ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.
Tampilkan postingan dengan label Coretan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Coretan. Tampilkan semua postingan

Sendiri itu Tak Selamanya Asyik


Sabtu, 13 Maret 2011 sepulang dari ‘imunisasi pekanan’, Aisya dan beberapa teman satu lingkarannya berencana ke Jakarta Islamic Book Fair. Awalnya mereka mau naik taksi. Tapi berhubung jumlahnya 6 orang, jadinya sepakat naik angkutan umum. Macet. Maklum, malam minggu. Sampai di Gelora Bung Karno, kami langsung menuju panggung utama. 
Subhanallah, sampai di sana kami disuguhi lagu “Bunda”-nya Melly Goeslaw yang tengah dibawakan oleh seorang anak laki-laki. Keren, suaranya lembut dan merdu banget! Bikin SPEECHLESS!!! Ada tempat duduk kosong di deretan depan. Aisya dan seorang sahabatnya berpindah ke sana. Saudari-saudarinya yang lain tengah menyebar mencari buku. Entahlah, hari itu Aisya tidak berminat mencari dan membeli buku. 

Setelah penampilan adik tadi, acara dilanjutkan dengan pembagian doorprize dari Bank Syariah Mandiri. Saat pembagian hadiah hiburan, ada beberapa anak kecil yang diminta naik ke panggung. Naiklah 7 orang anak. Mereka diminta mengucapkan “satu sate tujuh tusuk” secara cepat. Ada 3 anak yang berhasil. Kemudian mereka juga diminta bernyanyi dan menghafal ayat Al-Qur’an. 

Wow, subhanallah. Ada seorang anak kecil yang melantunkan Ar-Rahman. Aisya jadi malu, hafalan Ar-Rahmannya kabarnya gimana ya? Sepertinya perlu dimuroja’ah lagi! Ada lagi seorang anak (tinggi besar), sepertinya ia kena down syndrome. Tapi ia berani tampil di depan. Bicaranya juga cukup lancar meski kurang begitu jelas didengar.Dia termasuk anak yang berhasil mengucapkan kalimat tersebut dengan intonasi cepat. Saat ditantang MC untuk menyanyi, ia berani menyanyikan “Mari Bershalawat”nya Wali meski kata-katanya tidak begitu jelas didengar. Aisya terharu dan sangat salut dengan anak itu. Luar biasa!
Maghrib pun tiba. Aisya dan beberapa saudarinya menuju mushola. Sedang saudari-saudarinya yang kebetulan sedang berhalangan, tetap di panggung utama untuk ‘ngetag’ tempat yang ‘pewe’. Ahh, indahnya kebersamaan! Setelah wudhu, Aisya dan teman-temannya menuju mushola khusus akhwat. Nah, saat itulah, ia bertemu dengan seorang sahabatnya yang juga alumni UNS. Aisya cuma menyapa namanya. Sahabat itu kaget dan menoleh. “Mau sholat dulu,” Aisya segera bergegas menyusul saudari-saudarinya. Hmm, siapa ya sahabat Aisya itu? Off the record saja deh (disebutin juga nggak kenal! ^^)

Setelah sholat Maghrib berjamaah, Aisya bertemu Fe di dekat pintu keluar mushola. Fe adalah sahabat dunia mayanya yang kebetulan sudah 2 kali bertemu di dunia nyata. Hmm, serba kebetulan deh! Aisya kembali ke panggung utama. Acara pun dimulai. Saat itulah ada SMS masuk ke ponsel Aisya, dari sahabatnya juga. Alumni UNS juga, tapi bukan yang tadi. Dia menanyakan apakah Aisya sudah ke Jakarta Islamic Book Fair (JIBF). Aisya menjawab dan menjelaskan kalau ia sedang berada di JIBF. Sahabatnya itu membalas lagi kalau dia juga lagi ada di sana. Aisya menoleh ke belakang. Dan pandangannya tepat tertuju pada sahabat yang SMS dia tadi. Sahabatnya itu belum tahu posisi Aisya sampai akhirnya ia diberi tahu kalau posisi Aisya ada di deretan tiga dari depan. Sahabat itu pindah posisi ke samping panggung utama. Saat itulah mereka bisa saling tegur sapa. Tidak bisa saling bertemu langsung karena saat itu pengunjung panggung utama mulai penuh. Ia datang bersama belahan jiwanya. Duh, mendadak mupeng! Memang asyik sih kalau malam minggu, ke book fair, plus ditemani pasangan! Memang, ‘sendiri itu tak selamanya asyik’! SABAR 37x!!!

Aisya baru ngeh kalau malam itu acaranya bertitel “1st Indonesia Nasheed Award”. Setahu Aisya sih mau ada konser nasyid di panggung utama. Gitu saja. Ealah, ternyata malah malam penganugerahan buat nasyid-nasyid di Indonesia. Aisya duduk di kursi deret ketiga. Kebetulan, kursi deret pertama dan kedua digunakan para munsyid yang mendapat nominasi. Sebut saja, ada SNADA, Izzatul Islam, Edcoustic, Fika (Doa Kalbu), dan Suby-Ina.
Acara yang diselenggarakan oleh Forum Silaturahmi Nasyid Indonesia (FSNI) ini diawali dengan pembukaan oleh duo MC yang lumayan lucu. Dilanjutkan dengan penampilan Edcoustic yang membawakan lagu Medley (“Perjalanan”, “Sebiru Hari Ini”, dan Menjadi Diriku”) dilanjutkan “Muhasabah Cinta”. Setelah itu pembacaan nominasi untuk beberapa kategori. Simak nih ya..

1.Nasyid Acapela terbaik diraih grup nasyid AWAN dari Semarang.
2.Grup Acapela terbaik diraih grup nasyid GRADASI
3.Nasyid Haroki terbaik diraih grup nasyid Shoutul Harokah untuk “Bangkitlah Negeriku”
4.Grup Haroki terbaik diraih oleh Izzatul Islam
5.Lagu favorit diraih oleh The CS dengan judul “Ummi, Ibu, Bunda Apapun Namanya”
6.Solois favorit diraih oleh Opick
7.Grup Islamic Romantic diraih oleh Suby-Ina
8.Lagu Islamic Romantic diraih oleh Suby-Ina untuk nasyid yang berjudul “Ujung Penantian”
9.Nasyid Mancanegara terfavorit diraih oleh Maher Zain untuk lagu “Barakallahulaka”
10.Pioneer Grup Nasyid Acapela diraih oleh SNADA
11.Pioneer Grup Nasyid Haroki diraih oleh Izzatul Islam
12.Special Achievement diberikan kepada tokoh yang sangat berperan penting dalam harmonisasi nasyid di tanah air yang diberikan kepada Agus Idwar.

Di sela-sela pembacaan nominasi di atas, ada juga pemutaran video klip “Insya Allah”-nya Maher Zain yang berduet dengan Fadli (Padi). Seru! Bikin merinding! Salah satu pembaca nominasinya juga luar biasa memukau. Siapa lagi kalau bukan Anna Althafunisa alias Oki Setiana Dewi. So beautiful! Ada juga penampilan dari SNADA yang menyanyikan “Penolong Sejati”, FATIMAH yang menyanyikan “Muhasabah Cinta”, Mas Suby dan Mbak Ina yang menyanyikan “Ujung Penantian” (paling suka nih ma penampilan dan lagunya) dan Izzatul Islam yang menyanyikan “Gaza” dan “Jejak” (suka juga, jadi semangat menghentak-hentak!). Penampilan Mas Suby dan Mbak Ina (yang ternyata suami istri.. hmm, baru tahu!), sangat inspiratif! Menjadi pelajaran bagi Aisya, bahwa setelah menikah tuh tetap harus produktif, bahkan adanya pasangan bisa menjadi partner kerja sama untuk melipatgandakan prestasi. 

Langsung Aisya membayangkan...
Bila pasanganku kelak seorang penulis, maka akan aku ajak menulis buku bersama...
Bila pasanganku kelak seorang PNS, maka akan aku ajak merumuskan strategi membangun bangsa..
Bila pasanganku kelak seorang trainer, maka akan aku ajak mengisi training bersama...
Bila pasanganku kelak seorang entrepreneur, maka akan aku ajak bisnis bersama..
Ahh, yang paling penting.. pasanganku kelak harus bisa menjadi IMAM yang baik untuk keluarga kami.
Hmm, sudah ah membayangkannya!

Acara selesai. Aisya dan saudari-saudarinya pulang naik bus jurusan Cawang. Awalnya berdiri, tapi akhirnya ada seorang saudarinya yang memberikan tempat duduk pada Aisya. Saudarinya itu tahu kalau kondisi Aisya belum benar-benar fit. Aisya sangat bersyukur karena hari itu ia tidak berpetualang sendiri, tapi bersama saudari-saudari yang sangat ia cintai. Hmm, memang ya adakalanya sendiri itu tak selamanya asyik!

Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2011 di blog sebelumnya.

Ongol-Ongol dan Totalitas

Miss Pink & Miss Red sedang TOTALITAS menikmati ONGOL-ONGOL
Sabtu, 29 Januari 2011 saat silaturahim ke rumah Kang Arul (Penulis 292 buku sekaligus direktur MENULIS YUK KOMUNIKATA) bersama Mbak Ria dan Mbak Rurie.. kami disuguhi makanan khas betawi yang langka.. ONGOL-ONGOL namanya... Makasih buat Kang Arul dan Uni Via yang sudah rela datang pagi buta ke pasar hanya untuk mencari ongol-ongol.. ^^v

Saat tengah asyik makan ongol-ongol, pandanganku beredar ke sekeliling ruangan. Akhirnya menatap sebuah cover novel yang ternyata karya perdana Kang Arul. Hmm, kata Kang Arul karya inilah yang menjadi 'comblang' dirinya dengan Uni Via. Ya begitulah, dua penulis keren (sama-sama anggota FLP) yang berjodoh. Happy ending ever after... Nah, setelah membaca judul novel itu.. tercetuslah ide untuk menuliskan buku sebagai 'kebalikan' dari judul novel itu. Apa bukunya? Hmm, masih dirahasiakan. Insya Allah akan dikerjakan dengan TOTALITAS!!!

Yup, hari ini kami belajar banyak tentang TOTALITAS.. Oh ya, sebelum sampai di rumah Kang Arul tadi, aku dan Mbak Ria sempat mampir untuk beli snack buat Dinda dan Ken (si kecil). Kebetulan Dinda kemarin habis ultah. Iseng saja Mbak Ria membeli snack berwarna pink. Awalnya, sempat mengambil snack yang bungkusnya coklat, tapi aku cegah. "Kalau mau totalitas, pink semua donk!" Akhirnya Mbak Ria membeli snack berbungkus pink semua, sedangkan aku membeli yang berwarna merah. Bener-bener deh! TOTALITAS!!!

