ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.

Indonesia Butuh Pemimpin yang SMART dan VISIONER

Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 tinggal menghitung hari. Genderang pesta demokrasi semakin bertalu, kampanye politik sudah dimulai. Di tengah dorongan hasrat perebutan kursi kepemimpinan, diharapkan lahirlah pemimpin yang mampu menyelesaikan segala permasalahan bangsa ini.

Isu Kepemimpinan Muda
Dewasa ini, wacana tentang kepemimpinan muda semakin terdengar gaungnya. Sudah waktunya generasi muda memimpin bangsa setelah generasi tua gagal membawa bangsa ke arah perubahan yang lebih baik. Pemuda adalah aset emas bangsa yang mempunyai tanggung jawab mempertahankan kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia, dengan hal-hal yang baik tentunya. Di tangan pemuda jualah tergenggam arah bangsa. Wacana yang berkembang tersebut mungkin bisa menjadi solusi alternatif untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang melanda bangsa saat ini. Meskipun muncul keraguan, apakah kaum muda mampu memimpin bangsa yang kondisinya sakit parah seperti sekarang? Keraguan tersebut akan bisa ditangkis jika generasi muda berkesempatan memimpin bangsa. Meskipun di lain sisi, generasi tua masih mempunyai semangat yang menggebu untuk kembali memimpin bangsa dengan segudang pengalaman yang telah mereka dapatkan.


Catatan Sejarah
Ir. Soekarno pernah mengatakan bahwa yang dibutuhkan bangsa ini adalah pemuda yang tangguh dan trengginas, dengan sepuluh pemuda saja akan dapat menggoncangkan dunia. Secara metaforis, ungkapan ini dapat berarti betapa penting dan strategisnya peran generasi muda bagi bangsa. Sejarah telah mencatat kegemilangan prestasi pemuda dalam menorehkan tinta emas sejarah bangsa, sejak kelahiran Budi Utomo sebagai tonggak Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda, Proklamasi Kemerdekaan, sampai dengan era Reformasi yang mampu menggulingkan rezim orde baru. Peran pemuda ada di dalam setiap moment tersebut. Selain itu, sejarah juga mencatat saat ini di beberapa daerah di Indonesia sudah mulai bermunculan kepala-kepala daerah dengan usia muda (30-50 tahun). Banyak provinsi atau kabupaten yang maju pesat setelah dipimpin tokoh baru yang berusia relatif muda saat menjabat. Tampaklah bahwa dengan tampilnya kepemimpinan muda, tanda-tanda ke arah perubahan mulai menampakkan hasil. Ada secercah cahaya harapan bila yang muda diberi kesempatan memimpin.


Pemimpin SMART dan VISIONER
Terlepas dari isu kepemimpinan muda, menurut saya, faktor usia bukanlah faktor penting yang dipermasalahkan dalam pemilihan pemimpin di negeri ini. Siapapun orang yang nantinya akan memegang kendali kepemimpinan bangsa ini, orang tersebut harus benar-benar menjadi pemimpin yang bisa membawa perubahan yang signifikan untuk negeri ini. Dapat saya rumuskan, Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang SMART dan VISIONER. Rumusan SMART dan VISIONER dapat diuraikan menjadi Solutif, Magnetis, Aktif, Revolusioner, Tangguh, Visi mantap, Iman dan takwa, Semangat, Intelek, Optimis, No corrupt, Empati, dan Responsibility


1. SolutifSaat ini Indonesia dihadapkan pada permasalahan pelik yang tak kunjung usai bahkan cenderung bertambah. Mulai dari permasalahan di sektor ekonomi, politik, sosial, pendidikan, kependudukan, dan lain-lain. Oleh karena itu, pada Pemilu 2009 ini diharapkan hadirlah pemimpin yang mampu menjadi problem solver dari permasalahan bangsa ini. Ke depan diperlukan pemimpin yang memiliki langkah-langkah yang solutif dengan kebijakan-kebijakan tegas yang berbeda dari sekarang. Setiap orang yang akan maju dalam Pemilu 2009 harus mempunyai konsep yang jelas tentang persoalan bangsa.


2. Magnetis
Track record untuk menjadi pemimpin pasti menjadi perhatian dari objek yang akan dipersatukan yaitu setiap elemen bangsa. Pemimpin harus mampu mengambil hati rakyat sehingga rakyat mencintainya tanpa diiming-imingi materi. Rakyat mencintai pemimpinnya karena kerja keras pemimpin dalam memperhatikan setiap kebutuhan rakyatnya dan rakyat merasa aman karena kepemimpinannya. Pemimpin dengan kepribadian magnetis, mampu menjadi teladan untuk rakyat yang dipimpinnya, mampu memecahkan berbagai macam persoalan yang berkembang di masyarakat, dan mampu menangani perubahan cepat akibat globalisasi yang berpengaruh besar terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.


3. Aktif

Perubahan adalah sebuah keniscayaan. Namun, perubahan pasti menghadapi berbagai kesulitan, masalah dan tantangan selama prosesnya, terlebih perubahan kursi kepemimpinn yang akan terjadi di tahun 2009 ini. Oleh karena itu perlu pemimpin yang kuat dan aktif untuk menghadapinya. Pemimpin memegang peranan penting dan vital untuk menyukseskan proses perubahan dan memberikan hasil sesuai yang diinginkan, dengan menyelesaikan permasalahan yang ada.

4. Revolusioner
Pemerintahan Indonesia selama ini belum ada transisi yang baik. Kalau sistem Pemilu dan demokrasi sudah lumayan bagus, tetapi tangan-tangan kapitalis masih mencengkeram. Meskipun saat ini rakyat tidak mudah dibohongi, tetapi rakyat saat ini sulit menentukan pilihannya karena rakyat masih mudah tergiur oleh janji-janji serta mengukur calon dengan materi. Oleh karenanya, pemimpin yang revolusioner mutlak diperlukan untuk mengubah paradigma masyarakat tersebut. Masyarakat tidak butuh janji, tapi bukti nyata.


5. Tangguh
Seorang pemimpin harus mempersiapkan diri bersama kendaraan politiknya dalam rangka merebut kepemimpinan nasional. Oleh karena itu, diperlukan modal politik yang mampu dipropagandakan untuk merebut dukungan rakyat.. Pribadi tangguh sebagai profil seorang pemimpin akan menambah kriteria pemimpin andalan di negeri ini karena semakin gencarnya pergolakan politik yang menyajikan bermacam tantangan yang harus dihadapi, bahkan bisa jadi bersumber dari perlawanan rakyat yang dipimpinnya.


6. Visi mantap
Bangsa Indonesia membutuhkan seorang pemimpin yang mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa di mata dunia, meninggalkan keterpurukan yang mendalam dan krisis multi dimensi yang sangat parah. Memimpin tidak semudah membalikkan telapak tangan, apalagi yang dipimpin adalah sebuah negara yang berjumlah penduduk banyak, beragam budaya dan bahasa, beragam karekter, wilayah yang sangat luas baik darat maupun lautan. Hal yang sangat prioritas untuk menjadi pemimpin Indonesia adalah mampu mempersatukan setiap elemen bangsa dalam satu visi dan misi. Pemimpin harus mempunyai kemauan kuat untuk memajukan negara yang dituangkan dalam program-program negara yang bervisi jelas. Program-program visioner hanya akan menjadi angan-angan bila tidak ada dukungan dari rakyat.


7. Iman dan Takwa
Landasan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang kuat mutlak diperlukan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang cerdas sekalipun jika tidak memiliki moral yang bagus sebagai implementasi keimanan dan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa maka yang terjadi adalah rusaknya moral orang-orang yang dipimpinnya serta suramnya kondisi bangsa yang dikelolanya. Seperti halnya potret suram bangsa Indonesia saat ini.


8. Semangat
Seperti kalimat kedua dalam semboyan Tut Wuri Handayani yaitu Ing madya mangun karsa. Kalimat yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantoro tersebut mempunyai arti bahwa pemimpin harus mampu memberi motivasi dan semangat kepada orang-orang yang dipimpinnya, terlebih lagi seorang pemimpin harus mampu memberikan semangat untuk dirinya sendiri.


9. IntelekPemimpin yang nantinya akan mengatur bangsa tentunya adalah seorang intelektual yang mapan. Intelektual di sini merupakan gabungan dari ilmuwan, teknokrat, dan moralis. Ilmuwan adalah orang yang bergelut dengan data dan gagasan analisis. Teknokrat adalah orang yang bergelut dalam penerapan praktis, sedangkan moralis adalah orang yang berjuang untuk menegakkan dan menyebarkan gagasan normatif. Oleh karena itu, ketiga variabel ini harus dimiliki seorang pemimpin sehingga mampu menjadikannya pemimpin bangsa yang mempunyai kredibilitas tinggi. Modal intelektual mutlak dimiliki sebagai media untuk membaca dan menganalisis fenomena yang terjadi di sekitarnya. Semakin banyak mengkaji wacana-wacana sosial, maka akan semakin peka dan semakin tinggi khazanah pengetahuannya tentang kondisi kebangsaan yang terjadi saat ini.


10. Optimis
Optimisme sangat dibutuhkan sebagai modal untuk mencapai kemenangan meraih suatu tujuan. Demikian halnya pada jiwa seorang pemimpin harus terpatri rasa optimis. Memang saat ini Indonesia sedang “sakit”, didera banyak permasalahan. Akan tetapi, pada Pemilu 2009 nanti diharapkan muncul pemimpin yang optimis akan berhasil “menyembuhkan” Indonesia dengan kinerja optimalnya.


11. No corrupt
Pemberantasan korupsi hanya bisa dilakukan jika pemimpin memiliki kemauan politik (political will) dan sekaligus wibawa moral sebagai aparatur yang bersih dan berwibawa, sehingga memberikan keteladanan dalam hal kejujuran dan sikap amanah. Tampaknya, kemauan politik dan keteladanan inilah yang kurang dimiliki oleh pemimpin kita saat ini. Pemimpin sering membuat pernyataan menyejukkan, seperti koruptor harus ditindak tegas, diseret ke pengadilan, dan dihukum mati, tapi kenyataannya nihil. Karenanya, untuk mengatasi krisis multidimensi negeri ini, khususnya dalam pemberantasan korupsi, hal pertama dan utama yang harus dibenahi adalah keteladanan para pemimpin.


12. Empati
Pemimpin kharismatik India, Mahatma Gandhi yang menjadi inspirasi gerakan kemerdekaan di Asia pada era 40-50 an, misalnya, yang memilih berpakaian hanya selembar kain gandum karena seperti itulah rakyat kebanyakan. Sangat kontras dengan kondisi kepemimpinan di Indonesia. Saat ini, para pemimpin kita masih banyak yang berunjuk gigi dan membusungkan dada dengan menampilkan keberhasilan-keberhasilan semu mereka kepada publik. Maka dari itu, belajar dari musibah bencana alam yang akhir-akhir ini marak terjadi di Indonesia dan permasalahan lain yang mendera bangsa ini, kita ingin membuktikan bagaimana empati pemimpin kita itu melayani rakyatnya.


13. ResponsibilitySemakin besar responsibility (tanggung jawab) yang dipikul oleh seseorang, maka semakin tinggi posisi dan derajat duniawi orang tersebut. Sejarah sudah menunjukkan kepada kita, bahwa "kekuasaan" seringkali membawa seseorang menuju "penyalahgunaan kekuasaan". Orang yang berkuasa (baca : pemimpin) itu lebih mementingkan dirinya dan kelompoknya sendiri, daripada untuk kepentingan umum yang lebih luas, sehingga sangat diharapkan lahirlah pemimpin yang benar-benar bertanggung jawab mengemban amanah rakyat.
Rakyat Indonesia sudah gelisah menanti hadirnya pemimpin yang menjadi pelopor perubahan yang berarti untuk bangsa ini. Pemilu 2009 akan menjadi saksi sejarah reformasi kepemimpinan dan birokrasi di Indonesia. Harapannya, akan lahir pemimpin yang SMART dan VISIONER, pembawa kemajuan dan kesejahteraan bangsa!!

Dikirim tanggal 3 Maret 2009
Lomba Penulisan Artikel BEM FE UNS
“Harapan Anak Bangsa pada Pemilu 2009”



(Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2009 di blog sebelumnya)

Aisya Avicenna

0 comments:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna