By : Faliq
Panas matari, hujan air mata rindu
Menyemai taman dzikir, taman doamu
Mawar-mawar yang
Dia kirimkan padamu
Tumbuh merekah, hiasi sajadah
Yang terus memanjang pada sisa kala
Di taman dzikir, taman hening yang mawar itu
Kau temui ribuan perempuan cahaya
MenjelangNya memohon untuk merengkuhmu
Oh sahaya, yang resah merindu
Tlah kau tumpukan penuh awan-awan asa
Dan kau dekap pelangi mahabbahNya
Kau fana yang memanjati langit ma’rifatNya
Di taman dzikir, taman do’a dan nafasmu
Di tengah perempuan-perempuan cahaya
Kau menjaga dengan air mata
Di taman dzikir, taman do’a dan nafasmu
Di tengah perempuan-perempuan cahaya
Nyala masa yang tersisa
Demi hasrat abadiitu
Sungguh telah Dia fanakan dirimu itu
Tetapi tidak cintamu kepadaNya
Sebab di taman dzikir, doa dan nafasmu
Oh cintamu dan
Kekasih adalah baka
Tuhan, bila sujudku padaMu,
Karena aku takut Neraka
Bakar aku dengan apinya
Bila sujudku padaMu,
Karena damba Syurga
Tutup untukku Syurga itu
Namun bila sujudku demi Kau semata
Jangan palingkan wajahMu
Tuhan, aku rindu menatap KeindahanMu
[lagi senang denger nasyid ini]
Tulisan ini
diposting pada bulan Juni 2010 di blog sebelumnya

Sesungguhnya
setiap titik pada lintasan hidup kita adalah dalam rencana indahNya.
Setiap lintasan, setiap persimpangan, dan setiap pilihan adalah dalam
kehendak dan rencanaNya yang sempurna dan paripurna. Setiap perjumpaan,
kebersamaan, dan perpisahan bukanlah ketidaksengajaan. Takdir kita
adalah hasil dari bertumpuknya ketetapan yang saling berhubungan dengan
sarana sebab akibat. Kita merasa memilih dengan pengetahuan dan akal
kita, tapi dalam ke-Maha Tahu-anNya, semua "pilihan" adalah titik
semata. Hanya titik!
Rencana dan ketetapan-Nya
tidak mungkin bisa ditolak oleh siapapun, juga tidak akan bisa
dihalang-halangi oleh apapun. Kita boleh saja menolak adanya malam dan
siang, namun malam tetap akan menjelang, meski kita membencinya, begitu
pula siang. Keduanya tetap akan datang bagaimanapun sikap kita. Kita
boleh saja menolak akan musibah yang menimpa kita, tapi itu sudah
menjadi skenario yang telah dituliskan-Nya, terindah untuk kita.
Begitulah takdir akan terus berjalan, suka atau tidak suka. Mau atau
tidak mau.
Jangan menolak apapun yang telah ditetapkan-Nya, karena
kita akan binasa, bahkan iman kita akan sirna, hati kita akan kotor
ternoda. Bisa saja! Jangan memberontak atau meronta, karena nurani kita
akan nelangsa. Tapi, jangan pernah menyerah pada keadaan! Kita bisa
berubah, asal kita mau!!! Asal kita mampu mengendalikan diri kita untuk
mau membuat keadaan berubah!
Memohonlah kepada-Nya agar membuat kita
ridha dengan keputusan-Nya dan sabar dengan apa yang kita alami.
Penderitaan, kesalahan, dan ketersesatan adalah jalan sebab kepada rasa
butuh kita, sehingga kita mau bertaubat dan berdoa kepada-Nya, menangis
dan mendamba kedekatan serta perhatianNya. Bersikap tenanglah di hadapan
takdir.
Diam… Bukan berarti tak bergerak untuk berubah atau mengubah!
Diam… Niscaya akan kita saksikan keajaiban-keajaiban terungkap!
Diam...
Maka akan kita saksikan bagaimana Gusti Allah mengubah kita,
membolak-balik diri kita dan mengurai KEINDAHAN dari balik semua yang
berlaku pada diri kita...
Jakarta, 210610_17:53
Dalam sepi… dalam diam… untuk sebentuk perubahan
Ya Allah, aku ingin melewatinya setenang kepompong yang hendak berproses menjadi kupu-kupu... dalam diam menuju keindahan! HENSHIN!!!
Aisya Avicenna
Tulisan ini
diposting pada bulan Juni 2010 di blog sebelumnya

Saudariku,
pasti kau tahu bunga mawar. Bunga yang sering menjadi lambang dari
cinta, romantisme, bunga yang warnanya tegas, jika ia berwarna merah,
maka ia akan berwarna merah darah, pekat!
Bunga mawar beraroma
harum, kelopak-kelopaknya begitu tertata, banyak, dan melindungi benang
sarinya dengan seksama. Mawar juga tidak mudah menggugurkan
mahkota-mahkota bunganya, betapa mawar tetap bermahkota dan berkelopak
meskipun mungkin bila ia dipetik dengan tangkainya dan ia diletakkan
tanpa air, ia mungkin layu, tapi mahkotanya tidak gugur! Bunga itu masih
lagi dilindungi kelopaknya yang tak kalah teguh. Bukan itu saja! Kau
tahu, saudariku? Mawar begitu sulit terjangkau! Ya! Kita harus
berhati-hati memetiknya sebab tangkainya yang meskipun kecil namun kokoh
itu berduri.
Begitulah. Setiap bagian
dari mawar sempat kuamati. Setiap bagian bunganya begitu mantap dan
teguh, selain bentuknya yang indah dan baunya yang harum. Mawar begitu
mempesona.
Mawar begitu misterius, elegan . Bentuk dan aromanya yang
mempesona, semua membuat orang ingin menikmatinya, memetiknya,
memilikinya. Tapi, ternyata tidak mudah mendapatkannya. Untuk memetiknya
kita harus berhati-hati agar durinya tidak melukai. Tidak sembarangan
kita bisa sambil lalu memetiknya, bila kita tidak ingin’diserang’ oleh
durinya. Tangkainya juga tidak mudah dipatahkan. Bila kalian pernah
mengalami, kita harus menggunakan alat (gunting, pisau) untuk
memotongnya. Iya kan ?
Hmm, begitulah. Mawar. Kau tau saudariku,
bahwa ada wanita-wanita seperti mawar. Tapi, mungkin tidak banyak. Dan
seorang muslimah yang seperti mawar??? Wah tentu lebih sedikit lagi. Aku
tidak sedang membicarakan kecantikan fisik, meskipun jika itu ada dalam
diri seseorang, kita tak bisa menyangkal untuk memujinya. Wanita atau
muslimah yang seperti mawar, begitu enak dipandang. Kecantikannya
terpancar dari sebuah keteguhan yang dalam. Kalaupun dia memang
dianugerahi kecantikan fisik oleh Allah, dia akan semakin cantik.
Kalaupun secara fisik dia tidak tergolong ‘begitu cantik’ namun dia
memancarkan kecantikan yang lain. Kecantikan yang membawanya pada sebuah
derajat yang begitu tinggi. Elegan.
Wanita yang seperti bunga
mawar memiliki keteguhan prinsip, dia mengerti setiap detil dari dirinya
begitu berharga, untuk itulah dia menjaganya, melindunginya dengan
seksama. Lihat betapa banyak ‘senjata’ yang dimiliki mawar untuk
melindungi putik dan benang sarinya. Itulah , perempuan apalagi
perempuan Islam, dituntunkan untuk selalu menjaga dirinya, karena setiap
bagian jasad, ruh dan akalnya memiliki potensi keindahan.
Wanita
atau perempuan yang berkarakter mawar juga sangat teguh pendiriannya.
Dia tidak mudah meluruhkan harga dirinya untuk hal-hal yang tidak sesuai
dengan jalan prinsipnya. Lihat, betapa mawar tidak mudah menggugurkan
mahkota bunganya meskipun ia layu. Perempuan-perempuan seteguh mawar
tidak akan meluruhkan kehormatannya . Dia akan menjaganya meskipun ia
harus berjuang untuk itu. Keadaan tidak membuatnya cengeng. Satu lagi,
saudariku. Mawar tidak mudah dipetik. Perempuan-perempuan yang teguh dan
meneguhkan, cerdas dan mencerdaskan, baik dan memperbaiki akan
memancarkan banyak energi. Semua orang tahu bahwa dia memiliki banyak
pesona. Namun pesona itu tidak membuatnya pongah. Pun begitu,
perempuan-perempuan berkarakter mawar selalu memancarkan keramahan,
kebaikan. Tapi untuk mendapatkannya? Nanti dulu! Bukan jual mahal, tapi
ia memiliki izzah (harga diri, kehormatan, rasa PD, bangga bukan karena
dirinya tapi ‘bangga’ karena ia memegang teguh Islam dan segala
peraturannya).
Pesona mawar membuat orang tidak berani
mempermainkannya. Pesona karakter ‘mawar’ akan menyeleksi siapa yang
beruntung mendapatkannya dengan cara yang baik, bukan menyerobot apalagi
memetiknya dengan paksa! Sebab jika itu dilakukan, Sang Mawar akan
melukai tangan pemetiknya yang kasar dan tidak beradab, iya kan?
Maka,
siapapun yang ingin memetik mawar-mawar muslimah itu, ia haruslah
seorang yang memiliki keteguhan dan daya juang! Ia harus meminta
mawar-mawar muslimah itu dari pemiliknya. Siapa pemiliknya? Sang
pencinta mawar itu dan pemilik kebun mawar yang sejak kecil merawat dan
menjaga Sang mawar agar tumbuh menjadi muslimah yang teguh.
Saudariku,
semoga kalian bergegas untuk menjadi kuntum mawar terindah di kebun
rumah orang tua kalian. Jika kalian seorang laki-laki, seorang muslim,
dan sedang ‘mengagumi’ salah satu kuntum mawar itu, bersiaplah untuk
menjadi pemetiknya yang ‘sekufu’, bukan karena hal-hal yang tampak, tapi
dari cara kalian memetiknya!
Ketuklah pintu pagar di mana mawar
itu tumbuh, datangi keluarga dimana mawar itu tumbuh dan terjaga (jangan
asal slonong apalagi merusak dan memaksanya!) kemudian mohonlah pada
Sang Pencipta mawar itu karena Dialah pemilik dan pemeliharanya yang
hakiki. Mohonlah agar Ia berkenan menjadikan kalian sepasang insan yang
menebarkan kebaikan di taman bumi dan mengetuk surga dengan keagungan
yang terjaga!
Dalam sebuah perenungan…
Dalam diam…
Ya Rabb… jadikan hamba seteguh sang mawar!
Jakarta, 22 Juni 2010
Dalam
sebuah peristiwa yang sempat menguji keteguhan, saat diri ini mencoba
untuk tegar dan tak terusik dengan lingkungan yang belum sepenuhnya
menerima dan mengerti tentang indahnya perbedaan. Ya Rabb, istiqomahkan
hamba… aamiin
Roseholic,
Aisya Avicenna
Tulisan ini
diposting pada bulan Juni 2010 di blog sebelumnya

Kamis,
17 Juni 2010 pukul 16.30 akhirnya Aisya berhasil keluar dari kantornya.
Rencana awal jam 16.15 mau izin pulang, tapi mendadak pukul 16.00
kepala seksi meminta Aisya mengerjakan sebuah surat persetujuan impor
sementara. Kaseksi berujar, kalau surat ini sudah selesai, kamu boleh
pulang! Alhamdulillah, dalam waktu kurang dari 10 menit Aisya berhasil
menyelesaikannya, padahal biasanya bisa memakan waktu lebih dari itu.
Sekitar pukul 16.45 Aisya sudah berada di dalam bajaj menuju kantor
Badan Pusat Statistik (BPS) untuk bertemu dengan sahabat SMA-nya. Wah,
padahal janjian jam 16.30. Udah telat pake acara macet, jadinya tambah
telat. Untungnya sahabat Aisya itu mau setia menunggu. Kemacetan lumayan
parah terjadi di dekat shelter busway Pasar Baru. Sebenarnya Aisya
ingin turun di situ saja. Tapi, sopir bajajnya melarang karena kalau
turun di situ, harus mencari celah jalan dulu karena jalanan di daerah
itu dibatasi oleh pagar terali. Aisya menuruti saran sopir bajaj.
Aisya
turun di tempat sahabat SMA Aisya menunggu. Sebut saja namanya Nurul.
Wahh... ternyata kalau mau naik busway antriannya panjang sekali.
Akhirnya Aisya dan Nurul sepakat untuk naik taksi saja. Mereka pun
meluncur menuju pusat kota Jakarta, melewati Masjid Istiqlal, Tugu
Monas, dan Patung Selamat Datang di Bundaran HI sampai akhirnya tiba
juga di Plaza Semanggi.
Awalnya bingung juga menuju lokasi digelarnya
“Si Windu Expo 2010”. Setelah berjalan asal ke suatu tempat, akhirnya
ditemukanlah beberapa tanda yang meyiratkan bahwa di sekitar situlah
lokasi exponya. Tanda-tanda itu antara lain : spanduk berwarna
putih-kuning-hitam yang berdiri berjajar, laskar kepanduan, dan pasangan
keluarga samara yang berseliweran. Alhamdulillah, sampai jualah di
tempat itu.
Aisya dan Nurul langsung mengunjungi beberapa stand di
Expo itu. Stand yang berisi buku-buku tak luput dari jejak Aisya. Mulai
dari stand Indiva, Al-I’thisom, dan Tarbawi Press. Akhirnya Aisya
membeli 4 buah buku yang sangat inspiratif menurutnya. Keempat buku itu
antara lain :
1. Beginilah Seharusnya Cinta! (buku ini buah karya
dari Fatih Beeman, ketua FLP Jatinangor, harganya tidak sampai Rp
20.000,00 kok! Berisi kisah-kisah inspiratif)
2. Agar Pasangan
Seindah Impian (Hmm, jangan tersenyum dulu! Aisya membeli ini bukan
hanya karena harganya yang hanya Rp 10.000,00, tapi juga karena
sampulnya berwarna MERAH, warna favoritnya! Hehe, selain itu juga karena
setelah dilihat di daftar isi, materi yang disajikan buku ini insya
Allah akan sangat bermanfaat di masa yang akan datang. Jika saat itu
tiba... ^^v)
3. Sepuluh Bersaudara Bintang Al Qur’an (Hmm, buku yang
satu ini harganya Rp 25.000,00. Kenapa Aisya membelinya? Karena buku ini
berisi kisah inspiratif keluarga Ustadzah Wirianingsih dan Ustadz Tamim
dalam mendidik buah hati mereka sehingga kesepuluh anaknya bisa
menghafal Al Qur’an. Memberikan inspirasi tersendiri bahwa sebuah
keluarga dakwah dengan banyaknya aktivitas yang dimiliki, tetap bisa
menjadikan anak-anak sebagai bintang. Hmm, semoga suatu saat bisa
demikian! Yang penting azzam sudah ada, tinggal ACTION!)
4. Membangun
Ruh Baru (Nah, Aisya memang sudah sejak lama mengincar buku ini,
alhamdulillah dipertemukan juga. Bahkan dengan harga yang sangat
miring!)
Selain itu, waktu berkunjung ke stand Indiva, Aisya juga
mendapat Majalah Gizone GRATIS! Rezeki euy... Alhamdulillah, pulang
dengan membawa 5 koleksi baru di perpus pribadi Aisya, AL FIRDAUS
(Semangat menuju 1000 koleksi di tahun 2010).
Pukul 19.30 Aisya dan
Nurul sudah standby di aula. Awalnya mereka ragu apa memang benar akan
ada bedah novel “BUMI CINTA” karena di ruangan itu masih sepi. Aisya pun
memberanikan diri berjalan ke dekat panggung untuk bertanya kepada
seorang panitia akhwat yang berdiri di dekat situ. Dari akhwat itu,
Aisya mendapat informasi bahwa memang benar akan ada bedah novel “BUMI
CINTA” di ruangan itu. Aisya dan Nurul akhirnya memutuskan untuk tetap
berada di tempat, bahkan Aisya berhasil mengajak Nurul untuk duduk di
garda terdepan. Hehe...
Pukul 19.45 akhirnya acara bedah novel-pun
dimulai. Diawali dengan pembukaan oleh MC dan dilanjutkan dengan
tilawah. Setelah itu, naiklah Habiburahman El Shirazy (Kang Abik) ke
atas panggung. Lurus dengan posisi duduk Aisya. Strategis euy! Pada
kesempatan ini, Kang Abik menuturkan sekilas tentang kisah dari novel
“BUMI CINTA” tersebut.
“BUMI CINTA” menceritakan seorang mahasiswa
asal Indonesia bernama Muhammad Ayyas yang mengadaan thesis di kota
Moskow, Rusia. Lewat tokoh Ayyas beliau ingin menyampaikan konsep
Ma’rifatullah yang beliau gambarkan saat Ayyas menjadi salah satu
pembicara dalam seminar yang menafikan adanya Tuhan. Selain itu, novel
ini juga menceritakan tentang Palestina lewat kisah Linor yang awalnya
seorang penganut Yahudi, ternyata ia adalah keturunan Palestina. Lewat
novel ini, Kang Abik ingin membuka wacana pembaca bahwa memang ada
hubungan yang erat antara Palestina dan Rusia. Sekarang ini, penduduk
yang berada di Israel adalah orang-orang Yahudi yang dulunya hijrah dari
Rusia.
Hanya sekitar 10 menit Kang Abik memaparkan sekilas tentang
kisah dari novel “BUMI CINTA” tersebut. Selanjutnya beliau lebih suka
jika ada dialog interaktif saja. Akhirnya, dibukalah sesi tanya jawab.
Aisya tak mau melewatkan kesempatan ini. Ia pun mengangkat tangan.
Alhamdulillah, ia diberi kesempatan pertama untuk bertanya. Aisya
mengajukan tiga buah pertanyaan. Apa pertanyaannya??? Beginilah
jawabannya :
1. Dalam pembuatan novel, ada 3 jenis ending cerita yang digunakan :
a. Ending tertutup => semua kisah sudah diselesaikan, pembaca tahu secara jelas tentang akhir ceritanya
b.
Ending terbuka => penulis memberikan kesempatan kepada pembaca untuk
menyelesaikan sendiri kisah yang ada dalam novel tersebut. Pembaca
diberi kebebasan berimajinasi untuk melanjutkan ceritanya.
c. Ending
setengah tertutup => sebagian permasalahan diselesaikan oleh
penulisnya, sebagian yang lain diselesaikan oleh pembaca.
Pada novel
BUMI CINTA ini, Kang Abik menuturkan bahwa beliau menggunakan ending
setengah tertutup. Sehingga pada akhir kisah di novel tersebut, tidak
disebutkan lagi apakah Linor mati atau tidak, Ayyas jadi menikah dengan
Linor atau tidak, dsb. Kata Kang Abik, kecenderungan pembaca di
Indonesia menyukai ending kisah yang tertutup karena bisa mengikis rasa
penasaran.
Atas pertanyaan pertama Aisya itu, Kang Abik akhirnya
membuka kartu bahwa kemungkinan novel itu akan ada kelanjutannya. Tapi
memang belum digarap. Mungkin juga akan dibuat dalam versi kisah yang
lain. Tunggu saja!
2. Kang Abik menuturkan bahwa ide lahirnya novel “BUMI CINTA” ini berasal dari 2 sumber :
a. Masukan dari pembaca, terutama para ibu yang menginginkan anak-anak muda bisa membentengi dirinya dari pergaulan bebas
b.
Saat kunjungan ke Jerman bersama seorang mahasiswa Indonesia yang
berada di sana. Mahasiswa tersebut ternyata tinggal di sebuah asrama
yang ditempati secara heterogen (bercampur) antara laki-laki dan
perempuan. Akan tetapi, mahasiswa tersebut mampu menjaga keimanannya dan
tetap memiliki ghiroh keislaman yang tinggi di tengah fenomena
pergaulan bebas di negara Eropa.
Oleh karena itu, lahirlah tokoh
Ayyas. Dari tokoh Ayyas tersebut, tentunya kita bisa mengambil hikmah
yang besar. Ayyas, dengan godaan seperti itu (pergaulan bebas di Rusia)
saja masih mampu mempertahankan izzah dan keimanannya. Lantas, bagaimana
dengan kita? Harusnya kita lebih mampu mempertahankan keimanan dan
kesucian Islam kita.
Kata Kang Abik, beliau sering ditanya oleh pembaca, “Adakah orang seperti Ayyas?”. Beliaupun menjawab, “Ada.”
3.
Sebagai jawaban atas pertanyaan ketiga dari Aisya, Kang Abik bercerita
bahwa hikmah besar yang beliau dapatkan ketika menulis novel ini adalah
beliau tergembleng untuk lebih bersabar. Beliau menuturkan bahwa
penulisan novel ini paling berat di antara novel-novel beliau
sebelumnya. Kok bisa terberat? Berikut pengakuannya.
a. Pada novel
Ayat-ayat Cinta (AAC), Kang Abik begitu mudahnya menjadikan Mesir
sebagai setting tempatnya karena beliau sudah 7 tahun tinggal di sana.
Beliau mengaku, saat pulang ke Indonesia beliau lebih hafal setiap sudut
kota Kairo daripada kota kelahirannya. Pada saat penulisan AAC, Kang
Abik belum menikah, sehingga beliau mempunyai waktu 24 jam untuk
menulis, 24 jam bersama Fahri, 24 jam bersama Aisha (bukan Aisya
Avicenna lho!), dan 24 jam bersama Maria. Nah, pada novel “BUMI CINTA”
ini, Kang Abik harus melakukan riset selama 6 bulan, karena beliau
memang belum pernah ke Moskwa, Rusia. Akhirnya beliau mencari orang yang
pernah tinggal di Moskwa, bahkan beliau terbang ke Malaysia untuk
menemui seorang guru dari Indonesia yang pernah mengajar di Moskwa
selama 6 tahun. Dari riset tersebut, Kang Abik merasa seolah-olah sudah
pernah ke sana.
b. Novel “BUMI CINTA” ini ditulis di tengah-tengah
kesibukan penyelesaian film Ketika Cinta Bertasbih (KCB), sehingga novel
ini terselesaikan dalam waktu 1 tahun. Saat sedang melaksanakan haji,
Kang Abik juga sempat menyelesaikan novel ini. Ketika sedang berada di
Mina, setelah lempar jumroh, Kang Abik lebih memilih berdiam diri di
maktab untuk menulis daripada hanya sekedar jalan-jalan. Sekitar 20%
dari novel ini dikerjakan di Mekah dan Madinah.
Kang Abik berpesan :
menulis adalah suatu jenis pekerjaan yang biasa dilakukan dalam kondisi
sepi! Menulis memberikan pelajaran bahwa penulisnya harus mampu
menertibkan diri, membuat jadwal, dan mampu menentukan kapan tulisannya
selesai. Menulis butuh KONSENTRASI dan KESENDIRIAN!
Aisya sangat puas
dengan jawaban Kang Abik. Penanya selanjutnya adalah seorang ikhwan
bernama Yogo Pandito. Lewat pertanyaan dari Akh Yogo, Kang Abik kembali
membuka kartu bahwa pada bulan Ramadhan nanti akan ada KCB versi
sinetron yang akan mengisahkan kehidupan rumah tangga Azzam dan Anna
pasca menikah. Hmm, jadi penasaran! Kang Abik juga menyampaikan bahwa
saat ini sudah ada Production House (PH) yang menawari beliau untuk
memfilmkan “BUMI CINTA”. Akan tetapi, masih perlu banyak pertimbangan,
terutama masalah setting tempat.
Lanjut ke penanya ketiga. Seorang
ikhwan yang tidak menyebutkan namanya. Dari pertanyaan beliau, Kang Abik
menjawab bahwa dalam membuat novel, penulis harus mampu menguasai
ceritanya dari awal sampai akhir. Setelah cerita itu menyatu utuh dalam
pikiran, maka langkah selanjutnya adalah menuliskannya... SAMPAI
SELESAI!!!
Hmm, lagi-lagi Kang Abik buka kartu! Beliau menceritakan
bahwa novel original Ayat-ayat Cinta karya beliau adalah mahar yang
beliau berikan pada sang istri. SO SWEET banget ya! Maharnya sebuah maha
karya! Beliau memberikan mahar berupa novel tersebut karena
terinspirasi oleh kisah seorang ulama yang memiliki seorang putri yang
sangat sholihah dan cerdas, bahkan ilmunya serupa dengan sang ayah.
Ulama tersebut berpikir keras, siapa ya pemuda yang pantas untuk menjadi
pendamping putrinya. Di antara sekian banyak pemuda yang menjadi
muridnya, ada seorang pemuda pendiam yang ternyata secara diam-diam
pemuda itu mensyarahkan kitab yang ditulis gurunya (ulama tersebut).
Suatu hari si pemuda menyodorkan hasil karyanya pada sang guru untuk
dimintai koreksi beliau. Ulama tersebut sangat terperanjat karena murid
pendiamnya ternyata sangat cerdas, bahkan ulama tersebut merasa belajar
lebih banyak lagi dari tulisan yang dibuat pemuda itu. Akhirnya ulama
menawarkan untuk menikahkan putrinya dengan pemuda itu dengan mahar
tulisan yang telah dibuatnya. Pemuda itu pun tak menolaknya. Hmm, so
inspiring!
Kang Abik sangat meyakini akan janji Allah, bahwa Allah
akan memberikan banyak rezeki setelah menikah. Iyyakunu fuqara
yughnihimullahu min fadhlihi wallahu waasi’un aliim, jika mereka miskin
Allah akan mampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha Luas lagi
Maha Mengetahui (Q.S. An-Nur: 32)
Sebelum menikah, Kang Abik
mempunyai sepeda motor Jupiter Z hasil kredit. Setelah menikah, ternyata
novel Ayat-ayat Cinta yang awalnya hanya diterbitkan oleh Republika
dalam bentuk potongan-potongan kisah, malah menjadi MEGA BEST SELLER di
mana-mana. Istri Kang Abik pun mengatakan bahwa maharnya adalah mahar
yang termahal dan sangat luar biasa! MAHAR SEBUAH MAHA KARYA! So
AMAZING!!!
Pertanyaan selanjutnya datang dari seorang ikhwan lagi.
Beliau menanyakan mengapa novel Kang Abik selalu menggunakan kata
“CINTA”. Kang Abik pun menjawab bahwa menurut Ibnu Qayyim, “CINTA ADALAH
SALAH SATU KEBUTUHAN DASAR MANUSIA”. Semua orang ingin dicintai. Orang
sejahat apapun pasti perlu cinta. Semua orang juga ingin mencintai.
Sasaran utama novel ini adalah para remaja. Tema cinta adalah tema yang
paling bisa membuat remaja tergerak untuk memperhatikan.
Sesi tanya
jawab sudah selesai. Weh, Aisya jadi satu-satunya penanya akhwat nih!
Dasar.. ^^v! Kang Abik pun turun dari panggung bersama sang moderator.
Aisya dan Nurul membuntuti. Hmm, akhirnya setelah tiba di salah satu
stand yang menjual novel “BUMI CINTA”, Kang Abik berkenan berbagi tanda
tangan.