Saat di rumah Kang Arul, selesainya makan siang dengan rica-rica ayam buatan Uni Via (istri Kang Arul yang juga penulis), kami mencuci piring (plus main air ^^).. TOTALITAS pokoknya.. Wah, seru deh! Setelah itu kami bertiga 'diculik' untuk mengikuti sekolah menulis yang diadakan FLP Ciputat.. Berasa jadi tamu kehormatan (padahal 'tamu tak diundang').

Sekitar pukul 15.00, saat Kang Arul masih asyik cuap-cuap di depan taman-teman FLP Ciputat, kami bertiga berpamitan. Melihat ada penjual empek-empek di tikungan jalan, kami sempat mampir dan mencicipinya di bawah pohon.. ^^v

Kami pun pulang ke 'istana' masing-masing dengan membawa PR yang harus segera diselesaikan dengan TOTALITAS!!!


Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Januari 2011 di blog sebelumnya.

Jendela Hati

Aku Ingin Hidup Secerah Mentari
Yang Menyinar Di Taman Hatiku
Aku Ingin Seriang Kicauan Burung
Yang Terdengar Di Jendela Kehidupan

Aku Ingin Segala Galanya damai
Penuh Mesra Membuah Ceria
Aku Ingin Menghapus Duka Dan Lara
Melerai Rindu Di Dalam Dada

Sedamai Pantai Yang Memutih
Sebersih Titisan Embunan Pagi
Dan Ukhuwah Kini Pasti Berputik
Menghiasi Taman Kasih Yang Harmoni

Seharum Kasturi Seindah Pelangi
Segalanya Bermula Di Hati Di Sini...

~Saujana~

Terkadang kita butuh terluka untuk tetap tegar, butuh derita untuk mengerti makna hidup, butuh dihina untuk menjadi kuat, butuh hati yang hancur untuk mengerti cara bangkit kembali. Yang pasti, kita butuh Allah untuk menjadikan segalanya indah pada waktunya...

~Jagalah hamba Ya Rabb...aamiin...~

*siap2 pulang, sambil mendengarkan "JENDELA HATI" (Saujana)~ 


Tulisan ini diposting pada bulan Januari 2011 di blog sebelumnya.

Lembur


Kamis, 30 Desember 2010 adalah hari yang cukup bersejarah dalam hidupku! Hmm... Pasalnya secara mendadak pada sore harinya ada mandat dari pimpinan untuk LEMBUR! Karena ada peraturan (regulasi) baru yang digulirkan, alhasil harus ada syarat impor yang dicetak. Jumlahnya ribuan!!! Ada 3 orang yang ditunjuk. Aku, Mbak Uli, dan Mas Gun. Salah satu alasan mengapa kami yang ditunjuk adalah karena status kami bertiga masih muda dan SINGLE. Sambil bercanda sih bilangnya... hmmm... Kalau begini caranya pengin segera nikah ajah.. Bismillah... Doakan ya Kawan! jadi kalau udah nikah ntar kan ada alasan untuk pulang sore... Trus kalau lembur kan ada yang jemput... Hehe... ^^v

Akhirnya, jam 10 malam baru keluar kantor. Pulang naik taksi sendirian. Ngeri juga sih, tapi aku yakin Allah selalu bersamaku. Pukul setengah 11 malam alhamdulillah sampai kost juga.
Pengalaman yang cukup berharga, lembur sampai selama itu... Demi tugas negara!
Semoga Allah meridhoi, cukup itu saja harapanku...

-episode curhat Aisya Avicenna- 


Tulisan ini diposting pada bulan Desember 2010 di blog sebelumnya 

Dude, Oki, dan Andy Jadi Q-Genners

Sabtu, 25 Desember 2010 sekitar pukul 07.30 dengan menggunakan bus Trans Jakarta, bersama seorang sahabat kostku, aku pergi ke Universitas Yarsi. Awalnya kita sama-sama tidak tahu lokasinya. Alhamdulillah, akhirnya sampai juga. Wew, sampai di sana, ternyata kebanyakan pesertanya adalah ABG (anak-anak SMP dan SMA). Waduh, jadi berasa muda lagi nih! Tapi ada juga mahasiswa, karyawan/wati, dan orang tua. Komplit lah! Jadi ya tidak terlalu nyasar banget...
Acara apa sih?
Acaranya adalah talkshow bersama ustadz Bachtiar Nasir tentang Al-Qur’an dan generasi muda. Penyelenggaranya dari Ar-Rahman Qur’anic Learning Centre (AQL). Tak disangka ternyata ada Dude Herlino (pemeran Syamsul Hadi pada film “Dalam Mihrab Cinta”), Okky Setiana Dewi (pemeran Anna Althafunnisa pada film KCB), dan Andy Arsyil (pemeran Furqon pada film KCB). Walah, ada artis! Pantesan membludak. Tapi, semoga kedatangan para peserta ke acara ini bukan semata-mata karena bintang tamunya artis, tapi karena semangat untuk mencari ilmu serta berazzam untuk menjadikan diri sebagai Generasi Qur’ani.
Ehem, padahal baru kemarin (24 Desember) nonton Dude di film DMC, hari ini bisa bertemu langsung. Hihihi... kembali ke jalan yang benar!

“Q-Genners?” tanya MC
“Yes, We Are!” kami menjawab
“Are You The Next Leader?” tanya MC lagi
“Yes, We Are!” kami kompak menjawab.
Ya, itulah yel-yel kami selama acara ini. Aura semangat memenuhi ruangan aula Universitas Yarsi.
Acara diawali dengan tilawah dan sari tilawah. Dilanjutkan dengan sambutan dari ketua panitia dan perwakilan dari Yarsi. Terus acara intinya deh!
Dude dan Ustadz Bachtiar naik ke panggung. Talkshownya lumayan seru. Ustadz menyampaikan beberapa permasalahan yang sering melanda anak muda zaman sekarang, seperti : free sex, narkoba, rokok, dll. Dude juga menimpali dan memberikan kesaksian bahwa dia juga sempat ditawari narkoba oleh temannya, tapi alhamdulillah dia masih bisa menolaknya. Kalau soal rokok, dude berpendapat bahwa rokok adalah salah satu jalan menuju narkoba. Selain itu, Dude berpendapat, kalau pacaran adalah salah satu penyebab terjadinya free sex. Dalam Al-Qur’an saja dituliskan bahwa mendekati zina saja dilarang. Wah, Dude seperti Syamsul Hadi saja! Kayak ustadz. Sebuah kalimat penutup dari Dude, “Setiap kita memang tidak selalu bisa memberikan hal-hal besar dalam hidup, tapi setiap kita bisa memberikan hal-hal yang kecil dengan cinta yang besar.”

Pada sesi kedua, Ustadz Bachtiar ditemani Okky dan Andy Arsyil. Pada sesi kali ini, Okky dan Andy menceritakan kisah perjalanan hidup mereka yang sangat luar biasa! Ya, setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan dan titik terendah dalam hidupnya. Hanya orang-orang yang yakin akan adanya Allah dan besarnya pertolongan-Nya lah yang akan berhasil keluar dari kemelut dalam hidupnya.

Sebelum acara berakhir, ketiga artis muda di atas mengikrarkan diri menjadi Q-Genners. Allahu akbar!
Reportasenya masih kurang komplit nih!
Insya Allah nanti segera dilengkapi.

Aisya Avicenna

Backpackeran ke Walimahan

Ahad, 19 Desember 2010 sedari pagi sampai Maghrib saya dan enam saudari saya plus MR saya menghadiri sebuah acara yang kami namakan ‘rihlah ruhiyah’. Acaranya sangat seru. Bersama hampir 50-an lebih akhwat dan ikhwan, kami mengikuti acara ini. Semacam ESQ-lah! Hanya saja biayanya relatif murah. Tapi, kualitasnya tidak kalah! Insya Allah, saya sudah berazzam dalam diri saya, suatu saat saya akan mengemas ‘hasil’ dari acara ini lewat tulisan-tulisan saya. Ditunggu ya! Pada acara ini, kami juga diajak nasyidan. Salah satu nasyid yang paling saya sukai adalah “Jejak”-nya Izzatul Islam.
Menapaki langkah-langkah berduri
Menyusuri rawa, lembah dan hutan Berjalan di antara tebing jurang Smua dilalui demi perjuangan Letih tubuh di dalam perjalanan Saat hujan dan badai merasuki badan Namun jiwa harus terus bertahan Karna perjalanan masih panjang Kami adalah tentara Allah, siap melangkah menuju ke medan juang Walau tertatih kaki ini berjalan Jiwa perindu syahid tak akan tergoyahkan Wahai tentara Allah bertahanlah,, Jangan menangis walau jasadmu terluka Sebelum engkau bergelar syuhada Tetaplah bertahan dan bersiap siagalah
Tulisan ini tidak akan menceritakan reportase acara itu, tapi pasca acara ini. Setelah sholat Maghrib di masjid, kami berdelapan meninggalkan tempat acara yang berlokasi di salah satu universitas swasta di Jakarta Timur. Awalnya, kami akan pulang dulu dan bersiap-siap untuk menghadiri walimahan seorang alumni STIS. Saya baru kenal dengan kedua mempelai saat mengikuti Dauroh Al-Qur’an yang diadakan alumni STIS. Tapi MR saya berujar, daripada kemalaman, lebih baik kami langsung berangkat ke lokasi yang letaknya memang lumayan jauh dari situ. Dua orang saudari, memutuskan untuk pulang saja karena ada agenda lain. Tinggal berenam. Awalnya, saya dan ukhti N mau pulang karena waktu itu kami mengenakan jilbab kaos dan tas punggung. Eh ya, ukhti P juga mengenakan jilbab kaos dan pakai kaos juga sih. Hanya saja dia pakai jaket dan tas 'cantik'. Ukhti Y dan W juga agak kurang PD dengan penampilan masing-masing. Mmm, pada salah kostum!

Bismillahirrahmanirrahim, akhirnya dengan niatan untuk silaturahim karena sudah lama tidak bertemu dengan kedua mempelai yang kini bertugas di BPS Maluku, kami berangkat juga ke Gedung BKKBN naik taksi. MR duduk di depan, sedang kami berlima duduk di belakang. Seru juga! Sepanjang perjalanan, kami berusaha ‘mengafirmasi diri’ sebagai aplikasi dari ‘rihlah ruhiyah’ yang seharian ini kami dapatkan. Intinya, harus senantiasa POSITIVE THINKING!

Dengan mengenakan tas punggung, jilbab kaos, dan sandal serupa sandal gunung (sering dibilang sih 'sepatu sendal'), akhirnya saya datang ke walimatul ‘ursy tersebut. Hihi, lucu juga sih! Backpackeran ke walimahan. Agar terkesan berbeda, jilbab kaos yang bertali itu, saya tarik talinya sehingga ada serutan di kedua ujungnya. Kesannya jadi berbeda. Kreatifitas memang muncul di saat yang kepepet. Untungnya saja sandal yang serupa sandal gunung itu berwarna krem, jadi ya tetap terlihat ‘cantik’ (sandalnya!). Sampai di gedung BKKBN, ada ide lagi. Tas punggung milik saya, ukhti N dan MR saya dititipkan ke mbak-mbak yang menunggu kado dan souvenir. Beres deh! MR saya juga pakai tas punggung, tapi 'kecil dan cantik' sih ^^v. Jadi, sebenarnya tidak perlu dititipkan. Setelah menitipkan tas, akhirnya kami bisa melenggang ke dalam lokasi walimatul ‘ursy. Hihi... Unforgetable moment!

Setelah mengucapkan selamat kepada kedua mempelai, kami menuju lokasi makan malam. Eh, bertemu dengan adik-adik STIS. Sebagian memang mengenali saya. Akhirnya kami bercengkerama, ada seorang dari mereka yang malah meminta saya mengoreksi tulisannya. Kebetulan dia lolos dalam sebuah kompetisi penulisan yang akan dibukukan, bersama saya juga! Pukul 20.30 kami akhirnya pulang naik taksi lagi. Kos kami dan rumah MR cukup berdekatan. Alhamdulillah, tidak ada yang mempermasalahkan penampilan kami. Hanya saja, awalnya kami memang sempat under estimate pada diri kami sendiri. Alhamdulillah, kami bisa mengatasinya dan melewati acara istimewa malam ini serta bisa membawa oleh-oleh inspirasi yang luar biasa. Selain itu, saat pulang, saya sempat mengambil mawar dan melati yang memang boleh diambil ^^v.

Mawar merah berduri itu akhirnya kini menghiasi REDZone dan saat memandangnya memberi kesan tersendiri bagi saya...

Backsong waktu nulis ini “Teman Sejati”-nya Brother yang juga kami nyanyikan waktu penutupan acara “rihlah ruhiyah” petang tadi.

Selama ini
Kumencari-cari
Teman yang sejati
Buat menemani
Perjuangan suci
Bersyukur kini
Pada-Mu Illahi
Teman yang dicari
Selama ini
Telah kutemui
Dengannya di sisi
Perjuangan ini
Senang diharungi
Bertambah murni
Kasih Illahi
Kepada-Mu Allah
Kupanjatkan doa
Agar berkekalan
Kasih sayang kita
Kepadamu teman
Ku pohon sokongan
Pengorbanan dan pengertian
Telah kuungkapkan
Segala-galanya...
Kepada-Mu Allah
Kupohon restu
Agar kita kekal bersatu
Kepadamu teman
Teruskan perjuangan
Pengorbanan dan kesetiaan
Telah kuungkapkan
Segala-galanya
Itulah tandanya
Kejujuran kita
(Brother - Teman Sejati)


REDZone, 20 Desember 2010
Aisya Avicenna

NB : Untuk saudari-saudariku, semoga ukhuwah kita di 'lingkaran cinta' ini semakin erat... Ana ukhibuki fillah...


Tulisan ini diposting pada bulan Desember 2010 di blog sebelumnya 

BYE-BYE!

Pada tulisan kali ini, saya akan mencoba menceritakan sebuah coretan ‘sejarah’ yang terukir dalam hidup saya pada hari Sabtu, 18 Desember 2010. Pukul 16.30, kaki ini menapaki shelter busway Masjid Agung yang terletak di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Saat itu saya habis mengikuti sebuah acara yang sangat luar biasa! Ah, mungkin sekarang belum saatnya untuk diceritakan. Kalau yang sudah baca novel “Nibiru”-nya Kang Tasaro GK, aktivitas saya seharian itu ibarat Dacca Suli yang tengah melatih ‘pughaba’-nya di Bhepomany. Hehe, yang belum baca “Nibiru”, segera baca aja deh! Saya juga belum selesai. Baru sampai bab 5. Karena memang butuh waktu yang ‘pas’ untuk membaca Nibiru. Selain karena pesan tersirat yang harus dicari. Novel ini juga dilengkapi dengan Bahasa Kedhalu yang sangat misterius, teka-teki yang mesti dipecahkan! Kok jadi promosi Nibiru? Lanjut dengan kisah sejarah di hari Sabtu kemarin.
Dari halte busway tersebut saya naik busway sampai shelter Dukuh Atas jurusan Pulo Gadung. Saya turun di shelter Matraman untuk transit dan selanjutnya naik busway jurusan PGC. Saat naik busway jurusan PGC inilah mungkin peristiwa itu terjadi, entah di haltenya atau di buswaynya. Sabtu itu saya memang sengaja mengenakan tas punggung karena bawa si T-ONE (nama laptop mini saya). Sepanjang perjalanan sejak berangkat dari kos tadi pagi, tas itu selalu saya gendong di depan. Agar aman, pikir saya. 

Saat berada di shelter Matraman, calon penumpang busway jurusan PGC memang membludak. Masuk ke buswaynya juga berdesak-desakan. Saya berdiri, tak dapat tempat duduk. Waktu itulah saya menyadari. Retsleting tas saya terbuka. Degh! Saya langsung merogoh ke dalam retsleting itu untuk memastikan sebuah barang yang tadi saya taruh di situ. Benar saja, barang itu tidak saya temukan.
Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun. Allaahumma laa ya'tii bilhasanaati illaa anta wa laa yadzhabu bissayyi'aati illaa anta wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah.

Sesunggguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kami akan kembali kepada-Nya. Ya Allah tiada yang mendatangkan kebaikan-kebaikan selain-Mu, dan tiada yang menghilangkan kejahatan-kejahatan selain-Mu pula. Tiada daya upaya dan kekuatan selain dengan Allah.

Saya berusaha untuk tenang. Hmm, mungkin saya memasukkan barang itu ke retsleting yang lain. Sampai di shelter Gelanggang Remaja, saya turun. Sambil berjalan keluar shelter, saya geledah tas saya. Nihil. Blackberry itu sudah berpindah tangan.

Saya terkenang dengan kejadian sekitar empat tahun yang lalu. Saat itu saya baru semester dua di Jurusan Matematika FMIPA UNS. Entah tanggal berapa, pagi itu saya tiba di Solo setelah mudik. HP Nokia 2100 saya dicopet orang saat perjalanan Wonogiri-Solo. Sampai di kos, saya sholat Dhuha dan pasca itu saya menangis. Mengapa saya menangis? Ya, karena menurut saya (waktu itu), HP tersebut sangat berharga karena saya beli sendiri dari hasil saya mengajar privat. Saya sedih sekali waktu itu. Kalau diingat sekarang sih, saya malah tersenyum. 

Kali ini, apakah saya menangis karena Blackberry itu hilang? Ya, setelah sampai di kos, saya keluarkan semua barang di tas punggung saya tersebut. Hasilnya tetap nihil. Waktu Maghrib datang, setelah sholat Maghrib itulah saya menangis. Mengapa saya menangis? Apakah saya bersedih? Ya, saya menangis. Tapi saya menangis karena bahagia. Lhoh, mengapa saya malah bahagia? Ya, karena peristiwa tersebut menandakan bahwa Allah masih sangat sayang dengan saya. Allah masih ‘perhatian’ dengan saya. Saya sangat bersyukur akan hal ini. Karena saya yakin, setiap kejadian pasti ada hikmahnya dan setiap yang ada pada diri kita (khususnya yang sifatnya materi, itu hanyalah titipan dari Allah yang sewaktu-waktu dapat diambil-Nya kembali). 

Setelah itu, saya telepon Norma (my supertwin) dan menceritakannya. Dia memberi saya motivasi, hampir sama dengan self motivation yang saya lakukan pada diri saya sendiri. Pembahasan tentang Blackberry yang hilang hanya berlangsung beberapa menit, malahan obrolan berlanjut pada rencana pembuatan buku yang akan segera kami realisasikan tahun depan. Kami telepon-teleponan sambil ketawa-ketiwi dan saling menyemangati. Hmm, saling mentransfer energi positif-lah, begitu istilahnya!
Malam itu, saya meminta Norma menceritakan pada keluarga di rumah karena kebetulan dia pas lagi mudik. Mengapa saya tidak menceritakan sendiri? Pertama, saya tidak ingin ibuk dan Babe terlalu ‘kepikiran’. Kedua, kalau saya telepon ibuk/Babe dalam kondisi seperti itu, malahan saya akan menangis sedih!
Keesokan harinya ibuk SMS, “AW2, sdang pa mbk? Kt D’Nung kmarin HP mbk Tic diambil orang y?diiklaskan aja y (blm rjekinya)”. Langsung saya balas, “Wa’alaykumslm. Lagi di nikahan temen. Iya, mam, pasti banyak hikmahnya kok... Ibuk membalas lagi, “Iya, ambil hikmahnya aja ya!”. Aku balas lagi, “Insya Allah, diganti dengan yang lbh baik kok..”.

Alhamdulillah, keluarga memang sumber ‘kekuatan’ kita yang luar biasa. Menyikapi kejadian ini, saya mencoba merenung dan mengklasifikasi hikmah di balik kejadian ini ke dalam tiga hal.

1. Kejadian ini adalah UJIAN bagi saya.

- Daripada menyebutnya ‘musibah’, saya lebih suka menyebutnya dengan ‘ujian’. Ya, seperti saat kita sekolah dulu, ‘ujian’ adalah salah satu sarana kita untuk ‘naik kelas’. Ujian adalah sebuah tantangan yang harus kita taklukkan. Kalau kita berhasil melewatinya, maka kita akan menjadi pemenang!
“Tidak ada satu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”(Q.S. At-Taghabun : 11).

2. Kejadian ini adalah TEGURAN bagi saya.
Allah menegur saya karena bisa jadi saya sering lalai. Mungkin saat punya BB itu, ada beberapa hal yang telah saya lakukan yang membuat Allah ‘tidak suka’, misalnya saja :
- Lebih suka buka BB daripada buka Al-Qur’an
- Lebih suka BBM-an daripada menambah hafalan Qur’an
- Mungkin saja, tanpa saya sadari, ada rasa riya’ dalam diri karena memiliki BB itu
- Dulunya BB ini adalah hadiah dari tiga orang yang cukup berpengaruh dalam hidup saya di Jakarta. Bisa jadi, tanpa disadari, dulu saat pertama kali menerimanya, saya kurang bersyukur atau saya berterima kasih hanya secara lisan. Sedang batin berujar, “Kok cuma BB Gemini sih?” Bisa jadi seperti itu.
Itulah asumsi-asumsi sebagai bahan muhasabah saya, bisa jadi kenyataannya lebih banyak dari itu. Astaghfirullah... saatnya untuk berbenah!!!
Allahummarzuqnii nafsan muthma'innatan tu'munu biliqaa'ika wa tardhaa biqadhaa'ika
Ya Allah, berilah kami hati yang tenang, yang beriman akan saat perjumpaan dengan-Mu dan ridha menerima segala ketetapan-Mu

3. Kejadian ini adalah NIKMAT bagi saya
- Tanpa bermaksud memutuskan tali silaturahim (saya tidak pernah berpikir untuk itu!), saya pernah berdoa pada Allah karena beberapa waktu yang lalu saya sempat mendapat ‘gangguan’. Awalnya, saya memang akan ganti nomor HP saja. Tapi kemudian saya berpikir, kalau hanya gara-gara ‘gangguan’ itu saya sampai ganti nomor HP, berarti saya ‘kalah’! Akhirnya, saya memohon pada Allah agar diberi cara yang terbaik. Mungkin, cara inilah yang Allah berikan sebagai solusi. Allah mengirimkan seseorang yang tidak saya kenal dan mengambil BB itu tanpa sepengetahuan saya. Lebih tepatnya, BB sekaligus nomor M3 saya. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk tidak menggunakan nomor 085647122037 lagi. Semoga saja ‘gangguan’ itu tidak datang lagi. Aamiin...


- Selain itu, saya bisa menghemat uang lebih banyak. Saat memakai BB, saya harus mengeluarkan Rp 30.000,- per minggu untuk biaya aktivasi. Memang sih, dari segi pemanfaatan internet sangat membantu, tapi ternyata boros juga! Sekarang, mungkin saya akan bisa lebih berhemat. Bisa menabung lebih banyak!
- Alhamdulillah, hanya BB saja yang diambil. Padahal pada tempat yang sama juga ada dompet yang berisi uang dan ATM. Di retsleting sebelahnya juga ada laptop mini saya yang selalu setia menemani saya menulis.
- Akan ada ‘kejutan’ yang luar biasa dari Allah pasca kejadian ini. Saya sangat yakin akan hal itu! 

Allahumma ajirnii fii mushiibatii wakhluf lii khairamminhaa
Ya Allah berilah kami pahala dalam musibahku ini dan berilah pengganti yang lebih baik (HR. Muslim)
Masih banyak sih sebenarnya point-point sebagai derivasi dari tiga klasifikasi di atas. Pada intinya saya sangat yakin bahwa di setiap kejadian pasti mengandung pelajaran. Kejadian itu sebagai ujian agar saya senantiasa pantang menyerah dalam menghadapi tantangan. Kejadian itu sebagai teguran agar saya sadar akan kesalahan dan segera bertaubat memohon ampunan. Kejadian itu sebagai nikmat sehingga saya harus bersyukur agar pahala-lah yang tercatat dan agar nikmat itu tambah berlipat-lipat.

REDZone, 20 Desember 2010
Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Desember 2010 di blog sebelumnya 

Kejutan di Sepertiga Malam

Ku memohon dalam sujudku pada-Mu Ampunkanlah sgala dosa dalam diri Ku percaya Engkau bisa meneguhkan pendirianku... keimananku Engkau satu cinta yang slamanya aku cari Tiada waktu ku tinggalkan Demi cintaku kepada-Mu Walau sribu rintangan yang menghadang dalam diri Kuteguhkan hati ini ... hanya pada-Mu kupasrahkan Oh Tuhan, slamatkanlah hamba ini Dari segala fatamorgana dunia Oh Tuhan, jauhkanlah hamba ini Dari hidup yang sia-sia (Star Five–Satu Cinta)
Pukul 02.02 tepat saat Star Five terlantun dari winamp-nya si T-ONE (nama Acer 10 inchiku)! Angka yang bagus ya... 2 Februari (kalau dua digit pertama diartikan tanggal, menyusul dua digit selanjutnya jika diartikan sebagai bulan). Hmm, mengingatkan diri ini bahwa 2 Februari sebentar lagi datang menghampiri. Lantas mengapa? Ya, sebagai momentum muhasabah bahwa waktu memang terus berjalan dan tidak bisa dihentikan, sedangkan sejauh dan ‘setua’ ini bagaimana waktu itu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya padahal jatah usia semakin sedikit saja. Memang sih, berubah itu tidak harus menunggu adanya momentum. Setiap saat kita harus berubah menjadi lebih baik jika ingin menjadi pribadi yang beruntung.

Alhamdulillah, pagi ini dibangunkan Allah menjelang pukul 12 malam. Setelah sholat tahajud, dilanjutkan baca Al-Qur’an, menyelesaikan Q.S. Al-Furqon. Ayat yang paling berkesan adalah ayat ke-74 yang merupakan doa yang sering kita panjatkan setelah shalat (baik wajib atau sunnah) purna ditegakkan. Buka kembali ya... Setelah tilawah, berniat mencari camilan yang ada di kulkas. Sepertinya masih punya camilan yang belum tandas dimakan. Setelah camilan yang dimaksud itu berpindah ke tangan, aku melihat ada bungkusan coklat di atas kulkas.

To : Etika Suryandari
........................................... (alamat kosku)

Alhamdulillah, ternyata isinya pesanan buku yang aku order dari salah satu teman di FLP Jakarta. Akhirnya, “SAKINAH BERSAMAMU”-nya Mbak Asma Nadia di sepertiga malam ini secara resmi menjadi pendatang baru di perpus pribadiku, AL-FIRDAUS. Ahlan wa sahlan... ^^v

Wah, kejutan nih! Ada keterkaitan dengan ayat cinta-Nya yang aku baca barusan... Hmm, semoga buku ini menjadi ‘jawaban’ atas doa tadi. Bahwa salah satunya, aku harus belajar dari pengalaman orang lain (yang terangkum apik dalam buku yang berisi 17 cerita dan 17 pembahasan seputar ujian dalam rumah tangga ini), sebelum aku menjalani ‘kisah penuh makna’ itu suatu saat nanti.

Okey, saatnya membaca dan mengambil beragam hikmah dari buku tersebut!

RENUNGAN

Istri yang sholihah memang benar, bidadari di dunia ini. Permata yang amat berharga. Hiasan yang amat menawan. Peneguh yang amat kokoh.
Istri yang sholihah, berbalut ilmu, berselimut akhlak.
Istri yang sholihah, menembus qolbu karena semua yang ia lakukan berasal dari ketulusan hati, dari keikhlasan jiwa.
Istri yang sholihah adalah rizki yang tak ternilai dari Allah yang menggenggam segala kemuliaan, pemberi segala kebahagiaan.
Wahai kaum muslimin, pilihlah wanita sholihah dengan mensholihkan diri.
Wahai wanita sholihah, jadilah pribadi yang indah karena Allah semata.

~Tausyah Aa’ Gym sebelum nasyid “Wanita Sholihah”-nya The Fikr yang terdengar saat mengakhiri tulisan ini~


Sepertiga malam yang indah,
REDZone, 10 Muharram 1432 H
Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Desember 2010 di blog sebelumnya 

Nibiru, Lost in Japan


Sabtu, 11 Desember 2010 pukul 13.00 keluar dari kos. Wah, pulsa habis padahal ada SMS yang belum terjawab. Mau beli pulsa, ternyata counternya tutup. Ya sudah, akhirnya lanjut menuju Indomaret untuk membeli minum dan camilan. Setelah itu, naik Kopaja 502 menuju Gramedia. Saat on the way menuju Gramedia, alhamdulillah bisa merampungkan sebuah novel yang cukup inspiratif, judulnya “YUSUF” karya Fatih Beeman. Sebenarnya, mau bikin resensi novel ini tapi belum sempat. 


Sampai di Gramedia Matraman, langsung meluncur ke lantai 3. Yupz, hari ini pukul 14.00 ada launching bukunya Cayi dan Gelbo. Cayi adalah salah satu personel FLP Jakarta angkatan ke-13 (berarti dia kakak tingkatku). Buku mereka berjudul “Lost in Japan”. Keren juga sih! Buku itu berisi panduan saat travelling ke Jepang. Wah, jadi pengin segera ke sana. Pengin tahu gimana bukunya? Beli sendiri ya (wah, promo nih!).


Alhamdulillah, aku mendapat kesempatan menjadi penanya kedua. Alhamdulillah lagi, aku mendapat doorprize sebuah buku. Nah, salah satu tips mendapatkan buku gratis adalah dengan berani bertanya saat ada launching buku. Tips yang sangat jitu! 


Setelah launching buku “Lost in Japan” ini, aku bersama wadya bala FLP Jakarta (Absen! Ada aku, Kang Taufan, Mbak Era, Mbak Iecha, Mbak Mimin, Mbak Ria, Mbak Musri, Mbak Ade, Mbak Ida, dan Kang Arya) keluar dari Gramedia Matraman. Kita mau makan …

*bersambung*


Tulisan ini diposting pada bulan Desember 2010 di blog sebelumnya 

10 Desember 2009-10 Desember 2010



Alhamdulillah, hari ini tepat setahun aku berada di Direktorat Impor, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan RI. Masih teringat, setahun yang lalu, aku datang ke kantor ini. Kami disambut di ruang Auditorium. Mendapat tas berwarna oranye, lengkap dengan buku pedoman dan alat tulis. Hari itu, kami mendapat pembekalan tentang ke-PNS-an dan pengenalan Kementerian Perdagangan. Siang harinya ada games dan sorenya kami dibagi ke dalam unit masing-masing. Bersama Mbak Sulis, Mbak Angel, dan Mbak Uli kami ditempatkan di Direktorat Impor, Ditjen Perdagangan Luar Negeri. Wah, impian ke luar negeri sepertinya bisa segera terwujud nih. Semoga harapan itu segera menjadi kenyataan. Karena memang aku ingin menjelajah bumi Allah yang begitu luasnya ini.

Rabb, jadikan hamba pribadi yang amanah dalam mengemban setiap tanggung jawab yang menjadi tugas hamba. Semoga Engkau senantiasa meridhoi setiap aktivitas hamba dan menjauhkan hamba dari hal-hal yang tidak Kau sukai. Karuniakanlah hamba rezeki yang halal dan barokah, Ya Rabb...

Aamiin Ya Rabbal ‘alamiin...
Aisya Avicenna

Tulisan ini diposting pada bulan Desember 2010 di blog sebelumnya 

Tahun Baru, Status Baru





Sudah Muharam lagi
Sudah tahun baru lagi
Selamat tahun baru kawan-kawan
Sudah tahun baru lagi
Belum juga tibakah saat kita menunduk
Memandang diri sendiri
Bercermin di remang Tuhan
Sebelum kita dihisabnya
Kawan, siapakah gerangan kita ini sebenanya
Muslimkah??? Mukmininkah?? Muttaqin??? Khalifah Allah kah?? Khoirul Ummatinkah kita???
Umat Muhammadkah kita???

Atau kita sama dengan makhluk lain
Atau bahkan lebih rendah lagi
Hanya budak-budak perut dan kelamin
Iman kita kepada Allah yang Ghaib rasanya lebih tipis dibandingkan dengan uang kertas seribuan bukan???
Syahadat kita rasanya seperti perut bedug atau pernyataan kosong pegawai rendahan
Sholat kita lebih cepat daripada menghirup kopi panas
Puasa kita rasanya sekedar merubah jadwal
Zakat kita jauuuh lebih berat dibandingkan tukang becak melepas penghasilannya
Haji-haji kita tak ubahnya tamasya-tamasya menghibur diri
Membuang dosa besar untuk mendapatkan label-label haji
Kawan, lalu bagaimana?? berapa lama kita pergi bersama-Nya??
Atau kita justru sibuk dan terlalu sibuk
Sibuk..sibuk menjalankan tugas
Mengatur bumi seisinya sebagai khalifah-khalifahNya
Kawan, tak terasa memang kita semakin pintar barangkali
Mungkin kedudukan kita sebagai khalifah mempercepat proses kematangan kita
Paling tidak, kita semakin pintar untuk berdalih
Kita pun memperkosa alam dan lingkungan demi ilmu pengetahuan
Kita lalu berkelahi demi menegakkan kebenaran
Kita melacur dan menipu demi keselamatan
Kita pamer, kita pamer kekayaan demi mensyukuri kenikmatan
Kita memukul, kita mencaci, kita menghina, demi pendidikan
Kita berbuat semaunya demi kemerdekaan
Kita pun membiarkan kemungkaran demi kedamaian
Pendek kata, demi sesuatu yang baik halallah semuanya sampai yang tidak baik
Lalu, kapan kita berhijrah??
Lalu kapan kita benar-benar menyadari sebuah tahun baru??
Muharam kita akan berarti
HARI INI atau TIDAK SAMA SEKALI!!!
(Renungan 1 Muharram – Starfive)
**
Alhamdulillah… Rasa syukur sudah seharusnya selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT, teristimewa hari ini karena kita bisa memulai lembaran baru khususnya bagi umat Islam sedunia. Mengenang kembali peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah pada 622 M silam. Nabi Muhammad SAW memutuskan hijrah ke Madinah karena masyarakat Mekah sudah tidak mau lagi menerima dakwahnya.

Hijrah itu sebagai langkah perubahan Nabi Muhammad SAW untuk merangkai sesuatu yang lebih baik di masyarakat Madinah. Di tempat yang baru, akhirnya Nabi Muhammad SAW ternyata berhasil membangun peradaban baru yang lebih mencerahkan. Peristiwa hijrah ke Madinah ini oleh sahabat Umar Bin Khattab dipakai sebagai awal penanggalan Islam.

Hari ini 1 Muharram 1432 H adalah tahun baru bagi umat Islam. Pada momentum tahun baru ini mari kita jadikan sebagai sarana “hijrah” menuju kehidupan yang lebih baik. Sebagai rasa syukur, mari kita memanfaatkannya untuk menginstropeksi diri atau bermuhasabah atas segala perencanaan, perbuatan dan program hidup yang telah dilakukan di tahun sebelumnya. Jadikan saat-saat seperti ini sebagai momen yang tepat bagi kita untuk selalu berinstropeksi diri tentang amal-ibadah apa yang sudah kita capai dan hal apa saja yang masih kurang dalam diri kita. Sehingga dengan instropeksi tersebut nantinya kita bisa memperbaiki dan memperbaharui kekurangan-kekurangan kita di masa depan dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan.

Untuk memulai lembaran baru, cukup gunakan jurus 3M ala Aa’ Gym itu, yakni:
- Mulai dari diri sendiri
- Mulai dari hal yang paling kecil
- Mulailah saat ini juga.



Saatnya ganti STATUS!
Kalau sebelumnya MALAS, jadi RAJIN!
Kalau sebelumnya PESIMIS, jadi OPTIMIS!
Kalau sebelumnya PENAKUT, jadi PEMBERANI!
Kalau sebelumnya PECUNDANG, jadi PEMENANG!
Kalau sebelumnya .... (-), jadi... (+)! (diisi sendiri ya...)
**
Sebait Doa..

Ya Allah yang Maha Kuasa, Kau ciptakan manusia termasuk aku, dengan penuh kemuliaan, tetapi setelah ku tercipta, kujalani hidupku dengan kenistaan...
Hijrahku di tahun lalu masih jauh sekali dari kekurangan, aku sadar ya Allah bahwa aku masih sering melakukan dosa…
Aku masih kerap menyibukkan diri dengan urusan duniawi...
Ya Allah...
Kekhusyukan sholatku? Puasa sunahku? Bacaan dan hafalan Qur’anku? Qiyamul Lailku? Pun dengan ibadah yang lainnya... Astaghfirullah... Masih jauh dari target ideal yang aku tetapkan sendiri...
Dalam pergaulanku juga masih melakukan kesalahan di sana sini yang bisa membuat orang sakit hati, mungkin saja salah satunya yang membaca tulisan ini.
Ya Allah… aku memang tidak semulia pada saat Engkau ciptakan, tetapi semoga aku masih Engkau berikan kesempatan untuk terus berusaha mendapatkan kemuliaan itu kembali dihadapan-Mu sampai akhir hidupku..
Ya Allah berilah aku kesempatan untuk memperbaiki diriku ini...
Berikan aku kesempatan untuk lebih mendekatkan diriku pada-Mu ya Rabbi…
Berikan aku petunjuk agar aku selalu berada pada jalan yang Engkau ridhoi.
Aku akan berusaha mengubah segala sikap, sifat dan perbuatanku yang salah selama ini...
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim, di awal tahun baru hijriyah 1 Muharam 1432H ini hamba bulatkan tekad untuk tetap teguh di jalan yang Engkau Rahmati dan Engkau Ridhoi...
Hanya kepada Engkau hamba memohon ampun, memohon pertolongan dan mohon kekuatan, semoga di tahun baru ini hamba bisa menjadi jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Semua atas izin-Mu, Ya Aziz....
Aamiin Ya Rabbal Alamin.
**
Telah tiba saatnya kembali..
Satu hari yang sangat dinanti...
Hari-hari yang penuh arti...
Tahun baru kita kali ini
Detik-detik telah kulewati
Tak terasakan olehku
Sampailah jua kita kembali…
Di Muharram kali ini
Belum tiba saatnya kita
Menunduk, memandang dan bercermin
Firman Tuhan Yang Maha Kuasa
Sebelum kita dihisab-Nya
Allah kurasakan imanku
Masih tipis terasa hampa
Syahadat, sholat, puasa, zakatku..
Belum-lah sempurna…
Tak tahu berapa lama
Kupergi bersamanya
Hingga kusadari arti tahun baru ini
Mogalah kita kan lebih baik lagi
Di Muharam kita kali ini….
(Muharram Kali ini – Starfive)
REDZone, 7 Desember 2010_06.22
Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Desember 2010 di blog sebelumnya 

Kado untuk Babe Tercinta



Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, anak perempuan yang sedang bekerja di perantauan, anak perempuan yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, anak perempuan yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya… Akan sering merasa kangen sekali dengan ibunya.
Lalu bagaimana dengan Ayah?
Mungkin karena ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Ayah-lah yang mengingatkan Ibu untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang bekerja dan dengan wajah lelah, Ayah selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil, Ayah biasanya mengajarimu naik sepeda. Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu.
Kemudian Ibu bilang : “Jangan dulu Ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya.” Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka. Tapi sadarkah kamu? Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu menatapmu iba. Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang.” Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi.
Saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : “Sudah dibilang! Kamu jangan minum air dingin!” Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja, kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”. Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat luar biasa berharga.
Setelah itu kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu.
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Ibu.
Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya. Bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu!
Ketika kamu harus merantau ke kota lain untuk kuliah dan meninggalkan rumah. Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu. Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat in itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat.
Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya, Sayang”. Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT. Kuat untuk pergi dan menjadi dewasa. Di saat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan biaya hidup sehari-hari, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.
Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain. Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan.
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang.”
Ketika pada saatnya ada seorang laki-laki datang menemuinya. Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia.
Sadarkah kamu, kalau hati Ayah merasa cemburu? Sebenarnya ia sangat khawatir karena hal yang sangat ditakuti Ayah akan segera datang. Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Ayah. Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu.
Dan jika laki-laki itu meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya.
Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin. Karena Ayah tahu bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya….
Saat Ayah melihatmu duduk di pelaminan bersama seseorang lelaki yang dianggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia. Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi ke belakang sebentar, dan menangis?
Ayah menangis karena sangat berbahagia, kemudian Ayah berdoa. Dalam lirih doanya kepada Pemilikmu, Ayah berkata:
“Ya Allah, ya Tuhanku ... Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita dewasa yang cantik… Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”
Ayah... Aku mencintaimu...
Kisah di atas layak menjadi bahan renungan buat kita. Bahwa, bagaimanapun juga ayah adalah sosok yang luar biasa berjasa dalam hidup kita.
***
BABE... itulah panggilan sayangku untuk ayah. Pada tanggal 6 Desember 2010 ini, beliau memasuki usia ke-57. Alhamdulillah, tahun ini ada sebuah kejutan kecil dariku untuk beliau... Berikut kisahnya...

16 November 2010
Gema takbir sempurna memecah keheningan sejak muadzin purna mengumandangkan adzan Maghrib kemarin petang. Ada yang istimewa dengan hari ini. Ya, hari ini adalah hari raya Idul Adha. Memang tak semua akan merayakan Idul Adha hari ini. Tapi alhamdulillah, setidaknya perbedaan waktu perayaan itu tidak menjadi pemicu perpecahan. Teringat status ustadz Hatta Syamsuddin, LC :
A: hukumnya apa ustadz, saat yang lain sholat ied, sebagian baru puasa.
B : hukumnya haram saling menyalahkan dan saling merasa benar, padahal sama-sama hasil ijtihad ...
A : syukron ustadz!!!
Nah, semoga perbedaan ini bisa disikapi dengan arif.
Aku dan teman-teman kost mengikuti sholat Idul Adha pada pagi ini. Pukul 05.30, dengan menggunakan taksi, kami bertiga menuju tempat digelarnya sholat Idul yang berlokasi di kawasan Salemba, Jakarta Pusat.
Ah, rasanya berbeda. Untuk pertama kalinya aku merayakan Idul Adha tidak bersama keluarga di Wonogiri. Inilah Idul Adha pertamaku di Jakarta. Sambil terus melafazkan takbir, tak terasa air mata inipun menitik, teringat keluarga di rumah. Kangen.
Pukul 08.00, setelah selesai sholat, aku baru berangkat ke kantor. Alhamdulillah, tadi pagi sudah minta izin ke pimpinan bahwa aku datang terlambat karena sholat Idul Adha dulu.

17 November 2010
Keluarga di Wonogiri baru merayakan Idul Adha hari ini. Wah, benar-benar jadi kangen dan ingin pulang. Biasanya setelah sholat Idul Adha, kami sekeluarga masak sate bersama.

18 November 2010
Saat ini, secara fisik aku memang sehat! Tp secara batin, ada yg "tidak beres" dlm diriku! Sbenarnya aku tahu obatnya : harus meninggalkan jakarta hari ini juga! Semoga semuanya akan segera baik2 saja!
~aku di jakarta, tp tdk dengan batinku! Rabb...mudahkanlah..~
Itulah status facebookku di siang ini. Seharian, aku dan kawan-kawan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri menjalani pemeriksaan kesehatan di RS Fatmawati. Alhamdulillah, secara fisik aku memang sehat. Tensi darah juga normal, padahal biasanya rendah. Berat badan juga naik, jadi 43 kg. Hehe, tetap belum ideal! Tapi setidaknya naik 2 kg karena memang habis sakit beberapa hari yang lalu.
Sekitar pukul 14.00, setelah diperiksa dokter. Aku membuka kembali facebook-ku. Subhanallah, banyak komen yang masuk. Pada intinya mereka menanyakan ada apa denganku.
Saat itu juga, aku menghubungi Nurul (teman kostku). Aku tanyakan padanya apa ia jadi pulang ke Wonogiri. Memang, Nurul merencanakan hari itu akan pulang. Ternyata, ia jadi pulang malam ini. Batinku meradang. Yah, seperti status FB itu. Sejatinya besok om-ku akan menikah dan semua keluarga Babe (panggilan sayang untuk ayahku) akan berkumpul.
Keluar dari ruang pemeriksaan, aku menuju lorong tunggu pasien yang sepi. Aku telepon ibuk. Menanyakan kabar di rumah dan bagaimana rencana besok. Tak lupa aku menceritakan hasil cek kesehatan hari ini. Sebelum mengakhiri pembicaraan, dengan penuh kesungguhan, aku utarakan pada beliau bahwa malam ini aku akan pulang ke Wonogiri. Aku memohon doa pada beliau agar aku bisa mendapat izin dari pimpinan. Akhirnya, aku SMS pimpinanku.
SMS balasan belum kunjung tiba. Semakin gelisah saja. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke kost. Sudah menjelang asar. Beberapa saat kemudian, ada SMS dari pimpinan. Alhamdulillah, beliau mengizinkan. Sukses sudah butiran-butiran bening itu membobol benteng pertahanan kelopak mataku saat aku menyusuri lorong-lorong rumah sakit.
Allah Swt memang tak pernah membiarkan hamba-Nya yg satu ini "berduka" terlalu lama... Terima kasih ya Rabb atas kemudahan2 hr ni...
~petualangan hari ini masih berlanjut! Semangat!!! ^^v

Itulah status FB-ku sepanjang perjalanan kembali ke kost. Dari RS Fatmawati aku naik angkot kecil berwarna putih dan turun di terminal Lebak Bulus. Kemudian naik metromini 509 menuju Kampung Rambutan. Setelah itu naik metromini 53 menuju Kampung Melayu.
Selanjutnya adalah membeli tiket. Rencananya, mau nitip Nurul saja. Tapi, ternyata tiba-tiba dia mengatakan kalau tidak jadi pulang. Akhirnya aku memutuskan membeli tiketnya langsung nanti di stasiun saja sehabis Maghrib. Nurul SMS aku lagi, dia menanyakan aku jadi pulang atau tidak dan bagaimana dengan tiketnya. Aku jawab, aku belum bisa beli tiket karena waktu sudah menjelang Maghrib. Apapun yang terjadi, aku harus pulang hari ini. Nanti beli tiketnya langsung di stasiun. Semoga saja masih ada. Mungkin karena ketegasan di SMSku itulah, Nurul akhirnya terpengaruh dan memutuskan kembali ke keputusannya semula. Ia jadi pulang bersamaku.
Ya, begitulah aku. Kalau sudah membuat suatu keputusan, Insya Allah aku tidak akan plin-plan atau goyah selama itu mendatangkan kebaikan.
Habis Maghrib, aku dan Nurul sudah berada di Stasiun Jatinegara. Alhamdulillah¸ tiket menuju Solo sudah di genggaman meski harganya tidak semurah biasanya. Kereta masih akan berangkat pukul 20.27. Waktu tunggu masih lama. Akhirnya, aku dan Nurul memutuskan untuk duduk di emperan dalam stasiun. Memanfaatkan waktu tunggu dengan berdiskusi dengan Nurul tentang sebuah permasalahan yang tengah menderanya.

Malam itu aku membuat sebuah konspirasi dengan ibuk, bahwa hanya ibuk saja yang mengetahui kepulanganku malam ini. Biar menjadi kejutan. Saat tengah SMS-an dengan ibuk, tiba-tiba sudah duduk di sampingku seorang ibu dan dua orang anak kecil.

Ibu itu bertanya kartu seluler apa yang aku gunakan. Beliau ingin menghubungi seseorang. Ibu menceritakan bahwa beliau habis kecopetan dan sekarang terlantar padahal harus pulang ke Lampung. Akhirnya aku pinjamkan HP-ku agar ia bisa menelepon saudaranya.
Innalillahi wa inna ilaihi roji’un...

Mendengar percakapan ibu itu dengan seorang bapak di seberang sana, membuatku terenyuh. Apalagi setelah ibu itu menunjukkan dua surat yang sudah kumal yang ternyata surat itu berisi pernyataan kehilangan dari kepolisian Gresik dan satunya dari Dinas Sosial Gresik yang berisi bahwa ibu dan kedua anak itu terlantar. Dengan segala keterbatasanku, aku mencoba menolong ketiganya keluar dari permasalahan yang tengah mereka alami malam itu. Setelah urusanku dengan ketiganya selesai, tak kuasa diri ini menangis! Betapa tabah ibu itu... Sejatinya beliau ingin ke Lampung untuk menemui anaknya. Anaknya, seorang mahasiswa UGM tingkat akhir yang meninggal terkena ISPA saat menjadi relawan Merapi. Subhanallah...

Rabb, jk mlm ini q menangis, bkn krn q brsedih! Tp q mengiba kpdMu. Mudahknlah pertemuan seorang ibu td dgn anaknya yg kini hanya tinggal jasad tak bernyawa..
~hbs brtemu seorang ibu +2 anak kecil yg terlantar. Hbs kecopetan. Pdhl bliau hrs ke lampung utk brtemu dgn jasad anaknya. Anaknya baru sj meninggal krn ISPA saat mjd relawan di jogja. Lindungi mereka ya Rabb.. Aamiin..~

Seolah-seolah stasiun Jatinegara turut luruh dalam kisah pertemuan kami tadi. Sayup-sayup aku mendengar “IBU”-nya Iwan Fals menyenandung sendu dari salah satu toko yang berjajar di dalam stasiun Jatinegara.

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah... penuh nanah
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu
Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas...ibu...ibu....
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu
(Ibu – Iwan Fals)

19 November 2010

Kereta datang terlambat. Pukul 21.00 kami baru masuk. Tak peduli dengan keterlambatannya... Bismillahi tawakaltu ‘alallah... akhirnya aku mudik!!!
Alhamdulillah, pukul 08.30 pagi sampai jua di Stasiun Balapan Solo. Setelah itu naik ATMO menuju depan RS Moewardi.. Nurul mau ambil uang dulu di ATM. Awalnya mau naik bus saja ke Wonogiri. Akhirnya Ibuk SMS dan menyarankan naik taksi saja biar cepat sampai. Akhirnya , setelah dicapai kesepakatan pembayarannya, aku naik taksi bareng Nurul.

Nantikan kejutanku di batas waktu.. ^^.
~Merangkai bahagia di hari Jumat yg penuh cinta~

Status FB-ku di atas sepertinya tidak menimbulkan kecurigaan. Selama perjalanan, SMS-an sama Ibuk. Lucu banget. Ibuk mengabarkan kondisi rumah. Babe sudah di rumah Simbah. Dhek Nung dan Kang Dodoy sudah bersiap-siap. Aku sempat baca statusnya Kang Dodoy, begini bunyinya...
Ud pake batik . . Seragam 1 keluarga . . Cakep2 dweh . . Sayangna kembar yg 1 ga ikud . . Gpp lah pasti ad saat kumpul bersama lg . .
Miris juga bacanya. Hihi... Belum tau nih Kang Dodoy, kalau adiknya tercinta sedang dalam perjalanan. Di rumah, ibuk mengalihkan perhatian mereka berdua agar tak terburu-buru berangkat. Maksudnya sih, menunggu kedatanganku. Kami berpacu dengan sang waktu. Setiap ganti tempat, aku SMS ibuk. Sudah sampai Sukoharjo. Sudah sampai Nguter. Sudah sampai Selogiri. Sudah sampai Wonokarto. Sudah sampai Agraria. Nurul turun di Agraria. Dan akhirnya, taksi itu sampai di depan rumah. Keluar dari taksi, langsung lari masuk halaman rumah. Terkejutlah Dhek Nung dan Kang Dodoy...

Alhamdulillah, 'konspirasi' dengan ibuk sejak semalam mmbuahkan hasil! Kang dodoy dan my supertwin terkejut luar biasa tatkala diriku sampai di istana KYDEN tercinta! Skrg brngkt k rumah simbah (babe sdh d sana). Dan khadiranku bakal bikin heboh orang sekampung! Hehe... ^^v
~indahnya pernikahan, bisa menyatukan keluarga... besar! :) ~

Pukul 10.00, berangkat dengan Ibuk dan Dhek Nung ke rumah simbah di Nawangan, Giriwoyo. Kang Dodoy naik sepeda. Pukul 11.30 sampai juga di rumah simbah. Dan apa yang terjadi selanjutnya???

Mbah kakung, mbah putri, om, bulik, pakdhe, budhe, dan lain-lain terkejut dengan kehadiranku. Terlebih Babe. Terpancar jelas kegembiraan dari wajah beliau. Alhamdulillah, akhirnya aku bisa membuat kejutan ini. Aku yakin, jika semalam aku tidak jadi pulang, mungkin aku akan menyesal selamanya. Akhirnya, aku putuskan untuk pulang dan alhamdulillah bisa memahat kebahagiaan yang pastinya akan aku kenang selamanya...

Alhamdulillah, proses pernikahan om-ku (adik bungsu babe) berjalan lancar. Beliau juga sangat bahagia dengan kedatanganku. Sore harinya, bersama Dhek Nung dan Ibuk aku pulang dengan naik bus. Kang Dodoy naik sepeda motor, sedangkan Babe masih ada urusan yang harus diselesaikan dulu sehingga beliau baru sampai rumah pada malam harinya.

Sesampainya di rumah, Babe tidak langsung istirahat. Padahal aku tahu, beliau pasti capek. Ternyata malam itu beliau dapat undangan untuk datang ke rumah salah satu rekan kerjanya. Setelah ganti pakaian, beliau bergegas ke sana. Selang beberapa jam kemudian, beliau pulang ke rumah. Apa yang beliau bawa??? Ternyata di rumah temannya tadi, Babe juga masak sate bersama. Alhamdulillah, akhirnya malam itu kami makan sate kambing buatan babe deh... So nyummy!!!

smalam,jam sgini q msh dduk mnnggu kereta Senja Utama d stasiun Jatinegara. Sungguh, jk smalam q tdk jd pulang, mgkn q akan mnyesal selamanya! alhamdulillah, dgn mntap hati pulang jg akhirnya dan rasanya benar2 bahagia karena bisa mmberi kejutan besar pd keluarga tercinta. alhamdulillah,bs mlukis snyum bhagia utk orang...2 tristimewa dhri istimwa ini
~wonogiri,I'm in love~

Itulah salah satu kado terindah dariku untuk Babe tahun ini. Selain itu, tepat pada hari ini, saat usianya menginjak angka 57, ada sebuah bingkisan dari kami bertiga (aku, Dhek Nung, dan Kang Dodoy). Semoga beliau bahagia menerimanya. Aku mencintaimu, Be! SANGAT.... Terima kasih ya Be, karena engkau dan ibu telah mendidik dan membesarkanku sampai detik ini dengan penuh cinta dan kasih sayang.

Selamat hari lahir BABE! Semoga sehat selalu, diberi rezeki yang barokah, dan dimudahkan dalam segala urusan.. Kebahagiaan dalam keluarga kita semoga tidak hanya di dunia, tapi juga kekal di surga-Nya kelak. AMIIN YA RABB!

Babe, betapaku sangat MENCINTAIMU.. Ku trus berjanji takkan hianati cintamu.. Ya Allah, sampaikan say sayang ini untuknya... Semoga aku mampu penuhi impian-impiannya. Beri kemudahan Ya Rabb.. Aamiin...

Robbighfirlii waliwaalidayya warhamhuma kamaa robbayani shogiro ...

***
Bunda, kasih sayangmu indah di hatiku
Ayah, senyum manismu indah di mataku
Slalu... terbayang wajahmu di kala kau tatap diriku
Dengan penuh aksih, cinta, dan sayangmu
Setulus hatimu
Semua kasih sayangmu takkan kulupakan
Sgala pengorbananmu akan kuukir
Slalu terbayang wajahmu di kala kau tatap diriku
Dengan penuh kasih, cinta, dan sayangmu
Setulus hatimu.. hanya untukku...
Maafkan selalu kesalahanku
Yang kuperbuat sepanjang hidupku
Terimalah sembah baktiku kepadamu
Duhai ayah bundaku
Ku rindu padamu...
(Ayah Bundaku – Heru Herdiana)

REDZone, 6 Desember 2010_05.07
Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Desember 2010 di blog sebelumnya  

Indahnya Penantian



Ting... ting... ting...
Ada sepeda... sepedaku roda dua...
Kudapat dari ayah..
Karena rajin bekerja!

Waduw, sepertinya salah lirik nih!
Ulangi!

Ting... ting... ting....

Suara sendok berpadu dengan mangkok menghentikan suara ayam yang tengah merdu berkokok (anggap saja ada ayam yang bertengger di genting kostku pagi itu.)

Wah, abang tukang bubur ayam (selanjutnya disingkat ‘buryam’ ^^v) lewat. Saatnya beli sarapan!

“Bubur, Bang!” teriakku dari beranda lantai 2 saat melihat gerobak dorong buryam itu melintas di depan gerbang kost.

“Ya...” teriak si abang tukang buryam. Pagi-pagi dah teriak-meneriak nih!


Dengan mengenakan kostum batik merah hati (hari itu hari Selasa, hari terakhir di bulan November), aku mengambil mangkok berwarna hijau dari rak piring. Mangkok ini adalah bonus dari pembelian sebungkus detergen. Maklum, sebagai anak kost salah satu cara untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga –seperti alat makan gitu lah- salah satunya dengan membeli detergen yang berbonus mangkok. Hehe ^^v. Aplikasi dari hukum ekonomi!

Secara bergantian kaki kanan dan kiri menuruni anak tangga (kalau turun dari tangga jangan kedua kaki bersamaan ya, lhah... niru-niru gaya vampir dunk! ^^v). Sampai di lantai 1 lanjut membuka pintu yang sekarang formasi kuncinya sudah dimodifikasi sedemikian rupa oleh bapak kost setelah tragedi pembobolan kemarin. Ah, si maling itu masih membuat aku senewen saja kalau pulang malam. Semoga dia tidak berkenan lagi datang ke kostku... aamiin..

Keluar dari kost, aku membuka pintu gerbang dengan lebar 1 meter dan tinggi sekitar 1.5 meter yang terpasang manis di depan kostku. Pintu gerbang besi berwarna seperti jeruk impor dari China ini cara membukanya juga tak kalah canggih. Bapak kost memang kreatif pokoknya!

Keluar dari gerbang, aku belok kanan menuju lokasi ‘parkir’ abang buryam tadi. Subhanallah... Coba tebak, apa yang aku lihat???

1. Abang tukang buryam! (jawaban BENAR)
2. Gerobak dorong buryam! (jawaban BENAR)
3. Ayam bertengger di genteng rumah! (jawaban SALAH... hehe, ngaco aja!)
4. ....

Jawabannya adalah gabungan dari nomor 1 dan 2 ditambah koran! Nah lho, maksudnya waktu itu aku melihat ‘abang tukang buryam’ (jawaban noomor 1) sedang menghadap ‘gerobak dorong buryam’ (jawaban nomor 2) sambil membaca koran. Luar biasa, bukan? Menurutku sih, tak hanya luar biasa tapi SANGAT LUAR BIASA! Pagi itu abang tukang buryam mengajariku memaknai “INDAHNYA PENANTIAN”. Yup, dia menanti kedatanganku (halah...) –eits, lebih tepatnya kedatangan mangkokku untuk diisi buryam dan kedatangan uang 2000-ku sebagai rezekinya pagi ini- dengan membaca koran. Sebuah pelajaran yang sangat berharga buatku pagi ini.



Penantian adalah suatu ujian
Tetapkanlahku selalu dalam harapan
Karena keimanan tak hanya diucapkan
Adalah ketabahan menghadapi cobaan
(Penantian – Dans)
Bagi sebagian orang, menanti (menunggu) adalah pekerjaan yang membosankan. Apalagi kalau yang ditunggu adalah sesuatu yang tidak pasti. Misalnya, kita sudah berjanji dengan seorang teman untuk bertemu pada waktu yang sudah ditentukan. Pada waktu yang telah disepakati tersebut kita pun datang sesuai kesepakatan. Setelah beberapa saat berada di sana, teman kita itu tidak muncul-muncul. Satu jam berlalu, tapi tidak ada tanda kenampakan batang hidungnya. Lantas kita pun mencoba kontak melalui ponselnya. Ternyata hanya bunyi tu-la-lit yang terdengar lantaran ponselnya sedang tidak diaktifkan. Apa yang kita rasakan kemudian?? Sebel?? Bosan??? Atau mungkin khawatir jangan-jangan teman kita itu lupa akan janjinya?

Menurutku, buku adalah salah satu langkah preventif untuk mengurangi kesia-kesiaan waktu penantian. Ilmu bertambah, hati terjaga dari suudzon, mulut bebas dari gerutuan, dan kalau ada camilan bisa sekaligus sebagai upaya peningkatan gizi dan berat badan… ^^v

Sabarkanlahku menanti wujudnya mimpi
Tuluskan kusambut sepenuh jiwa ini
Di dalam asa diri menjemput berkah-Mu
Tibalah izin-Mu atas harapan ini
(Gubahan “Penantian” – Dans)


Dalam kehidupan kita sehari-hari, sebenarnya hidup kita penuh dengan masa penantian. Sebut saja, menanti hasil ujian masuk sekolah/perguruan tinggi, menanti hasil lamaran pekerjaan, menanti hasil tes CPNS (^^…pengalaman pribadi), menanti naskah diterima penerbit (buat para penulis nih), menanti jodoh (jodoh sih sebenarnya bukan dinanti, lha wong sudah ada dalam ketetapan-Nya… tinggal merangkai momentum yang tepat saja untuk bertemu…), dan menanti terwujudnya impian yang lainnya.

Namun, penantian bukanlah sebuah upaya pasif. Penantian merupakan suatu masa yang hadir setelah proses usaha. Penantian adalah tawakkal yang dikedepankan setelah proses ikhtiar. Secara bahasa Matematika (ciee…), PENANTIAN ada “jika dan hanya jika” telah dilakukan ikhtiar (usaha yang optimal). Ada mimpi, namun mesti ada aksi. Menanti tanpa didahului dengan usaha bukanlah sebuah penantian, namun hanya khayalan yang menggantung di jemuran.. eh, di awang-awang!

Rabbi….teguhkanlahku di penantian ini
Berikanlah cahaya terang-Mu selalu
Rabbi…..doa dan upaya hamba-Mu ini
Hanyalah bersandar semata padamu
(Penantian – Dans)


Ya, setelah usaha dijalankan, yang bisa dilakukan kemudian adalah bijak menanti hasil yang akan didapat. Setelah peluh dan keringat terkucur, penat dan lelah merangsek tubuh, tiada yang indah selain “BERSERAH”. Masa penantian tidak boleh menjadi masa yang kosong melompong. Alangkah baiknya bila kita mewarnainya dengan aktivitas-aktivitas yang bernilai. Bisa pula pada masa itu kita merancang beberapa rencana alternatif dengan mengukur probabilitas-probabilitas (statistiknya keluar nih…) yang terjadi semisal pada akhirnya patokan hasil yang kita inginkan belum tercapai. Dalam kamus hidup kita, tulislah bahwa “tidak ada waktu kosong” karena “apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakan dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.” (Q.S. Al Insyirah : 7)


Man proposes, God disposes. Manusia hanya bisa berusaha, sedang hasil mutlak urusan Allah semata yang menentukan. Tapi, satu hal yang perlu diingat bahwa yang dinilai oleh Allah bukanlah seberapa besar hasil yang kita peroleh, namun lebih pada seberapa optimal kita menjalani proses. SEPAKAT???

Mematok target dari apa yang kita usahakan adalah sebuah keharusan, namun menerima hasil yang kita peroleh secara ikhlas dan arif juga tidak kalah pentingnya, karena “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah Mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” Atau “Bila kamu tidak menyukainya, (maka bersabarlah) karena bisa jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”[hayo… firmanNya di surat dan ayat berapa??? Buka Al Qur’annya ya… ^^]

So, ketika realita yang kita hadapi tidak seperti yang kita idealkan atau kita targetkan, kita harus bisa menerima keadaan itu sewajarnya. Karena bisa jadi Allah sedang menyimpan hikmah berlebih di baliknya yang baru bisa terungkap di kemudian hari.

Rabbi... ridhoilah penantianku ini
Hadirkanlah ketentraman di dalam hari
Rabbi….hanyalah pada-Mu lah doaku ini
Duhai tempat mengadu segala rasa diri
(Penantian – Dans)

Ketika pada saatnya impian kita menjadi nyata, jangan menjadi lupa diri ataupun takabur, sebab semua itu terjadi karena kehendak Allah Swt. BERSYUKURLAH!!!! Sebab penantianmu telah sampai pada ujungnya. Penantianmu telah tiba pada batas waktunya yang indah.

