ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.

CARIKAN AKU ISTRI : NOVEL PELIPUR GALAU PARA BUJANGAN


 
Cover Novel "Carikan Aku Istri"

Judul : Carikan Aku Istri
Penulis : Arul Khan
Penerbit : Fatahillah Bina Alfikri (FBA) Press, Tangerang
Tebal : 190 halaman
Tahun Terbit : 2004
ISBN : 979-3205-26-1
*
Siapa bilang kaum lelaki tidak resah memikirkan siapa calon pendamping hidupnya?
Siapa bilang  menentukan satu keputusan untuk memilih adalah hal yang teramat mudah bagi lelaki?

Siapa bilang kaum lelaku mudah mencari istri?
Janganlah mencari yang sempurna, karena Allah akan memberikan padamu yang terbaik menurut-Nya.
hanya keberanian dan ketulusan
yang semestinya menjadi landasan
untuk membangun bahtera kehidupan indah itu,
dan dengannya suka duka tangis tawa
menjadi hanya sepenggalan kisah bersama
sebelum pada akhirnya
bahtera kehidupan itu akan berlabuh
di kehidupan nan abadi selamanya.
*
Novel ini berkisah tentang seorang pemuda bernama Surya yang sudah berusia 30 tahun lebih tapi tak kunjung menikah. Surya memiliki 4 orang adik perempuan, Novrianty, Nabila, Herni, dan Nurmaya. Usia yang tak lagi muda bahkan menuju istilah ‘bujang lapuk’ sementara ketiga adik perempuannya telah menikah dan punya anak (kecuali Nurmaya si bungsu yang belum menikah), membuat ibunda Surya semakin mendesak anak laki-laki pertamanya untuk segera mencari pendamping hidup.
Saat Surya yang berprofesi sebagai wartawan di Jakarta itu cuti ke kampung halamannya, Ibundanya memiliki beragam cara dan aneka rangkaian kata untuk membuat Surya ‘terpaksa’ memikirkan tentang nasib rumah tangganya kelak. Padahal momen cuti sebenarnya akan ia manfaatkan untuk mengusir kepenatan bekerja.
Ibu berencana menjodohkan Surya dengan anak Pak Haji Subrata bernama Latifah. Sayangnya, rasa belum siap untuk menikah dari dalam diri Surya lebih menguasainya hingga ia melewatkan kesempatan emas itu.
Sang Ibu dan adik-adik Surya tetap berusaha mencarikan calon istri untuknya. Surya makin galau, karena bayang-bayang pernikahan masih seperti momok dalam dirinya. Kalau kata Bang Hamka, pimpinan redaksi di kantornya, Surya terkena phobia pranikah.
Meninggalnya Abah, membuat Surya semakin sadar untuk segera menikah, apalagi keinginan satu ini yang paling diminta ibundanya. Nurmaya yang sedang kuliah di Bandung, memiliki kakak tingkat bernama Wulan yang juga anak dari Abah Rohim, teman ibunda Surya. Sang ibu kembali berusaha menjodohkan Wulan dengan Surya. Sementara itu, ada anak magang di kantor Surya bernama Putri, seorang muslimah cerdas nan anggun yang membuat jantung Surya berdebar lebih kencang dari biasanya.
Pada akhirnya, dengan siapa Surya akan menikah?
*
Ah, novel mungil yang saya baca tak sampai satu jam ini bisa dibilang kecil-kecil cabe rawit. Pembaca, khususnya para jomblowan dan jomblowati dijamin terkompori untuk menikah saat membaca novel bersampul merah ini. Yang sudah menikah pun, seolah dibawa ke masa lalu saat menjalani proses mencari jodoh. Masyaa Allah... indah!
Salah satu bab dalam novel ini, yakni bab Tiga yang berjudul “Amplop Berwarna Coklat” sangat mengena bagi saya. Karena waktu itu, saat keinginan menikah sudah membuncah, saya menitipkan sebuah amplop cokelat berisi biodata dan proposal pernikahan saya kepada guru mengaji dengan harapan hal ini menjadi salah satu ikhtiar saya menjemput belahan jiwa. Kenangan banget!
Novel ini berpesan kepada para jomblo, khususnya bujangan, bahwa sebagai laki-laki persoalan siap atau tidak siap menikah sebenarnya adalah persoalan psikologis. Belum berpenghasilan besar, merasa belum mapan, takut tidak bisa menafkahi keluarga, dan aneka ketidakyakinan lain hanyalah mindset negatif dalam diri yang harus ditepis habis. Kalau istilah penulis novel ini, mindset negatif itu hanyalah fatamorgana belaka.
Allah Swt. sudah memberikan jaminan dalam QS An-Nur ayat 32, “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kami dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. Maka, tak perlu ragu!
*
Catatan penting : konon kata Kang Arul Khan, novel ini adalah salah satu cara modusnya untuk mendekati uni Novia Syahidah (yang kini menjadi istrinya). Inspiratif, kan? :D

Salam,
Aisya Avicenna


0 comments:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna