ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.

080910



Assalamu’alaykum. Wr.Wb…
Angka yang istimewa di hari yang istimewa…
Alhamdulillah, sampai kantor tepat pada waktunya meski semalam habis begadang di Istiqlal. Subhanallah, pagi ini disuguhkan pemandangan langit yang luar biasa mempesona. Sekitar pukul 06.00 tadi langitnya mendung, tapi saat perjalanan ke kantor langit begitu cerah.
Alhamdulillah, Allah masih memberikan kesempatan buat saya untuk sekedar menuangkan tulisan di sini.. Syukur tak terhingga atas kenikmatan-Nya yang tak akan mampu kita kalkulasikan… Allahu akbar!!!
Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Sang Teladan terbaik kita, Rasulullah SAW, semoga kita termasuk dalam barisan umat yang mendapat syafaat dari beliau.
RAMADHAN!!! Semoga Allah memberikan ridho dan berkah pada hari-hari di bulan suci yang telah kita lalui ini. AAMIIN!!!!
Gimana kabar Ramadhannya???
Semoga berkah Ramadhan, terutama Lailatul Qadr bisa kita dapatkan… AAMIIN!!!!!! Banyak kisah luar biasa yang terjadi dalam hidup saya di bulan ini. Ramadhan pertama saya di Jakarta ini memang terasa berbeda. Sangat berbeda. Betapa Allah memberikan saya banyak kesempatan dan pengalaman berharga. Terima kasih Ya Allah…
Selama 30 hari mencari cinta di bulan Ramadhan tahun ini, hari-hari saya selalu ditemani sebuah buku merah kecil yang saya namai “DIARY RAMADHANQ”. Nah, targetan + capaian amal yaumi, murajaah hafalan Qur’an dan hadist, tausyah, materi kajian dan kisah-kisah yang saya alami di bulan Ramadhan 1431 H ini terangkum manis dalam diary mungil itu. Tahun lalu saya juga punya diary serupa. Tujuan saya membuatnya karena saya ingin bisa mengisi Ramadhan tahun ini dengan lebih baik berdasar pengalaman Ramadhan setahun silam. Dan buku “DIARY RAMADHANQ” tahun ini bisa menjadi salah satu parameter untuk Ramadhan tahun depan. Semoga masih ada kesempatan untuk bertemu lagi dengan Ramadhan tahun depan… aamiin Yaa Rabb… Insya Allah, beberapa inspirasi yang sudah saya dapatkan di Ramadhan tahun ini akan saya tuliskan… Ditunggu ya…!!!


Oh ya, saya pamit… Siang ini akan pulang kampung…
Wonogiri… I’m coming!!!
Semerbak mewangi kasih ibunda…
Setegak langit cinta ayahanda..
Selaksa kasih kakak dan adik tercinta …
Kotaku yang kurindukan…
SEMANGAT MUDIK!!!
Ehm, special buat pembaca tulisan ini…
Telah datang untuk kita
Hari yang membukakan gerbang kemenangan
Hari di mana kita meneteskan air mata
Karena berlalunya Ramadhan yang suci
Hari di mana kita tersenyum menyambut
Rahmat dan cinta-Nya yang berlimpah..
Semoga kita benar-benar menang di hari kemenangan..
Taqobballahu minna wa minkum..
Minal Aidin wal Faidzin…
Mohon maaf lahir batin yaaa
***
Detik-detik berlalunya Ramadhan…
Ya Allah… hamba kembali bermunajat kepada-Mu…
Hamba memohon ampunan dari-Mu
Atas khilaf hamba yang tak terkira banyaknya
Atas dosa-dosa hamba yang tak terhitung jumlahnya
Ampuni hamba Ya Rabb..
Ampuni hamba…
AMIIIN….
Wassalamu'alaykum. Wr.Wb..
Jakarta, 080910_08:46
Aisya Avicenna



Tulisan ini diposting pada bulan September 2010 di blog sebelumnya

3 September 2009 - 3 September 2010


3 September 2010, tanggal ini setahun yang lalu (3 September 2009), menjadi momentum bersejarah dalam hidupku. Bagi keluargaku juga. Alhamdulillah, hari itu namaku bertambah 3 huruf menjadi Etika Suryandari, S.Si. ^^v. WISUDA. Yaa, sebuah momentum bersejarah bagi setiap mahasiswa. Masih teringat jelas, pagi itu senyum bahagia terpancar jelas dari wajah ibuk, babe, kang dodoy, dan my supertwin. Kami kompak mengenakan kostum coklat. Hadiah terindah dariku pada mereka di Ramadhan tahun lalu. Senyum bahagia juga terpancar di wajah teman-temanku dan keluarga yang mengantar mereka. Pun juga dosen-dosenku. Pukul 07.30 kami sudah berjajar di depan rektorat bersama rekan-rekan wisudawan/wati UNS yang lain. Total wisudawan/wati pada periode September ini ada sebanyak 1388 orang. Prosesi wisuda pun dimulai sekitar pukul 08.00 pagi. Aku duduk di kursi nomor 3 baris T18 bersama rekan-rekan dari MIPA. Di sarang penyamun euy! ^^v. Setelah kucir topi togaku berpindah ke kanan (sudah resmi jadi sarjana science), jam 10.15 ke MIPA naik kereta kelinci. Lucunya...
Sampai di MIPA sudah banyak yang menyambut (berasa artis.com). Banyak yang ngasih bunga MAWAR (my favourite flower). Ada kejadian lucu waktu mau naik tangga di depan Gedung B (ulah my supertwin nih!). Di MIPA, dapat kenang-kenangan dari fakultas yang diserahkan secara langsung oleh Pak Kartiko, Ketua Jurusan Matematika. Alhamdulillah, sekitar jam 12.00 selesai sudah. Terima kasih ya Allah untuk hari itu... Wisuda di bulan Ramadhan, semoga full barokah... Ijazah sudah, semoga ijabsah segera menyusul. aamiin... ^^v
Sebelum wisuda, ada dua momentum bersejarah juga yang telah dilalui. Kedua momentum ini memberikan kenangan tersendiri yang tidak akan bisa dilupakan. Seminar skripsi dan pendadaran. Hmm, seru juga kalau diingat kisahnya. Berikut nih ceritanya...
***
Seminar Terdahsyat di Bulan Juli 2009

Jumat, hari ketiga di bulan Juli.. bulan dimana aku mengambil tema “SEMANGATKU… TAK TERBATAS WAKTU!!!”. Jumat ini, menjadi hari yang bersejarah untuk aku dan ketiga temanku (Novandry Widyastuti, Kurnia Lutfi Astuti, dan Ferry Harsi Purniawati). Kok bisa? Karena di Jumat ini, kita berempat menggelar seminar skripsi secara berurutan… Mulai dari jam 08.00-14.00 WIB. Momentum yang luar biasa. Bisa jadi bahan cerita untuk anak cucu kelak. Hihihi..
Sebelum mulai menceritakan kisah di hari “H”-nya, ada baiknya (menurutku sih), aku ingin berbagi cerita tentang sebuah kisah yang terjadi di antara kita (lho..maksudnya kita tuh..aku dan seminarku…hihi :D). Ku ambil setting waktu (kayak sutradara saja) di awal bulan juli saja ya (harus mau.. lha wong aku yang nulis). Simak nih!
1 Juli 2009
Hari ini hari Rabu… hari pertama SNMPTN… dan hari di mana aku harus menghadapi ujian. Ujian hidup tentunya (tiap hari sih). Maksudku, hari ini jam 09.00 aku harus mengikuti ujian tulis bahasa Jepang di salah satu lembaga pendidikan nonformal di kota rantauku. Kenapa aku belajar bahasa Jepang??? (RAHASIA!!! Eh, gak ding.. kapan-kapan aku akan sharing masalah ini). Ujian berlangsung jam 09.00-10.00. Ujian tulisnya tentang huruf HIRAGANA. Ya memang baru itu yang dipelajari. Alhamdulillah, mendapat peringkat 3 di kelas (angka yang kusuka) yang mengindikasikan aku sudah menguasai HIRAGANA di atas 80 %..gitu lah! No body’s perfect. RIGHT???!!! U must agree with me. Setelah ujian tulis, dilanjutkan materi oleh sensei (dosen)ku sampai jam 13.00. Ternyata hari ini pertemuan terakhir… hiks..sayonara!!! Setelah makan siang dll, janjian dengan Mega (tim KWU-ku) untuk memproduksi brownies di “rumah produksi KANOME” (nebeng dapurnya teman Mega). Rencana hari ini kita berdua akan memproduksi brownies isi selai sebanyak 3 loyang. Sebenarnya TIM KANOME ada 3 orang (etiKA, NOvi, dan MEga), tapi hari ini Novi berhalangan ikut. TIM KANOME adalah tim kewirausahaanku. Sebulan lalu aku dan 40-an mahasiswa UNS tergabung dalam KULIAH KEWIRAUSAHAAN LANJUT yang diselenggarakan UNS yang bekerjasama dengan DIKTI. Di KKL itulah aku bertemu dengan Mega dan Novi. Kamipun sepakat memulai rintisan usaha ini.. Brownies isi selai dan kripik tempe aneka rasa. Memang, bukan suatu usaha yang LUXURY!!! Ini hanya usaha mikro..tapi “PROSES”nya lah yang sangat “MAKRO” karena perjuangan selalu ada di setiap proses itu. Dan ini merupakan salah satu perwujudan impianku di tahun 2009 yang kuabadikan di DREAM BOARD buatanku di Semarang… Ada beberapa capaian yang ingin kuwujudkan di tahun 2009..dan salah satu impian itu adalah “Mempunyai rintisan usaha”. TERWUJUD!!!
Kembali ke.. BROWNIES!!! Pukul 14.00-16.30 aku dan Mega berkutat di dapur dan akhirnya brownies itupun jadi. Asyik juga…coz ini pengalaman kedua membuat brownies kukus (dulu pernah sih buat brownies bareng ma temen2 LQ meski dengan proses yang berbeda). Jadi koki 2,5 jam. Kanan pegang mixer, kiri pegang HP (facebook-an..hihihi). Kembali lagi ke brownies..setelah tiga Loyang sudah jadi, kita berdua menuju kost Mega..tahap selanjutnya..PENGEMASAN!! Maghrib baru selesai..sampai di kost ba’da Isya.. LUAR BIASA!!! Tepar deh..bangun tengah malam.. QL then baca buku diteruskan nyicil slide presentasi buat seminar skripsi. Meski hanya background dan awalan.. hihihi..
2 Juli 2009
Hari kedua di bulan Juli. Hari kedua SNMPTN juga. Tak terasa besok seminar skripsi! Slide belum jadi… artikel juga belum fix. Ada yang salah juga.. Hari ini harus selesai 100 %. SEMANGAT!!! Berangkat ke MIPA pukul 06:45 karena harus bertemu dengan Pak Trimo (ketua komisi TA), mau minta tanda tangan beliau untuk undangan seminar besok. Sambil menunggu kedatangan beliau, sempat ngobrol dengan salah satu peserta SNMPTN yang duduk di sampingku. Alhamdulillah, jam 07.00 tepat beliau tiba di MIPA. Tanda tangan sudah didapat. Ke mushola AZZAM-nya MIPA. Ruangan sejuk itu kosong.. akhirnya “mojok” untuk menyalakan laptop (stop kontak untuk nge-charge di pojokan mushola soale…). Mulai mengedit artikel dalam bahasa Inggris yang hari ini harus dikumpulkan. So, WAJIB SELESAI!!! Berteman winamp yang dengan rela menyajikan murottal dan lagu2 dahsyat yang memotivasi (mulai dari “Sang Pemenang”-nya Ippho Santosa, lagu Jepang “Mother”-nya SEAMO, “We are The Champions”-nya Queen, sampai “Bangkitlah Negeriku”-nya Izzis… pokoknya lagu-lagu yang haroki full hamasah….). Denting arloji mushola menunjukkan pukul 08.00 waktu setempat. SNMPTN pun dimulai. Aku pun mulai merevisi artikelku. Satu jam berlalu.. akhirnya SELESAI juga!!! Sekarang, cari tempat untuk nge-print. Tanya Imam, Presiden BEM FMIPA 2009..ternyata printer komputer BEM masih office 2003 (padahal yang aku butuhkan Office 2007). Akhirnya, ada adik tingkat yang memberitahu bahwa di sekretariat HIMATIKA bisa office 2007. Ke sekre HIMATIKA deh.. Ruangan itu memang SANGAT BERSEJARAH untukku… Aku “lahir dan besar” sebagai mahasiswa Matematika juga di situ.. Alhamdulillah, sudah ngeprint dengan sukses. Selanjutnya, fotocopy artikel untuk tiga pengujiku besok. Setelah ngopy, mencari tiga penguji. Alhamdulillah, bertemu dengan Bu Etik… Eh, malah diminta ngrekap nilai. Maklum, aku asdosnya. Sambil PDKT gitu lah.. ^_^. Pak Gi tidak masuk, so artikel aku taruh di meja beliau. Pak Trimo masih mengawasi SNMPTN… tapi akhirnya bisa bertemu juga. LEGA!!!
Pukul 13.00..back to Zona Supertwin, my boarding house. Editing slide. Baru 30 %..ngantuk! akhirnya tidur siang dulu. Sebelum tidur, ada firasat..listrik akan mati… Beneran!!! Waktu terbangun, listrik kost konslet… ada kabel listrik yang kena air. Astaghfirullah… padahal slideku belum selesai. Ba’da ashar, ke rental langgananku. KINSHA. Sempat update status di FB dulu “Hari ini Allah memberiku puzzle yang mengharuskan aku menyusunnya menjadi sesuatu yang indah. AKU PASTI BISA”. Yup, inilah puzzle itu..sebuah hambatan yang menjadi tantangan..yang berbuah kelegaan saat sampai di kesudahan. Menatap komputer di KINSHA sampai pukul 17.00.. Pedes juga mata ini… tapi LEGA!!! Alhamdulillah…senja menyambutku dengan benang jingganya yang indah… senyumku berkembang menatap senja sore itu..OPTIMIS!! BESOK PASTI BISA (padahal belum prepare + latihan presentasi).
Sampai di kost.. masih GELAP GULITA!!!
Ba’da isya, masih sempat latihan presentasi sebentar meski akhirnya si laptop kecilku meninggal dengan tenang karena kehabisan energy.. Ya sudahlah.. tetap SEMANGAT!! Akhirnya, di kegelapan malam itu (gelap karena listrik mati juga).. digelar rapat kost dadakan. Aku memimpin rapat itu (maklum, sudah 2 tahun ni jadi ketua kost PINK … PINKerz..kapan nih aku dilengserkan?????). Ada hal urgent yang harus dibahas. Hihihi.. Kebetulan hari itu ada mbak kost (Mbak Alfi) yang khusus datang lagi ke kost untuk mengantarkan undangan walimahannya. Yup, rapat malam itu membahas rencana “touring ke Cilacap”. Walimahan ke tempat Mbak Alfi sekaligus piknik kost.. Malam yang indah.. Kost ini memang memberiku kekuatan yang luar biasa…yang terbalut dalam indahnya nuansa ukhuwah yang semoga tak lekang oleh jarak dan waktu…
Setelah rapat kost, kembali ke Zona Twin. Menyalakan lilin (sempat ku foto juga lilin yang menerangi Zona Twin malam itu…) dan mulai membaca referensi untuk persiapan besok… Setelah mata ini tidak bisa diajak kompromi…kuputuskan untuk merangkai mimpi saja…
SEMOGA BESOK LEBIH LUAR BIASA!!!!
3 Juli 2009
Akhirnya datang juga!!! Hari ketiga di bulan Juli. Hari Jumat.. hari yang semoga full barokah… HP sudah lowbat! Laptop sudah mati. Jam 07.00 berangkat ke kost Nia dengan bawaan yang lumayan banyak. Hari ini aku memakai kostum favoritku…BATIK MERAH HATI.. WARNA YANG SELALU MEMBERIKU SEMANGAT DAN INSPIRASI. KAN KUBUKTIKAN MERAHKU!!! Kubawa referensi setebal 7 cm dan copyan artikel untuk peserta seminar. Di kost Nia, akhirnya bisa ngecharge dan latihan presentasi. Jam 07.30 berangkat ke kampus bersama Nova dan Nia. Mempersiapkan ruangan, laptop, LCD, dll. Nata kursi juga..karena habis dipakai SNMPTN. Ruang A.15 itu menjadi saksi bisu kisahku hari ini. Jam 07:55 ketiga dosen pengujiku tak kunjung tiba sementara peserta seminar sudah hampir memenuhi ruangan itu. Akhirnya aku turun ke lantai dua. Alhamdulillah, Bu Etik dan Pak Gi sudah ada, tinggal Pak Trimo. Beliau aku hubungi, tapi HP-nya tidak aktif… Selang berapa lama..beliau datang juga. Jam 8 lebih dikit…akhirnya mulailah seminar itu. Disaksikan sekitar 40-an lebih peserta (dari angkatan 2007 sampai 2005) aku presentasi sekitar 15 menit, dilanjutkan tanya jawab sampai pukul 09.00. Alhamdulillah lancar meski banyak hal yang harus direvisi. LEGA RASANYA!!!!! Jazakumullah khoir buat semuanya… TERIMA KASIH YA RABBI !!!! Setelah aku, Nova yang seminar, dilanjutkan Kurnia (teman satu risetku, hari ini aku dan Kurnia kompakan pake batik merah hati padahal gak janjan sebelumnya…sehati mungkin ya!), dan Nia (pukul 13.00). Alhamdulillah, pukul 14.00 semuanya selesai..Sempat foto-foto dulu then beres2 tempat.
Pukul 14.30 kembali ke kost, rencana awal mau pulang bareng Nova yang bawa motor..eh, waktu aku lagi asyik ngobrol dengan adik binaanku…Nova meninggalkanku… hiks, setelah ku SMS ternyata dia tadi lupa kalau aku mau pulang bareng dia… hihihi (dasar!!!). Jalan kaki deh... padahal bawaan berat banget.. SEMANGAT!!! Lha lagi seneng, jadi gak terasa!! Di tengah jalan, dapat tebengan juga… Alhamdulillah… Ya..itulah sekelumit kisahku…Semoga banyak hikmah yang bisa diambil (khususnya untukku)
SEKARANG!!! Saatnya revisi dan siap-siap ke proses selanjutnya…Menggoreng TELOR DADAR ISTIMEWA dengan bumbu : doa, semangat, kerja keras, pantang menyerah, positif thinking, dan tentunya restu orang tua…

