ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.

Pertemuan Pramuda IV Angkatan 15

Bang Melvi Yendra

Hari, Tanggal : Ahad, 17 Maret 2011
Waktu : Pukul 10.00-12.00
Tempat : Masjis ARH, UI Salemba
MC dan moderator : Ikal
Pembicara : Melvi Yendra
Tema : "DUNIA MENULIS DAN PELUANGNYA DI DUNIA BROADCAST"
Sekilas Profil Pembicara :
Bang Melvi lahir tahun 1975 di Padang. Kelas 4 SD tulisan beliau yang berupa puisi dimuat di Majalah Bobo. Kelas 6 SD menulis cerpen untuk Bobo dan Ananda. Saat SMP dan SMA menulis di Koran Sanggalang. Nah, di koran daerah ini, ada satu rubrik khusus untuk remaja (pelajar). Semua murid berkompetisi, termasuk Bang Melvi. Dan ketika karyanya dimuat, maka namanya akan diumumkan waktu upacara bendera hari Senin. Sungguh mengangkat nama baik sekolah!
Bang Melvi juga pernah bekerja di penerbitan, di Annida selama 2.5 tahun, di Mizan selama 4.5 tahun. Setelah resign dari Mizan, selama 1.5 tahun beliau menjadi penulis lepas. Beliau sempat berkata, “Jangan kerja di penerbitan karena bisa mengurangi produktivitas menulis. Karena akan sering mengurusi tulisan orang lain daripada tulisan sendiri.” Hmm, sebenarnya bercanda juga sih!
Berbicara tentang dunia broadcast, spesifiknya tentang dunia skenario, Bang Melvi berujar bahwa dunia ini sangat keras. Beliau berbagi cerita saat gabung di ANP (Aris Nugroho Production), pemiliknya bernama Aris Nugroho. Mas Aris adalah sutradara sekaligus kreator beberapa komedi situasi di televisi, sebut saja ada Bajaj Bajuri, OB, Coffeebean Show, dll. Saat kerja di ANP itulah Bang Melvi mengalami ‘penggemblengan’ yang luar biasa. Dicaci maki sudah biasa.


Bang Melvi berujar, kalau kerja jadi penulis skenario :
1. Harus tega sama keluarga
2. Harus tega sama pekerjaan
3. Harus tega sama diri sendiri
Saat gabung ANP, ada tahap audisi dulu. Terpilihlah 50 orang dari berbagai daerah. Tugas pertama : menyerahkan 10 sinopsis perhari via email. Tiga puluh orang mengundurkan diri. Kemudian gugur lagi 5 orang. Tinggal 15 orang! Kelima belas orang itu salah tiganya adalah senior FLP, ada Mas Sakti Wibowo, Mas Sokat, dan Bang Melvi. 


Penghasilan seorang penulis skenario didapatkan berdasarkan hasil kerja, prestasi, dan kecermatan dalam menangkap ide dan peluang. Jargon dari Mas Aris adalah “Jika sudah masuk dalam ANP, maka ego dan harga diri harus ditinggalkan di keset”. Saat yang paling berat bagi Bang Melvi adalah saat mengejar deadline. Bang Melvi gabung di ANP selama 3 tahun.


Salah satu cara agar skenario kita diproduksi adalah dengan bertemu langsung dengan “user”-nya, yaitu produsernya, karena produsernya yang berhak memproduksi naskah. Peluang untuk menulis skenario tuh sangat banyak.


Alur skenario : membuat sinopsis, kemudian dikembangkan menjadi story line, setelah direvisi baru enjadi naskah. Naskah ini meski sudah di-ACC, tapi belum tentu diproduksi. 


Saat memasuki sesi tanya jawab, ada beberapa pertanyaan yang masuk.
1. Sudah mengirim sinopsis, tapi tidak ada respon. Bagaimana agar bisa mengurangi risiko diplagiat?
Memang, cukup menarik karena 1 sinopsis dihargai RP 500.000,- sehingga ada saja kejahatan tentang ini. Ada "penjahat sinopsis, dia membuka pengumuman, banyak penulis yang mengirim sinopsi, kemudian sama 'penjahat' tersebut sinopsisnya diplagiat (dipilih yang bagus)dan si penulis tidak dikabari.
2. Dukanya seorang penulis skenario adalah saat kreativitasnya kadang terpangkas karena masalah budget atau mendadak skenarionya harus diubag karena tokoh berhalangan hadir.
5. Apa saja yang dibutuhkan untuk membuat film sampai jadi? Properti, eumah, artis, crew, dll
6. Kalau ada stasiun TV yang memutar film yang sama, bisa jadi karena kontrak filmnya yang cukup panjang.
7. Seorang penulis novel yang naskahnya dipotong-potong. Solusi terbaik, kita sendiri yang memfilmkan (kita jadi penulis, sutradara, sekaligus produsernya).


Motivasi dari Bang Melvi:
1. FLP sudah besar dan anggotanya banyak yang sudah menjadi orang besar. Satu hal yang harus dijaga, yakni semangat menulis yang harus dibangun daru diri sendiri. FLP hanya sebagai sarana.
2. Karya kita = sejarah kita yang insya Allah akan bergaung selamanya. Menulis adalah salah satu cara yang membuat kita hidup selamanya.
3. Berjuanglah dan jangan mudah menyerah! Menjadi penulis itu tidak butuh biaya! Siapapun Anda, Anda bisa menjadi penulis. Ada dokter yang juga penulis, guru yang juga penulis, dan PNS yang juga penulis (yang terakhir ini saya imbuhi sendiri.. hehe ^^v).
Wah, ternyata di KTP Bang Melvi tertulis “PENULIS” dalam pekerjaannya. Baru tahu!!!

Setelah materi dari Bang Melvi, dilanjutkan kultum oleh Arief. Kultumnya bisa dibaca di : http://www.facebook.com/notes/arief-fathur-rizqi/catatan-kecil/10150128041375793

Reportase by :Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2011 di blog sebelumnya.

Aksi Kedua yang Luar Biasa


Ahad, 27 Maret 2011 selepas dari agenda pertemuan rutin anggota Pramuda angkatan 15 FLP Jakarta di Masjid ARH dan makan siang, Aisya meluncur dengan menggunakan kendaraan beroda tiga khas Jakarta alias bajaj BBG menuju Monas. Rencana awal, Aisya makan siangnya di bajaj saja untuk menghemat waktu, tapi ternyata setelah dipikir-pikir, di bajaj kan goyang-goyang.. kalau keselek ya berbahaya! Hihi...


Setelah bernegosiasi dengan sopir bajaj, akhirnya disepakati ongkosnya. Di dalam bajaj sempat mencicipi MADU SUNNAH HPA yang tadi dibawakan Mbak Pika FLP. Hmm, biar jadi dopping! Begitu pikir Aisya. Sesampainya di Monas, ada beberapa andong yang sudah dihias pita. Cantiknya... (Andongnya lho, bukan kudanya!). Aisya masuk ke monas. Hmm, sepertinya salah turun nih. Mungkin panggung utamanya ada di dekat patung kuda.


Akhirnya Aisya menuju ke sana. Ehem, Glek... Sepanjang perjalanan ke sana Aisya cuma bisa menunduk dan berucap kata "Sabar... Sabar... Sabar.. " berulang kali. Pasalnya, kanan kirinya tuh banyak pemandangan yang bikin ngiri. Tapi insya Allah ngirinya tuh iri yang memotivasi. Di sebelah kanan depan ada pasangan suami istri yang kompak dengan kaos putih-kuning-hitam sedang bergandengan tangan mesra. Glek.. Trus, di sebelah kiri ada seorang istri yang sedang memotret suami dan anaknya. Hmm, Aisya hanya tersenyum (pengin!). Aisya melanjutkan perjalanan sambil nasyidan.. Penantian...


Penantian adalah satu ujian
tetapkanlah ku selalu dalam harapan
kerana keimanan tak hanya diucapkan
adalah ketabahan menghadapi cubaan

sabarkanlah ku menanti pasangan hati
tulus kan kusambut sepenuh jiwa ini
di dalam asa diri menjemput berkah-Mu
tibalah izin-Mu atas harapan ini



Rabbi, teguhkanlah ku di penantian ini
berikanlah cahaya terang-Mu selalu
Rabbi, segala upaya hamba-Mu ini
hanyalah bersandar semata kepada-Mu

Rabbi, redhailah penantianku ini
hadirkanlah ketenteraman di dalam hati
Rabbi, hanya pada-Mu-lah doaku ini
duhai tempat mengadu segala resah diri


Akhirnya Aisya sampai di panggung utama. Alhamdulillah, baru dimulai. Acara diawali dengan penampilan dari Izzatul Islam. Menghentak!!! Berhubung mantan vokalis STREAM, Aisya juga turut bernasyidan ria.

Paling suka waktu Izzis membawakan Jejak!

menapaki langkah-langkah berduri
menyusuri rawa, lembah dan hutan
berjalan diantara tebing jurang
smua dilalui demi perjuangan

letih tubuh di dalam perjalanan
saat hujan dan badai merasuki badan
namun jiwa harus terus bertahan
karna perjalanan masih panjang

kami adalah tentara Allah, siap melangkah menuju ke medan juang
walau tertatih kaki ini berjalan
jiwa perindu syahid tak akan tergoyahkan

wahai tentara Allah bertahanlah,,
jangan menangis walau jasadmu terluka
sebelum engkau bergelar syuhada
tetaplah bertahan dan bersiap siagalah

* Puisinya...

gunung tinggi menjulang
samudra luas membentang
adalah lahan peneguhan

hutan rimba
padang gersang
jadi ajang pembuktian

hujan badai
terik panas kerontang
pasti kan hiasi perjalanan
saat langkah tlah diayunkan
pantang surut ke belakang hingga sampai ke tujuan
bertahanlah dan bersiap siagalah



Wah... keren pokoknya!

Setelah penampilan Izzis, Aisya merapat ke barisan akhwat di depan panggung. Acara dilanjutkan dengan prakata dari MC. Kami diajari beberapa yel-yel. Setelah itu tasmi' Qur'an oleh seorang ikhwan yang hafizh! Mantap... Baru setelah itu ada orasi dari beberapa tokoh. Sebut saja ada Pak Hidayat Nur Wahid, Pak Anis Matta, Ibu Yoyoh Yusroh dan beberapa tokoh lintas agama.

Alhamdulillah, akhirnya bisa satu forum dengan Wakil Ketua DPR RI, Pak Anis Matta, Lc, memberikan orasinya di acara Aksi Munashoroh untuk Timur Tengah tersebut. Dihadapan ratusan ribu massa aksi, beliau menyampaikan, "Yang mendukung revolusi itu anak-anak muda, bukan cuma karena usianya tapi muda dari perasaan yang slalu berjiwa muda," ujarnya.

Setelah orasi dari para tokoh (Aisya sempat merekam semuanya, insya Allah akan diupload kemudian hari... belum sempat ditulis orasinya), sempat ada penampilan dari Ar Ruhul Jadid. Setelah itu pelepasan merpati dan kita jalan dari Monas menuju bundaran HI, terus kembali ke Monas lagi. Subhanallah, selama dari Monas sampai ke Monas lagi cuacanya mendung. Sempat gerimis sebentar. Hmm, serasa malaikat turut serta dalam aksi kali ini. Saat aksi ini Aisya hanya sendiri. Sebenarnya kawan-kawan "lingkaran cintanya" juga ada yang datang, tapi tidak bertemu karena mereka datang terlambat (sebelumnya mereka ada agenda ke walimahan dulu). Karena ada agenda lain, akhirnya mereka juga tidak turut turun ke jalan.

Oh ya, aksi tersebut digelar sebagai bentuk kepedulian dan rasa prihatin yang mendalam atas nasib masyarakat sipil yang menjadi korban krisis politik dan konflik bersenjata, yang berkecamuk di sejumlah negara di Timur Tengah, seperti di Yaman, Bahrain, Libya, juga di Palestina.

Aksi ini juga dimaksudkan untuk meminta pemerintah Indonesia mendesak Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi untuk mengakhiri krisis politik dan konflik bersenjata tersebut guna menghindari jatuhnya korban rakyat sipil yang lebih banyak lagi.

Aksi ini bisa juga sebagai tekanan untuk DPR khususnya komisi I yang membidangi pertahanan dan luar negeri agar memberikan tekanan kepada pemerintah Indonesia untuk mendesak PBB mengeluarkan resolusi itu.

Eh iya, Aisya sempat bertemu dengan murabiyah pertamanya di Jakarta. Hmm, mbaknya itu begitu istimewa. Mbaknya itu pula yang dulu pernah membantunya saat Aisya mencoba mengukir sejarah baru dalam hidupnya, meski pada akhirnya kisah itu harus berhenti di tengah jalan dan Aisya berjanji pada dirinya sendiri tak akan lagi meneruskan kisah itu. Ia akan merangkai kisah lain yang lebih indah. Semoga dalam waktu dekat ini.

Alhamdulillah, perjalanan aksi yang cukup panjang itu akhirnya bisa dilewati Aisya dengan penuh semangat karena sepanjang perjalanan ia bersama dengan para ikhwah yang luar biasa meskipun tidak ia kenal. Ada seorang ibu muda yang menggendong anaknya, suami istri yang bergandeng mesra (lagi-lagi bikin ngiri), adik-adik kecil, dll. Mereka semua sangat bersemangat! Aisya nggak mau kalah dong...

Pukul 17.00, Aisya pulang.... Hmm, benar-benar aksi kedua yang luar biasa!!!

Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2011 di blog sebelumnya.

Insan Istimewa

Kebetulan di kantor lagi dengerin "Permata Yang Dicari"-nya DeHearty
Hadirnya tanpa kusedari Menggamit kasih cinta bersemi Hadir cinta insan padaku ini Anugerah kurniaan Ilahi Lembut tutur bicaranya Menarik hatiku untuk mendekatinya Kesopanannya memikat di hati Mendamaikan jiwaku yang resah ini Ya Allah
Jika dia benar untukku Dekatkanlah hatinya dengan hatiku Jika dia bukan milikku Damaikanlah hatiku Dengan ketentuan-Mu Dialah permata yang dicari Selama ini baru kutemui Tapi ku pasti rencana Ilahi Apakah dia kan kumiliki Tidak sekali dinodai nafsu Akan kubatasi dengan syari’at-Mu Jika dirinya bukan untukku Redha hatiku dengan ketentuan-Mu Ya Allah Engkaulah tempat kubergantung harapanku Kuharap diriku senantiasa di bawah rahmad-Mu.

Mencintai dan dicintai adalah fitroh manusia, hal itu ada sejak sebelum kita dilahirkan di dunia. Insya Allah, para ukhtifillah, moga kita termasuk hamba-hamba Allah SWT yang nantinya kalo sudah tiba masanya kita dipertemukan dengan hamba Allah SWT yang terbaik untuk menjadi pendamping hidup, bersama-sama membangun keluarga sakinah mawadah dan warohmah. Senantiasa diberikan kemudahan dalam mendapat keturunan keturunan yang sholeh-sholehah yang dapat menyejukkan hati kedua orang tua. Allahumma amin.



Ukhtifillah semoga kita juga tetap diberikan keistiqomahan untuk menjaga diri dari perbuatan yang mendatangkan murka-Nya. Insya Allah dengan kesabaran menjaga iffah kita dan dengan kegigihan kita untuk mempetahankan izzah kita Insya Allah akan diberi balasan yang setimpal dari Nya, yaitu pendamping yang bisa membawa kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, Allahumma amin.

Karena semua itu sudah ada waktunya sendiri-sendiri, so sambil menunggu waktu yang sudah ditentukan kapan datangnya, marilah kita semua mempersiapkan diri untuk mencari bekal, mencari ilmu untuk persediaan perjuangan kita, agar nantinya kita tidak kehabisan bekal.

Pernikahan itu bagaikan kapal, kapal yang akan berlayar di samudera yang sangat luas. Ketika kapal akan diterjang gelombang, angin yang besar dan bencana, kita sudah mempersiapkan bekal dan tehnik, bagaimana kita menghadapinya agar tetap berlayar dengan baik, selamat sampai ditujuan. Pernikahan juga seperti itu, jangan sam
pai kita tidak mempersiapkan dengan baik. Menikah mudah dan sulit, mudah jika kita mempersiapkan sedari dulu, sulit jika kita tidak tahu ilmu di dalam pernikahan tersebut, alias tidak punya bekal sama sekali. Dan semoga kita termasuk orang yang dimudahkan oleh Allah Swt, Allahumma amin……

[Serakan Inspirasi]

by : Keisya Avicenna (my supertwin)


Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2011 di blog sebelumnya.

Obrolan Sore dengan Ketua FLP Jakarta

Kang Tef - Aisya - Tasaro
[Aisya Avicenna]
aslmkm
sore kang tef...
hanya menyapa saja... hehe

[Taufan E. Prast]
Wa'alaikum salam... sore, Ticko... apa kabarmu, terima kasih sudah menyapaku... hehe

[Aisya Avicenna]
alhamdulillah, baik2 saja kang
kang tef pa kabar??

[Taufan E. Prast]
alhamdulillah sehat wal afiat...

[Aisya Avicenna]
alhamdulillah...

[Taufan E. Prast]
syukurlah, jaga kesehatan ya...

[Aisya Avicenna]
insya Allah
kang tef jg
mbak era jg dijagain
hehe
salam yaaa

[Taufan E. Prast]
haha... dia sudah bisa jaga diri, justru aku yang masih liar, hehe...

[Aisya Avicenna]
wkwkwk

[Taufan E. Prast]
lagi nulis apa, Ticko?

[Aisya Avicenna]
nulis Analisis Beban Kerja (di kantor)...
hehe
klo buku insya Allah ada beberapa yg lg mau diselesaiin
doain kang mg lancar...
hehe
coz hrs bg waktu jg buat belajar mau ikut seleksi beasiswa S2

[Taufan E. Prast]

alhamdulillah, amiiiin... aku melihat kesungguhan yang luar biasa pada dirimu... semoga semuanya lancar...

[Aisya Avicenna]
aamiin...

[Taufan E. Prast]
bergeraklah selagi muda dan ada kesempatan...

[Aisya Avicenna]
ni daku jg ada tawaran dari sebuah penerbit di solo.. baru usul tema sih, katanya 85 % mau diterbitin
ni lg diuber2 outlinennya
puyeng jg sih, bnyk yg hrs dikerjakan.. mg bs memprioritaskan

[Taufan E. Prast]
alhamdulillah, pesannya satu, "jaga keseimbangan"

[Aisya Avicenna]
iya
selalu berjuang untuk itu
kadang fisiknya yg gak bisa menyeimbangi
hehe
bagi2 dagingnya dung kang
:):)
masak ketuanya endut, anak buahnya kurus.. xixi

[Taufan E. Prast]
wkekeke... ga ada hubungannya tuh...

[Aisya Avicenna]
ada, berarti harus ada usaha untuk mensejahterakan anak buah, misalnya bawa makanan atau traktir makan2 sesering mungkin.. apalagi anak kost seperti aku
hehe

[Taufan E. Prast]
menikahlah, maka engkau akan gemuk, hahaha

[Aisya Avicenna]
hahaha
insya Allah... segera! :):)

[Taufan E. Prast]
Amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin.... alhamdulillah... :):)
oke ya, aku ada miting nih...

[Aisya Avicenna]
oke
semoga sukses

NB : Kang Taufan E. Prast adalah ketua FLP Jakarta periode 2011-2013 (pada periode 2009-2011 juga sudah menjabat ding! ^^v). Hmm, dia adalah salah satu penulis favoritku juga. Tulisan dan kepribadiannya sangat menginspirasi. Istrinya (Teh Era) juga salah satu inspiratorku. Alhamdulillah, salah satu rahasia Allah mengirimku ke Jakarta adalah karena di Jakarta ada mereka. Sosok-sosok yang luar biasa!

Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2011 di blog sebelumnya.

Asma Nadia dan Aisya Avicenna


Selamat hari lahir buat penulis favoritku, Mbak Asma Nadia.... Semoga usianya makin barokah, rezekinya makin berlimpah, dan karya2nya makin menyejarah... Semoga Aisya Avicenna bisa meniru jejak prestatifmu, Mbak... Aamiin...
^^v


Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2011 di blog sebelumnya.

Waiting



Waiting is an exam..
Please always keep me in my hope..
Because beleive not only said
It's determination to face ordeal

Please make me more patient waiting for my soulmate
I will receive with sincerely and all my soul
In my hope to pick up Your blessing
When Your permission come to answer my hope

God, please make me strong in my waiting
Please give me Your bright light
God, my pray and my effort
Only dependent on You





Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2011 di blog sebelumnya.

Setelah Sekian Lama


Alhamdulillah, setelah sekian lama (hampir sebulan ini) tidak puasa Senin-Kamis, akhirnya hari ini mulai puasa lagi. Astaghfirullah, sudah lama ya? Kenapa bisa begitu? Hmm, sebenarnya saya mencoba untuk rutin menjalankan puasa sunnah. Akan tetapi, bulan Februari kemarin sering terkendala masalah kesehatan. Sempat sakit flu berat dan panas-dingin hampir 2 minggu. Atau saat diniatkan puasa, malah kena 'lampu merah'. Jadi batal deh. Tapi alhamdulillah, hari ini bisa mulai kembali.

Istirahat siang ini saya manfaatkan dengan menulis tentang Puasa Senin-Kamis yang saya ambil dari berbagai sumber. Saya tulis sebagai pengingat buat diri saya sendiri dan semoga bermanfaat untuk semua pembaca. Semoga menjadikan penyemangat bagi kita semua untuk bisa mengamalkan salah satu Sunnah Rasulullah SAW ini.


Dahsyatnya Puasa Senin Kamis.

Siapa sih yang tidak ingin awet muda, bebas penyakit, sekaligus selamat dunia akhirat ? Kalau kita ingin mendapatkan semua itu, cobalah berpuasa Senin-Kamis secara teratur.

Kebanyakan dari kita tentunya pernah mendengar puasa Senin Kamis sebagai puasa sunnah di dalam Islam. Namun, berapa yang benar-benar berusaha merutinkan puasa tersebut?

Kalau hari itu kebetulan ada acara pengajian dan makan-makan, bukannya lebih enak makan-makan ketimbang puasa sunnah? Kalau pagi itu kebetulan tidak sempat sahur, bukannya lebih nyaman absen puasa dulu? Bagaimanapun, puasa Senin Kamis itu hanyalah 'sunnah' bukan ?

Tak banyak dari kita yang tahu benar hikmah puasa Senin Kamis dari segi spiritual, kesehatan dan keutamaannya di hadapan Allah. Oleh karena itu, ada baiknya kita mengupas hikmah puasa Senin Kamis supaya kita lebih semangat menjalaninya.

Alasan utama mengapa puasa Senin Kamis disunahkan dalam Islam ialah karena Rasulullah sering berpuasa di kedua hari tersebut.

Tapi, apa keutamaan Senin dan Kamis ?

Sehubungan dengan hal ini ada 2 hadis dari Rasulullah yg berkenaan dengan pemilihan hari Senin dan Kamis.

Yang pertama, dalam Hadist Riwayat Ahmad disebutkan bahwa Rasulullah mengatakan bahwa semua amal dibentangkan di hari Senin dan Kamis. Karena itu, sebagai orang beriman, sungguhlah baik bila pada saat malaikat melaporkan amalan kita itu kita tengah berpuasa.

Yang kedua, hari Senin Kamis adalah hari istimewa karena pada hari itulah Rasulullah dilahirkan, menjadi rasul dan mendapat wahyu (HR Muslim).

Jadi terlihat disini bahwa hari Senin dan Kamis adalah hari istimewa dari sisi religius.

Dari sisi logika, bisa dilihat bahwa hari Senin dan Kamis membagi satu 'minggu' menjadi dua bagian yang hampir sama rata. Jadi kentara sekali bahwa puasa Senin Kamis mempunyai fungsi maintenance atau pemeliharaan. Analoginya mungkin sama dengan pembagian waktu minum obat kala kita sakit. Tentu kita ingat, kala kita sakit, kita sering disuruh minum obat 2x sehari, yaitu 1x di pagi hari dan 1x di malam hari. Kalau dilihat, waktu2 dimana kita disuruh minum obat 2x tersebut membagi kurang lebih hari itu menjadi 3 bagian yang sama. Hal ini berlaku juga dengan Senin dan Kamis yang membagi satu minggu menjadi dua bagian.

Dengan berpuasa di hari Senin dan Kamis, secara tidak langsung kita melakukan maintenance untuk diri kita secara rutin baik dari segi spiritual maupun jasmani.

Lalu, apakah keutamaan puasa yang berkelanjutan seperti puasa Senin Kamis ini ?

Keutamaan yang pertama ialah karena puasa Senin Kamis melatih kita secara teratur untuk menghindarkan diri dari pekerjaan dosa. Kalau ada latihan efektif untuk 'anger management' atau latihan kesabaran, maka itulah puasa. Karena itu, cocoklah jika dikatakan bahwa puasa adalah zakat jiwa, dimana pada saat puasa, kita membuang perangai buruk. Sehingga sesudah puasa, emosi dan spiritual kita menjadi lebih bersih.

''Segala sesuatu itu ada zakatnya,sedang zakat jiwa itu adalah berpuasa. Dan puasa itu separo kesabaran''.(HR. Ibnu Majah).

Dengan menghilangnya perangai buruk kita, minimal seminggu dua kali, maka bisa juga dikatakan bahwa ''Puasa adalah benteng yg membentengi seseorang dari api neraka yg membara''.{HR.Ahmad dan Baihaqi}.

Keutamaan yang kedua ialah karena puasa Senin Kamis bisa meningkatkan amalan kita. Biasanya, seseorang yang kekenyangan dan keenakan cenderung malas beribadah. Puasa menjadikan kita lebih produktif dalam beribadah karena selain kita tidak lagi dalam posisi keenakan, orang yang berpuasa juga cenderung ingin beribadah ekstra. Disamping itu, puasa bisa melembutkan hati. Ini karena dengan puasa, kita cenderung lebih berempati dengan orang-orang yang lebih tidak beruntung dibanding kita. Karena itu, puasa bisa menjadikan kita lebih dekat dengan Allah dan lebih bertakwa.

Tidaklah salah kalau dalam Quran disebutkan bahwa puasa diperintahkan pada kita dan orang2 sebelum kita supaya kita menjadi orang yang bertakwa (Al Baqarah 183).


Selain dari keuntungan dari segi emosional spiritual seperti yang dijelaskan diatas, puasa juga memiliki keutamaan dari segi kesehatan. Sudah bukan rahasia lagi bahwa saat ini sudah ada banyak riset yang menyimpulkan bahwa puasa yang teratur itu baik untuk kesehatan.

Manfaat kesehatan dari puasa yang paling populer adalah puasa bisa dibilang sebagai cara ampuh untuk membatasi kalori yang masuk ke tubuh kita. Dalam Islam dan bidang kedokteran, dianjurkan untuk tidak makan berlebihan, karena makanan yang berlebih dan tidak sehat bisa menimbulkan penyakit. Lihat saja masyarakat di negara makmur yang mana makanan berlimpah. Selain tingkat obesitas tinggi, masyarakat negara-negara tersebut banyak yang mengidap diabetes dan jantung yang notabene sering dijuluki sebagai penyakit orang kaya. Dengan puasa Senin Kamis, paling tidak, dalam dua kali seminggu, kita membatasi kalori yang masuk dalam tubuh kita.

Manfaat lain dari puasa ditinjau dari segi kesehatan yang juga banyak dipopulerkan adalah fungsi pembersihan dan penyembuhan. Dengan istirahatnya sistem
pencernaan kita selama puasa, maka memungkinkan sistem2 lain di tubuh kita untuk bekerja dengan lebih baik, misalnya sistem imunitas. Inilah sebabnya mengapa orang yang sakit atau binatang yang terluka suka menolak makan. Andaikata kita tidak sedang sakit pun, polisi imunitas bekerja keras saat kita puasa. Jika polisi-polisi ini mendeteksi hal-hal yang kira-kira nanti bisa membuat kita sakit atau hal-hal abnormal, seperti tumbuhnya kista atau tumor, maka pada hari kita puasa, mereka bisa memberantasnya.

Sistem detoksifikasi tubuh juga bekerja lebih lancar jika kita tidak menerima asupan lagi. Disini, mungkin kita bisa membayangkan sistem pembersihan tubuh kita seperti pegawai yang kewalahan mengerjakan tugasnya kalau tugas datang bertubi2. Akibatnya, fungsi pembersihan tubuh tidak terkerjakan dengan maksimal dan sangat mungkin luput mengeliminasi beberapa zat-zat yang kurang baik untuk tubuh kita. Dengan berhentinya asupan, maka tugas dari sistem pembersihan tubuh kita menjadi lebih manageable sehingga kinerjanya menjadi lebih maksimal.

Sistem peremajaan juga bekerja dengan maksimal saat kita puasa karena Allah mendesain tubuh kita untuk mengeluarkan hormon yang erat kaitannya dengan anti-aging kala kita puasa. Karena itu tidaklah mengherankan jika pada suatu eksperimen ditemukan bahwa cacing yang berpuasa bisa hidup 19 generasi lebih lama dibanding cacing yang tidak berpuasa. Kalau ada obat anti aging yang ampuh, itulah puasa. Bisa jadi puasa Senin Kamis secara teratur nantinya menjadikan kita awet muda dan bebas penyakit di hari tua.

Lalu bagaimana dengan orang yang sering mengeluhkan tidak bisa bekerja karena kelaparan dan lemas pada saat puasa seperti yg terlihat jelas di Indonesia dimana kinerja orang menjadi turun saat puasa? Jika hal ini terjadi, bisa jadi kelaparan itu terjadi karena kita tidak bekerja dengan baik atau kurang konsentrasi. Yang jelas, puasa tidak mempunyai pengaruh buruk terhadap otak dan daya pikir kita. Malahan, sudah ada penelitian yang membuktikan bahwa puasa malah meningkatkan daya pikir kita.

Masih banyak lagi manfaat kesehatan dari puasa,misalnya puasa bisa menghindari atau mengurangi diabetes dan penyakit vascular seperti jantung. Yang jelas, kala Sang Pencipta kita mewajibkan kita puasa minimum setahun sekali selama Ramadhan , Dia tahu bahwa puasa itu baik bagi kita. Bayangkan dahsyatnya puasa kala kita bisa merutinkannya seminggu dua kali seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah.

Walaupun begitu, perlu diingat dan digarisbawahi bahwa semua amal tergantung niat. Jika niat puasa kita hanyalah dari segi kesehatan, maka itulah yang kita dapat. Namun kala niat puasa kita adalah dalam rangka meningkatkan kualitas spiritualitas kita dan mendekatkan diri pada Allah maka tidak hanya kita mendapat fisik yang prima, namun juga ridho Allah dan keselamatan dunia akhirat. Sebagai muslim, ridha Allah terletak di atas segala-galanya. Allah sangat menyukai orang yang berpuasa karena Allah, sehingga Allah menjanjikan gerbang khusus di surga bagi yang gemar berpuasa, yaitu Ar-Rayyan (H.R Muslim).

Maka dari itu, marilah kita galakkan dan rutinkan puasa-puasa sunnah seperti puasa Senin Kamis dalam rangka meraih ridha Allah dan salah satu cara untuk meraih jannahNya. Insya Allah dengan puasa yang rutin, kita tidak hanya mendapat balasan di akhirat nanti, tetapi kita juga mendapat keuntungan di dunia berupa kesehatan yang prima dan daya pikir yang jernih.

Disarikan dari berbagai sumber

Aisya Avicenna



Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2011 di blog sebelumnya.

WARNA 3 RANAH (PART 2)

Mas Anto dan Mbak Siwi

SOLO : Sabtu, 19 Maret 2011

Alhamdulillah, pukul 09.00 kaki ini akhirnya menginjak di bumi Solo. Sebelum panjang lebar ceritanya, baiknya mengingat kembali kisah perjalanan Aisya sehari sebelumnya. Jumat 18 Maret 2011 sepulang dari kantor, Aisya langsung ke BPS Pusat dengan naik taksi untuk menemui Izzah dan Wulan. Aisya sempat menunggu beberapa saat di depan gedung BPS karena Izzah dan Wulan belum keluar ruangan. Beberapa saat kemudian mereka datang, kemudian naik taksi bertiga menuju terminal Rawamangun.

Sampai di terminal Rawamangun, ternyata busnya masih terjebak macet di jalan tol. Akhirnya mereka menunggu sebentar. Jam 18.00, bus eksekutif berlabel “Rosalia Indah” pun membawa mereka meninggalkan Jakarta. Izzah duduk di kursi depan Aisya dan Wulan. Perjalanan yang cukup menyenangkan karena mereka bertiga akan mudik dan sebentar lagi bertemu dengan orang tua masing-masing. Sehabis Isya, mereka sampai di Cikampek. Bus berhenti. Semua penumpang makan malam dan mengerjakan sholat. Mereka bertiga menjadi penumpang terakhir yang masuk ke bus saat semuanya sudah selesai sholat dan makan. Hehe... Untungnya nggak pada marah-marah.

Purnama mengawal perjalanan malam itu. Subhanallah, indahnya... Sepanjang perjalanan, Aisya ditemani murottal dan nasyid-nasyid favoritnya. Pukul 03.00 dini hari bus berhenti lagi di daerah Subang. Aisya turun dari bus untuk ke kamar mandi. Wah, melihat langsung bulan yang begitu indah malam itu. Perjalanan pun berlanjut. Sholat Subuh mereka tegakkan di bus.

Sesampai di daerah Salatiga, bus tiba-tiba mogok. Cukup lama. Alhamdulillah, bisa jalan kembali. Tapi kemudian mogok lagi di Boyolali. Pupus sudah harapan mereka untuk sampai di rumah lebih pagi. Akhirnya mereka sampai Solo jam 09.00. Wulan turun di Palur. Izzah lanjut naik bus jurusan Wuryantoro, sedangkan Aisya naik bus jurusan Purwantoro.


Saat bus mulai bergerak dari terminal Tirtonadi menuju Wonogiri, Aisya mendapat SMS dari Keisya bahwa mendadak badannya lemas, tapi ia akan tetap ke stasiun untuk membelikan Aisya tiket kereta. Nah, selang beberapa saat, Keisya SMS lagi yang mengabarkan bahwa ia sudah di stasiun, tapi sayang uangnya kurang karena harga tiketnya Rp 150.000,- (untuk bisnis). Keisya mau mengambil uang di ATM tapi ternyata malah error. Akhirnya Keisya kembali lagi ke kos karena badannya lemas. Hmm, Aisya langsung mencari bala bantuan. Awalnya SMS sahabatnya, eh.. ternyata dia masih di Semarang. Mau SMS sahabatnya yang bernama Ria, kayaknya sedang tidak ada di rumah (baru ingat kalau dia mau pergi ke luar kota). Akhirnya Aisya SMS salah seorang anggota FLP Pelangi Solo Raya (hmm, tak usah disebutkan namanya ya..).

Alhamdulillah, pertolongan Allah sangatlah dekat... Ternyata sahabatnya itu sedang berada di sekitar stasiun Balapan. Subhanallah! Aisya segera meminta tolong untuk dibelikan tiket jurusan Jakarta. Hmm, ternyata tiket kereta bisnis Senja Utama sudah habis, tinggal kereta eksekuitf "Argo Dwipangga" dengan harga dua kali lipatnya. Awalnya dia mengusulkan ke Aisya untuk naik bus saja. Ahh... Aisya harus segera mengambil keputusan cepat! Dan akhirnya Aisya memutuskan untuk tetap naik kereta.

WONOGIRI : Sabtu, 19 Maret 2011

Perjalanan Solo-Wonogiri memakan waktu selama 1 jam. Saat sampai di Wonogiri tepatnya di Agraria, Aisya bertemu kembali dengan seorang pedagang asongan yang masing ‘istiqomah’ berjualan sampai sekarang. Pedagang yang cukup ramah itu dikenal Aisya sejak kuliah. Berarti sudah hampir 5 tahun. Dan beliau selalu berganti barang dagangan. Dulu pernah berjualan koran, terus kacang-kacangan, bakpao. Dan hari itu beliau berjualan buah dan bakpao.

Aisya dijemput ayahnya (Yang biasa dipanggil Babe). Subhanallah, sepanjang perjalanan dari jemputan sampai ke rumah ada pelajaran istimewa yang secara tidak langsung diajarkan oleh Babe pada Aisya. Babe menyapa setiap orang yang ditemuinya. Dari yang sudah renta sampai anak SD. "Hayo, buruan pulang. Jangan main saja!" itu salah satu yang terlontar dari Babe saat motor Vega merah kami melintas di depan seorang anak SD yang sedang 'nongkrong' di depan sekolahnya (yang juga mantan SD Aisya). Babenya Aisya memang dikenal supel dan ramah pada setiap orang. Beliau cukup terkenal di masyarakat. Hehe...

Sampai di rumah, Aisya langsung disambut Ibuk dan Kang Dodoy. Keisya belum pulang dari Solo. Aisya istirahat sejenak di ruang televisi. Sesaat kemudian dipanggil Babe dan Ibuk yang ternyata beliau berdua sedang melakukan aksi pembunuhan. Hmm, maksudnya menyembelih 2 ekor itik yang badannya cukup besar. Mantap deh! Makan istimewa nih! Setelah itu, 2 ekor itik yang sudah sukses menjadi almarhum, dibakar kemudian digoreng dengan bumbu. Maknyuzz... Enaaaak banget deh!

Babenya Aisya memang memanfaatkan masa pensiunnya dengan beternak unggas. Saat ini unggasnya sudah beranak pinak (eh, maksudnya bertelur kemudian menetas) dan sudah mencapai ratusan ekor. Mulai dari ayam kate, ayam blasteran, ayam kampung, itik, angsa, dan bebek. Salut deh, Babe masih produktif berkarya meskipun sudah pensiun.

Setelah tidur siang, Aisya mulai melancarkan aksinya yakni mencari berkas yang dibutuhkan untuk kelengkapan syarat mendapatkan beasiswa S2. Mohon doanya ya kawan-kawan, moga tahun ini bisa S2 dan S3 (hehe... S3? baca : S-three). Saat membongkar berkas-berkasnya, Aisya malah menemukan berkas semasa dia masih menjadi Menteri Departemen Informasi dan Komunikasi (INFOKOM) Kabinet MIPA Bersatu BEM FMIPA UNS. Ia menemukan tulisan-tulisan yang dulu dimuat di mading BEM, lengkap tiap edisi! Aisya juga menemukan potongan koran Joglosemar yang dulu pernah memuat reportase Aisya. Hmm, ada namanya di koran itu. Ahh, nostalgia masa lalu... SERU!!!


Sore harinya, Keisya pulang dari Solo. Malam harinya, Aisya, Keisya, Babe, dan Ibuk silaturahim ke tempat Budhenya. Kang Dodoy tidak ikut karena temannya akan berkunjung ke rumah. Sampai di rumah Budhe, mereka berbagi cerita sambil minum teh hangat dan makan gorengan plus nonton sinetron KCB. Hehe... Setelah cukup puas ngobrolnya, mereka undur diri dan kembali ke rumah.

WONOGIRI : Ahad, 20 Maret 2011

Ahad pagi di kota kelahiran tercinta. Pesona pagi yang memesona setiap jiwa. Tak ada kebisingan dan tak ada polusi yang menyesak seperti di ibukota. Pagi ini Aisya bersama Keisya dan Bundanya tercinta jalan-jalan di sekitar rumah. Maksud awalnya mau menemani Babe yang akan membeli bambu untuk kandang unggas, tapi malahan Babe mampir dulu. Hmm...

Setelah jalan-jalan Aisya dan Keisya sarapan pagi kemudian bersiap-siap untuk ekspedisi hari ini ke Karanganyar. Aisya dan Keisya mengenakan baju yang sama yakni gamis batik warna krem dan jilbab coklat tua. Aisya langsung packing untuk kembali ke Jakarta karena akan naik kereta jam 20.00. Pagi ini Aisya dan Keisya akan ke Karanganyar untuk menghadiri pernikahan dua kakaknya yang luar biasa yaitu Mas Anto Suryo Pribadi dan Mbak Siwiyanti. Pukul 07.30 mobil yang akan dipakai sudah siap. Pagi itu, Babe memang sengaja ikut untuk menemani sang sopir yang masih saudara jauh dengan Aisya dan Keisya. Aisya berpamitan pada Ibuk dan Kang Dodoy. Bismillah... berangkat!!!


SOLO : Ahad, 20 Maret 2011
Aisya dan Keisya harus menjemput dua Saudarinya (Rini dan Aptika) yang janjian di gerbang depan UNS (boulevard), makanya transit dulu di Solo. Selama perjalanan ke Solo, Aisya mendengarkan nasyid-nasyid favoritnya serta murottal. Sebenarnya mau menuliskan kata-kata ucapan di 'amplop special' untuk Mas Anto dan Mbak Siwi tapi jalanannya tidak rata. Amplop itu memang sudah bertuliskan "Etika Aisya Avicenna dan calon suami". Hihi, dasar!!!

Hmm, Mbak Siwi adalah salah satu personel STREAM (Seni dan Teater Akhwat Mipa). STREAM bisa dikatakan kepanjangan tangan dari Departemen Kemuslimahan, SKI FMIPA UNS yang fokusnya pada bidang seni, baik teater, nasyid, maupun tulisan. Aisya pernah menjabat sebagai koordinatornya yang kemudian digantikan Keisya saat ia hampir lulus. Bersama STREAM, Aisya pernah bernasyid dari satu event ke event lainnya. Kalau untuk teater, Aisya lebih seringnya di belakang panggung. Baik sebagai penulis skenario, sutradara, atau pengatur backsound. Masih teringat penampilan spektakuler Aisya bersama Mbak Siwi di GOR UNS dalam acara Seminar Nasional Muslimah dalam rangka HARI KARTINI yang dihadiri ratusan muslimah UNS dan Mbak Astri Ivo. Waktu itu personel STREAM yang bisa tampil ada 5 orang yakni Aisya, Kartika, Mbak Siwi, Fadil, dan Rini. Pada saat itu kami mengenakan kostum Pink dan melantunkan nasyid "Bunda" dan "Ainul Mardiyah". Seruuuu...!!!

Dalam perjalanan ini, Aisya sempat mendengarkan lagunya Ar-Royan "Ayo Menikah" dan membayangkan STREAM tampil menyanyikan nasyid ini...

Aisya :
Tlah diciptakan dua insan yang hidup di dunia
Takdir Allah yang menyatukan jodoh manusia

Keisya:

Ingatkan hati hidup ini hanya sementara
Janganlah kita memikirkan materi semata
 

Mbak Siwi :
Berbahagialah manusia yang tlah menemukan fitrahnya untuk membentuk keluarga yang sakinah
Menikahlah engkau segera bila saatnya telah tiba jangan carikan alasan untuk menunda...

Fadhil :
Menikah mengurangi dosa dan maksiat
Menikah menyatukan bahagia dan nikmat

Rini :
Rezeki manusia Allah mengaturnya
Jangan takut bila kau niat untuk menikah

Sukma :
jangan takut bila miskin harta bila hanya belum bekerja atau tak punya rumah nan megah kau jadikan alasan takut menikah

Kartika :
Jalan hidup tergantung niatmu bila kau yakin kau akan mampu ingatlah Allah slalu menyertaimu


Hihi, imajinasinya sangat inspiratif ya! :)
Ehem, saat perjalanan itulah Mas Aan (sang sopir) bertanya, "Lha kapan si kembar akan menyusul (baca : menikah)?"
Dengan mantap Aisya menjawab, "Ya tergantung persetujuan yang duduk di depan itu, Mas (baca : Babe maksudnya!"

Babe pun menimpali kalau beliau mah setuju-setuju saja karena Aisya dan Keisya sudah dewasa dalam menentukan pilihan. Bahkan Babe bilang kalau pun mendahului Kang Dodoy (baca : menikah duluan) juga tidak menjadi masalah.

ALHAMDULILLAH.... (batin Aisya bersorak riang!)



Sekitar pukul 08.30 akhirnya sampai jua di boulevard UNS. Ehm, iya ya baru ingat kalau Ahad itu bulevard penuh dengan penjual camilan. Kuliner dulu, karena Rini dan Aptika belum datang. Aisya beli roti bakar dan minuman untuk Babe dan Mas Aan (sang sopir). Rini datang. Beberapa saat kemudian disusul Aptika. Sempat menunggu Mbak Sri sebentar yang akan menitipkan kado. Akhirnya perjalanan pun berlanjut.

KARANGANYAR : Ahad, 20 Maret 2011
Sampai di Mitra Karanganyar, berhenti sebentar karena Oci siap dijemput di sana. Awalnya mau bersama Ditya, tapi ternyata Ditya tidak jadi datang. Perjalanan lanjut lagi. Seru banget. Apalagi sepanjang perjalanan, Babe selalu melontarkan guyonan-guyonan segarnya yang membuat mereka tertawa.


Menjelang pukul 10.00, sampai jualah mereka di rumah pengantin putri. Babe turut mengawal Aisya dan Keisya. Mereka bertemu beberapa rekan dari UNS. Babe ternyata duduk di dekat Mas Anto (pengantin putra) dan ngobrol. Akad nikah belum berlangsung. Alhamdulillah, Aisya bersyukur banget karena bisa menjadi saksi terpautnya dua insan istimewa ini dalam ikatan yang suci.

Mas Anto begitu lancar melafazkan akad nikah.. Barakallahu laka wabaraka 'alaika wa jama'a bainakumma fii khoir.. Aisya begitu khusyuk berdoa setelah akad itu selesai. Ada selip harap semoga "sejarah kebahagiaan" ini menjadi semacam "penyakit menular" tapi menyembuhkan (bingung, kan?). Intinya, Aisya berharap semoga dirinya juga bisa segera menyusul jejak kedua kakaknya. Semoga malaikat turut mengamini.. doa yang mengucur segera melesat terbang ke 'Arsy dan segera diijabah-Nya... aamiin...

Salah satu nasyid yang terlantun dalam walumatul'urs ini adalah "Sahabat Perjuangan"-nya TAZAKKA. Nasyid ini adalah salah satu nasyid andalan STREAM. Ahh, so sweet banget!!! Nasyid yang biasa terlantun itu kini terdengar manis saat walimatul' urs salah satu personelnya.

Sahabat Perjuangan

Pertemuan kita kali ini
Bukan sekedar kawan lama tak jumpa
Tapi kita bertemu ada satu makna
Kita punya satu perjuangan


~bait di atas biasa Aisya bawakan~

Andai ada kasih antara kita
Kita kembalikan kepada Yang Esa
Agar ia suci, tulus, dan ikhlas
Semoga Allah memberkati...

~kalau bait ini jatahnya Keisya~

Sambutlah tangan sahabat saudaramu
Bimbinglah ia melangkah bersama
Satukan hati kita teguhkan ia
Berdiri bersama untuk kebenaran

~Kalau yang ini semua nyanyi~

Perjuangan itu artinya berkorban
Berkorban itu artinya terkorban
Janganlah gentar untuk berjuang
Demi agama dan bangsa
Inilah jalan kita

~Yang bawain kadang Rini/Kartika/personel lain~

Dalam walimatul 'urs ini ada sesi tausyah yang disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD Kabupaten Karanganyar. Beliau adalah salah satu kader sebuah partai. Hmm, bagus dan lucu penyampaiannya. Beberapa point yang berhasil direkam Aisya salah satunya tentang 3 kriteria memilih pasangan hidup, yakni:
1. TRESNO SUCITRO : cinta karena kedudukannya
2. TRESNO BONDO : cinta karena harta dan nasabnya
3. TRESNO UTOMO : cinta karena agama
TRESNO UTOMO-lah yang harus menjadi kriteria utama.


Rumus agar pernikahan mencapai sakinah, mawadah, warahmah ala ustadz yang sudah punya 4 anak ini antara lain :
1. NGUMBAH RESIK, maksudnya suami wajib memberi nafkah pada istri. Gaji suami semuanya diberikan istri. Ada istilah "uang laki-laki", sebenarnya tidak masalah asal dikomunikasikan.
2. MASAK MATENG, maksudnya setiap keputusan dalam keluarga harus dibicarakan dengan baik dan dipikirkan masak-masak.
3. TUTUP BRUKUT, maksudnya suami-istri wajib saling menjaga dan bisa menutupi aib masing-masing. Istri harus bisa menjaga izzah dirinya dan suaminya, begitu juga sang suami harus bisa memuliakan istrinya.

Acara selesai menjelang pukul 12.00. Kemudian lanjut foto bersama. Aisya dan Keisya mendapat kesempatan berfoto bersama kedua mempelai. Keisya di sisi kanan mempelai pria, sedangkan Aisya di sisi kiri mempelai wanita. Aisya juga sempat memetik bunga krisan warna merah. Hihi, biar cepet nyusul (meski sebenarnya nggak ada korelasinya juga sih!).

Babe dan Mas Aan sudah menunggu di dekat mobil. Rombongan Aisya pun kembali ke mobil setelah sebelumnya sempat 'say goodbye' dengan beberapa teman UNS.

Perjalanan pulang yang tak kalah menyenangkan karena Babe masih terus melontarkan humor-humornya. Sampai di depan Mitra Karanganyar, Oci turun. Sedangkan Rini dan Aptika turun di dekat Jurug. Sekitar pukul 13.30, Aisya dan Keisya tiba di kos. Babe dan Mas Aan lanjut balik Wonogiri. Tak lupa Aisya mencium tangan Babe dan minta doa restu. Ahh, hari ini Aisya begitu bahagia karena bisa mengajak Babe ke walimatul 'usr Mas Anto dan Mbak Siwi. Babe jadi tahu secara langsung model pernikahan Islami yang Aisya dan Keisya inginkan. Hmm, sebuah tips : Salah satu cara mengkomunikasikan konsep pernikahan Islami kepada orang tua adalah dengan mengajak mereka menghadiri walimatul 'urs yang Islami. Alhamdulillah...


SOLO : Ahad, 20 Maret 2011
Sampai di kost PINK, Aisya istirahat (baca : tidur siang). Aisya sudah 2 tahun mendiami kost ini dan selama 2 tahun itulah ia didaulat menjadi kepala suku. Hehe, saking galaknya! (Nggak ding, sebenarnya cuma tegas dan disiplin ~kayaknya). Sorenya, Keisya ada agenda pekanan. Bosan di kost, Aisya memilih jalan-jalan ke belakang kampus UNS. Eh, bertemu dengan beberapa adik-adik UNS, tapi mereka terkecoh. Aisya dikira Keisya! Aisya sempat membeli lele bakar "BU DARMO" (salah satu makanan favorit Aisya semasa di kampus dulu).

Menjelang Maghrib Aisya bertemu dengan salah satu personel FLP UNS yang dititipi tiket kereta api Aisya (tiket yang dibelikan salah satu personel FLP Pelangi Solo). Kebetulan hari ini FLP Solo Raya sedang punya hajat, yakni pemilihan ketua. Dan alhamdulillah, terpilihlah mbak Asri Istiqomah sebagai ketuanya menggantikan Mas Aries Adenata.

Oh ya, tadi Aisya sempat ditodong adik kost yang juga anak Matematika FMIPA UNS angkatan 2010 untuk mengajari soal kalkulus materi INTEGRAL. Hmm, ternyata masih belum terlalu lupa. Aisya jadi pengin belajar Matematika lagi.. ^^v

Habis Maghrib, Kartika (vokalis STREAM sekaligus adik kelasnya di jurusan Matematika) datang ke kost Pink. Aisya tadi meminta dia mengantarkan ke stasiun Balapan. Selama perjalanan, Kartika menceritakan tentang anak-anak Matematika yang akan menjalani ujian proposal skripsi. Sukses selalu ya adik-adikku!!!

Sampai di Stasiun Balapan, Tika (panggilannya Kartika), segera memarkir motornya. Mereka berdua lanjut masuk ke stasiun. Ternyata inilah pertama kalinya Tika masuk stasiun Balapan meski sudah hampir 4 tahun di Solo. Hehe... Saat di dalam stasiun, kok ya pas banget ada grup musik yang menyanyikan lagunya Didi Kempot.

Neng Stasiun Balapan...
Kutho Solo sing dadi kenangan..
Kowe karo aku...
Nalika ngeterke lungamu..

Hihi, Aisya dan Tika kompak tertawa. Sambil menunggu kereta, Tika sempat curhat. Hmm, sabar ya Tik. Allah Maha Tahu yang terbaik untuk setiap hamba-Nya. Aisya juga sempat memberikan kenang-kenangan berupa buku terbarunya yang berjudul "OMG! TERNYATA AKU TERLAHIR SUKSES!".

Menjelang pukul 20.00, kereta ARGO DWIPANGGA pun tiba. Aisya dan Tika berpelukan (ala Teletubbies ^^v). Setelah itu, mereka berpisah. Aisya segera mencari gerbong 8, kursi 3 B. Alhamdulillah, Aisya duduk di sebelah seorang Bapak berusia 64 tahun yang super bijak. Dari pukul 20.00 sampai 22.30, Aisya diajak diskusi yang super keren. Semua berawal dari pertanyaan sang Bapak kepada Aisya, "Sudah berkeluarga atau belum?". Akhirnya mengalirlah diskusi yang super panjang. Bapak itu memberondong Aisya dengan beragam pertanyaan : Target nikah kapan? Bagaimana kriterianya? Apa persiapan yang sudah dilakukan? Bla.. bla.. bla... Sungguh, malam itu Aisya seperti disidang! Hehe.. Tapi seru juga sih. Bapaknya juga banyak memberi petuah. Aisya jadi banyak tersadar dan bertekad tentang banyak hal terkait 'sunnah bersejarah' ini. SERU deh pokoknya!

***
Alhamdulillah, pukul 05.00 kereta sudah sampai di Stasiun Jatinegara. Aisya berpisah dengan Bapak yang baik itu. Ya Allah, terima kasih atas perjalanan yang penuh hikmah ini...

Saatnya bersiap untuk ekspedisi selanjutnya!!!
Aisya Avicenna



Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2011 di blog sebelumnya.

Warna 3 Ranah (Part 1)

Bedah Novel PENANGSANG bersama Kang Nass

SEMARANG : Selasa, 1 Maret 2011.

Hari pertama di bulan Maret. Pukul 14.00 akhirnya mendarat juga di Bandara Ahmad Yani, Semarang. Oh ya, tadi berangkat dari kos jam 09.30 dijemput Sulis dengan Blue Bird. Lanjut ke stasiun Gambir untuk naik bus Damri. Sekitar beberapa menit, penumpang penuh. Bus Damri pun melaju menuju bandara Soekarno Hatta. Perjalanan menuju bandara memakan waktu sekitar 1 jam. Dalam perjalanan, alhamdulillah Aisya sempat menamatkan dua buah buku motivasi karya Asma Nadia dan Isa Alamsyah, suaminya.

Setelah tiba di bandara, Aisya dan Sulis bertemu Mas Mycko, Bu Heni, dan Bu Ana. Mereka segera melakukan check in dan boarding. Sempat beli roti juga. Pada ekspedisi kali ini, Aisya naik burung besi bertitel Garuda Indonesia. Untuk pertama kalinya. Sekedar berkisah, dalam buku impiannya nomor 47, Aisya menuliskan impiannya : “naik pesawat”. Norak? Ahh, nggak juga! Alhamdulillah, impian itu sudah terwujud setahun yang lalu. Bahkan Aisya sudah pernah naik pesawat sebanyak 6 kali (dengan trayek Jakarta-Jogja, Jogja-Jakarta, Jakarta-Solo, Jakarta-Surabaya, Jakarta-Semarang, dan terakhir Solo-Jakarta) dengan armada penerbangan yang berbeda-beda pula. Sekali lagi Aisya yakin, bahwa kita harus memiliki impian karena impian itu melahirkan kebahagiaan jika menjadi kenyataan. Kalau toh belum segera menjadi kenyataan, impian bisa menjadi daya dorong yang membuat kita bersemangat untuk mewujudkan impian itu.

Aisya dan rombongannya yang terdiri dari 5 orang dijemput dari KSO Semarang. Kami menuju Gumaya Tower Hotel. Ah, Semarang. Kota ini adalah kota bersejarah bagi Aisya. Saat masih SD kelas 5, untuk pertama kalinya ia ke Semarang. Aisya bersama ibu dan gurunya menemani Keisya (saudari kembarnya) untuk mengikuti lomba sinopsis. Lantas, saat kuliah Aisya juga mencari bahan skripsinya di Universitas Diponegoro. Selan itu, Aisya juga beberapa kali mengikuti event semacam workshop entrepreneur di Semarang. Pernah juga, saat mengikuti training dengan Pak Heppy Trenggono, Aisya berhasil membuat Dream Board 5 tahun ke depan yang sampai sekarang masih tertempel di dinding kamarnya. Aisya pernah mengisi training mahasiswa berprestasi bersama saudari kembarnya di MIPA UNDIP. Ahh, sebenarnya masih banyak lagi kalau dituliskan. Pokoknya, kota Semarang adalah salah satu kota bersejarah dalam hidup Aisya.

Setelah sampai di hotel, Aisya segera sholat Zhuhur bersama Sulis. Habis itu perjalanan dilanjutkan. Setelah makan siang di restoran unik di Semarang, namanya Mbah Jingkrak dengan menu yang namanya juga unik, Aisya dan rombongan menuju kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang. Wah, ternyata sudah hampir tutup dan sebagian sudah pada pulang. Tapi untungnya Aisya dan rombongan masih sempat melihat-lihat batik dan beberapa kerajinan tangan kualitas ekspor yang berasal dari beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Setelah kunjungan itu, rombongan kembali ke hotel untuk istirahat dan bersih-bersih diri.

Sehabis Isya, Aisya dan rombongan menuju restoran di daerah Gombel. Wow, subhanallah.. Luar biasa! Dari restoran itu, lampu-lampu kota Semarang berkerlap-kerlip indah. Jalan raya depan restoran itu, sering sekali dilewati Aisya bersama Tyo (sahabatnya UNDIP) kala mereka berpetualang di kota ini.

Setelah makan malam, kami kembali ke hotel untuk melakukan persiapan akhir acara besok. Aisya dan panitia lainnya (kebetulan Aisya adalah panitia termuda), mempersiapkan materi di ruang acara. Wow, ruangannya begitu besar dengan kapasitas 200 orang. Pukul 23.00, aktivitas selesai. Mereka kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat.


SEMARANG : Rabu, 2 Maret 2011 

Pukul 07.30 Aisya dan Sulis sudah siap di restoran hotel untuk sarapan. Aisya memilih bubur ayam dan teh manis hangat untuk mengawali sarapannya. Berlanjut makan waffle kismis dan beberapa potong buah. Kenyang sudah! Setelah itu, Aisya menuju ruang acara. Aisya mendapat tugas sebagai penerima tamu. Pukul 08.00 beberapa tamu undangan sudah berdatangan. Tiba-tiba Aisya mendapat telepon dari atasannya. Ia diminta membantu atasannya tersebut. Akhirnya, Aisya ditemani Sulis menemui sang pimpinan. Sementara itu, tugas menerima tamu dihibahkan kepada Bu Heni dan Bu Ana.

Pukul 09.30, Aisya sudah menyelesaikan tugas dari sang pimpinan. Ia dan Sulis kembali bergabung dengan panitia. Acara sudah dimulai. Wow, pesertanya membludak. Penuh. Malahan rekan-rekan wartawan sampai duduk di bawah. Puas juga sih rasanya karena bisa dibilang acara yang bertema “Peningkatan Daya Saing Industri dan Pengamanan Perdagangan Dalam Negeri melalui Tertib Administrasi Importir" berjalan lancar dan sukses. Aisya mengingat-ingat beberapa hari sebelum hari H, ia disibukkan dengan konfirmasi dari peserta. Maklum, ia dan Sulis ditunjuk sebagai penanggung jawab peserta. Email dan nomor HP-nya yang dijadikan kontak penghubung antara peserta dan panitia. Alhasil, hampir tiap hari Aisya harus cek email dan harus menerima telepon dari Semarang. Lucunya, karena email Aisya bernama akhwat_visioner@yahoo.com, sempat ada dua peserta yang membalas email dengan sebutan “Bp. Akhwat”. Gubrakz!!!

Alhamdulillah, acara selesai pukul 12.30. Semua berjalan lancar. Setelah sholat di mushola hotel yang terletak di lantai 6, Aisya turun ke lobi karena ada seorang sahabat yang telah menanti. Sahabat itu datang bersama temannya. Ia satu almamater dengan Aisya waktu kuliah di UNS dulu. Kini ia bekerja di Semarang. Mengetahui Aisya ada di Semarang, ia bermaksud silaturahim.

“Wah, ternyata belum berubah!”. Begitu komentarnya waktu bertemu Aisya. Hmm, ya begitulah Aisya. Masih seperti yang dulu. Insya Allah, mencoba untuk istiqomah di tengah tantangan yang kerap mendera. Mereka bertiga diskusi dan berbagi pengalaman pasca kampus, membahas pengalaman kerja masing-masing, eh... tapi ujung-ujungnya membahas tentang pernikahan!

“Mau cari di Solo atau Jakarta?” Aisya cuma tersenyum saat ditanya seperti itu. Hmm, pilihan Allah adalah yang terbaik! Tapi Aisya memang sudah punya kriteria bagaimana pendampingnya kelak. Ahh, semoga Allah ridho! Hampir jam 14.00. Mereka kembali ke kantor, sedangkan Aisya naik lagi ke lantai 2 untuk makan siang. Setelah itu check out dari hotel.

Pukul 15.30, Aisya dan rombongan yang akan ke Jogja, naik dalam 1 mobil. Hujan deras mengguyur Semarang. Aisya diantar sampai tempat pemberhentian bus yang menuju Solo. Alhamdulillah, waktu itu hujan sudah reda. Akhirnya, Aisya naik bus patas AC menuju Solo. Busnya lumayan kosong sehingga Aisya duduk sendiri. Ahh, sendiri kadang tidak asyik. Kalau ada teman ngobrolnya, pasti enak! ^^v. Akhirnya Aisya menyetel nasyid dan murottal untuk mengusir kesendiriannya.

SOLO : Rabu, 2 Maret 2011Menjelang Maghrib, ia SMS Keisya (saudari kembarnya). Mereka janjian naik bus yang sama dari Solo. Aisya sampai Solo menjelang Isya. Setelah sampai di terminal Tirtonadi, Aisya berganti bus jurusan Wonogiri. Di depan Rumah Sakit Moewardi, naiklah Keisya di bus yang ditumpangi Aisya. Akhirnya, mereka duduk berdekatan dan berbagi cerita sampai di rumah.

WONOGIRI : Rabu, 2 Maret 2011Sampai di rumah sekitar pukul 21.00, langsung disambut Babe, Ibuk, dan Kang Dodoy. Rasa kangen pada keluarga terhapus sudah. Rasa lapar pun sirna setelah terhidang sate kambing di depan Aisya. Sambil makan bersama Keisya, malam itu mereka merencanakan acara keesokan harinya, yakni silaturahim ke rumah kakek di Giriwoyo, Wonogiri.

WONOGIRI : Kamis, 3 Maret 2011
Pagi yang indah, sejuk menawan hati. Aisya dan keluarga hari itu akan ke rumah kakek dengan mengendarai bus. Mereka naik bus “Aneka Jaya”. Meski duduk terpisah-pisah, tapi mereka berlima tetap bisa saling bercanda. Maklum saja, ayah Aisya (yang sering dipanggil “BABE”) adalah sosok yang humoris. Sampai di terminal Baturetno, mereka sempat singgah sebentar di sebuah toko untuk membeli buah tangan dan mencari mobil yang bisa disewa. Setelah menuai kata sepakat dengan sang sopir, akhirnya mereka naik sebuah mobil Carry bercat putih menuju rumah kakek. Di dekat pasar Giriwoyo, mereka berhenti sejenak untuk sarapan di sebuah warung makan yang juga tempat favorit Babe dan Ibuknya Aisya.

Setelah makan, perjalanan pun berlanjut. Subhanallah, pemandangan yang tersaji begitu memesona. Sawah membentang bak permadani hijau. Gunung menjulang biru bagai pencakar langit. Akhirnya mereka sampai di rumah kakek pukul 09.00. Kakek dan Nenek menyambut dengan gembira. Aisya, Keisya, dan Kang Dodoy sempat bermain-main di sungai kecil yang ada di depan rumah kakek. Seru! Mereka juga sempat silaturahim ke rumah seorang saudara yang sedang sakit. Eh, ternyata beliau sedang check up ke rumah sakit. Jadinya tidak bertemu. Sebelum ke rumah beliau, Babe sempat memetik jambu merah dengan menggunakan bambu. Lucu!

Nah, saat sedang di rumah saudaranya itulah Keisya mendapat telepon dari seorang sahabatnya, yang juga sahabat Aisya. Sahabat itu mengabarkan bahwa akan menikah dua minggu lagi. Sebuah kejutan! Ehem, waktu Aisya berbicara dengan sahabatnya itu, Aisya diberondong pertanyaan yang sama persis seperti saat ia di Semarang kemarin, “Mau cari ikhwan Solo atau Jakarta?” Hadeh...

Jam 11.00, mereka makan siang bersama setelah itu siap-siap pulang ke rumah. Mengapa cuma sebentar? Karena Keisya harus ke Solo sebelum jam 14.00, ada jadwal mengajar. Akhirnya jam 12.30 sudah tiba di rumah. Keisya waktu itu terserang flu dan sepertinya menular ke Aisya.

Sekitar jam 14.00, Aisya dan Babe tercintanya ke pasar Wonogiri. Mereka mau ke counter kaca mata langganan yang terkenal bagus tapi murah. Setelah menemani Aisya sejenak, Babe meninggalkan Aisya untuk beli sayuran yang akan dijadikan makanan unggas-unggas kesayangannya. Setelah semua urusan beres, akhirnya mereka kembali ke rumah.

Malam harinya, Aisya bersama kakaknya tercinta (Kang Dodoy) makan steak di MOENGIL STEAK yang berlokasi di dekat RSUD Wonogiri. Wah, ternyata pesanan mereka sama yakni Mixed Steak Hotplate plus lemon tea hangat.

SOLO : Jumat, 4 Maret 2011
Pagi ini Aisya berangkat ke Solo jam 05.30. Awalnya mau berangkat lebih pagi lagi, tapi berhubung busnya tidak kunjung datang, akhirnya yang niatnya mau ikutan Kajian Jumat Pagi sepertinya pupus sudah, tapi semoga sudah terhitung pahala karena sudah diniatkan. Aamiin... Akhirnya jam 07.00 baru sampai Solo. Naik becaknya Pak Katno (becak langganan sejak kuliah), turun di belakang kampus. Aisya ketemu Keisya, tapi Aisya memutuskan untuk sholat Dhuha dulu di Masjid Nurul Huda Islamic Centre (NHIC), sedang Aisya lanjut ke Pesantren Mahasiswa (Pesma) Ar-Royan.


Saat hendak memasuki tempat wudhu akhwat di Masjid NHIC, Aisya bertemu dengan beberapa adik tingkat (akhwat) dan menyapa mereka. Beberapa dari mereka sempat terkecoh karena Aisya disangka Keisya. Seru juga karena berhasil mengecoh mereka. Nggak sengaja lho ya!

Setelah sholat Dhuha dan tilawah di masjid NHIC.. Aisya bernasyid, eh.. berkontemplasi... sambil mengingat-ingat masa lalunya di kampus ini...


sebuah kisah masa lalu hadir di benakku
saat kulihat surau itu
menyibak lembaran masa yang indah
bersama sahabatku

sepotong episode masa lalu aku
episode sejarah yang membuatku kini
merasakan bahagia dalam diin-Mu
merubah arahan langkah di hidupku

setiap sudut surau itu menyimpan kisah
kadang kurindu cerita yang
tak pernah hilang kenangan
bersama mencari cahaya-Mu



Setelah puas merenung di NH, Aisya berjalan kaki menuju Pesma Ar-Royan. Sebelum sampai lokasi, ia sempat mampir di warung untuk membeli permen "Tolak Angin". Hmm, Aisya terserang flu! Akhirnya sampai juga di Ar-Royan, langsung disambut Keisya di meja registrasi. Ia langsung registrasi dan masuk.

Acara agak terlambat mulainya karena menunggu Mas Gola dan Mbak Tias yang sedang dalam perjalanan. Sekitar pukul 10.00 aksi dua penulis dahsyat itu pun dimulai. Keisya yang merangkap jadi peserta pun segera membersamai Aisya dan segera mengoptimalkan segenap panca indera untuk berinspirasi dan menyerap ilmu sebanyak-banyaknya. BE A WRITER = BE CREATIVE!!! Seru banget deh…ada simulasi membuat nama pena (Keisya Avicenna and Aisya Avicenna, ni nama penanya SUPERTWIN. Filosofinya juga ada kok. Keisya dari kata “keyza” yang konon kata mbah Google artinya “bidadari yang cantik”. Aisya karena terinspirasi dari bunda Aisyah. Tyuz Avicenna karena mereka suka dengan tokoh Ibnu Sina). Ada pemutaran film RUMAH DUNIA juga…

Break sholat Jumat. Mas Gola pengin sholat Jumat di Masjid Agung Surakarta. Siiiip…akhirnya, berangkat deh ke sana. Masih nggak percaya lagi, bisa satu mobil bareng dua penulis favorit. AAenangnya!!! Di mobil ada mbak Janoer N Noer (yang tadi bikin nama pena “Nur Ash Sholihaat”…hihi…), ada Mas Aris El Durra yang ngikut juga, Mas Trims nggak mau ketinggalan, mas driver (Nung blm tahu namanya), ada my supertwin juga (Etika Aisya Avicenna), duduk di sebelah Mbak Tias Tatanka, dan Mas Gol A Gong duduk di depan. Dahsyat . Speechless euy….akhirnya bisa ngobrol seru juga dengan mas Gola dan mbak Tias. Keisya paling suka buku mereka yang “INI RUMAH KITA, SAYANG…”. Memoar yang sangat romantic tentang perjuangan dalam hidup.


Sampai di pelataran parkir Masjid Agung Surakarta, yang putra segera bergegas ke masjid, sedangkan yang putri (mbak Tias, mbak Noer, si kembar Keisya dan Aisya) menjelajah Pasar Klewer. Uhuy….seru euy. Tak lupa foto-foto! Jam 12.45, saatnya kembali ke parkiran. Mas Aris, Mas Trims, dan Mas Driver akhirnya datang…tapi Mas Gola nya mana??? Hehe…mampir-mampir dulu ternyata. Hm, foto-foto dah. Seru..seru…^^v.

Kembali ke Pesma Ar Royyan, makan siang bareng dulu kemudian mulai pelatihan lagi sampai jam 15.30. Sippp…Hujan menambah kesejukan nuansa sore itu. Alhamdulillah, event BE A WRITER berjalan dengan lancar. Berakhir foto-foto dan hunting tanda tangan. Terima kasih buat Mas Gol A Gong dan Mbak Tias Tatanka. Sukses selalu ya!!! Salam buat rekan-rekan di Serang, Banten dan juga RUMAH DUNIA!!! Semoga kelak bisa ke sana. Amin ya Rabb!

Hujan belum jua mereda. Tapi waktu terus berlalu tak mau menunggu. Akhirnya Aisya nebeng Ayu yang waktu itu juga mau pulang. Aisya diantar Ayu sampai Pendaringan. Wah, flunya semakin parah sepertinya.

WONOGIRI : Kamis, 4 Juni 2011Sampai di rumah, Aisya langsung tepar. Habis Isya langsung mendapat perawatan ekstra dari Ibuk dan Babe. Setelah itu Aisya tidur karena badannya panas.

SOLO : Sabtu, 5 Maret 2011
Alhamdulillah, kondisi tubuh sudah mendingan. Mungkin karena keinginan kuat untuk bertemu teman-teman, akhirnya penyakit itu mereda juga. Tak enak juga dengan teman-teman yang sudah diundang karena rencananya kami juga akan makan-makan (Aisya mendadak jadi korban perampokan, nraktir.com). Pukul 07.30 dengan tekad dan semangat kuat, Aisya naik bus ke Solo. Aisya janjian bertemu Keisya di terminal Tirtonadi. Sekitar jam 09.00 kurang Aisya sudah duduk manis di ruang tunggu terminal. Sempat membaca sebuah buku, sampai akhirnya Keisya datang.

Karena Keisya mengenakan jaket berwarna merah hati, Aisya lantas meminta tukar dengan jaket yang tengah dikenakannya. Sehingga, hari itu Aisya MERAH banget! Mulai dari jilbab, kemeja, jaket, hingga roknya merah hati semua. Keluar dari terminal Tirtonadi, Aisya dan Keisya naik becak menuju Taman Balekambang. Seru juga, mbecak! Sampai di pintu gerbang Balaikambang, mereka jajan batagor dan empek-empek dulu. Hihi.. Setelah itu masuk ke taman, bertemu Kurnia dan Rini yang juga mau beli jajanan. Sampai di tengah taman sudah ada Ria, Betty, dan Saras yang menanti.

Setelah Kurnia dan Rini kembali, mereka pun mencari kursi taman yang kosong. Ada kejadian “mengusir secara halus” dua insan yang tengah pacaran. Mereka makan siomay bersama, foto-foto, sampai akhirnya tiap orang harus bercerita kehidupan pasca kampus dan planning masa depan. Di tengah sharing itulah Afni dan Anti datang. Salah satu kesimpulan yang sama dalam pertemuan itu adalah mereka sama-sama ingin menikah tahun ini. Semoga Allah memudahkan dan mewujudkan impian mereka. Aaamiin...

Setelah puas menikmati suasana Balekambang, mereka bersembilan pun makan siang di Lombok Ijoe. Aisya yang mentraktir. Tak terasa sudah jam 12.45, perpisahan terjadi. Aisya diantar Ria ke Graha Wisata Niaga. Sedangkan Keisya bersama Anti.

Rencana awal, SUPERTWIN (Keisya dan Aisya) akan tampil bersama sebagai moderator membersamai Kang Nassirun Purwokartun, tapi berhubung Aisya suaranya ‘tergadaikan’ karena flu berat jadinya Keisya saja yang beraksi.

Wah, anak-anak FLP Pelangi sudah pada datang juga (ada Diah Cmut, Ayu’, mbak Santi. Mbak Umi, Mas Tyo, Mas Dwi, Mas Aris El Durra, Kang Pahmi, siapa lagi ea?). Inilah pertemuan perdana Aisya dengan Kang Pahmi. Gubrakz.. ternyata penulis yang satu ini... Hadeeh... Susah deh diungkapkan dengan kata-kata (saking bingung milih kata yang paling ancur).

Bicara tentang novel Penangsang, novel ini special karena memotret dari sisi lain. Biasanya dari sisi Hadiwijaya (Karebet), kali ini dari sisi Penangsangnya. Upaya yang sangat BERANI dan BARU!!! Salut deh buat Kang Nass, apalagi proyek penggarapan buku itu hanya memakan waktu 5 bulan. Wow!! Tapi tentunya sudah melalui research yang cukup panjang dan penuh perjuangan.

Acara selesai, pasukan dibubarkan! Begitulah suara MC (eh, nggak ding!). Acara selesai, sesi selanjutnya ada signing book dan foto-foto. Seru juga, Kang Nass mencoret-coret Diary MERAH Aisya dengan rentetan kata inspiratif “PENULIS YANG TIDAK MENULIS ADALAH PENIPU (PALING TIDAK MENIPU DIRINYA SENDIRI)”. Ada yang lucu, malah beberapa ‘penggemar’ Aisya dan Keisya mengajak foto bertiga juga. Hmm, dasar SUPERTWIN! Aisya sempat melihat sosok seorang munsyid yang cukup terkenal di kota Solo yang waktu itu tengah ‘umak-umik’ mendendangkan “Sebiru Hari Ini”-nya Edcoustic karena kebetulan nasyid itu yang tengah membahana di Solo IBF. Aisya juga bertemu dengan salah seorang sahabatnya yang jauh-jauh datang dari Semarang dengan membawa wingko babat.

Setelah puas foto-fotonya (btw, ni foto-foto apa bedah buku to acaranya??), Aisya dan Keisya keliling stand Solo Islamic Book Fair. Saat sedang menunggu Keisya yang tengah di toilet, secara kebetulan Aisya bertemu dengan Hanna, seorang sahabatnya waktu dulu mengikuti Short Course Islamic Banking di Solo. Ya, setelah dinyatakan lulus dan sambil menunggu wisuda, Aisya memanfaatkan ‘waktu tunggu’-nya dengan mengikuti kursus perbankan syariah. Aisya dan Keisya membeli 3 buah gamis dan beberapa buku, termasuk 2 buku baru sahabatnya yang berjudul “Amira, Cinta dari Tanah Surga” dan “Al-Qur’an Braille untuk Nadia").

Keluar dari stand buku, Aisya bertemu dengan Mbak Anis Zulaikha yang dulu satu kost dengannya. Beliau bersama sang suami. Setelah itu Aisya juga bertemu dengan Damar, adik tingkatnya di jurusan Matematikan. Sebuah pertemuan tak terduga lagi. Setelah ngobrol sebentar, Aisya dan Keisya memutuskan untuk pulang. Kala itu hujan cukup deras. Akhirnya mereka naik becak menuju tempat pemberhentian bus jurusan Wonogiri. Dalam perjalanan sempat beli srabi Solo. Saat turun dari becak, alhamdulillah hujan sudah cukup reda. Mereka juga langsung dapat bus. Di dalam bus itulah mereka menikmati Srabi Solo yang hangat dan luar biasa enaknya itu.

WONOGIRI : Sabtu, 5 Maret 2011
Menjelang Maghrib, Aisya dan Keisya tiba di rumah. Oleh-olehnya langsung disambut oleh Babe dan Ibuk. Kebetulan hari itu, sepupu mereka juga datang. Wah, rame...

WONOGIRI : Ahad, 6 Maret 2011
Keisya pagi buta ke Solo karena ada agenda. Aisya hari ini masak dengan Ibuk. Nama masakannya “Asem-Asem Sayap Ayam”. Masakan favorit Aisya. Ahh, waktu cepat sekali berlalu. Tak terasa, jam 14.00 siang Aisya harus meninggalkan Wonogiri. Perpisahan. So Sad! Aisya naik bus jurusan Solo. Turun di Kerten. Cari taksi tapi tidak segera ketemu. Akhirnya dapat juga taksi berwujud Avanza yang ternyata harganya cukup murah untuk ke Bandara Adi Sumarmo. Bapak sopirnya cukup komunikatif. Beliau bercerita tentang pengalamannya selama menjadi sopir taksi. Aisya juga sempat dicecar dengan beberapa pertanyaan. Mulai dari masalah keluarga, pendidikan, pekerjaan, dan satu pertanyaan sensitif, “Sudah berkeluarga atau belum?”. Malahan disusul pertanyaan, “Lha mau nyari orang Solo atau Jakarta, Mbak?” (Pertanyaan yang sama untuk ketiga kalinya dalam ekspedisi kali ini). “Cari orang Solo yang bekerja di Jakarta saja, Mbak!” (usulan pak sopir selanjutnya).

Pukul 16.30, Aisya check in di counter Garuda Indonesia, lanjut boarding dan menuju ruang tunggu. Di ruang tunggu itulah Aisya mulai membaca “Inilah Rumah Kita, Sayang” karya Mas Gol A Gong dan Mbak Tias Tatanka.

Pukul 18.00, semua penumpang dipersilakan masuk pesawat. Sekitar pukul 18.20, pesawat pun terbang. Aisya duduk di sisi sayap kanan, dekat jendela. Subhanallah, luar biasa. Pemandangan langit senja begitu indah. Ada semburat merah di langit barat. Pesawat semakin meninggi. Solo di waktu malam begitu indah, kerlap-kerlip lampu terhampar. Aisya melanjutkan membaca bukunya Mas Gol A Gong di dalam pesawat. Saat di tengah penerbangan, sempat was-was juga karena dinyatakan cuaca sedang buruk. Pesawat sempat goyang-goyang seperti bajaj yang berada di jalanan yang tak rata. Dzikir pun terlantun tak berjeda. Alhamdulillah, lega melanda saat diumumkan bahwa pesawat sebentar lagi mendarat di Bandara Soekarno-Hatta.

Pukul 19.15 akhirnya menginjak bumi Jakarta kembali. Keluar dari pesawat, naik bus bandara menuju pintu keluar. Awalnya berniat naik taksi biar cepat. Wealah, ternyata tarifnya Rp 200.000,-. Aisya memutuskan untuk naik bus DAMRI yang tarifnya Rp 20.000,-. Selama perjalanan menuju Gambir, Aisya berhasil merampungkan buku “Inilah Rumah Kita Sayang”. Keren banget buku itu! Berkisah tentang proses pernikahan dan kehidupan rumah tangga Mas Gol A Gong dan Mbak Tias Tatanka. Setelah sampai di Gambir, Aisya naik taksi menuju kos. Alhamdulillah, jam 21.00 sudah berada di REDZONE..

Puji syukur kehadirat Allah Swt karena petualangan kali ini begitu luar biasa...

Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2011 di blog sebelumnya.

Muslimah VS Bidadari

Mengapa muslimah bs lebih cantik dari para bidadari? jawab Rasulullah : “Karena shalat, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah akan menghiasi wajah mereka dengan cahaya, tubuh mereka dengan sutera, kulit mereka putih mulus, pakaian mereka berwarna hijau, perhiasan mereka kuning mengkilap. wadah dupa mereka terbuat dari permata dan sisir mereka terbuat dari emas. (HR.Ath-Thabrani) 

 
Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2011 di blog sebelumnya.