pencarian yang tiada henti terhadap sosok yang dijanjikan. Seorang Pangeran Kedamaian yang dijanjikan oleh semua kitab suci yang dia cari dari setiap ungkapan ayat-ayat Zardhusht sampai puncak-puncak salju di perbatasan India, Pegunungan Tibet, biara di Suriah, Istana Heraklius, dan berakhir di Yatsrib, sang Kota Cahaya. Hasrat dalam diri Kashva sudah tak terbentung lagi. Keinginannya untuk bisa bertemu dengan Muhammad demikian besar hingga tak ada sesuatu pun yang membuatnya jerih. Bahkan maut yang mengintai dari ujung pedang tentara Khosrou tak juga meyurutkan kerinduannya bertemu Muhammad. Kisah pencarian Kashra yang syahdu dalam novel ini akan membawa kita menelusur Jazirah Arab, India, Barrus, hingga Tibet.
Bagaimana kisah selengkapnya???
Hmm, aku akan segera menemukan jawabannya!!!
Bacaan wajib pekan ini nih...
”Buat ETIKA… Ada yang mulia dalam namamu…”
Tulisan Kang Tasaro itu menginspirasi untuk lebih mengenal siapa sejatinya diri ini. Karena ... dengan begitu akan mengenal Allah SWT dan orang-orang yang dicintaiNya, termasuk Rasulullah SAW..

Jakarta, 24 Mei 2010, 17:07
Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Mei 2010 di blog sebelumnya

Wonogiri, Kota Kelahiran Tercinta (Bagian 2 - Selesai)


VISI PEMERINTAH KABUPATEN WONOGIRI 2006 - 2010 DITETAPKAN SEBAGAI BERIKUT :"WONOGIRI SUKSES, MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA, DEMOKRATIS, AGAMIS DAN BERDAYA SAING".
SUKSES merupakan kata kunci yang mengandung pengertian bahwa segala suatu yan dikerjaan dengan sungguh-sungguh "Insya Allah" akan berhasil. Selain itu SUKSES merupakan semboyan dan prinsip manajemen yang merupakan strtegi keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Wonogiri yaitu menciptakan Stabilitas daerah yang mantap dan dinmis, serta selalu menjunjung tinggi supremasi hukum melalui peraturan per-Undang-undangan sebagai dasar pelaksanaan, dengan Koordinasi yang dinamasi lintas instansi, menuju Sasaran strategiyang telah ditetapkan secara obyektif dan realistis, dan selalu melakukan Evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah serta didorong oleh Semangat juang yang gigih dalam rangka mewujudkan visi

Sej
ahtera, artinya suatu kondisi daerah yang masyarakatnya memiliki keberdayaan secara sosial dan ekonomi sehingga mampu melangsungkan kehidupan individu maupun kemasyarakatan secara layak.

Demokratis, artinya suatu kondisi daerah yang masyarakatnya memiliki keberdayaan secara hukum dan politik yang dinamis sehingga mampu melangsungkan kehidupan yang menyamin hak dan kewajiban sebagai warga negara maupun sebagai warga masyarakat.

Agamis, artinya suatu kondisi daerah yang masyarakatnya memiliki keberdayaan secara religius sehingga mampu mengembangkan budaya masyarakat serta melangsungkan kehidupan keagamaan menuju keimanan, ketaqwaan serta akhlak mulia yang rukun dan saling hormat menghormati.

Berdaya saing, artinya suatu daerah yan kondisi pemerintahan dan masyarakat memiliki kemampuan, ketangguhan serta keunggulan sehingga mampu melangsungkan kehidupan dalam persaingan masyarakat.

M I S I
Untuk mewujudkan visi SEJAHTERA, ditempuh melalui misi :
• Menanggulangi Kemiskinan, melalui penyediaan kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan dan air bersih) secara layak, peningkatan pendapatan masyarakat dan pembangunan keluarga kecil yang berkualitas.
• Menangani pengangguran, melalui perluasan kesempatan kerja dan peningkatan kualitas ketenagakerjaan.
• Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
• Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan yang berkualitas.
• Menumbuhkan perekonomian daerah berbasis pemberdayaan ekonomi kerakyatan.

Untuk mewujudkan visi DEMOKRATIS, ditempuh melalui misi:
• Meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
• Meningkatkan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat secara dinamis dalam kerangka supremasi hukum.

Untuk mewujudkan visi AGAMIS ditempuh melalui misi :
• Meningkatkan keimanan, ketaqwaan secara akhlak mulia masyarakat serta kerukunan dan kualitas peribadatan semua umat beragama.
• Mengembangkan kebudayaan daerah yang bersangkutan yan berdasarkan nilai luhur dan norma agama.

Untuk mewujudkan visi BERDAYA SAING, ditempuh melalui misi :
• Merevitalisasi pertanian
• Meningkatkan percepatan pembangunan infrastruktur wilayah.
• Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam yang lestari dan berkelanjutan.
• Mengembangkan potensi pariwisata berbasis alam dan budaya daerah.
• Meningkatkan penggalian pendapatan daerah secara adil dan mendukung perekonomian daerah.
• Meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah guna mewujudkan tata pemerintahan
yang baik (good governance).

Pada tanggal 19 Mei 2010, Wonogiri genap berusia 269 tahun!!!
SUGENG AMBAL WARSO ya kota kelahiranku tercinta!!!!
SUKSES selalu...
Meski jauh di mata tapi dekat di hati...

Jakarta, 210510_16:03
Aisya Avicenna 


Tulisan ini diposting pada bulan Mei 2010 di blog sebelumnya

Wonogiri, Kota Kelahiran Tercinta (Bagian 1)


Wonogiri, (bahasa Jawa: wanagiri, secara harfiah "Hutan di Gunung"), adalah sebuah daerah kabupaten di Jawa Tengah. Secara geografis lokasi Wonogiri berada di bagian tenggara Provinsi Jawa Tengah. Bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo, bagian selatan langsung di bibir Pantai Selatan, bagian barat berbatasan dengan Wonosari di provinsi Yogyakarta, Bagian timur berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur, yaitu Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Pacitan. Ibu kotanya terletak di Wonogiri Kota. Luas kabupaten ini 1.822,37 km² dengan populasi 1,5 juta jiwa.
Sejarah
Sejarah berdirinya Kabupaten Wonogiri dimulai dari embrio "kerajaan kecil" di bumi Nglaroh Desa Pule Kecamatan Selogiri. Di daerah inilah dimulainya penyusunan bentuk organisasi pemerintahan yang masih sangat terbatas dan sangat sederhana, dan dikemudian hari menjadi simbol semangat pemersatu perjuangan rakyat. Inisiatif untuk menjadikan Wonogiri (Nglaroh) sebagai basis perjuangan Raden Mas Said, adalah dari rakyat Wonogiri sendiri (Wiradiwangsa) yang kemudian didukung oleh penduduk Wonogiri pada saat itu.
Mulai saat itulah Ngalroh (Wonogiri) menjadi daerah yang sangat penting, yang melahirkan peristiwa-peristiwa bersejarah di kemudian hari. Tepatnya pada hari Rabu Kliwon tanggal 3 Rabi'ul awal (Mulud) Tahun Jumakir, Windu Senggoro: Angrasa retu ngoyang jagad atau 1666, dan apabila mengikuti perhitungan masehi maka menjadi hari Rabu Kliwon tanggal 19 Mei 1741 (Kahutaman Sumbering Giri Linuwih), Ngalaroh telah menjadi kerajaan kecil yang dikuatkan dengan dibentuknya kepala punggawa dan patih sebagai perlengkapan (institusi pemerintah) suatu kerajaan walaupun masih sangat sederhana. Masyarakat Wonogiri dengan pimpinan Raden Mas Said selama penjajajahan Belanda telah pula menunjukkan reaksinya menentang kolonial.
Jerih payah pengeran Samber Nyawa (Raden Mas Said) ini berakhir dengan hasil sukses terbukti beliau dapat menjadi Adipati di Mangkunegaran dan Bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPA) Mangkunegoro I. Peristiwa tersebut diteladani hingga sekarang karena berkat sikap dan sifat kahutaman (keberanian dan keluhuran budi) perjuangan pemimpin, pemuka masyarakat yang selalu didukung semangat kerja sama seluruh rakyat di Wilayah Kabupaten Wonogiri.
Pemerintahan
Kabupaten Wonogiri dipimpin oleh Bupati dan Wakil Bupati. Dalam jalannya roda pemerintahan, bertumpu pada semboyan Wonogiri SUKSES yang merupakan singkatan dari STABILITAS, UNDANG-UNDANG, KOORDINASI, SASARAN, EVALUASI, dan SEMANGAT JUANG.
Pariwisata
Di Kabupaten Wonogiri terdapat banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi. Baik wisata spiritual, petualangan, wisata alam dan lain sebagainya. Di antaranya obyek wisata Waduk Gajah Mungkur, wisata ganthole.
Terdapat sebuah situs bersejarah bernama "Kahyangan" di dusun Dlepih, Tirtomoyo, yang jaraknya kurang lebih 47 km dari ibu kota kabupaten Wonogiri.
Dari Kota Wonogiri, pengunjung bisa naik bus dari terminal bus Giriwono dan naik minibus dari dekat ponten (dekat Kantor Badan Pertanahan), jurusan Tirtomoyo. Dari Tirtomoyo, bisa naik angdes jurusan Kahyangan atau Sukarjo. Sampai sekarang belum ada angdes yang bisa masuk sampai Kahyangan, sehingga harus dilanjutkan jalan kaki sekitar 1 Km. Pengunjung berkendaraan bisa langsung sampai ke tempat parkir Kahyangan.
Sebetulnya desa Taman dulunya merupakan sentra batik tulis, yang produknya banyak disetorkan ke Solo, untuk diproses lanjut. Banyak warga desa yang bergerak di bidang yang berhubungan dengan batik, baik sebagai pembatik, pembuat patron, pemasok kain mori. Akan tetapi, seiring dengan diperkenalkannya teknik pembuatan genting press, yang hasilnya cepat diperoleh, maka semakin lama industri batik semakin tergeser.
Sesampai di Kahyangan, pengunjung akan mendapati goa yang terletak di atas kedung. Konon, tempat itu sebagai tempat bersemedinya Danang Suto Wijoyo, atau yang dikenal dengan Panembahan Senopati, raja pertama kerajaan Mataram Islam. Selain itu, terdapat pula air terjun, dan puncak Kahyangan yang konon merupakan tempat di mana Sutowijoyo menemuai Kanjeng Ratu Kidul, sehingga bagi yang percaya tahyul, dilarang memakai baju yang berwarna hijau.