RedZone, 02122010
Untuk sebentuk impian… pada sebuah pilihan… dalam indahnya penantian…
Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Desember 2010 di blog sebelumnya 

DESEMBER


Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur hanya tertuju pada Allah SWT atas limpahan nikmat dan hidayah-Nya sehingga kita masih berada dalam naungan indahnya iman dan islam. Sholawat dan salam senantiasa tercurahlimpahkan kepada teladan agung kita, sosok mulia sepanjang masa, Rasulullah SAW yang senantiasa kita nanti syafa’atnya di yaumul akhir kelak.“[DE]ngan [SE]mangat [M]erangkai karya, terus [BE]rjuang [R]aih cita dan cinta-Nya” menjadi tema saya di bulan Desember ini. Sebentar, biar tambah ‘menghentak’ nulisnya sambil mendengarkan “Sang Pemimpi”-nya Gigi.
Sambut hari baru di depanmu Sang pemimpi siap tuk melangkah Raih tanganku jika kau ragu Bila terjatuh ku 'kan menjaga Kita telah berjanji bersama Taklukkan dunia ini Menghadapi segala tantangan Bersama.. (mengejar mimpi-mimpi) Berteriaklah hai sang pemimpi Kita tak 'kan berhenti di sini Kita telah berjanji bersama Taklukkan dunia ini Menghadapi segala tantangan Bersama.. (mengejar mimpi-mimpi) Bersyukurlah pada Yang Maha Kuasa Hargailah orang-orang yang menyayangimu Dan slalu ada setia di sisimu Siapapun jangan kau pernah sakiti Dalam pencarian jati dirimu Dan semua yang kau impikan Tegarlah sang pemimpi

INILAH AKHIR UNTUK AWAL YANG INDAH!!!

Akhir??? Awal???

1. Desember 2010 : bulan terakhir dalam kalender Masehi tahun 2010, tak lama lagi tahun 2010 akan menghampiri. Sebuah awal yang indah!
2. 6 Desember 2010 : akhir bulan Dzulhijjah 1430 H, tanggal 7 Desember 2010 adalah tahun baru 1 Muharram 1431 H… emm, sebuah awal yang indah!
3. Desember 2010 akan menjadi akhir masa CPNS, insya Allah Januari 2011 sudah diangkat menjadi PNS, Alhamdulillah, sebuah awal yang indah!
4. Insya Allah, 2010 akan menjadi akhir dari tema “Merangkai Karya” dan mulai 1 Januari 2011 adalah saatnya menggunakan tema besar “Membangun Kisah Penuh Makna”. Sebuah awal yang indah!
5. Selain itu semua... saat kita tidur, itulah akhir dari kisah kita hari ini… Saat mata kita kembali terbuka (bangun), itulah sebuah awal yang indah buat kita! Karena Allah masih memberi kita kesempatan untuk berbuat yang TERBAIK!!! Semua tergantung pada kita, MAMPU memanfaatkan kesempatan itu dengan BAIK atau tidak!

It depends on YOURSELF!!!

THIS IS MY DESEMBER!!!

D=Dare to DREAM!!! E=Enlighting Your Mind S=Spirit will never end! E=Encourage your self to do the best! M=Make your family proud of you!! B=Be INSPIRING others! E=End to begin more exciting! R=Remember Allah always give THE BEST!



Sedikit berkisah (boleh ya?? Boleh lah…lha wong yang mau nulis saya! ^^)… Ini bukan kisah nyata tapi bisa jadi kisah nyata kalau memang ada yang mengalaminya… (bukan bermaksud menyinggung lho! Ni lagi berimajinasi…)

Ada seorang penulis pemula yang mendapat WARNING dari ‘gurunya’ (seorang penulis proffesional yang sudah menulis 270-an buku, sepertinya ini memang bermaksud menyinggung seseorang.. peace, kanjeng!) bahwa ia hanya memiliki kesempatan dua minggu lagi untuk merampungkan naskahnya. Sebenarnya penulis pemula tersebut telah memiliki outline tulisan yang cukup bagus dan menurut sang guru layak untuk dibuat buku. Umumnya, membutuhkan waktu cukup lama bagi seorang penulis pemula untuk merampungkan naskah itu. Namun, penulis pemula tadi memasang target dua minggu untuk menuntaskannya. Dan singkat cerita (gak harus nunggu ceritanya dua minggu ya… ^^), ‘calon bukunya’ selesai juga akhirnya! Bahkan melebihi target yang telah dipatoknya. Hanya sekitar satu minggu ia merampungkannya. MANTAP kan???

HOW COULD IT BE??? Bagaimana bisa??? Setelah mewawancarainya (tentunya self interview, lha wong yang buat cerita yang nulis ini :D), ternyata penulis pemula tersebut mempunyai sebuah rahasia. What’s THE SECRET??? Ia tidak terpojokkan dengan batas waktu pengumpulan naskahnya. Ia kemudian membuat gambaran besar di kepalanya. Betapa bahagianya ia saat telah menyelesaikan naskahnya nanti. Orang tua akan bahagia, ‘sang guru’ akan bangga atas keberhasilan ‘anak didik’nya, dan tentunya dirinya akan sangat lega karena akhirnya ia bisa menulis dan menerbitkan buku. Visualisasi gambar tersebut terus ia perbesar dalam alam pikirannya. Sehingga apapun yang merintanginya, entah cibiran atau cemoohan, tak lagi digubrisnya. CUEK IS THE BEST! Pikirannya hanya tertuju pada gambar besar di kepalanya. Pada impian yang hendak ia capai (Barangkali inilah yang disebut oleh om Stephen R.Covey sebagai MEMULAI DARI AKHIR!!! Makasih om atas inspirasinya!!! :D)

Emm..ibarat seorang yang naik gunung (langsung ingat saat “muda” dulu… suka naik gunung… ^^). Bila pikirannya hanya terfokus pada jalan yang ia lalui, yang penuh semak belukar, maka ia pun akan cepat letih dan bosan. Bahkan bisa jadi niatannya untuk menggapai puncak yang awalnya meletup malah meredup! Beda halnya bila pikirannya tertuju pada udara segar, sapaan sang mentari, pemandangan yang indah, dan kepuasan tiada tara saat ia mencapai puncak. Letih dan bosan tak akan mempengaruhinya. Lantaran tujuan telah mampu mengesampingkan berbagai tantangan di sepanjang jalan.

Jangan membayangkan bahwa kita AKAN MERAIH tujuan dan impian itu. Bayangkan bahwa kita TELAH MERAIH tujuan dan impian tersebut. Bayangkan segala kebahagiaan dan kesenangan yang akan kita dapat. Dan kita pun AKAN MENDAPATKANNYA!!!!!!!

Sesungguhnya, jalan mencapai puncak itu berat, tetapi tetap bertahan di puncak jauuuuhh lebih berat, So.. tetep SEMANGADH 37x!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Simbol mendasar dari perubahan adalah bergerak, berilmu tanpa bergerak adalah sia-sia, namun bergerak tanpa rencana adalah ironis. Semoga Allah memudahkan kita untuk menjadi pribadi yang cerdas dalam menempatkan diri. Aamiin...

Perubahan dimulai oleh orang-orang yang cerdas...Dilaksanakan oleh orang-orang yang ikhlas...Dan dimenangkan oleh orang-orang yang pemberani...

”Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Q.S.Ar Ra’du : 11)

” .... dan jangan kamu berputus asa dari rahmat ALLAH. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat ALLAH, melainkan kaum yang kafir.” (QS Yusuf : 87)

”Sesungguhnya aku bergantung pada persangkaan hamba-Ku dan Aku akan selalu bersamanya saat ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, maka aku akan mengingatnya dalam diriKu. Kalau Hamba-Ku mendekat sejengkal, Ku sambut ia sehasta. Kalau ia mendekat sehasta, Ku sambut ia sedepa. Kalau Hamba-Ku datang pada-Ku berjalan, maka Ku sambut ia dengan berlari...” (H.R. Imam Bukhari, At-Tirmidzi)

Impian dan cita-cita itu begitu penting. Jangan sekali-kali merasa malu dengan apa yang kita impikan! Sehingga terburu-buru menganggap impian itu tidak mungkin terjangkau dan kemudian menilainya sebagai sesuatu yang tidak mungkin lagi bahkan mengada-ada. Sikap seperti itu sungguh SALAH!!! Sebaliknya, kita harus bisa mengolah impian-impian itu secara cerdas sampai menjadi sebuah wujud yang berkualitas. Menggapai bintang di langit menjadi tugas hidup. Dengan bintang di tangan, kita akan bisa memberikan TERANG bagi lingkungan sekitar kita dan sekaligus sebagai wujud ibadah kita kepada Allah SWT.

Layang-layang dimainkan dengan kepala tegak dan bukan dengan menunduk. Layang-layang diterbangkan, bukan dengan wajah ke arah bawah, tapi dengan menatap ke angkasa. Begitupun kita di dalam hidup. Layang-layang adalah tanda agar kita selalu percaya bahwa OPTIMISME dimulai dengan membangun HARAPAN, bukan dengan BERSEDIH.

Jangan pernah sekalipun menyerah guna mewujudkan impian itu! Jangan sampai muncul pertanyaan di benak kita yang bisa melunturkan semangat kita ”Apakah aku bisa menjadi apa yang aku inginkan?” Tetapi sebaliknya, bersikaplah tegas dan bertekad.........

”AKU HARUS BISA MENJADI APA YANG AKU INGINKAN”



TUJUH KUNCI SUPER AGAR IMPIAN tak hanya SEKEDAR MIMPI!!!
1.Selalu berpikir : “AKU BISA!!!” 2.Tidak pernah berpikir : “AKU GAGAL 3.Punya prinsip : “AKU BERANI" 4.Ubah diri jadi : “AKU KREATIF” 5.Apa yang ada dalam pikiranku : “INILAH AKU” 6.Ubah kekalahan jadi : “INI KEMENANGANKU” 7.Tak sekedar dibayangkan tapi : “AKU LAKUKAN”

KUNCI SUKSES ALA “SUPERTWIN” = IMPIAN BESAR + PUNYA STRATEGI + BERANI MELANGKAH!!!!!

Di akhir untuk awal yang indah ini, kembali saya merenungkan motto hidup saya,

BE MY SELF : ETIKA! BE SMART & VISIONER!!!
ETIKA, SMART, dan VISIONER ini ada kepanjangannya.... hmm, check it out...

E = Encourage urself to do d bez! T = Time always go on… I = Is urself usefull 4 another??? K = Keep istiqomah n bliv that.. A = Allah always give d bez 4 us!!

Solutif… Magnetis… Aktif… Ruhiyah oke… Tangguh!!!

Visi mantap. Inspiratif. Semangat. Ikhlas berjuang. Optimis. Nothing to lose. Excellent. Responsible



Inilah akhir, untuk awal yang indah...
Redzone, 1 Desember 2010_05.00
Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Desember 2010 di blog sebelumnya