Aisya sempat berfoto dengan Kang Abik. Beliau juga berkenan
memberikan tanda tangan dan tulisan berupa pesan inspiratif di blocknote
milik Aisya. Aisya saat itu tidak membawa novel “BUMI CINTA” karena
pada awalnya ia tidak mengetahui kalau akan ada bedah novel di expo itu.
But, it’s OK, never mind!
Kang Abik berpesan pada Aisya :
“JADILAH MUSLIMAH YANG BERPRESTASI”
Mantap euy! Terima kasih Kang Abik...
Alhamdulillah, segala puji hanya tertuju bagiMu Ya Allah...
Satu lagi impian Aisya terwujud!!
Semakin bersemangat untuk terus berkarya dan menjadi muslimah yang berprestasi!
TARBIYAH MADAH HAYAH!!!
KEEP FIGHT!!!!
Backsong : BERGEGASLAH_SUARA PERSAUDARAAN
Ketika kudaratkan kaki di Hanadi
Kulihat ribuan wajah penuh cinta dan harapan
Kerinduan akan sebuah tempat persinggahan
Ditengah hiruk pikuk gemuruh panas pulau Batam
Pelabuhan hati - hati yang gersang
Dengan merindu kedamaian dan uluran kasih sayang
Peraduan jiwa - jiwa yang lelah
Sekedar melepas beban di dada yang terus bertambah
Duhai kawan kujaga slalu kuatkan azzam di hati
yang kini hidup mereka dalam curahan kasih Illahi
Duhai kawan agar tak lapuk usiamu
Sirna ditelan masa dalam lumpur debu anganmu
Jadikanlah Allah sebagai tujuan
Sandaran hati nurani agar terhempas keraguan
Jadikanlah Rasulullah teladan
Panutan hidup manusia hingga sampai akhir zaman
Jadikanlah ia sebagai Hajar
Jadikanlah ia sebagai Mariam
Jadikanlah ia sebagai Hathijah
Wanita perkasa penuh keaguangan
Jadilah dikau sebijak Lukman Hakim
Jadilah dikau setegar Ibrahim
Jadilah dikau sekasih Muhammad
Rosul akhir zaman panutan umat
Dalam penantian panjang… Menunggu senyuman mentari menghias pagi!
Jakarta, 170610_00:00 (midnight)
Aisya Avicenna
Tulisan ini
diposting pada bulan Juni 2010 di blog sebelumnya

Judul Resensi : Agar Anak Makin Cinta
Judul Asli : Kaifa Takuna Abawaini Mahbubain?
Penulis : DR. Muhammad Fahd Ats Tsuwaini
Penerbit : Dar Iqra’ Iin Nasyr wat Tauzi’
Cetakan IV : 2005
Judul Terjemahan : Alfabet Cinta; 28 Cara agar Orangtua Dicintai Anaknya
Penerjemah : Arif Munandar
Penerbit : Mumtaza, Solo
Cetakan I : Juli 2009
Harga : Rp 16.000,00
Melalui
buku ini kita akan berusaha mengenali sarana-sarana praktis yang setiap
hari bisa kita gunakan untuk membahasakan cinta dan kasih sayang kepada
putra-putri kita. Sebagai orang tua, pastinya sangat menyayangi mereka.
Tetapi, terkadang kita lalai memberitahu hal itu kepada mereka, atau
karena kita tidak mampu mengungkapkannya dengan kata-kata, serta malu
untuk mencium atau membelai mereka.
Pada buku
yang tidak terlalu tebal ini, disajikan secara runtut, sesuai urutan
huruf Hijaiyah mengenai 28 cara aplikatif agar orang tua semakin
dicintai anak-anaknya yang dinamakan Alfabet Cinta oleh penulisnya.
Lewat Alfabet Cinta ini diharapkan dapat menjadi sarana praktis bagi
orang tua dalam membahasikan cinta dan kasih sayang mereka pada
putra-putrinya. Ke-28 Alfabet Cinta itu akan diuraikan secara ringkas
sebagai berikut.
1.Addib = Didiklah!
Didiklah putra-putri Anda dan
asuhlah mereka dengan baik seperti sabda Rasulullah SAW : “Rabbku telah
mendidikku dan membaguskan pendidikanku”. Hal ini bisa terlaksana
dengan mengajari anak beretika dan berinteraksi dengan baik kepada :
Allah, Al-Qur’anul Karim, Rasulullah SAW, para Nabi dan Rasul lainnya,
para sahabat, orang-orang shalih dan para ulama, seluruh kaum muslimin,
binatang, benda-benda mati, dsb.
2.Bayyin = Jelaskan!
Ungkapkan
pendapat tentang anak-anak Anda. Sebab, mereka senang mendengar
penilaian Anda terhadap diri mereka dan seberapa besar keridhaan Anda
pada mereka, meliputi : pekerjaan, prestasi belajar, penampilan dan
tugas-tugas rumah mereka.
3.Ta’assaf = Tunjukkan Penyesalan!
Tunjukkan
penyesalan dan segeralah minta maaf manakala Anda terlanjur melakukan
sesuatu yang dapat menyakiti hati putra dan putri Anda.
4.Tsaqqif = Luaskan Wawasan!
Luaskan
wawasan anak-anak Anda dan kenyangkan mereka dengan pengetahuan.
Wawasan bisa membantu anak membangun kepribadian yang berimbang. Wawasan
adalah jalan kesuksesan, peluang besar untuk menguasai berbagai ilmu
serta merupakan bidang spesialisasi dan kreasi.
5.Jâhid = Berjihadlah!
Bersama
anak-anak Anda, berjihadlah di jalan Allah setiap hari melalui
mujahadah nafs, bersabar dalam menjalankan ketaatan dan sabar menerima
cobaan dalam urusan sehari-hari.
6.Habbib = Cintakanlah!
Cintakanlah
anak-anak Anda pada perbuatan baik dan bakti. Ini tak mungkin terwujud
melalui ucapan dan janji-janji semata, tapi juga memerlukan sikap-sikap
konkret sedari dini agar mereka tumbuh di atas kebaikan-kebaikan itu.
7.Khâlil = Sayangilah!
Sayangilah
anak-anak Anda. Jadilah teman mereka dalam belajar, kawan dalam
perjalanan, sahabat dalam memahami, serta mengetahui rahasia-rahasia
mereka, menjadi orang yang tulus menasihati dan mengarahkan mereka.
8.Dâfi‘ = Pertahankan dan Bela!
Pertahankan
anak-anak Anda. Jangan sampai mereka menjadi mangsa empuk iblis beserta
antek-anteknya dari bangsa jin dan manusia. Di sini, peran Anda dalam
membelanya termanifestasi dalam sikap simpati Anda terhadap dirinya jika
ada seseorang yang menyakitinya, ia terancam bahaya atau menghadapi
satu masalah yang membuatnya menjadi ciut.
9.Dzâkir = Ingatkan!
Orang
tua mengajarkan pada anak-anak mereka untuk senantiasa beribadah dan
juga berdzikir tiap saat, wajib mengingatkan anak akan urusan pribadi
mereka, pekerjaan rumah, dll
10.Râghib = Rindukan!
Rindukan putra-putri Anda pada surga, bahkan pada surga Firdaus yang tertinggi, dan peringatkan mereka dari neraka.
11.Zayyin: Perindahlah!
Perindahlah
ucapan, kata-kata, kalimat-kalimat dan semua yang keluar dari mulut
Anda kepada anak-anak Anda. Ucapan yang baik adalah shadaqah dan
berpengaruh besar pada kejiwaan anak serta kecintaanya pada orang tua.
12.Sallim = Ucapkanlah Salam!
Ucapkanlah
salam kepada anak-anak setiap kali bertemu mereka. Ucapkanlah
“Assalamu’alaikum”, maka bagi Anda sepuluh kebaikan. Ucapkanlah
“Assalamu’alaikum Warahmatullah”, maka bagi Anda dua puluh kebaikan.
Ucapkanlah “Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”, maka bagi Anda
tiga puluh kebaikan.
13.Syârik = Sertailah!
Sertailah
putra-putri Anda dalam tugas mereka. Beri mereka kesempatan untuk
melakukan tugas mereka sesuai kemampuan yang mereka miliki.
14.Shil = Jalinlah!
Jalinlah silaturahim. Ajari anak-anak menjalin silaturahmi dan mengunjungi sanak saudara.
15.Dhârib = Berbisnislah!
Berbisnislah
dengan halal dan ajari anak Anda untuk berbisnis. Agama kita yang lurus
menghasung kita bersikap mandiri dalam mencari rezeki, tidak
meminta-minta, tidak pasrah atau bergantung pada orang lain dalam
kebutuhan hidup.
16.Thabbib = Obatilah!
Obati
putra-putri Anda dan jangan menerlantarkan mereka dengan alasan malas
atau sibuk, atau malah berburuk sangka pada mereka. Berinisiatiflah
menempuh berbagai cara untuk memproteksi mereka dari sakit,
komplikasi-komplikasinya dan bermacam dampak buruknya.
17.Zhallil = Naungilah!
Naungi putra-putri Anda dengan cinta, kasih sayang, dan perhatian!
18.‘Allim = Ajarilah!
Ajarilah ilmu syar’i dan ilmu umum pada anak-anak Anda demi meraih kebaikan dunia dan akhirat.
19.Ghayyir = Ubahlah!
Ubahlah
gaya kepribadian Anda yang bisa membuat malu anak-anak, baik dengan
meninggalkan hal-hal yang negatif atau memunculkan hal-hal yang positif.
20.Farriq = Bedakan!
Bedakan
antara generasi Anda dan generasi mereka. Bedakan antara persepsi
mereka dan persepsi Anda. Mensinergiskan diri kita dan diri mereka
merupakan langkah solutif bagi perbedaan besar yang terjadi antara kita
dan mereka.
21.Qabbil = Ciumlah!
Ciumlah putra-putri Anda setiap hari. Demikian juga, izinkan mereka mencium Anda sebagai tanda cinta mereka pada Anda.
22.Karrim = Muliakanlah!
Muliakanlah putra-putri Anda. Jangan menghina, mengejek, dan meremehkan mereka.
23.Lâmis = Belailah!
Sentuh
raganya dan jangan menghalangi mereka merasakan gelora belaian dalam
menanamkan dan menumbuhkan cinta dalam hati dan cintanya.
24.Mâzih = Candailah!
Candai
dan bermainlah bersama anak-anak. Bermain merupakan kebutuhan naluriah
manusia, terlebih anak-anak kecil itu tumbuh dan merasakan cinta lewat
permainan.
25.Nâqisy: Koreksilah!
Koreksilah, ajak berdiskusi dan berdialog!
26.Haddi’ = Tenangkanlah!
Tenangkan dirimu, jangan tegang, dan berbesar hatilah dalam menghadapi kenakalan anak-anak Anda.
27.Waddi‘ = Ucapkan Selamat Jalan!
Biasakan melepas kepergian dan menyambut kedatangan anak
28.Yassir! = Permudahlah!
Termasuk
hak anak yang harus diberikan orang tua adalah anak merasa orang tua
suka memberi kemudahan dalam berinteraksi dengan memberi kesempatan
untuk mencoba dan terus mencoba.
Pada bagian akhir dari buku ini juga
dilengkapi tabel evaluasi kadar cinta Anda pada anak yang diisi oleh
anak-anak Anda. Dari hasil perhitungan pada tabel ini, Anda akan
mengetahui seberapa besar kecintaan Anda pada anak-anak Anda. Hasil
tersebut dapat menjadi bahan evaluasi bagi Anda.
"ROBBANA HAB LANA MIN AZWAJINA WA DZURRIYATINA QURROTA AYUN, WAJALNA LILMUTTAQINA IMAMAA."
(Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta
istri-istri kami penyejuk mata kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam
bagi orang-orang yang bertakwa) (QS. Al Furqon:74)
"ROBBI
AWZINI AN ASYKURO NIMATAKALLATI AN AMTA ALAYYA. WA ALA WAALIDAYYA WA AN
AMALA SHOLIHAN TARDHOH, WA ASHLIH LII FI DZURRIYATIY" (Wahai
Robbku, ilhamkanlah padaku untuk bersyukur atas nikmatmu yang telah
Engkau karuniakan padaku juga pada orang tuaku. Dan ilhamkanlah padaku
untuk melakukan amal sholeh yang Engkau ridhoi dan perbaikilah
keturunanku) (QS. Al Ahqof:15)
Jakarta, 170610_02:30
Aisya Avicenna
Tulisan ini
diposting pada bulan Juni 2010 di blog sebelumnya

26 September 2009
Pukul 12.00, terminal Giri Adipura Kabupaten Wonogiri
“Taqabalallalahu
minna wa minkum”. Kujabat tanganku erat pada sahabatku yang sudah
sekian tahun tak bertemu. “Taqabal ya kariim...” jawabnya tepat di
telinga kananku saat dia memelukku tak kalah erat. Sementara itu, ayahku
dan ayahnya juga bersalaman dan saling tegur sapa. Keakraban pun
kembali terjalin. Dialah Nuri, sahabatku sejak kelas 1 SMA. Kebetulan
tiga tahun semasa SMA kita selalu satu kelas. Ehm... skenarioNya memang
sangat indah. Siang ini, aku dan Nuri akan berangkat ke ibukota negeri
ini, Jakarta. Nuri memang sudah 4 tahun kuliah di sana. Sebuah sekolah
tinggi yang dulu juga sempat menjadi sekolah impianku. Sekolah Tinggi
Ilmu Statistika (STIS). Tapi apalah daya, rencana Allah lebih indah.
Nuri diterima di sekolah tinggi itu, dan akupun diterima di Universitas
Sebelas Maret (UNS) yang terletak di kota Solo. Dan semuanya itu memang
mendatangkan banyak hikmah bagiku, tepatnya bagi kami berdua. Hingga
akhirnya, kami dipertemukan kembali untuk berjuang bersama di Jakarta.
Pukul 13.00, bus Gunung Mulia berplat AD 1511 BG yang kami tunggu
akhirnya datang juga. Terminal itu pun menjadi saksi bisu perpisahan
dengan ayah kami masing-masing.
Pukul 15.30, di dalam bus Gunung Mulia.
“Udah bangun Ri?” tanyaku pada Nuri yang sedari tadi memejamkan matanya.
“Kamu tadi gak tidur to Nda?” tanya Nuri yang masih setengah mengantuk.
“Gak bisa tidur Ri, ku milih baca buku aja.”
Nuri
melirik buku yang sedang aku pegang. “Cie..cie...bacaannya sekarang
meningkat. ‘Bila Hati Rindu Menikah’ euy.. kamu mau nikah ya??
Mentang-mentang dah lulus!”
Aku hanya tersenyum simpul dan akhirnya
menimpali, ”Nikah?? Ya jelas maulah.. kamu juga mau kan?? Hihi..ni salah
satu langkah persiapanku, Ri. Banyak baca buku tentang ini, terutama
fiqihnya. Jodoh kita sudah ada, tinggal nunggu waktunya aja untuk
ketemu. Nah, biar tar ketemuannya gak malu-maluin gara-gara kita sedikit
ilmu, makanya manfaatkan ‘waktu tunggu’ itu dengan sebaik-baiknya.”
Nuri
mengangguk-angguk (bukan karena masih ngantuk), “Iya..bener katamu.
Kita sekarang kan dah lulus. Sudah saatnya kita memikirkan hal ini lebih
serius. Eh, Yanda.. teman-temanku di kampus juga dah pada syndrome
pengin nikah tuh..., bahkan ada yang sudah proses..”
“Tuh kan, kamu kapan???” tanyaku menyelidik.
“Emm...tunggu saja tanggal mainnya.” jawab Nuri sambil tersenyum simpul.
“Kayaknya duluan kamu Nur, lha wong kamu dah lulus. Tinggal penempatan. Sedangkan aku, ni aja masih mau tes CPNS,” kataku.
“Wallahu‘alam. RencanaNya jauh lebih indah dari rencana kita. Yadah, aku mau Al Ma’tsuratan.”
“Kalau begitu, aku juga akan melanjutkan baca buku ini,” kataku mengakhiri pembicaraan kami.
Pukul 17.30, masih di dalam bus Gunung Mulia
Benang-benang
jingga terajut membentuk nuansa senja yang indah. Kali ini senja
menyambutku di kota Semarang. Ehm... banyak kisah yang telah aku
torehkan di kota ini. Kisah-kisah petualanganku menggapai impian dan
mengukir prestasi. Alhamdulillah, rasa syukur mendesir dalam
hatiku..mengenang masa-masa perjuangan dulu di kota Semarang, kota
perjuangan, kota persahabatan. Dudukku di dekat jendela, jadi dengan
leluasa aku bisa menatap pemandangan di luar..
Ehm.. lagi bahagia
nih.. bukan saja karena salah satu impianku akan terwujud (menginjakkan
kaki di Jakarta)... tapi karena aku akan memperjuangkan terwujudnya
impianku yang lain. SEMANGADH 37x.. (mencoba menyemangati diri sendiri..
kesempatan itu tak datang dua kali).
Pukul 19.00, Rumah Makan Sari Rasa, Kendal
Bus
yang kami tumpangi berhenti tepat di samping Rumah Makan Sari Rasa. Di
rumah makan itu sudah berjejal puluhan bus Gunung Mulia yang lain.
Maklum, hari ini adalah puncaknya arus balik pasca Lebaran. Setelah
sholat, aku dan Nuri menuju ruang makan. Setelah itu, kami kembali ke
bus dan melanjutkan perjalanan. Laju bus terbilang lambat, agak macet.
Maklum, puncak arus balik. Kupandangi langit malam ini. Meski tak begitu
jelas tertangkap retina mata, tapi aku dapat menyaksikan ribuan bintang
menghiasi langit. Ku menoleh ke kiri, Nuri sudah larut dalam
mimpinya...dan akhirnya akupun menyusulnya...
Pukul 03.00, Bus Gunung Mulia
Aku
kembali terjaga. Nokia 5300 ku bergetar. Kubuka inbox. Sebuah pesan
dari bunda. “Bangun Mbak, sudah jam 3. Dah sampai mana?”. Langsung
kubalas SMS itu. Sudah menjadi rutinitas bunda, kalau jam 3 SMS atau
telepon membangunkan aku untuk Qiyamul Lail. Makasih ya bunda... Nuri
juga terbangun. Setelah itu, aku mengerjakan Qiyamul Lail dan
dilanjutkan sholat subuh. Pengalaman pertamaku sholat di dalam kendaraan
yang sedang melaju. Setelah itu, lanjut membaca Al Ma’tsurat dan Al
Qur’an merahku. Seiring lantunan ayat cintaNya, ternyata kami sudah
memasuki daerah Subang, Jawa Barat. Alhamdulillah...
***
27 September 2009
Pukul 08.00, Bus Gunung Mulia
Terik
sang surya menembus kaca bening bus yang kami tumpangi. Padahal baru
jam 08.00 pagi. Yaaa..inilah JAKARTA! PANAS!! Tapi jadi ingat filosofi
PANAS => Pasti Aku Nanti Akan Sukses!!!
Pukul 09.00, Terminal Rawamangun, Jakarta Timur
Alhamdulillah,
untuk pertama kalinya kakiku menapak di kota yang katanya metropolitan
ini. Flash...Sang Bagaskara tersenyum manis padaku…
***
28 September 2009
Pukul 10.00, Gelora Bung Karno, Senayan
Aku
dan Nuri duduk di bawah pohon rindang di halaman luar Gedung Tenis
Indoor, Gelora Bung Karno, Senayan. Kami baru saja survey lokasi ujian
tahap kedua (tes tertulis) CPNS Departemen Perdagangan (Depdag) yang
akan digelar tanggal 30 September esok lusa. Alhamdulillah, aku
dinyatakan lolos seleksi administrasi sehingga berhak mengikuti ujian
tertulis.
***
30 September 2009
Pukul 07.30, Gedung Tenis Indoor, Gelora Bung Karno, Senayan
Sekitar 4000-an orang memenuhi Gedung Tenis Indoor Senayan pagi ini.
Dari 4000-an orang yang akan mengikuti tes ini, hanya akan diambil 160
orang sesuai dengan formasi yang dibutuhkan Departemen Perdagangan. Aku
duduk bersama para “CALON STATISTISI”. Ehm, bersaing dengan 80-an orang
yang luar biasa dan hanya dua orang saja yang akan terpilih.
Bismillahirrahmanirrahim…
Pukul 13.00, Halte Bus Senayan
Alhamdulillah, setelah berkutat dengan 300-an soal pilihan ganda yang
“menantang”, akhirnya selesai juga tes tertulisnya. Tinggal menyerahkan
hasilnya pada Sang Maha Kuasa. Siang ini begitu terik. Dengan berbekal
petunjuk arah yang diberitahu Nuri, aku mencoba pulang ke kost Nuri
sendirian. Pengalaman pertama menjelajah ibukota sendirian… SERU!!!
Pukul 14.00, Kost Oscom
Akhirnya sampai juga aku di kost Nuri. Kuceritakan kisah seruku hari
ini pada Nuri. Ehm, hari ini memang luar biasa!!! Kemudian aku bersiap
untuk kembali ke kampung halamanku di Wonogiri karena pengumuman ujian
tertulis masih tanggal 26 Oktober. Apapun hasilnya, pastinya itulah yang
terbaik dari Allah SWT. Inilah keyakinanku….
***
8 Oktober 2009
Pukul 14.00, Kantor Asuransi Bumiputera Solo
Setelah wisuda tanggal 3 September 2009 yang lalu, aku mendapat
kesempatan menyelesaikan sebuah proyek di kantor Asuransi Bumiputera
Solo. Hari ini suasana yang kurasakan di kantor memang lain dari
biasanya. Perasaanku tak menentu. Tiba-tiba, ada SMS dari seorang teman
yang juga ikut tes CPNS di Depdag. Alhamdulillah, dia mengabarkan kalau
aku lolos, dia juga. Dari 80 orang diambil 4 orang untuk mengikuti tes
tahap ketiga. Kami memang berasal dari satu jurusan dan satu angkatan.
Oh ya, namanya Didi. Kebetulan kami juga berasal dari daerah yang sama,
Wonogiri. Bahagianya!!!
***
13 Oktober 2009
Setelah dinyatakan
lolos tes tertulis, aku mengikuti tes tahap III yaitu psikotes dan
wawancara. Pukul 08.00 aku dan Nuri berangkat menuju lokasi tes di
daerah Sawangan, Depok. Dengan berbekal selembar peta, kami pun menuju
tempat tersebut. Benar-benar menggelikan sekaligus petualangan yang
seru!!. Sampai di terminal Pulogadung, kami pindah naik angkot kecil
warna biru. Sambil menyusuri gambar peta di dalam angkot, akhirnya
sekitar pukul 10.30, kami sampai juga di daerah Wates, Sawangan, Depok.
Dari tempat turun, kami masih harus berjalan sekitar 300 meter menuju
kantor Pusdiklat Depdag.
Pukul 10.00, Masjid….. Sawangan, Depok
Karena
peserta ujian masuk pukul 12.15, aku dan Nuri memutuskan untuk
beristirahat di masjid yang berjarak 300 meter dari Pusdiklat. Sesampai
di masjid, kami berdua duduk santai di serambinya. Ada sekitar tiga
pedagang kaki lima yang mangkal di situ. Akhirnya, aku dan Nuri membeli
segelas dawet ayu Banjarnegara pada seorang bapak tua. “Segelas aja Nda,
takut ga habis.” kata Nuri. Emm..akhirnya kami meminum dawet itu
segelas berdua di bawah pohon rindang..sambil menikmati sepoi angin... A
beautiful friendship! Setelah dawet habis, kami kembali duduk di
serambi masjid. Nuri membaca buku “Quantum Tarbiyah”nya, sedangkan aku
memutuskan untuk melanjutkan tilawahku 2 halaman, setelah itu aku
memilih untuk membaca ayat cinta favoritku, Q.S. Ar Rahman. Selalu ada
rasa yang berbeda tatkala aku membaca surat ini. Selesai tilawah, aku
mengamati bapak tua penjual dawet tadi. Beliau sedang berjuang keras
memanggul dagangannya. Mungkin, beliau akan berkeliling lagi. “Ayo Pak,
semangat!!! Jangan menyerah!!!!“ teriakku sambil mengepalkan tangan kala
itu.. (tapi ya gak keras-keras...hanya Nuri yang dengar..^^) Setelah
waktu menunjukkan pukul 11.00, kami-pun meninggalkan masjid. Berjalan
kaki lagi.... Setelah makan di warung depan Pusdiklat, kami menuju
lokasi tes. Setelah sholat, aku memasuki ruangan tes, sedangkan Nuri
menungguku di mushola.
Test dimulai pukul 13.00. Sebelum test
dimulai, semua peserta diminta mengisi lembar biodata dan 5 lembar
kertas yang berisi pertanyaan mulai dari : apa pencapaian yang sudah
didapat dalam waktu dua tahun terakhir, penyikapan atas suatu kasus,
sampai gaji dan tunjangan yang ingin didapatkan. Waktu mengisi lembar
pertanyaan ini, aku lebih banyak memberi jawaban berdasarkan
pengalamanku semasa di kampus. Bagaimana kuliahku, aktivitas di kampus,
dll. Akhirnya pertanyaan demi pertanyaanpun dapat ku jawab. Ehm, semakin
menyadari bahwa “ngampus itu jangan hanya sekedar kuliah” (jadi inget
bukunya Ustadz Hatta Syamsuddin dan istrinya, “AGAR NGAMPUS TAK SEKADAR
STATUS”). Bagi yang masih ngampus, optimalkan waktu untuk mengasah
potensi yang dimiliki. Memang, tujuan perdana kita menjadi “penghuni
kampus” adalah untuk menjalankan amanah orang tua, kuliah yang rajin dan
tidak ‘neko-neko’. Yes, that’s a good vision! Tapi kalau ngampus cuma
kuliah (duduk anteng di kelas), ke kantin, dan di kost saja (istilah
kerennya 3K)..ya jadi hambar dung! Aku semakin merasakan manfaat
berorganisasi ketika memasuki dunia pasca kampus, lebih tepatnya waktu
memasuki dunia kerja.
Lanjut ke cerita tentang psikotes. Dari tim
penguji (para psikiater), membagikan beberapa buku yang berisi soal-soal
psikotes. Ada beberapa soal yang sudah cukup familiar karena sering
ditampilkan di buku-buku psikotes (tidak ada salahnya bagi yang mau
psikotes untuk membaca dan mencoba contoh-contoh soal di buku-buku
psikotes yang beredar di pasaran). . Salah satu tes yang membuat aku
agak “tuing-tuing” namanya tes PAULI. Peserta dibagikan gulungan kertas
besar ukuran A3 (kayaknya) yang berisi deretan angka yang dicetak
bolak-balik. Wuih... so amazing! Kita diminta menghitung dari atas ke
bawah. Alhamdulillah, sampai batas waktu berakhir, aku berhasil
menghitung sampai tinggal satu deret terakhir. Melelahkan, menguras otak
dan tenaga, tapi menantang. Asyik juga!!! Hal yang paling menyenangkan
adalah waktu tes menggambar. Maklum, salah satu hobbyku kan menggambar.