Tempat itu sangat ramai di malam menjelang pergantian tahun Jawa (bulan Suro). Banyak pendatang dari luar daerah, terutama dari daerah Yogyakarta, untuk bertirakatan di sana. Di hari-hari biasa, terutama malam Jumat Kliwon, biasanya banyak dikunjungi orang-orang dari luar daerah, yang mengadakan syukuran atas keberhasilan yang telah dicapai di tempat perantaunnya, dengan mengundang warga sekitar.
Tempat Wisata Lain:
•Obyek Wisata Sendang
•Girimanik
•Pantai Sembukan
•Pantai Nampu
•Musium Wayang Kulit
•Cagar Alam Danalaya
•Gua Ngantap
•Sendang Siwani
•Gua Putri Kencono
•Gua Musium karst
•Jala karamba
Makanan khas
Dulu terkenal dengan "tiwul" tapi sekarang sudah jarang dijumpai "Ngaso angkringan",Beberapa jenis makanan khas tersedia di Wonogiri. Kacang Mede adalah makanan yang berasal dari biji buah jambu mede (jambu mete) yang memang banyak terdapat di wilayah Wonogiri. Emping adalah makanan yang berasal dari biji buah melinjo. Biji buah dikupas, lalu ditumbuk sampai berbentuk lempengan kecil. Kedua jenis makanan ini disajikan setelah terlebih dahulu digoreng sampai kecoklatan. Cabuk adalah makanan yang berasal dari biji wijen yang dicampur dengan bumbu masak. Berbentuk pasta, warna hitam, terbungkus daun pisang.
Juga ada makanan dari singkong yang disebut "Pindang", ini berasal dari tepung singkong yang dimasak dengan Daging Kambing, yang terkenal di sebelah Barat Lapangan Kecamatan Ngadirojo.
Saat pagi hari juga sering dapat dijumpai Kue Serabi di beberapa tempat di dekat Pasar Kota Wonogiri.
Makanan khas lain adalah Bakso dan Mie Ayam Wonogiri yang memiliki citarasa khas, makanya di Jakarta banyak sekali tukang bakso atau mie ayam dari Wonogiri, namun sayang kalau membeli di Jakarta rasanya jauh tidak enak. Mie Ayam yang terkenal adalah Mie Ayam Pak Tukang, Mie Ayam Pak Sabar, Mie Ayam Pak Brewok, Mie Ayam dan Bakso Mas Bentoel. Bakso yang terkenal Bakso Malvinas, Bakso Gajah Mungkur dan Bakso Titoti.
Selain itu pada malam hari, banyak juga pedagang makanan lesehan yang tersebar sepanjang jalan-jalan di Wonogiri, dengan bermacam-macam jenis makanan, yang terkenal antara lain seperti Sari Laut & Pecel Lele "Mas Gendut", Soto mbak Bunder, Gudeg & Nasi Liwet Bu SAMAN GI (depan toko Baru), Mie Rebus Jawa Pak BAGONG (terminal lama), Cap Cay depan Gereja GKI.
Pusat jajanan khas Wonogiri ada di dekat kantor Kecamatan Selogiri, kurang lebih 5 km dari pusat Kota Wonogiri ke arah Kota Surakarta. Di pusat Kota Wonogiri, terdapat beberapa toko yang menyediakan makanan khas, salah satu di antaranya adalah Toko Sari Roso. Selain itu, oleh-oleh khas Wonogiri juga bisa diperoleh di kios-kios yang banyak terdapat di pasar Wonogiri, salah satu yang cukup banyak dikunjungi pembeli adalah kios Bu Darmo.
Sebagai tambahan tentang makanan khas yang disebut "CABUK", akan lebih nikmat apabila disantap bersama-sama dengan "Gudangan" yakni makanan yang berupa sayur-sayuran yang telah direbus dicanpur dengan samabal dari parutan kelapa.
Pertanian
Secara umum, wilayah Kabupaten Wonogiri terbagi menjadi 2 kelompok. Wilayah selatan yang membentang dari perbatasan Kabupaten Pacitan (Provinsi Jawa Timur) sampai perbatasan Kabupaten Gunung Kidul (Provinsi DIY) adalah wilayah yang kaya dengan pegunungan kapur. Pada area ini tidak banyak yang bisa dilakukan kecuali berladang (palawija) dengan ketergantungan pada curah hujan. Curah hujan per tahun berada pada level yang rendah. Area ini memiliki banyak sumber air dalam, dimana sampai saat ini masih belum bisa dimanfaatkan. Di beberapa tempat, dapat dijumpai sawah dengan jenis padi khusus (padi Gogo Rancah), ditanam pada media tanah yang sengaja diurugkan di atas batuan kapur.
Dari area timur berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo (Jawa Timur), area utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, dan area barat berbatasan dengan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo, memiliki karakteristik yang relatif mendukung. Curah hujan yang cukup, dengan dukungan irigasi yang optimal, mampu mendukung budaya pertanian yang lebih menjanjikan. Hamparan sawah banyak dijumpai pada area ini.
Perkebunan
Secara umum, seluruh wilayah Kabupaten Wonogiri masih mampu memberikan hasil pertanian dan perkebunan yang melimpah. Singkong (manihot), coklat (cacao), kacang mede, emping melinjo, sayur-sayuran, merupakan contoh hasil perkebunan yang relatif baik.
Industri
Di bidang industri, Kabupaten Wonogiri memiliki beberapa perusahaan yang maju. PT. Deltomed Laboratories dan Air Mancur contoh perusahaan jamu yang maju. Menghasilkan produk-produk jamu kemasan modern, perusahaan ini termasuk salah satu industri yang mampu bersaing di tingkat nasional.
Industri jamu juga terdapat pada level industri kecil, di mana banyak perajin jamu yang memasarkan di pasaran lokal. Banyak pula perajin jamu yang merantau ke luar daerah, lalu eksis di kota-kota besar di Indonesia.
Di samping jamu, Kabupaten Wonogiri juga memiliki industri makanan bakso. Sebagaimana perajin jamu, mereka juga banyak yang merantau ke luar daerah, lalu mendapatkan hasil yang memuaskan. Salah satu pengusaha bakso yang sukses di Jakarta adalah Slamet Riyanto, dengan merek BAKSO TITOTI.
Industri transportasi di Kabupaten Wonogiri juga turut memberikan sumbangan. Beberapa perusahaan transportasi bus AKAP (antar kota antar provinsi) banyak terdapat dan dimiliki oleh pengusaha lokal. Beberapa contoh adalah Timbul Jaya, Tunggal Dara, Tunggal Daya, Purwowidodo, Serba Mulya, Sedya Mulya, Ismo,Gajah Mungkur, Sumba putra, joko tingkir dan Pelita. Rata-rata mereka melayani rute ke arah Jakarta, beberapa kota di pulau Sumatera dan kota Denpasar.
Telekomunikasi
Perkembangan layanan telekomunikasi telah pula membantu Kabupaten Wonogiri untuk bisa mendapatkan layanan telekomunikasi yang baik. PT. Telekomunikasi Indonesia telah menempatkan satu kantor layanan. Dengan STO (Sentral Telepon Otomatis) berkapasitas lebih dari 3000 nomor, masih didukung dengan ekspansi operator selular, layanan telekomunikasi telah mampu dinikmati. Hampir semua operator (Telkomsel, Excelcom, Indosat) telah memasang perangkat BTS (Base Transceiver Station) di pusat kota Wonogiri. Telkomsel telah merambah beberapa kota kecamatan, disusul juga BTS dari Mobil8 (fren).
Transportasi
Entah sejak kapan orang wonogiri suka merantau. Yang jelas di berbagai pulau di Indonesia banyak dijumpai orang wonogiri. Di rantau memiliki berbagai profesi, umumnya menjadi pedagang. Di jawa sendiri, terutama di Jakarta juga banyak orang wonogiri. Hal inilah yang mendorong tumbuhnya industri transportasi di Wonogiri.
Bus
Di Wonogiri banyak kita jumpai pengusaha bus.Disamping dengan kota-kota terdekat, Perusahaan bus terbanyak mengambil rute Wonogiri-Jakarta. Sehingga siapun yang keluar wasuk kota Wonogiri tidak perlu risau dengan adanya transportasi bus ini. Bus yang mengambil rute Wonogiri jakarta dapat kami sebutkan diantaranya: Sedyo mulyo, Tunggal dara, Tunggal daya, gunung mulya, timbul jaya, serba mulya, ismo, dll.
Kereta
Dengan Kereta Wonogiri hanya terhubung dengan Solo. Biasanya kereta penumpang hanya 1 kali masuk dan keluar Wonogiri menuju arah kota Solo.
Pesawat
Kota Wonogiri dapat dijangkau oleh pesawat melalui dua bandara terdekat yaitu Solo (adisumarmo) dan Jogyakarta (Adisucipto ). Bagi yang ingin bepergian pemesanan tiket pesawat dapat dilakukan di Miki Tour (utara plinteng semar, 0273 333 2528) dan jatisrono (0273 411 688).
Kesehatan
Tersedia beberapa layanan rumah sakit, di antaranya:
•Rumah Sakit Umum Wonogiri
•Rumah Sakit Marga Husada
•Rumah Sakit Medika Mulya
•Rumah Sakit PKU Muhammadiah
•Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra
•Rumah Sakit Anak Astrini
Sekolah Menengah
SMA
SMA yang berada di Wonogiri adalah SMA Negeri 1 Wonogiri, SMA Negeri 2 Wonogiri, SMA Negeri 3 Wonogiri, SMAN 1 Purwantoro, SMA Negeri 1 Girimarto dan beberapa SMA Swasta lainnya.
SMK
Diantaranya adalah SMK Negeri 1 Wonogiri, SMK Negeri 2 Wonogiri, dan beberapa SMK Swasta lainnya.

Wonogiri SUKSES, Aku juga harus SUKSES!!!!
Jakarta, 210510_16.00
Aisya Avicenna