ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.
Tampilkan postingan dengan label Dunia Parenting. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dunia Parenting. Tampilkan semua postingan

Tarbiyatul Aulad After Holiday

Kamis, 6 Agustus 2009…
Aktivitas rutin di kost pagi ini… Agak ribet juga coz “prepare” nya kurang mateng (belum nyetrika..hihi), akhirnya nyetrika dulu..then… berangkat dengan niatan tholabul ‘ilmy ke masjid perjuangan tercinta, Nurul Huda UNS. Untung sampe sana belum dimulai.. Malah datangnya bareng sama ustadzahnya… ^_^
Kajian Muslimah (KAMUS) akhirnya dimulai lagi setelah kurang lebih sebulan “free” karena liburan. Bertepatan dengan pekan pertama di bulan Agustus, Kajian Muslimah kali ini bertemakan tentang Tarbiyatul ‘Aulad yang disampaikan oleh Ustadzah Lusi. Ini nih “racikan inspirasi” yang bisa terdokumentasikan dalam “AGENDA SHALIHAH” saya… afwan ya jika kurang lengkap (dilengkapi sendiri aja ya…:D)


Pendidikan anak di dalam Islam tidak hanya dari seorang ibu saja tapi juga ayahnya. So, sebelum punya anak, tentunya memilih ayah dari anak-anak kita dunk… Pilih yang baik agamanya agar rumah tangga yang kita bangun adalah rumah tangga yang sakinah. Mawadah, wa rahmah.. (keluarga samara gitu…). Untuk pembahasan ini, insya Allah telah disampaikan pada KAMUS yang telah lalu.. (hayo, pada datang ga’ pas bahas kriteria + cara memilih pendamping kita..ingat, jangan hanya mencari suami.. tapi, mencari “ayah dari anak-anak kita”.. gitu ya ukhti…


Lanjut.. Ada tujuh aspek tanggung jawab dalam pendidikan anak yaitu :
1. Tanggung jawab pendidikan iman
2. Tanggung jawab pendidikan moral
3. Tanggung jawab pendidikan fisik
4. Tanggung jawab pendidikan rasio
5. Tanggung jawab pendidikan kejiwaan
6. Tanggung jawab pendidikan sosial

7. Tanggung jawab pendidikan seksual

Ibu adalah penopang dalam rumah tangga. Dalam rumah tangga harus ada sinergisitas peran antara ayah dan ibu. Ibulah yang lebih dekat dengan sang anak. Akan tetapi, semarah-marahnya ibu, anak lebih takut kepada ayah (BETUL KAN???).
Peran ibu adalah sebagai MURABBI (murabbi berasal dari kata ‘rabba’ yang berarti ‘pengelola, pemelihara, pengarah, pendidik’). Murabbi bukan hanya guru spiritual saja.


Syarat ibu sebagai MURABBI : ikhlas, takwa, punya ilmu pengetahuan, penyantun, dan tanggung jawab.
Pada KAMUS kali ini lebih menekankan pada pembahasan “
Tanggung Jawab Pendidikan Keimanan”.Sejak dini (malah sejak sebelum dilahirkan”, anak harus dilatih dan dibiasakan untuk sholat. Secara psikologis, hal ini akan berpengaruh. Salah satu dalil naqlinya tertuang dalam Q.S. Taha : 132 yang artinya “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan sholat, dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya…”
Pada saat anak berumur 7 tahun, diberi pelajaran tentang gerakan dan bacaan sholat yang benar.
(waktu menunjukkan pukul 07.00…saya meninggalkan KAMUS ini untuk syuro’ sie konsumsi di Masjid Nurul Amal, jadinya catatan saya di AGENDA SHOLIHAH juga berhenti sampai di sini. Eits, tapi tenang saja, akhirnya saya pinjam catetan teman..dan inilah kelanjutannya…)


Ciri-ciri istri sholihah :
a. Bertanggung jawab di rumah suami
b. Menjaga harta suami
c. Menjaga diri


Abdul Rozak mengatakan “Ajarkanlah kepada anak-anak dan keluargamu tentang kebaikan dan didiklah mereka”.


Didiklah anak untuk
1. Mencintai nabi
2. Mencintai keluarga nabi
3. Membaca AL Qur’an


Kaidah-kaidah Usulul Iman :
1. Ussulutsalasah : Ma’rifatullah, Ma’rifatul Rasul, Ma’rifatul Islam
2. Rukun Iman
3. Rukun Islam



…. To be continued…. [lanjut di KAMUS selanjutnya…]


UkhtiQ… jangan lupa menghadiri kajian rutin muslimah (KAMUS) di masjid Nurul Huda UNS tiap hari Kamis yak… Ramaikan majelis ilmu ini… Let’s tholabul ilmy together… ^^v Love you coz Allah ukh!!!

(Tulisan ini diposting pada bulan Agustus 2009 di blog sebelumnya)
Aisya Avicenna

Metode Pendidikan Anak yang Efektif

Kamis, 4 Juni 2009 bersama dengan Ustadzah Lusi, mengkajiTarbiyatul ‘Auladdalam Kajian Muslimah (KAMUS) di beranda selatan masjid Nurul Huda.

Berikut ini ilmu yang saya dapatkan pagi itu…


Ada 5 metode pendidikan anak yang efektif, antara lain :


1. Pendidikan dengan Keteladanan
Kita memberikan keteladanan pada anak dengan menceritakan :
a. Ibadah Rasul
b. Kepemurahan Rasul
Kalau mau sesuatu, banyaklah member, nanti akan diberi. Pada umur 2-3 tahun, ego anak sudah mulai muncul, so ajarkan kepemilikan dan murah hati
c. Kezuhudan Rasul
d. Sikap tawadhu’ Rasul
e. Sikap dan penyantun Rasul
f. Sikap kesehatan dan keberanian Rasul
Keteladan di atas akan lebih terekam pada diri anak, kalau sudah dilakukannya..
(Jadi pengin koleksi buku anak-anak tentang Rasulullah SAW, buat persiapan juga..hehe… )


2. Pendidikan dengan Pembiasaan
Biasakan anak dengan sesuatu yang baik
Kebiasaan itu dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
Ex : bagi anak perempuan, biasakan pakai jilbab sedari kecil (Harus dipraktekkan dan dibiasakan nih!!!)
Jangan lupa kita juga harus punya argumentasi dalam memberlakukan kebiasaan itu pada anak.
Tidak ada yang sulit kalau kita MAU!! PASTI BISA!!! 



3. Pendidikan dengan Memberikan Pelajaran
a. Ajakan-ajakan/seruan-seruan yang argumentatif, misal : nasihat Lukman untuk anaknya yang tertuang dalam Q.S. Lukman.
b. Al Uslubul Qoshoshi : cerita-cerita yang ada di dalam Al Qur’an, misal : kisah Nabi Yusuf, Maryam, Ashabul Kahfi, Bani Israil, dll
c. Pesan-pesan langsung/perintah-perintah praktis
Cara Rasulullah SAW mengajari putra/putrinya adalah dengan :
a. Dialog
b. Perumpamaan
c. Ringkas, tidak membosankan, tepat
d. Memperhatikan moment dan kesempatan
e. Mendahulukan yang lebih penting (menjawab pertanyaan tidak harus sama)


4. Pendidikan dengan Pengawasan dan Pengamatan
Hal yang diamati antara lain :
a. Dimensi Iman (hatinya)
b. Dimensi Akhlak (tingkah lakunya)
c. Dimensi Pengetahuan (akalnya)
d. Dimensi Fisik
e. Dimensi Psikis (emosinya)
f. Dimensi Tingkah laku sosial (sosialisasinya)


5. Pendidikan dengan Memberikan Sangsi



(Tulisan ini diposting pada bulan Juni 2009 di blog sebelumnya)

Aisya Avicenna

Aku Rindu Dipanggil BUNDA

Saat ku buka pintu gerbang berterali besi itu…
"Hore…Bunda datang!!!
Ayo Bun, belajar matematika…"

Uhf..sapaan itu sekarang sudah tak terdengar lagi di gendang telingaku. Meski awalnya "geli" juga waktu dipanggil "bunda", tapi akhirnya kunikmati aja..Lha kebiasaan mereka memanggil guru mereka dengan sebutan demikian.

Sapaan itu keluar dari bibir dua bocah kecil yang dulu menjadi murid les privatku. Selama hampir 4 bulan aku membersamai mereka. Sejak kurang lebih lebih 5 bulan yang lalu aku sudah tidak mengajar les privat di tempat mereka karena tiap hari mereka ada jam tambahan di sekolah sehingga sudah tidak ada waktu lagi untuk les privat… kasihan juga… Full day at school…

Fadhil dan Reza, kedua bocah tampan dengan talenta yang luar biasa. Reza, meski baru TK nol kecil tapi daya ingatnya sungguh tajam. Fadhil pun demikian. Siswa kelas tiga SD ini berujar bahwa Matematika dan IPA-lah mata pelajaran unggulannya. Polah tingkah mereka membuatku sangat gemas. Terlebih Reza, saat mengeja satu per satu huruf Hijaiyah dan menghafalnya… Uhf, SANGAT MENGGEMASKAN!!! Aku masih menyimpan video rekaman singkat waktu dia belajar mengaji. Video itu aku putar setiap kali aku kangen dengan dia… Alhamdulillah, sebelum aku berpisah (mungkin untuk sementara) dengan mereka, Reza sudah cukup lancar membaca jilid 1. Si kecil yang punya rambut ikal ini selalu menanyakan , “Bunda ga datang kemarin kenapa???Reza dah nungguin Bunda lho…tapi Bunda ga datang-datang…”. Dia selalu tanya seperti itu saat aku tidak bisa datang mengajar.

Reza bahkan menangis kencang saat jam pelajaran usai. Dia selalu ingin belajar dan belajar! Sungguh luar biasa semangatnaya ..(padahal guru privatnya dah KO..hihihi)

Begitu juga dengan Fadhil, si gendut ini juga cerdas. Dia selalu menggebu-gebu kalau bercerita tentang aktivitas kesehariannya di sekolah. “Bunda, Bunda… aku tadi maen bola terus GOL…dlll…bla..bla..bla..”Kakak beradik itu bersekolah di Al Azhar Syifa Budi. Dua hari dalam satu minggu selama 2.5 jam adalah saat-saatku bersama mereka…SO Switz..jadi kangen nih… Kata Ummi mereka, suatu saat nanti, kalau mereka sudah bisa les privat lagi aku akan dihubungi…Moga Allah SWT berkenan memberikan kesempatan itu… mempertemukan aku dengan mereka kembali… Amin..
Aku rindu dipanggil Bunda…(hehehe)

(Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2009 di blog sebelumnya)
Aisya Avicenna