Peserta diminta menggambar manusia lengkap. Cling!!! Akhirnya aku
mendapat ide untuk menggambar ayah. Tidak mirip sih, tapi gambar itu
menjadi cerminan motivasi aku mengikuti tes CPNS di Depdag RI.
Pukul
17.00, alhamdulillah psikotes selesai. Langsung aku kabur ke mushola.
Nuri masih setia menanti. Terima kasih ya!!! Lanjut sholat ashar.
Terdengar guntur menggelegar di langit. Kata Nuri, tadi habis hujan
deras dan angin kencang. Tapi alhamdulillah, sekarang sudah reda.
Akhirnya kami pulang dengan berjalan kaki menuju tempat naik angkot,
kemudian naik angkot menuju stasiun Depok Baru.. Di stasiun itu, banyak
“pemandangan” yang cukup menarik perhatianku. Aku mencoba mencari
inspirasi di balik apa yang aku lihat, dengar, dan rasakan. Mulai dari
deretan ibu-ibu pengemis yang duduk berjajar di lorong stasiun, orkestra
jalanan, sampai seekor kucing yang membuatku sangat iba karena kaki
kanan depannya buntung, terluka. Dia berjalan terhuyung-huyung dengan
ketiga kaki lainnya yang masih normal. Kasihan sekali kucing itu. JANGAN
MENYERAH PUS!!! (teriakku dalam hati). Menjelang Maghrib, kereta
ekonomi non AC jurusan Jakarta tiba. Kami-pun menaikinya.
***
14 Oktober 2009
Berangkat
dari kos sekitar jam 9 lebih. Sampai di sana, singgah ke warteg dulu,
makan siang. Sampai di kantor Pusdiklat, alhamdulillah langsung boleh
masuk. Setelah sholat di mushola, langsung menuju ruangan tempat peserta
berkumpul sebelum wawancara. Seperti kemarin, Nuri menunggu di mushola.
Sebenarnya jadwalku wawancara pukul 14.00-14.30, tapi baru sekitar
pukul 15.30 aku memasuki “ruang eksekusi”. Sang eksekutor adalah seorang
bapak paruh baya, dengan perawakan sedang dan ramah sekali. Pertanyaan
demi pertanyaan pun menghujani aku. Alhamdulillah, sudah “sedia payung
sebelum hujan”. Maksudnya, alhamdulillah bisa menjawab dengan lancar
dengan suasana wawancara yang tidak menegangkan, malah terkesan seperti
curhat seorang anak kepada ayahnya. Semuanya mengalir begitu saja, tak
terasa hampir setengah jam kami berdialog. Jujur, kebanyakan jawaban
yang keluar adalah menceritakan pengalaman pribadiku saat di kampus.
Hampir 75 % aku menceritakan kisahku saat terlibat dalam beberapa
organisasi di kampus. Alhamdulillah...Terima kasih Ya Allah atas segala
kemudahan ini..
***
26 Oktober 2009
Pukul 20.13, Kost Pink, Solo
Aku
mencoba menenangkan hati sembari membaca Al Qur’an merahku. Yaa.. hari
ini akan ada pengumuman hasil seleksi CPNS Departemen Perdagangan. Akan
tetapi, sampai jam 20.00 belum ada pengumuman. Akhirnya, aku meminta
tolong Nuri untuk melihatkan pengumuman, karena dia bisa online di
kostnya. Setelah membaca Qur’an, iseng-iseng aku membuka facebook-ku..
Ada pesan dinding yang masuk. Dari Nuri. “Selamat, kamu ketrima.
Makan-makan lho!”.
Alhamdulillah, langsung aku sujud syukur di kamar
kostku. Aku telepon Nuri untuk memastikan. Ada dua nomor ujian untuk
formasi Calon Statistisi yang diterima dan salah satunya adalah nomor
ujianku. Sayang, Didi belum berhasil. Ya Allah, keputusanMu memang nomor
satu dan pasti yang terbaik. Langsung aku mengabari keluarga di rumah.
Ibu sampai menangis haru saat mendengarnya…
***
Kini, aku resmi
menjadi bagian dari Kementerian Perdagangan RI (sekarang tidak lagi
bernama “Departemen Perdagangan”). Menjadi seorang abdi Negara dan abdi
masyarakat. Aku bertekad untuk tidak hanya menjadi PNS yang biasa-biasa
saja, tapi aku ingin menjadi PNS yang LUAR BIASA… “Penghuni Neng Surga,
Pribadi Nan Sabar, Putri Nan Sholihah, Pengusaha Nan Sukses, Pendamping
Nan Setia, Petualang Nan Semangat, Penulis Nan Sensasional, Pembelajar
Nan Sejati, Penolong Nan Santun, Pemikir Nan Serius, Penasihat Nan
Solutif, dan Pemimpin Nan Sigap”. Amin…
-based on true story-
Jakarta, 090410_22:49
Aisya Avicenna
Sebenarnya
masih ada kisah yang belum saya ceritakan di sini. Dulu waktu
mengalaminya, saya berazzam, kisah ini akan saya beberkan ketika saya
sudah mendapatkan pekerjaan yang saya impikan. Alhamdulillah sekarang
impian itu sudah terwujud, berarti saya masih punya hutang untuk
menceritakannya. Sebuah kisah yang memadukan kenekatan, kekonyolan,
kesedihan, tapi juga inspiratif! Tak seorang pun tahu bahwa saya pernah
mengalaminya. Tapi, saya akan menceritakan semuanya!!! Tinggal menunggu
waktu yang TEPAT! ^^v
Tulisan ini
diposting pada bulan Juni 2010 di blog sebelumnya

Artikel ini nemu di sebelah… (sebelah kanan atau kiri?? Hehe, yang jelas saya edit dikit-dikit… tp ide dasar bukan dari saya…).
Selamat tersenyum!
Jangan lupa : Siapkan kalkulator atau sempoa!
Seorang temenku pernah bertanya "eh, kalo aku nikah tapi dengan gaji yang cuma Rp#### bisa ga ya?
hmmm.....
Maka
dari pertanyaan itu aku membuat survey asal, dan berikut adalah daftar
pengeluaran standar bulanan setelah nikah. Sekedar berbagi aja, buat
temen-temen yang mungkin juga mengalami 'Matery after merit phobia
syndhrome'
Daftar anggaran bulanan
(asumsi
:disusun berdasarkan skala proritas, disusun dengan sangat relatif, dan
berdasarkan basic needs standar menengah ke bawah)
1. Makan
Dengan asumsi sekali makan adalah 5000
Maka makan 3x sehari,kali 2 orang (kecuali kalau sepiring berdua, agak ngirit), kali 30 hari adalah Rp 900.000,00
Tips :
Rajin2 ke kondangan, dan bawa pulang nasi kotaknya. Pasti lebih ngirit!
2.Kontrakan
Dengan asumsi masih ngontrak di rumah petak, yang punya uda botak, tapi masih galak, dan punya anjing belum jinak.
Maka dana untuk kontrakan sekitar 500.000/bulan
Tips
Tinggallah di Pondok Mertua Indah. Niscaya dana di atas gak akan pernah ada.
Di
pondok mertua indah, anda akan bebas makan apa aja, termasuk 'makan
ati' (bagi yang mertuanya galak, so harus bersikap baik pada mertua)
3. Listrik dan Air
Dengan asumsi daya listrik 900 watt dan pake jetpam maka anggaran untuk listrik adalah 100.000/bulan
Tips
Jangan pake AC, cukup AC (angin cendela)
Jangan suka main Plestesyen, cukup main monopoli, sudamanda atau ular tangga ama istri terasa lebih romantis
4. Transportasi
Dengan
asumsi naik motor ke kantor, dengan motor yang paling irit rit rit,
maka untuk ongkos bensin dan servis adalah Rp 100.000,00.
Tips
Gunakanlah Bensin campur!
(maksudnyah campur dorong, pasti lebih irit)
Atau
ikutlah "Nebeng Fans Club", dengan alasan mempererat silaturahmi dengan
yang ditebengi maka perjalanan berangkat dan pulang kantor akan terasa
lebih menyenangkan. Lebih ngirit lagi naik sepeda. Bike to work gitu
lah!
5. Komunikasi
Dengan asumsi pake CDMA yang 1000/jam maka untuk sebulan, ongkos komunikasi berdua adalah Rp 100.000,00
Tips
Pakelah 'FREN' yang lebih murah (maksudnya kalo mau nelpon atau sms tinggal bilang "Freeen...minjam HP nya dong freen...")
6. Keperluan sehari-hari
Seperti sabun, odol, shampo, dll dsb
Dengan asumsi tidak pake fesyel, krimbat, manikyur, pedikyur, maka alokasi dana untuk ini sebesar Rp 50.000,00
Tips:
Mandi kalo perlu saja.
Untuk ngirit odol kembalilah memakai tumbukan batu bata (weleh… tipsnya purba banget)
7. Kesehatan
Seperti minyak kayu putih, vitamin, obat pusing, maka alokasi cadangan untuk kesehatan sebesar Rp 50.000,00
Tips
Jaga kesehatan
Jangan begadang...kalo tiada artinya...begadang bole saja...asalkan sambil ronda (halah!!)
8.Entertaiment
Nah ini kalo ada uang lebih aja, bisalaah sekali2 nomat, lari pagi, atau makan martabak sekali-kali
Jadi…
Dari asumsi basic needs di atas maka pengeluaran untuk tiap bulan adalah sebesar : 1.800.000/bulan
(masih gede juga ya… )
Mungkin ini bisa jadi bahan pertimbangan temen-temen ketika pengen nikah, untuk kemudian dibandingkan dengan pemasukan yang ada.
Kalopun
masih 'besar pasak daripada tiang' Anda bisa memperkecil pasak, atau
memperbesar tiang...ataauu. ..ga usak pake pasak, tapi dipaku aja!
Tapi ada 1 hal yang ga bisa dijelaskan dengan perhitungan ketika anda memutuskan untuk menikah
(serius mode on*)
Yaitu, berkah menikah
Selalu,
ALLAH SWT akan mencukupi kebutuhan umatnya yang mau berusaha dan
berdoa. Selalu bersyukur dan percaya bahwa ALLAH SWT Maha Menguasai
Segalanya.
Inilah pengertian ayat iyyakunu fuqara yughnihimullahu
min fadhlihi wallahu waasi’un aliim, jika mereka miskin Allah akan
mampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas lagi Maha
mengetahui (An-Nur: 32)
so, stop accounting, just do it!
Dengan sedikit perubahan by : Aisya Avicenna
Special
buat dua saudariku yang akan menggenapkan setengah diennya tahun ni!
Silakan diitung sendiri, percaya kok kalian pandai berhitung. Ini
sekedar joke lho ya! ^^v
Tulisan ini
diposting pada bulan Juni 2010 di blog sebelumnya

Album : Di Dalam 'Beat'nya Tetap Ada Cinta
Munsyid : Suara Persaudaraan
http://liriknasyid.com
Ketika kudaratkan kaki di Hanadi
Kulihat ribuan wajah penuh cinta dan harapan
Kerinduan akan sebuah tempat persinggahan
Ditengah hiruk pikuk gemuruh panas pulau Batam
Pelabuhan hati - hati yang gersang
Dengan merindu kedamaian dan uluran kasih sayang
Peraduan jiwa - jiwa yang lelah
Sekedar melepas beban di dada yang terus bertambah
Duhai kawan kujaga slalu kuatkan azzam di hati
yang kini hidup mereka dalam curahan kasih Illahi
Duhai kawan agar tak lapuk usiamu
Sirna ditelan masa dalam lumpur debu anganmu
Jadikanlah Allah sebagai tujuan
Sandaran hati nurani agar terhempas keraguan
Jadikanlah Rasulullah teladan
Panutan hidup manusia hingga sampai akhir zaman
Jadikanlah ia sebagai Hajar
Jadikanlah ia sebagai Mariam
Jadikanlah ia sebagai Hathijah
Wanita perkasa penuh keaguangan
Jadilah dikau sebijak Lukman Hakim
Jadilah dikau setegar Ibrahim
Jadilah dikau sekasih Muhammad
Rosul akhir zaman panutan umat
Lagi senang nasyid ini.... ^^v
Aisya Avicenna
Tulisan ini
diposting pada bulan Juni 2010 di blog sebelumnya

Judul Resensi : The Lost Syambel : Bukan Sekedar Buku Resep!
Judul Buku : The Lost Syambel
Penulis : Dan Bloon
Penerbit : B-First (PT. Bentang Pustaka)
Terbit : April 2010
Tebal : 156 halaman
Harga : Rp 32.500,00
The Lost Syambel adalah bacaan penuh teka-teki dan misteri yang tak
terkait sama sekali satu dengan lainnya. Novel hebat yang bisa membuat
pembacanya masuk ke dunia yang penuh ketegangan sekaligus kelelahan.
Terdapat pesan-pesan bijaksana bagi yang menyadarinya, dan terdapat
cerita yang menggugah selera bagi yang tidak menyadarinya.
Kisah memecahkan misteri yang berawal dari simbol-simbol yang terdapat
pada sebuah tripleks yang ditemukan secara tidak sengaja, berbekal ilmu
seadanya di dalam kedua tokoh utama (Obet dan Maemunah), mereka berusaha
memecahkan arti kode tersebut. Hasilnya sungguh di luar dugaan, namun
proses menuju hasil tersebut, lebih di luar dugaan.
Begitulah pengantar pembuka dari penerbit. Saya idem dengan penerbit juga deh!
Obet dan Mae (nama panggilan Maemunah binti Maomuntah) terlibat seru
dalam memecahkan sebuah misteri dari simbol-simbol unik pada sebuah
tripleks yang tak sengaja ditemukan di rumah kontrakan milik Obet.
Ternyata simbol-simbol itu awalnya ada hubungannya dengan teks
Proklamasi. Eh, pada akhirnya malah berhubungan dengan sebuah resep
sambel pete. Nah lo, kok bisa???
Novel ini bukan saja berisi
kisah-kisah konyol dari setiap tokohnya, tapi juga bisa disebut buku
sejarah berkolaborasi dengan buku resep. Karena novel ini membawa
pembaca melintasi sejarah nasionalisme bangsa Indonesia. Bahkan menambah
wawasan tentang sejarah beberapa museum dan patung-patung yang ada di
Indonesia, khususnya di kota Jakarta. Selain itu, novel ini menyajikan
resep yang bisa pembaca praktikkan jika ingin membuat sambel yang berasa
dahsyat. Hehe!
Okelah, selamat membaca sambil makan sambel!!!
Jakarta, 130610_00:02 (lewat tengah malam…)
Aisya Avicenna
Tulisan ini
diposting pada bulan Juni 2010 di blog sebelumnya

Judul Resensi : 2012-an Ancur!
Judul Buku : 2012-an; Seribu Enam, Kalau Nggak Percaya Tanya Toko Sebelah!
Penulis : Iwok Abqary
Penerbit : Lingkar Pena Publishing House
Terbit : Mei 2010
Tebal : 224 halaman
Harga : Rp 34.000,00
Sudah nonton film 2012 kan? Memang, film 2012 menjadi film terheboh
beberapa waktu silam. Film tersebut juga berhasil menjadi film
‘termurah’. Pasalnya, tanpa merogoh kocek Rp 15.000,- untuk menonton
film itu di XXI, banyak orang yang dengan mudahnya bisa menonton gratis
atau hanya mengeluarkan Rp 5.000,- untuk membeli CD bajakannya. Dasar
orang Indonesia, membajak kepingan CD memang lebih prospek daripada
membajak sawah, begitu mungkin jalan pikirannya.
Saya tidak akan membahas film 2012. Sudah jadul. Kali ini saya akan
mencoba berbagi review tentang buku baru saya. Baru beli dan baru baca
maksudnya! Buku ini berisi kumpulan cerpen ancur yang ditulis oleh
penulis-penulis yang tak kalah ancur. Eits, maaf! Ancur tulisannya
(gokil banget, -red). Cerpen-cerpen di dalam buku ini memang memberikan
efek negatif yakni membuat pembaca senyum-senyum atau ketawa-ketiwi
sendiri. Nah lo!
Buku ini berisi 12 judul cerpen yang mengisahkan
kekonyolan-kekonyolan para tokoh dalam menghadapi isu kiamat di tahun
2012. Ke-12 judul itu antara lain : Jomblo Parno (Iwok Abqary),
21-12-2012 is Dead! (Dhinny El-Fazila), Ki Amat Sudah Dekat (Taufan E.
Prast), Ada Apa dengan Tangky (Lia Chufyana), Kiamat itu Pedas! (Tria
Ayu K), Dua Ribuan Ujang (Azzura Dayana), 2012 (Zulfian Prasetyo), Gokil
Show (Ratno Fadillah), Kiamat? Bolos Sekolah, Ah! (Rex), Kiamat Pulsa
(Taufan E. Prast), 20:12 (Lian Kagura), dan Kiamat Datang Lebih Cepat
(Abdul Gafur).
Meskipun dibalut dengan kisah-kisah kocak dari setiap
pemain (tokoh) dalam masing-masing cerpen, hadirnya buku ini juga
membawa pesan yang sangat mulia, yakni mengingatkan kita bahwa kiamat
memang sudah dekat. Kiamat besar yang ditandai dengan luluh lantaknya
alam raya ini pasti terjadi, entah kapan, dan kita semua dituntut untuk
mempersiapkannya. Membekali diri kita dengan iman dan amal sholeh yang
seharusnya semakin kita tambah di setiap detiknya.
Buku ini bagus
untuk menambah tumpukan koleksi buku di perpus Anda (nambah 1.5
centimeter tingginya!), bagus juga untuk bahan dongeng sebelum tidur,
atau untuk bantal juga bisa (weh!). Okelah, daripada lama-lama membaca
tulisan saya ini, saya sarankan untuk segera membaca buku ini saja! Sip,
selamat membaca dan tertawa karenanya! Mumpung belum dilarang tertawa!
Tapi hati-hati, karena banyak tertawa dapat mematikan hati. So,
Waspadalah! Waspadalah!!!
Jakarta, 130610_23:15
Aisya Avicenna
Tulisan ini
diposting pada bulan Juni 2010 di blog sebelumnya