Ayo Tik, akhiri kisah di kampus ini DENGAN INDAH!!!
060709_06:24
***
130 HARI BERSAMANYA
21 Juli 2009 menjadi hari yang SANGAT BERSEJARAH dalam hidupku. Pukul 13.00-14.26 (sekitar 1 jam 22 menit) aku “dieksekusi” untuk mempertanggungjawabkan skripsiku yang berjudul ESTIMASI FUNGSI TAHAN HIDUP VIRUS DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN METODE KAPLAN-MEIER. Aku dieksekusi oleh 3 dosen penguji (Dra. Etik Zukhronah, M.Si, Dra. Yuliana Susanti, M.Si, dan Drs. Santosa, B.W., M.Si) ditambah 2 dosen pembimbing skripsiku (Drs.Sugiyanto, M.Si dan Drs. Sutrima, M.Si). Bertempat di Ruang Sidang I Lantai I Gedung A FMIPA UNS, aku mencoba memberikan yang terbaik untuk menyelesaikan amanah besar dari orang tuaku. Sebenarnya, kalau pendadaran di MIPA, sudah ada ruangan khusus di Gedung B, tapi berhubung mulai tanggal 21-31 Juli sudah di-booking untuk pendadaran jurusan Fisika akhirnya aku mendapat ruangan di Ruang Sidang I. Eksklusif sih! Masih ku ingat akan perjuangan mengurusi birokrasi perizinan meminjam ruangan ini. Membutuhkan kesabaran ekstra, tapi Alhamdulillah… pertolongan-Nya tak pernah berhenti menyertai langkah ini. Terima kasih banyak buat birokrat MIPA yang telah membantu!!!
Sehari sebelum hari H, banyak SMS yang masuk untuk memberikan dukungan. Terima kasih banyak ya saudara”ku!!! Ayah, bunda, dan Kang Dodoy pun tak henti memberikan support. Malam harinya, lebih banyak menenangkan diri (makasih juga untuk Dhek Nunk yang sabar membangunkan aku…). Betapa QL di sepertiga malam itu memberikan nuansa yang berbeda. Syahdu… Selepas QL, sempat belajar sambil mendengarkan murottal dan nasyid-nasyid pilihan. Tak lupa foto KYDEN (my lovoley family) selalu menemani. Foto itu aku letakkan di sebelah kanan laptop yang aku gunakan untuk belajar. Foto yang selalu aku bawa ke manapun aku pergi. Foto yang selalu memberikan kekuatan besar untukku. My family is my spirit!!!
Pada tanggal 21 Juli ini, teman satu risetku, Koryna Aviory juga ujian pendadaran jam 08.00. Jadi aku menungguinya dulu sambil membaca ulang beberapa referensi yang aku bawa. Sekitar pukul 10.00, Koryna dinyatakan LULUS!!! Selamat ya Sobat!!! Masih sekitar 3 jam lagi… Akhirnya aku memutuskan untuk “menenangkan diri” di Lantai 3 Gedung A FMIPA. Ruangan yang selalu memberiku kesejukan hati tatkala menginjakkan kaki di sana. Ruangan yang turut menjadi saksi “penggemblengan”ku dalam tarbiyah ini… Ruangan yang menjadi tempatku mengadu pada-Nya.. mushola Azzam!!! Saat itu, mungkin cuma aku yang ada di Lantai 3 secara otomatis juga cuma aku yang ada di Mushola Azzam ini (kayaknya lho…entahlah, ada makhluk yang lain atau tidak ^_^). Sehabis berwudhu, aku mencoba menenangkan diri dengan tilawah. Kemudian membaca surat favoritku (Q.S. Ar-Rahman : 1-13) sebanyak 3 kali. Alhamdulillah…sedikit tenang!!! Nokia 5300-ku juga turut berperan dalam menghadirkan ketenangan itu. Beberapa sahabat, memberikan SMS motivasi dan semangat ada juga yang meminta maaf karena tidak bisa menemaniku pendadaran. Setelah tilawah, aku mencoba mengulang kembali presentasiku dan menyiapkan beberapa jawaban yang mungkin akan ditanyakan dosen penguji. Pukul 12.00 adzan pun berkumandang.. Beri kemudahan Ya Rabb!!! Di mushola itu, aku bertemu dengan ibu Etik, salah satu dosen penguji. Ehm, ngobrol sebentar sambil bercanda… Meski agak grogi juga!!! Pukul 12.30, menyiapkan LCD, laptop, dll di Ruang Sidang I bersama beberapa sahabat tercinta. Makasih banyak ya sobat-sobatku… Oya, Dhek Nung (my supertwin) tadi juga mondar-mandir di sekitar Ruang Sidang I untuk memberikan roti untukku, berhubung sedang tidak nafsu makan, roti itupun hanya aku gigit ujungnya. Hihi… Pukul 13.00 satu-persatu para “eksekutor” datang juga. Dan 4 menit kemudian….MULAI!!!
Alhamdulillah, SUKSES!!! Betapa Allah memberikan aku begitu banyak kemudahan. Alhamdulillah, pertanyaan demi pertanyaan yang diberikan dosen penguji bisa aku jawab. Suasana pendadaran juga tidak terkesan “seram”, bahkan begitu santai layaknya percakapan biasa. Dosen penguji sepertinya sangat menikmati pendadaran ini. Demikian halnya aku!!!
Sekitar pukul 14: 26 akhirnya resmi dinyatakan LULUS!!! Alhamdulillah, pendadaran ini selesai jauh lebih cepat dari waktu idealnya yakni 2 jam, tapi bisa selesai dalam waktu 1 jam 22 menit… so amazing for me!!! Satu per satu dosen penguji mengucapkan selamat. Saat kelima dosen penguji sudah keluar ruangan, satu per satu sahabat yang menunggui masuk ruangan dan turut mengucapkan selamat. TERHARU!!! BAHAGIA!!! BERSYUKUR BANGET!!! TERIMA KASIH YA RABBI!!!
Akhirnya, PENANTIAN ITU BERAKHIR INDAH… HAPPY ENDING.. dan semoga FULL BAROKAH… AMIN!!!
NB : Skripsi ini aku selesaikan kurang lebih selama 130 hari (terhitung mulai 13 Maret 2009). Alhamdulillah, meski sedikit melenceng dari “GRAND PLANNING” yang aku buat (selesai 4 bulan..tapi faktanya 4 bulan lebih dikit…), namun tak menjadi masalah buat aku karena salah satu impian yang aku tulis di DREAM BOOK, DREAM BOARD, dan THE JOURNEY IN MY LIFE “TAHUN INI” bisa aku coret yang berarti aku telah mewujudkan impian dan target itu. Alhamdulillah, bisa lulus dalam waktu tiga tahun sebelas bulan ^^v

***
3 September 2009
Kebahagiaan yang terangkum hari itu menjadi penawar hati dalam penantian selama ini. Tiga tahun sebelas bulan meniti tangga demi tangga perjuangan yang penuh dengan tantangan dan rintangan. Tapi, tantangan dan rintangan itu tak menjadi penghalang untuk terus melejitkan asa. Hari itu genap sudah perjalanan di kampus hijau, UNS tercinta. Tapi perjalanan belum berakhir, masih terus berlanjut. Setiap pahit getir yang dulu pernah dirasa memang menjadi bumbu penyedap ketika membuka kembali romantisme masa itu. Hari itu memang bukan akhir, tapi awal dari perjalanan yang sesungguhnya...
Buat rekan-rekan Matematika FMIPA UNS yang diwisuda 3 September 2009 (Kur2, Koryna, Nia, Nova, Saras, Sertia, Suli, Kirbani, Anto, Budi, Fajar, Mas Guritna, Mas Ari, Mas Ijal, dll ) : hari ini mari merenung, setahun yang sudah berlalu ini.. apa yang sudah kita kerjakan? Apa yang sudah kita hasilkan? Semoga Allah senantiasa memberikan kita kemudahan dalam setiap aktivitas kita. Yang pengin S2, moga bisa segera S2 trus S3. Yang belum nikah, semoga bisa segera nikah. Yang sudah nikah, moga segera diberi momongan. Yang sudah kerja, moga kerjaannya lancar. Aamiin... SUKSES BUAT KITA SEMUA!!! ^^v
Buat adik-adik dan sahabat-sahabatku yang tengah berjuang menyelesaikan skripsinya… terus bersemangat ya!!! Semoga senantiasa diberi kemudahan…aamiin..
Jakarta, 3 September 2010
Aisya Avicenna

Inspirasi 19 Ramadhan 1431 H


Ahad, 29 Agustus 2010
Pukul 05.30 mengeluarkan REDLIPET (nama sepeda lipatku yang berwarna merah) dari “singgasana”nya. Pagi ini berencana naik sepeda bersama Nuri, sahabat kostku. Awalnya aku naik sepeda sendirian, Nuri berjalan mengikutiku. Saat melewati jalan menuju Pasar Sawo, ada dua orang bapak yang menyeletuk, “Sepedanya cantik!”. Hehe, langsung mesem. Merah gitu lho! ^^v Awalnya bersepeda gantian, akhirnya boncengan. Saat aku dibonceng Nuri, tiba-tiba ada anak kecil yang bilang, “Mbak, ban sepedanya kempes!”. Walah, akhirnya aku turun dari boncengan. Dan benar saja, bannya sedikit kempes. Akhirnya Nuri yang mengayuh sepeda sendirian, aku berjalan di belakangnya. Kalau mau balik ke kost, nanggung. Sudah cukup jauh. Kami gantian naik sepeda menuju Taman Simanjuntak meski ban sepedanya sedikit kempes (nekat.com). Sampai di sana sudah cukup ramai. Kami memilih salah satu tempat duduk yang ada di taman itu untuk beristirahat sejenak. 


Wew... Astaghfirullah, ada beberapa remaja yang malah berdua-duaan, nongkrong sambil ketawa-ketiwi tidak jelas. Tiba-tiba ada seorang ibu paruh baya yang berdiri di depan kami. Awalnya aku tidak memperhatikan ibu itu. Aku asyik YM-an dengan seorang sahabat. Setelah beberapa saat, ibu itu berhasil mengalihkan perhatianku. Tiap ganti gerakan tubuh, ibu itu selalu melafazkan dzikir. “Subhanallah”, “Alhamdulillah”, “Allahu Akbar”. Berkali-kali. Aku menjadi tertarik. Ibu itu mendekatiku. Minta izin menggunakan bangku di sampingku sebagai pegangan tangannya. Beliau tak henti berdzikir. Ya Allah, basahilah lidahku dengan dzikir kepada-Mu seperti ibu ini, begitu doaku!

Akhirnya ibu itu mengajak aku dan Nuri bercakap-cakap. Ternyata beliau baru sembuh dari kelumpuhan. Sekitar empat bulan yang lalu, beliau terkena stroke. Bahkan sempat koma 4 hari. Kuburannya pun sudah dipersiapkan. Maha Besar Allah, ibu itu berhasil sembuh setelah menjalani perawatan. Beliau sempat menderita amnesia juga. Beliau banyak mengambil hikmah dari penyakitnya itu. Beliau sangat bersyukur karena diberi kehidupan baru. Setelah sadar dari komanya, beliau belajar merangkak, berdiri, dan berjalan lagi. Bahkan belajar mengeja huruf lagi. Beliau benar-benar memulai kehidupan barunya dari nol, tepat di usianya yang ke-50. Ibu itu menyadari bahwa selama ini beliau telah mengesampingkan ilmu agama. Beliau adalah seorang pengajar yang sering mengisi seminar-seminar di berbagai tempat. Kini beliau sadar bahwa ilmu agama memang tidak bisa dipisahkan dari ilmu-ilmu yang lain. Sebelum berpisah, ibu itu sempat berpesan pada kami. Jika memiliki ilmu agama, sebarkanlah ke orang lain. Sampaikanlah walau satu ayat. Trus, jangan melalaikan Allah sesibuk apapun kita. Pesan yang dalem banget.
Hmm, sebuah pertemuan yang luar biasa!!!! Alhamdjavascript:void(0)ulillah...
Jakarta, 19 Ramadhan 1431 H
Aisya Avicenna




Tulisan ini diposting pada bulan Agustus 2010 di blog sebelumnya

Sharing



Sometimes, we're surely need someone to share something..

But, Allah is the best One to share everything we feel...


AISYA AVICENNA



Tulisan ini diposting pada bulan Agustus 2010 di blog sebelumnya 

Mari Berlomba Meraih Kemuliaan Lailatul Qadar


Tulisan di bawah ini adalah tulisan yang saya dokumentasikan di Diary Ramadhan saya pada Ramadhan tahun yang lalu. Berikut ini adalah rangkuman tausyah Ustadz Mahmud Mahfudz, LC yang disampaikan saat pembukaan i’tikaf di masjid kampus tercinta saya, Nurul Huda Islamic Centre (NHIC) UNS Surakarta pada tanggal 10 September 2009 (20 Ramadhan 1430 H). Semoga menjadi pengingatan dan motivasi bagi kita semua agar semakin bersemangat mengoptimalkan hari-hari terakhir di bulan Ramadhan.
"Inna anzalnaahu fii lailatil Qadr, Wa maa adraka maa lailatul Qadr. Lailatul Qadri khairum min alfi shahr. Tanazzalul malai-katu fii ha bi izni Rabbihim min kulli amr. Salaamun hiya hatta matla-il fajr."
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kami apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhan-nya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.“ (Q.S. Al-Qadr : 1-5)
1.Diawali kata “inna” => untuk menambah keyakinan terhadap pernyataan dan untuk menambah keyakinan bagi orang-orang yang ragu bahwa peristiwa ini sungguh-sungguh terjadi
2.Allah menggunakan kata “kami” => kata ganti orang kedua untuk mengagungkan diri-Nya, serta sebagai pertanda kalau ada keterlibatan pihak lain (malaikat)
3.“Anzalnaahu” => telah (pernah dilakukan), pasti terjadi
4.“Lailati” => gelap, malam. Kenapa tidak siang? Karena malam lebih istimewa, doa-doa akan mustajab di waktu sepertiga malam
5.“Lailatul qadr” diulang sebanyak kali, karena punya 3 keistimewaan :
a.Lebih baik dari seribu bulan
b.Turunlah malaikat (semuanya) untuk menghormati malam tersebut
c.Ada keselamatan, ketenangan, ketenteraman, kenyamanan di malam itu sampai waktu terbit fajar
Pengertian Lailatul Qadar
1.Malam kemuliaan dan keutamaan (lailatusy syarafi wal fadhli) => turunnya Al Qur’an
2.Malam perencanaan dan penetapan (lailatut tadbiri wat taqdiri) => untuk menentukan takdir setahun yang akan datang, semua di tulis di Lauhul mahfuzh (invetaris takdir)
3.Malam yang sempit, karena pada malam itu bumi dipenuhi oleh malaikat (Q.S. Al Qadr :5)
Makna Seribu Bulan
1.Dipahami benar-benar sama dengan 1000 bulan
2.Seribu menunjukkan jumlah yang banyak, satu hari di akhirat = 1000 tahun di dunia
Keutamaan Lailatul Qadar
1.Ibadah yang dilakukan lebih baik dari 1000 bulan
2.Hanya untuk umat Nabi Muhammad SAW => kita adalah umat yang istimewa
3.Malaikat turun dari bumi
4.Pintu langit dibuka dan Allah menerima taubat
Allah menghapus dosa kita secara berkala. Remisi dosa dari Allah ada 3 tahap :
a.Harian, pada waktu sholat 5 waktu
b.Pekanan, saat shalat Jumat/shalat dhuhur di hari Jumat
c.Tahunan, saat bulan Ramadhan
5.Allah mengampuni dosa yang telah lalu
“Seseorang yang shalat malam di malam Lailatul Qadar dengan dasar iman dan semata-mata mencari ridha Allah SWT, maka Allah mengampuni dosa-dosanya” (H.R. Bukhori, Muslim, dan Baihaqi).
Dosa > Pahala (dosa kita lebih banyak dari pahala yang kita peroleh), maka hapuslah dosa kita tiap waktu
Ciri-ciri Malam Lailatul Qadar
1.Tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak ada angin, tidak hujan, tidak berbintang
2.Kadang Lailatul Qadar disertai hujan
3.Pagi hari : matahari putihm tidak silau, terang, lembut
Waktu Lailatul Qadar
1.Pada malam-malam 10 terakhir di bulan Ramadhan
2.Pada malam-malam ganjil, dari tahun ke tahun pindah-pindah dari malam ganjil satu ke malam ganjil berikutnya.
Hikmah dirahasiakannya waktu Lailatul Qadar : agar amal ibadah kita semakin banyak
Cara menggapai Lailatul Qadar : Hidupkanlah 10 malam terakhir dengan amalan-amalan sebagai berikut :
a.Shalat malam
b.Memperbanyak doa di waktu malam
c.Memperbanyak sedekah
d.Memberi buka puasa
e.I’tikaf
f.Umroh bagi yang mampu
g.Memperbanyak doa dan dzikir

“Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia, Engkau menyukai pemaafan karena itu terimalah maafku.”
Semoga kita diberi kesempatan untuk mendapatkan kenikmatan dan kemuliaan malam Lailatul Qadar. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin…

Jakarta, 30 Agustus 2010 (20 Ramadhan 1431 H)
Aisya Avicenna




Tulisan ini diposting pada bulan Agustus 2010 di blog sebelumnya

Al-Qur'an : Cahaya Penerang Kehidupan


Janganlah terlena dengan nikmat dunia 
Karena kau kan merugi
 
Jangan terpedaya bujuk rayuan setan
 
Hingga terjerumus dalam kenistaan
 
Jadikan Al Qur’an sebagai pedoman
 
Petunjuk jalan setiap insan
 
Agar kita tiada terlena dengan dunia yang fana
 
Al Qur’an cahaya penerang kehidupan

Petunjuk bagi seluruh insan tuk hidup di dunia 
Mari kita amalkan

Jadikan hamba beriman
(Al Qur’an Cahaya Hidupku_Heru Herdiana)
***
Inspirasi 17 Ramadhan [Part 1]
Alhamdulillah, berhasil khatam Al-Qur’an tepat pada hari ke-15 Ramadhan. Semoga target untuk bisa khatam 2x di bulan Ramadhan tahun ini dapat tercapai. Aamiin... Memang, secara kuantitas sengaja targetnya dibuat sama seperti tahun lalu, tapi ada sesuatu yang “dibedakan” di tahun ini sebagai ikhtiar untuk meningkatkan kualitas agar lebih baik dari tahun lalu. SEMANGAT! Tentunya nuansa tilawah di Ramadhan tahun ini sangat berbeda dengan tahun lalu. Masih teringat, Ramadhan tahun lalu alhamdulillah sudah “free” dari kuliah. Hanya tinggal persiapan wisuda. Sehingga tahun lalu memang punya banyak waktu untuk tilawah. Sedangkan pada Ramadhan tahun ini, sudah disibukkan dengan rutinitas kantor dengan tugas kerja yang bisa dibilang “tiada habisnya”. Memang harus ada siasat tersendiri untuk memanfaatkan setiap waktu yang ada agar target tilawah sehari 2 juz bisa istiqomah tercapai. Semoga Allah senantiasa memberi kemudahan.. aamiin..
Hari semakin berlalu, tak terasa hari ini (Jumat, 27 Agustus 2010) sudah memasuki hari ke-17 Ramadhan 1431 H. Menjadi momentum perenungan dan muhasabah, hari-hari di bulan Ramadhan yang sudah terlewat apakah sudah diisi dengan optimal? Akankah kita merasa cukup puas dengan yang sudah kita lakukan di Ramadhan tahun ini, sedang kita tidak bisa menjamin bisa bertemu lagi dengan Ramadhan tahun depan??? Astaghfirullah... Semoga kita segera bangkit dan berbenah kembali untuk memperbaiki Ramadhan kita, mumpung masih diberi waktu dan kesempatan.
Alhamdulillah, ada kejadian istimewa yang baru saja terjadi. Pagi ini terbangun jam 12 malam. Setelah sholat malam, tiba-tiba... “CLING”. HP-ku berbunyi. Ternyata ada pesan yang masuk di YM. Hehe, tadi lupa logout YM di HP, jadi online terus. Pesan dari seorang teman. Pertamanya menanyakan, “Belum tidur tik?”. Aku jawab, “Malah baru bangun.” Dia bertanya, “Mau ngaji sampai pagi?”. Akupun mengiyakan. Dia berkata, “Aku blm bs ngaji”. “Ya belajar dunk!”. Alhamdulillah, akhirnya temanku itu mau belajar ngaji pada seorang temanku yang lain, karena kebetulan mereka sangat memungkinkan untuk dikoneksikan. Menurutku, kejadian ini juga merupakan hadiah terindah dari Allah SWT untuk Ramadhanku tahun ini, bisa menjadi “benang merah” untuk merealisasikan maksud baik sahabatku itu. Di malam Nuzulul Qur’an ini, petunjuk-Nya datang pada seorang sahabatku. Terharu dan sangat bersyukur... Ya Allah... terima kasih...
Nuzulul Qur’an menjadi pengingatan juga buat saya bahwa Allah SWT memerintahkan kita untuk membaca dan menulis. Malam 17 Ramadhan merupakan event yang diperingati umat Muslim sebagai malam diturunkannya Al Qur’an. Wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril adalah Perintah Membaca. “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu-lah Yang Maha Mulia. Yang Mengajari (manusia) dengan pena. Dia Mengajarkan Manusia apa yang tidak diketahuinya (QS. Al ‘Alaq: 1-5). Ada dua kata yang menjadi sorotan, yaitu Baca dan Pena.
Memang, setiap orang memiliki kemampuan menulis, dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Begitu juga dengan kemampuannya membaca. Tapi, tidak semua orang memiliki kesempatan untuk menuangkan tulisan dan melakukan aktifitas membaca, mungkin juga karena keterbatasan yang dimilikinya, termasuk keterbatasan media yang digunakannya.
Menulis dan membaca memang dua aktivitas yang tidak terpisahkan. Alhamdulillah, aku sangat menyukai kedua aktivitas ini. Salah satu media yang biasa aku gunakan untuk menulis atau mencari referensi tulisan (membaca) adalah blog. Menjadi blogger identik dengan menjadi penulis, ini sesuatu yang sangat layak untuk disyukuri. Karena hanya dengan demikian kita bisa merasakan betapa nikmat Allah begitu besar yang telah diberikan-Nya kepada kita, nikmat berupa kemampuan untuk membaca dan menulis sebagai gerbang ilmu pengetahuan. Hidup BLOGGER!!!
***
Inspirasi 17 Ramadhan [Part 2]
Sudah kita pahami bersama bahwa Al-Qur’an pertama kali diturunkan di bulan Ramadhan. Baik diturunkan secara keseluruhan, maupun ayat yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah SAW di Gua Hira, itu terjadi di bulan Ramadhan. Oleh karenanya, sangat tepat jika bulan Ramadhan ini disebut sebagai bulan Al-Qur’an.
Allah SWT berfirman: “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil)…” (QS. Al-Baqarah [2] : 185)
Dalam bulan Ramadhan yang mulia ini, hendaknya kita perbanyak interaksi kita dengan Al-Qur’an. Bentuk interaksinya antara lain :
1. Meyakini kebenaran Al-Qur’an
Kita harus yakin/beriman bahwa Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Keyakinan terhadap Al-Qur’an sebagai salah satu kitab Allah adalah merupakan salah satu rukun iman, yaitu beriman kepada kitab-kitab Allah, diantaranya Al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan petunjuk/pedoman yang diberikan Allah terutama kepada manusia sebagai cara hidup agar selamat di dunia maupun akhirat.
2. Membaca, menghapal, dan mendengarkan Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an sangat banyak keutamaannya. Kita simak salah satu firman Allah SWT, “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Faathir : 29-30)
Marilah kita senantiasa berusaha untuk menghafalkan Al-Qur’an sekuatnya, semampunya, disertai dengan usaha yang sungguh-sungguh. Jangan sampai kita tidak memiliki hafalan Al-Qur’an sama sekali. Rasulullah bersabda,“Orang yang tidak mempunyai hafalan Al-Qur’an sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh.” (HR Tirmidzi)
Demikian pula mendengarkan Al-Qur’an juga merupakan ibadah. Sebagaimana Rasulullah SAW juga pernah meminta Ibnu Mas’ud untuk membacakan beberapa ayat Al-Qur’an kepada beliau.
3. Memahami kandungan Al-Qur’an
Sebagai aturan/pedoman hidup, Al-Qur’an perlu dipahami kandungannya dengan baik. Kita perlu memahami, agar Al-Qur’an dapat direalisasikan, sebagai cara hidup yang kita tempuh.
4. Mengikuti, mengamalkan dan berdakwah
Sudah selayaknya, kita mengikuti dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Al-Qur’an tidak cukup hanya dibaca, dihafal, diperdengarkan, tetapi jauh lebih penting dari itu, Al-Qur’an harus diikuti dan diamalkan. Allah SWT berfirman, “Dan Al-Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.” (QS. Al-An’am: 155)
Bentuk interaksi lainnya adalah berda’wah dengan Al-Quran. Allah SWT berfirman,“…agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (QS. Al-Furqan: 1javascript:void(0))
Itulah 4 cara kita dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an. Apalagi dalam bulan Ramadhan yang disebut sebagai bulan Al-Qur’an, interaksi kita dengan Al-Qur’an harus ditingkatkan.
***
Saat membaca, bacalah dengan menyebut nama Allah. ..
Saat menulis, tulislah dengan tetap mengingat akan kebesaran Allah…
Jakarta, 17 Ramadhan 1431 H _ 03:03
[Habis menatap langit dari beranda kos lantai 2, berharap dapat melihat bulan, bintang, dan Mars eh... malah lihat kucing sedang sisiran (menjilati bulunya) di atas genteng.. Hehe... lucunya... ^^v]
Aisya Avicenna




Tulisan ini diposting pada bulan Agustus 2010 di blog sebelumnya
 

Menggapai Impian


Dalam menggapai impian, memang diperlukan keikhlasan dalam bersabar. Ikhlas bersabar saat berjuang, ikhlas bersabar menikmati proses, dan ikhlas bersabar menunggu hasil yang diimpikan. Hingga pada akhirnya rangkaian kata inilah yang akan terucap dan terhujam di hati, 
“ALHAMDULILLAH, AKHIRNYA…”.
*semua indah pada saatnya* 
[Aisya Avicenna] 



Tulisan ini diposting pada bulan Agustus 2010 di blog sebelumnya

Berbagi itu Luar Biasa Bahagianya


Sabtu, 21 Agustus 2010 pukul 15.30 aku bersiap berangkat ke Manggarai. Hmm, berpetualang lagi nih! Maklum, sebagai pendatang baru di belantara Jakarta ini, aku belum cukup mengenal daerah-daerah di Jakarta termasuk Manggarai. Berbekal informasi yang aku dapat dari Mbak Karina (salah satu personel FLP DKI Jakarta), untuk bisa ke Manggarai dari terminal Kampung Melayu, aku harus naik metromini 60. Keluar dari RedZone dengan mengenakan tas punggung kesayanganku, aku menuju depan Indomaret Jalan Otista II, naik Kopamilet Jaya 18 menuju Kampung Melayu. Turun di Kampung Melayu, aku sempat tanya ke sopirnya di mana tempat metromini 60 mangkal. Pak sopir menunjukkan arahnya. Akupun berjalan menuju tempat yang ditunjuk pak sopir. Karena tak kudapati satupun metromini 60, aku bertanya ke seorang tukang ojek. Wah, ternyata metromini 60 itu sudah jarang beroperasi. Ya sudah, akhirnya aku memutuskan untuk naik busway. Sesuai arahan dari seorang kakak seniorku (alumni UNS yang sekarang juga di Jakarta), aku naik busway kemudian turun di halte Matraman I. Dari halte Matraman I aku berjalan menuju halte Matraman II kemudian naik busway yang jurusan Pulo Gadung. Di busway, sempat membuka AL Qur'an digitalku yang ada di HP untuk mengecek hafalan. Eh, lagi asyik-asyiknya, ternyata sudah sampai di halte Manggarai. Ternyata dekat sekali. Setelah dari halte, aku mencari Metromini 62 arah Pasar Minggu. Akupun bertanya pada seorang kondektur Kopaja. Terima kasih Ya Pak, sudah ditunjukkan.

Aku berjalan menuju tempat Metromini 62 itu mangkal sembari membuka halaman belakang buku "DIARY RAMADHAN" merahku yang sudah kutulis alamat lengkap Panti Asuhan Muslimin Jaya. Saat membayar ongkos kepada sang kondektur Metromini 62, aku mewanti-wantinya untuk menurunkanku di Gang Bedeng. Alhamdulillah, 5 menit kemudian sampai juga di Gang Bedeng. Turun, lalu berjalan kaki menuju panti. Eh, ketemu Mbak Dina Purnamasari yang sedang asyik telepon. Rambut baru nih! Mbak Dina adalah rekan seperjuanganku di Divisi Non Fiksi Muda Angkatan ke-14 FLP DKI Jakarta. Sampai di panti, sudah ada Mas Rusdin dan istrinya, Eva "Vana Pinkerz", dan beberapa rekan. Kami langsung naik ke lantai 2. Acara baru dimulai dan sudah sampai sesi perkenalan. Duduk, langsung ditunjuk untuk memperkenalkan diri. Waw, subhanallah... adik-adiknya banyak banget. Imut-imut. Setelah perkenalan, acara selanjutnya adalah permainan. Mbak Desi selaku MC mengarahkan adik-adik pada permainan kali ini. Adik-adik dibagi selembar kertas berisi 4 buah gambar dan mereka diminta untuk menceritakan gambar itu dengan menuliskannya. Wah, semua jadi pada serius menulis. Semangat!!! Saat itu, aku duduk di samping dua anak yang setelah kuintip tulisannya, baru aku tahu kalau mereka bernama Rio dan Bowo. Bowo kelas 3 SD, sedang Rio kelas 4 SD. Tulisan Bowo bagus, pakai huruf tegak bersambung. Saat aku sedang asyik 'ngobrol' dengan Mbak Suri, tiba-tiba Rio bertanya, "Bu, tulisannya berapa banyak?". Wehhh, aku dipanggil "ibu", kontan aku dan Mbak Suri nyengir. Hehehe... Pukul 16.45, kompetisipun berakhir. Selanjutnya, pembacaan puisi oleh Mbak Asqa yang berjudul "Renunganku"



Aku ingin seperti seorang syuhada

Yang hidup di sisi-Nya untuk selamanya

Aku ingin seperti seorang syuhada

Yang melimpahkan seluruh hidup hanya kepada-Nya

Ya Allah...

Betapa besar kenikmatan yang Engkau berikan

Segala kebahagiaan dan kekecewaan yang kualami

Adalah untuk mempertebal imanku

Aku berhamdalah

Tatkala Kau berikan kenikmatan

Dan aku belajar bersabar

Tatkala aku mendapat kesulitan

Karena ku yakin

Ada setitik harapan dalam kesusahanku

Karena ku percaya pada janji-Mu

Ya Allah...

Betapa lapangnya hati ini

Setelah begitu banyak kesulitan yang aku hadapi

Sekarang terbukalah mata hatiku

Bahwa hanya kepada Engkaulah

Tempat aku memohon pertolongan

Hanya Engkaulah yang mampu mengobati semua kesusahanku

Allah, terima kasih atas segalanya

Atas petunjuk dan hidayah-Mu kepadaku

Atas kerahiman-Mu yang masih mempedulikan aku

Sungguh, aku hanya dapat berharap kepada-Mu

Bukan kepada seorang manusiapun

Kini, aku lebih percaya kepada-Mu

Memahami maksud dan tujuan hidupku di dunia

Mengerti akan alasan Engkau menciptakan diriku

Memahami fungsiku di dunia ini

Ya Allah, begitu besar rasanya aku mencintai-Mu

Cinta yang begitu tulus dan murni

Tapi, mampukah aku mencapai cinta-Mu?

Hanya dengan izin-Mu, aku mampu mencapainya

Akhirnya, hanya ridho-Mu yang kucari

Hanya surga-Mu yang kudamba

Semoga Engkau selalu bersamaku

Dalam hatiku

Karena aku membutuhkan-Mu

Ya Allah, bila Kau panjangkan umurku

Jadikanlah aku orang yang beriman

Dan jangan Kau sia-siakan hidupku

Karena aku ingin sepenuhnya mengabdikan hidupku kepada-Mu



Oh ya... banyak personel FLP DKI Jakarta yang punya rambut baru nih. Sebut saja, Mbak Dina, Ikal, dan Pak Arya. Wew...

Setelah pembacaan puisi, dilanjutkan dengan sambutan oleh pengelola Panti Asuhan Muslimin Jaya, Bapak Idris. Pada sambutannya tersebut beliau menyampaikan bahwa saat ini jumlah total anak-anak panti sebanyak 50 orang, 30 laki-laki dan 20 perempuan. Mereka ada yang yatim piatu, yatim, piatu, dan anak-anak dari keluarga tidak mampu.

Selanjutnya, sambutan dari Kepala suku FLP DKI Jakarta, Taufan E.Prast. Dengan gayanya yang cuek tapi konyol, Kang Tef memperkenalkan FLP Jakarta kepada adik-adik. Beliaupun berharap bahwa acara ini tidak hanya sekali, tapi berkesinambungan karena berbagi itu luar biasa bahagianya.

Setelah itu, Kang Tef memperkenalkan beberapa penulis yang sudah menghasilkan banyak karya. Sebut saja, ada Mas Sokat, Kang Andy Joy Terjal Sunarto, Mbak Karina, Mbak Iecha, Mbak Era, dll. Kang Tef bagi-bagi doorprize. Saat adik-adik ditanya, "Siapa yang hari ini sudah baca buku?" Dengan berani Rio mengangkat tangan. Buku yang ia baca berjudul "Kura-kura". Akhirnya ia berhasil mendapat hadiah sebuah buku berjudul "Usamah bin Zaid". Setelah itu, adik-adik yang berani maju ke depan untuk menyanyi, mendapat doorprize berupa buku. Bowo juga maju dan menyanyikan lagu "Balonku ada Lima". Paling lucu waktu ada dua anak yang menyanyi "Cicak-cicak di Dinding". Hap-nya berkali-kali. Kata Kang Tef, kalau "hap" nya cuma sekali, berarti baru satu nyamuk yang mati. Jadinya "hap"-nya berkali-kali deh. Wah, Kang Tef ngerjain adik-adik nih. Hehehe...

Menjelang pukul 17.15, hadirlah Ustadz Zaki Mubarok di tengah-tengah kami. Beliau menyampaikan tausyah. Berikut inspirasi yang didapat :

Bila kita sayang pada anak yatim, insya Allah kita akan mendapat syafaat dari Rasulullah Saw. Kita akan dekat dengan Rasulullah Saw seperti dua jari yang saling merapat, bukan merenggang. Ustadz menceritakan tantangan-tantangan yang dihadapi Rasulullah Saw saat menyebarkan agama Islam. Ketika mau ke masjid, beliau "disambitin" oleh seorang kafir Quraisy. Tapi Rasulullah Saw tidak marah, beliau terus berdoa pada Allah agar orang yang melemparkan itu diberi petunjuk. Sampai suatu hari, saat Rasulullah Saw hendak ke masjid, tidak ada lagi yang "menyambiti" dia. Ternyata orang itu sakit dan jatuh miskin, malah sekarang jadi "tukang kemis" (pengemis). Hmm, waktu pak ustadz ngomong "tukang kemis" ini, banyak yang kasak-kusuk di belakangku. Membahas, kata dasar "kemis" yang sepertinya tak ada. Hehe... dasar penulis!!! Saat itu Rasulullah Saw sedang sakit, Abu Bakar bertemu dengan Aisyah dan menanyakan apakah ada kebiasaan Rasulullah Saw yang belum beliau laksanakan. Aisyah pun menceritakan kalau Rasulullah Saw sering memberi makan seorang pengemis buta yang dulu pernah "menyambiti" Rasulullah Saw dengan batu. Rasulullah tetap memberikan perhatian pada pengemis buta itu. Sebelum Rasulullah Saw sakit, beliau sering memberi makan orang itu. Lalu Abu Bakar mendatangi pengemis buta itu untuk memberikan makan. Tapi pengemis buta itu merasa ada yang berbeda. Pengemis itu mengatakan bahwa yang biasanya memberi makan, orangnya lembut. Akhirnya Abu Bakar mengatakan bahwa yang biasanya memberinya makan adalah Rasulullah Saw, orang yang biasa dia "sambiti".

Hikmah yang bisa diambil dari kisah di atas adalah : jika kita mendapatkan keburukan dari orang lain, jangan dibalas dengan keburukan pula, tapi balaslah dengan kebaikan.

Ustadz Zaki juga menyebutkan "Orang-orang yang dirindukan surga", yakni :

1. Membaca Al Qur'an

"Siapa yang sudah dapat juz 1?" Ustadz Zaki bertanya pada adik-adik.Alhamdulillah, Rio kembali mengangkat tangannya.

Setiap 1 huruf Al Qur'an mengandung 10 kebaikan

Di bulan Ramadhan, setiap amalan digandakan 70 kali. Termasuk membaca Al-Qur'an. Kalau Alif Lam Mim saja 3 huruf, berarti sudah berapa kebaikan tuh yang didapat?? Tapi jangan Alif Lam Mim melulu yang dilafalkan!!

2. Orang-orang yang senantiasa menjaga lisannya

3. Orang yang memberi makan orang-orang yang kelaparan

4. Orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadhan

Pukul 05:57 adzanpun berkumandang, kami membaca doa buka puasa.

Ikal dan pasukannya (Arief, Soson, Sayuda) membagi-bagikan es buah dan makanan ta'jil pada kami. Aku, Mbak Suri, dan Budhe Anisa makan sambil bercakap-cakap pakai bahasa Jawa. Ngerjain Mawah nih! Hehehe... maaf ya Say!

Senang juga rasanya melihat adik-adik makan dengan lahapnya.

Habis makan snack, kami sholat Maghrib berjamaah, sebagian sholat di panti, sebagian lagi sholat di masjid dekat panti.

Setelah sholat berjamaah, kami makan bersama. Kardus kotak makannya berwarna MERAH. I LIKE IT. Setelah dibuka... SURPRISE!!! Isinya nasi yang dibungkus daun pisang. Bentuknya lucu. Setelah bungkusnya dibalik posisinya baru ketahuan kalau itu namanya NASI BOGANA, khas Tegal! Setelah dibuka, ternyata kayak nasi rames. Kami pun makan bersama. Dasar penulis, sambil makan sempat-sempatnya kita membahas tentang EYD dan beberapa kosa kata termasuk kata "disambiti" dan "kemis" tadi. Lucu!!! ^^v.

Sambil makan, aku mengamati Rio dan Bowo. Aku tanya pada mereka kenapa tidak dimakan. Mereka menjawab kalau mereka pengin makan nanti saja. Selesai makan, si kecil Rio beringsut mendekatiku. Ia pun bertanya, ""Bu, boleh tukar buku ini dengan Al-Qur'an itu?" Aku jelaskan padanya bahwa buku itu hadiah untuknya, sedang Al-Qur'an itu akan diserahkan ke panti dan bisa dia baca setiap saat. TERHARU!!!! Jadi makin cinta sama Rio, si kecil itu sangat tahu bahwa Al-Qur'an begitu berarti dalam hidupnya.. SUBHANALLAH....!!!

Setelah makan bersama, FLP DKI Jakarta menyerahkan hibah Al-Qur'an dan buku kepada panti asuhan Muslimin Jaya. Kemudian salam-salaman foto bersama deh! Serunya... Rio kembali mendekatiku dan mencium tanganku. Si kecil ini dah lengket ma aku deh ^^v.

Sebelum pulang, ada pembagian sertifikat INAUGURASI MUDA Angkatan 14 FLP DKI Jakarta. Hiks, ada beberapa yang belum kebagian. Ke mana hayo???

Subhanallah, hujan turun saat perjalanan pulang. Meski bawa payung, tapi aku tak membukanya. Biarkan diri ini merasakan cinta-Nya secara langsung lewat titik-titik air yang jatuh dari langit. Semoga ini pertanda berkah dari-Nya atas kegiatan yang kami lakukan hari ini. Aamiin...

***

Seutas tali memadu simpul tawamu duhai kawan
Simpulnya jatuh dipelupuk nurani yang tertambat cinta
Cinta berkawan bersama nikmati semusim masa
Disela kehangatan berkawan adalah aku pandang
Satu persatu garis wajah duhai kawan penuh harapan
Andai saja slalu bersama setiap masa sehati
Suratan Tuhan kita disini menapaki cerita bersama
Cinta berkawan karna sehati dalam kasih Illahi
Tepiskan hal yang berbeda agar kisahmu teramat panjang
Simpan rapi harapan berkawan selamanya..

(Cinta Berkawan_Edcoustic)

***

Special buat Anggota Muda angkatan 14 yang datang : Deasy, Mbak Suri, Mbak Dina, Mbak Nain, Eva, Mimin, Fitri, Mawah, Budhe Anisa, Mbak Nisa, Mbak Retno, Ikal, Arief, Soson, Sayuda, Ghofar, hmm... sapa lagi ya??? tetep jaga ukhuwah kita yaaa...

Untuk angkatan "Tua" ada Kang Taufan (pastinya), Mbak Era, Mbak Asqa, Mbak Iecha, Mbak Karina, Mbak Desi, Mbak Ade, Kang Arya, Pak Lamuna, Mas Rusdin, dll... terus bimbing kami ke "JALAN YANG BENAR" ^^v



Jakarta, 23 Agustus 2010

Aisya Avicenna




Tulisan ini diposting pada bulan Agustus 2010 di blog sebelumnya
 

Indonesiaku, Indonesiamu, Indonesia Kita


Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,
Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi
berterang-terang curang susah dicari tandingan,
Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu
dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek
secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,
Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan,
senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan
peuyeum dipotong birokrasi
lebih separuh masuk kantung jas safari,
Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal,
anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden,
menteri, jenderal, sekjen dan dirjen sejati,
agar orangtua mereka bersenang hati,
Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum
sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas
penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,
Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan
sandiwara yang opininya bersilang tak habis
dan tak utus dilarang-larang,
Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata
supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,
Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah,
ciumlah harum aroma mereka punya jenazah,
sekarang saja sementara mereka kalah,
kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka
oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,
Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia
dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli,
kabarnya dengan sepotong SK
suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,
Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan,
lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,
Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja,
fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,
Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat
jadi pertunjukan teror penonton antarkota
cuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita
tak pernah bersedia menerima skor pertandingan
yang disetujui bersama ….
(Dikutip dari puisi karya penyair Indonesia, Taufik Ismail: “Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia”)
***
Melihat kondisi bangsa kita seperti dalam puisi di atas akankah kita berdiam diri saja???
Mari terus kobarkan semangat MERAH PUTIH dalam diri kita!!!
***
17 Agustus…
Ternyata kemarin kita masih merayakannya dengan upacara bendera.
Ternyata kemarin kita masih hafal lagu Indonesia Raya
Ternyata kita masih ingat pada cara tegap kita menghormat merah putih
Ternyata cinta kita pada Indonesia masih begitu besar bahkan meledak-ledak…
Tapi itu… kemarin!
Hari ini… masih adakah rasa cinta yang demikian besarnya pada Indonesia seperti yang dirasa kemarin?
Atau rasa kemarin hanya sekedar euforia belaka? Sesaat, lalu hilang terbawa angin…

Jika memang kita adalah generasi penerus bangsa, agen perubahan bangsa, motor penggerak bangsa, maka kita harus mulai peduli dengan nasib bangsa, berjuang dalam dimensi kita, semampu kita, dan setulus hati kita. Tak hanya kemarin, tapi juga sekarang, dan sampai kapanpun…
***
Ya Allah..Lindungilah bangsa ini dengan kuasa-Mu,
Ya Allah..Tuntunlah bangsa ini dengan cahaya-Mu,
Ya Allah..Ridhoilah bangsa ini dengan kasih sayang-Mu,
Ya Allah..Ampunilah segala dosa bangsa ini, yang terkadang lalai memuja-Mu,
Ya Allah..Ampunilah segala dosa bangsa ini, yang sering menyekutukan-Mu,
Ya Allah..Yang Maha Penyayang, Yang Maha Bijaksana,
Mudahkanlah jalan bangsa ini meraih kebahagiaan dunia akhirat,
Ya Allah..Yang Maha Besar, Yang Maha Luhur..
Kami bersujud pada-Mu, Semoga Engkau selalu membukakan pintu hidayah-Mu pada hamba yang nista..
Robbana ‘atina fiddunyaa khasanah wa fil akhiroti khasanah waqinaa ‘adzabannar..
Bangkitlah negeriku...
Harapan itu masih ada!!!
***
Indonesia ...
Merah Darahku, Putih Tulangku
Bersatu Dalam Semangatmu

Indonesia ...
Debar Jantungku, Getar Nadiku
Berbaur Dalam Angan-anganmu

Gebyar-Gebyar, Pelangi Jingga

Biarpun Bumi Bergoncang
Kau Tetap Indonesiaku
Andaikan Matahari Terbit Dari Barat
Kaupun Tetap Indonesiaku

Tak Sebilah Pedang Yang Tajam
Dapat Palingkan Daku Darimu
Kusingsingkan Lengan
Rawe-rawe Rantas
Malang-malang Tuntas
Denganmu ...


Indonesia ...
Merah Darahku, Putih Tulangku
Bersatu Dalam Semangatmu

Indonesia ...
Debar Jantungku, Getar Nadiku
Berbaur Dalam Angan-anganmu

Gebyar-Gebyar, Pelangi Jingga

Indonesia ...
Merah Darahku, Putih Tulangku
Bersatu Dalam Semangatmu

Indonesia ...
Nada Laguku, Symphoni Perteguh
Selaras Dengan Symphonimu

**
Aku masih di sini.. di Indonesia!
Aisya Avicenna




Tulisan ini diposting pada bulan Agustus 2010 di blog sebelumnya
 

Dulu Menulis, Kini Menulis, Sampai Nantipun Menulis

Oleh : Aisya Avicenna *)

Tahun Millenium sebagai Tahun Pijakan Pertama
Tahun 2000 yang juga dikenal sebagai tahun millenium menjadi momentum kelahiran Forum Lingkar Pena (FLP) DKI Jakarta. Saat itu ketua pertamanya adalah Saifulah M. Satori yang juga membawahi ketua cabang lainnya, yakni : Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Depok, Bekasi, Bogor, dan Tangerang. Meski kegiatan-kegiatannya masih menumpang dengan kegiatan FLP Pusat, sedikit demi sedikit FLP Jakarta mulai memperkenalkan diri pada khalayak.
Tahun 2002, FLP DKI Jakarta memasuki kepengurusan periode kedua di bawah pimpinan Azimah Rahayu. FLP DKI Jakarta mengalami perkembangan yang semakin pesat. Pada kepengurusan kali ini, FLP DKI Jakarta menggabungkan semua cabang. Untuk wilayah Tangerang, Bekasi, Bogor, dan Depok sudah tidak di bawah pimpinan ketua FLP DKI Jakarta lagi. Karya yang dilahirkan FLP DKI Jakarta juga semakin banyak. Masyarakat juga semakin berminat untuk bergabung dengan FLP.
Tahun 2004 FLP berganti kepengurusan lagi. Di bawah komando Andi Tenri Dala, pada periode ini terjadi perubahan yang cukup signifikan terkait pembagian wilayah, cabang, dan ranting.
Tahun 2007 kepemimpinan beralih ke Billy Antoro. Periode keempat FLP ini lebih berorientasi secara eksternal, berbeda dengan periode pertama, kedua, dan ketiga yang memang lebih berorientasi secara internal pada pondasi organisasi, struktur, dan pola kaderisasi. Pada periode ini FLP DKI Jakarta mencoba lebih mengenalkan eksistensi dirinya di berbagai media yang ada. Menulis dan terus menulis.

Ruhnya di Masjid, Semangatnya Berbagi
Pada tahun 2010 ini, kepengurusan FLP DKI Jakarta memasuki periode ke-5. Taufan E. Prast-lah yang diberi amanah sebagai ketua. Misi kepengurusan kali ini adalah menjadikan FLP DKI Jakarta yang penuh motivasi, melapangkan komunikasi, dan merajut silaturahmi. Seperti visi awal berdirinya FLP pada tahun 2007, yakni membangun Indonesia cinta membaca dan menulis serta membangun jaringan penulis berkualitas di Indonesia. FLP DKI Jakarta juga turut sepakat untuk menjadikan menulis sebagai salah satu proses pencerahan umat. Itulah mengapa disebut bahwa ruhnya FLP itu di masjid, selain karena tempat pertemuan rutin anggota FLP DKI Jakarta juga dilakukan di Masjid Amir Hamzah, Taman Ismail Marzuki.
Seburuk-buruknya tulisan anggota FLP Jakarta, pasti di dalamnya mengandung hikmah dan pelajaran. Tulisan yang mencerahkan, tulisan yang berpondasi pada Islam, dan tulisan yang mampu menebarkan kebaikan adalah tulisan-tulisan yang menjadi barometer karya anggota FLP Jakarta. Tulisan sebagai interpretasi dari semangat berbagi kebaikan lewat rangkaian kata yang berpadu menjadi karya yang inspiratif.
Pada tanggal 17-18 Juli 2010 di Palm Hill, Cikereteg, Bogor dilantiklah anggota terbaru FLP DKI Jakarta. Mereka dilantik menjadi anggota muda FLP Jakarta angkatan 14. Kini, FLP DKI Jakarta dengan pendatang barunya semoga juga memberi warna baru yang beriring dengan prestasi baru juga. Selain itu, semoga keanggotaan baru ini dapat menjadi sarana kompetisi untuk saling meningkatkan kompetensi masing-masing, mengingat persaingan di dunia kepenulisan juga semakin ketat.

Karya yang Menjadi Warisan
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, penulis mati meninggalkan karya. Itulah yang menjadi harapan setiap penulis yang ada di FLP DKI Jakarta. Biarlah tulisan-tulisannya itu menjadi harta paling berharga untuk diwariskan. Biarlah karya-karya itu menjadi pemberat timbangan amal di hari akhir kelak. Harapannya, semoga seiring berjalannya waktu, FLP DKI Jakarta juga semakin maju dan produktif dalam mencetak penulis berikut karya-karyanya yang mampu memberi pencerahan bagi para pembaca. Karena menulis adalah sarana berinvestasi di akhirat yang bisa mendatangkan pahala yang berlipat. Dulu menulis, kini menulis, dan sampai nantipun akan terus semangat untuk merangkai tulisan terbaik.

Referensi : Modul Pelatihan Pramuda Angkatan 14

*) Penulis esai ini adalah Aisya Avicenna. Pemilik nama asli Etika Suryandari, S.Si ini berprofesi sebagai statistisi, penulis dan juga entrepreneur. Senang membaca, mengoleksi buku, dan berpetualang. Anggota Muda angkatan ke-14 FLP DKI Jakarta ini, mempunyai blog di : www.thickozone.blogspot.com

Ditulis dalam rangka mengikuti LOMBA INTERNAL FLP DKI JAKARTA




Tulisan ini diposting pada bulan Agustus 2010 di blog sebelumnya