ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.

CALON PRESIDEN DAN VISI MISI HEBATNYA


Sekelompok masyarakat menunjuknya sebagai calon presiden. Dia menerima amanah itu dan menyiapkan visi misi yang nantinya akan dijalankan jika terpilih. Dia dan tim suksesnya yang menyusun. Tentu, porsi ide sang capres jauh lebih banyak dibanding ide timsesnya. Tibalah saat pemaparan visi misi di dua tempat, yakni di dalam ruangan dan di terminal. Terminal dipilih karena diketahui masih banyak masyarakat yang apatis akan adanya proses demokrasi pergantian kepemimpinan ini. 

Sang capres dengan gamblang menyampaikan visi misinya. Bahkan dia merumuskannya dalam satu kata, HEBAT. HEBAT kependekan dari Harmonis, Edukatif, Berani, Aktif, dan Terdepan. Sang capres ingin kelak nantinya 'negara kecil' yang dipimpinnya memiliki masyarakat yang harmonis, berpendidikan baik, berani dalam kebenaran, aktif dalam hal positif, dan terdepan dalam prestasi. 

Suatu hari, dalam debat capres, sang capres ini dipertemukan dengan kandidat capres lainnya. Debat tersebut dimanfaatkan sekelompok oknum yang punya niat licik untuk mempermalukan sang capres ini di hadapan masyarakat umum yang kebanyakan masih apatis. 

Ada sebuah kontrak politik sangat sulit yang disodorkan oknum tersebut pada sang capres. Oknum itu menantang semua capres untuk menandatanginya. Sang capres menanyakan mana materainya kepada si oknum. Berubahlah wajah si oknum karena dia tidak menyiapkan materai itu. 


Sang capres mengeluarkan selembar materai dari dalam dompetnya. Dia berujar dengan lantang, "Saya sudah menyiapkan materai ini jauh-jauh hari sebelum ada kontrak politik ini." Saat si oknum baru membeli materai dan capres lain belum menandatangi kontrak politik, capres HEBAT sudah lebih dulu tanda tangan dengan materainya. 

Masyarakat memberikan tepuk tangan riuh pada sang capres.
Si oknum pucat pasi.
Pasca itu, elektabilitas sang capres meroket tinggi.
Dia pun terpilih menjadi presiden. 

Alhamdulillah, capres itu kini jadi presiden di rumah tangga kami 😍. .

Kisah ini terinspirasi dari kisah beliau saat jadi capres mahasiswa di kampus UNSRI Palembang. .

0 comments:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna