ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.
Tampilkan postingan dengan label TraveLova. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TraveLova. Tampilkan semua postingan

WARNA 3 RANAH (PART 2)

Mas Anto dan Mbak Siwi

SOLO : Sabtu, 19 Maret 2011

Alhamdulillah, pukul 09.00 kaki ini akhirnya menginjak di bumi Solo. Sebelum panjang lebar ceritanya, baiknya mengingat kembali kisah perjalanan Aisya sehari sebelumnya. Jumat 18 Maret 2011 sepulang dari kantor, Aisya langsung ke BPS Pusat dengan naik taksi untuk menemui Izzah dan Wulan. Aisya sempat menunggu beberapa saat di depan gedung BPS karena Izzah dan Wulan belum keluar ruangan. Beberapa saat kemudian mereka datang, kemudian naik taksi bertiga menuju terminal Rawamangun.

Sampai di terminal Rawamangun, ternyata busnya masih terjebak macet di jalan tol. Akhirnya mereka menunggu sebentar. Jam 18.00, bus eksekutif berlabel “Rosalia Indah” pun membawa mereka meninggalkan Jakarta. Izzah duduk di kursi depan Aisya dan Wulan. Perjalanan yang cukup menyenangkan karena mereka bertiga akan mudik dan sebentar lagi bertemu dengan orang tua masing-masing. Sehabis Isya, mereka sampai di Cikampek. Bus berhenti. Semua penumpang makan malam dan mengerjakan sholat. Mereka bertiga menjadi penumpang terakhir yang masuk ke bus saat semuanya sudah selesai sholat dan makan. Hehe... Untungnya nggak pada marah-marah.

Purnama mengawal perjalanan malam itu. Subhanallah, indahnya... Sepanjang perjalanan, Aisya ditemani murottal dan nasyid-nasyid favoritnya. Pukul 03.00 dini hari bus berhenti lagi di daerah Subang. Aisya turun dari bus untuk ke kamar mandi. Wah, melihat langsung bulan yang begitu indah malam itu. Perjalanan pun berlanjut. Sholat Subuh mereka tegakkan di bus.

Sesampai di daerah Salatiga, bus tiba-tiba mogok. Cukup lama. Alhamdulillah, bisa jalan kembali. Tapi kemudian mogok lagi di Boyolali. Pupus sudah harapan mereka untuk sampai di rumah lebih pagi. Akhirnya mereka sampai Solo jam 09.00. Wulan turun di Palur. Izzah lanjut naik bus jurusan Wuryantoro, sedangkan Aisya naik bus jurusan Purwantoro.


Saat bus mulai bergerak dari terminal Tirtonadi menuju Wonogiri, Aisya mendapat SMS dari Keisya bahwa mendadak badannya lemas, tapi ia akan tetap ke stasiun untuk membelikan Aisya tiket kereta. Nah, selang beberapa saat, Keisya SMS lagi yang mengabarkan bahwa ia sudah di stasiun, tapi sayang uangnya kurang karena harga tiketnya Rp 150.000,- (untuk bisnis). Keisya mau mengambil uang di ATM tapi ternyata malah error. Akhirnya Keisya kembali lagi ke kos karena badannya lemas. Hmm, Aisya langsung mencari bala bantuan. Awalnya SMS sahabatnya, eh.. ternyata dia masih di Semarang. Mau SMS sahabatnya yang bernama Ria, kayaknya sedang tidak ada di rumah (baru ingat kalau dia mau pergi ke luar kota). Akhirnya Aisya SMS salah seorang anggota FLP Pelangi Solo Raya (hmm, tak usah disebutkan namanya ya..).

Alhamdulillah, pertolongan Allah sangatlah dekat... Ternyata sahabatnya itu sedang berada di sekitar stasiun Balapan. Subhanallah! Aisya segera meminta tolong untuk dibelikan tiket jurusan Jakarta. Hmm, ternyata tiket kereta bisnis Senja Utama sudah habis, tinggal kereta eksekuitf "Argo Dwipangga" dengan harga dua kali lipatnya. Awalnya dia mengusulkan ke Aisya untuk naik bus saja. Ahh... Aisya harus segera mengambil keputusan cepat! Dan akhirnya Aisya memutuskan untuk tetap naik kereta.

WONOGIRI : Sabtu, 19 Maret 2011

Perjalanan Solo-Wonogiri memakan waktu selama 1 jam. Saat sampai di Wonogiri tepatnya di Agraria, Aisya bertemu kembali dengan seorang pedagang asongan yang masing ‘istiqomah’ berjualan sampai sekarang. Pedagang yang cukup ramah itu dikenal Aisya sejak kuliah. Berarti sudah hampir 5 tahun. Dan beliau selalu berganti barang dagangan. Dulu pernah berjualan koran, terus kacang-kacangan, bakpao. Dan hari itu beliau berjualan buah dan bakpao.

Aisya dijemput ayahnya (Yang biasa dipanggil Babe). Subhanallah, sepanjang perjalanan dari jemputan sampai ke rumah ada pelajaran istimewa yang secara tidak langsung diajarkan oleh Babe pada Aisya. Babe menyapa setiap orang yang ditemuinya. Dari yang sudah renta sampai anak SD. "Hayo, buruan pulang. Jangan main saja!" itu salah satu yang terlontar dari Babe saat motor Vega merah kami melintas di depan seorang anak SD yang sedang 'nongkrong' di depan sekolahnya (yang juga mantan SD Aisya). Babenya Aisya memang dikenal supel dan ramah pada setiap orang. Beliau cukup terkenal di masyarakat. Hehe...

Sampai di rumah, Aisya langsung disambut Ibuk dan Kang Dodoy. Keisya belum pulang dari Solo. Aisya istirahat sejenak di ruang televisi. Sesaat kemudian dipanggil Babe dan Ibuk yang ternyata beliau berdua sedang melakukan aksi pembunuhan. Hmm, maksudnya menyembelih 2 ekor itik yang badannya cukup besar. Mantap deh! Makan istimewa nih! Setelah itu, 2 ekor itik yang sudah sukses menjadi almarhum, dibakar kemudian digoreng dengan bumbu. Maknyuzz... Enaaaak banget deh!

Babenya Aisya memang memanfaatkan masa pensiunnya dengan beternak unggas. Saat ini unggasnya sudah beranak pinak (eh, maksudnya bertelur kemudian menetas) dan sudah mencapai ratusan ekor. Mulai dari ayam kate, ayam blasteran, ayam kampung, itik, angsa, dan bebek. Salut deh, Babe masih produktif berkarya meskipun sudah pensiun.

Setelah tidur siang, Aisya mulai melancarkan aksinya yakni mencari berkas yang dibutuhkan untuk kelengkapan syarat mendapatkan beasiswa S2. Mohon doanya ya kawan-kawan, moga tahun ini bisa S2 dan S3 (hehe... S3? baca : S-three). Saat membongkar berkas-berkasnya, Aisya malah menemukan berkas semasa dia masih menjadi Menteri Departemen Informasi dan Komunikasi (INFOKOM) Kabinet MIPA Bersatu BEM FMIPA UNS. Ia menemukan tulisan-tulisan yang dulu dimuat di mading BEM, lengkap tiap edisi! Aisya juga menemukan potongan koran Joglosemar yang dulu pernah memuat reportase Aisya. Hmm, ada namanya di koran itu. Ahh, nostalgia masa lalu... SERU!!!


Sore harinya, Keisya pulang dari Solo. Malam harinya, Aisya, Keisya, Babe, dan Ibuk silaturahim ke tempat Budhenya. Kang Dodoy tidak ikut karena temannya akan berkunjung ke rumah. Sampai di rumah Budhe, mereka berbagi cerita sambil minum teh hangat dan makan gorengan plus nonton sinetron KCB. Hehe... Setelah cukup puas ngobrolnya, mereka undur diri dan kembali ke rumah.

WONOGIRI : Ahad, 20 Maret 2011

Ahad pagi di kota kelahiran tercinta. Pesona pagi yang memesona setiap jiwa. Tak ada kebisingan dan tak ada polusi yang menyesak seperti di ibukota. Pagi ini Aisya bersama Keisya dan Bundanya tercinta jalan-jalan di sekitar rumah. Maksud awalnya mau menemani Babe yang akan membeli bambu untuk kandang unggas, tapi malahan Babe mampir dulu. Hmm...

Setelah jalan-jalan Aisya dan Keisya sarapan pagi kemudian bersiap-siap untuk ekspedisi hari ini ke Karanganyar. Aisya dan Keisya mengenakan baju yang sama yakni gamis batik warna krem dan jilbab coklat tua. Aisya langsung packing untuk kembali ke Jakarta karena akan naik kereta jam 20.00. Pagi ini Aisya dan Keisya akan ke Karanganyar untuk menghadiri pernikahan dua kakaknya yang luar biasa yaitu Mas Anto Suryo Pribadi dan Mbak Siwiyanti. Pukul 07.30 mobil yang akan dipakai sudah siap. Pagi itu, Babe memang sengaja ikut untuk menemani sang sopir yang masih saudara jauh dengan Aisya dan Keisya. Aisya berpamitan pada Ibuk dan Kang Dodoy. Bismillah... berangkat!!!


SOLO : Ahad, 20 Maret 2011
Aisya dan Keisya harus menjemput dua Saudarinya (Rini dan Aptika) yang janjian di gerbang depan UNS (boulevard), makanya transit dulu di Solo. Selama perjalanan ke Solo, Aisya mendengarkan nasyid-nasyid favoritnya serta murottal. Sebenarnya mau menuliskan kata-kata ucapan di 'amplop special' untuk Mas Anto dan Mbak Siwi tapi jalanannya tidak rata. Amplop itu memang sudah bertuliskan "Etika Aisya Avicenna dan calon suami". Hihi, dasar!!!

Hmm, Mbak Siwi adalah salah satu personel STREAM (Seni dan Teater Akhwat Mipa). STREAM bisa dikatakan kepanjangan tangan dari Departemen Kemuslimahan, SKI FMIPA UNS yang fokusnya pada bidang seni, baik teater, nasyid, maupun tulisan. Aisya pernah menjabat sebagai koordinatornya yang kemudian digantikan Keisya saat ia hampir lulus. Bersama STREAM, Aisya pernah bernasyid dari satu event ke event lainnya. Kalau untuk teater, Aisya lebih seringnya di belakang panggung. Baik sebagai penulis skenario, sutradara, atau pengatur backsound. Masih teringat penampilan spektakuler Aisya bersama Mbak Siwi di GOR UNS dalam acara Seminar Nasional Muslimah dalam rangka HARI KARTINI yang dihadiri ratusan muslimah UNS dan Mbak Astri Ivo. Waktu itu personel STREAM yang bisa tampil ada 5 orang yakni Aisya, Kartika, Mbak Siwi, Fadil, dan Rini. Pada saat itu kami mengenakan kostum Pink dan melantunkan nasyid "Bunda" dan "Ainul Mardiyah". Seruuuu...!!!

Dalam perjalanan ini, Aisya sempat mendengarkan lagunya Ar-Royan "Ayo Menikah" dan membayangkan STREAM tampil menyanyikan nasyid ini...

Aisya :
Tlah diciptakan dua insan yang hidup di dunia
Takdir Allah yang menyatukan jodoh manusia

Keisya:

Ingatkan hati hidup ini hanya sementara
Janganlah kita memikirkan materi semata
 

Mbak Siwi :
Berbahagialah manusia yang tlah menemukan fitrahnya untuk membentuk keluarga yang sakinah
Menikahlah engkau segera bila saatnya telah tiba jangan carikan alasan untuk menunda...

Fadhil :
Menikah mengurangi dosa dan maksiat
Menikah menyatukan bahagia dan nikmat

Rini :
Rezeki manusia Allah mengaturnya
Jangan takut bila kau niat untuk menikah

Sukma :
jangan takut bila miskin harta bila hanya belum bekerja atau tak punya rumah nan megah kau jadikan alasan takut menikah

Kartika :
Jalan hidup tergantung niatmu bila kau yakin kau akan mampu ingatlah Allah slalu menyertaimu


Hihi, imajinasinya sangat inspiratif ya! :)
Ehem, saat perjalanan itulah Mas Aan (sang sopir) bertanya, "Lha kapan si kembar akan menyusul (baca : menikah)?"
Dengan mantap Aisya menjawab, "Ya tergantung persetujuan yang duduk di depan itu, Mas (baca : Babe maksudnya!"

Babe pun menimpali kalau beliau mah setuju-setuju saja karena Aisya dan Keisya sudah dewasa dalam menentukan pilihan. Bahkan Babe bilang kalau pun mendahului Kang Dodoy (baca : menikah duluan) juga tidak menjadi masalah.

ALHAMDULILLAH.... (batin Aisya bersorak riang!)



Sekitar pukul 08.30 akhirnya sampai jua di boulevard UNS. Ehm, iya ya baru ingat kalau Ahad itu bulevard penuh dengan penjual camilan. Kuliner dulu, karena Rini dan Aptika belum datang. Aisya beli roti bakar dan minuman untuk Babe dan Mas Aan (sang sopir). Rini datang. Beberapa saat kemudian disusul Aptika. Sempat menunggu Mbak Sri sebentar yang akan menitipkan kado. Akhirnya perjalanan pun berlanjut.

KARANGANYAR : Ahad, 20 Maret 2011
Sampai di Mitra Karanganyar, berhenti sebentar karena Oci siap dijemput di sana. Awalnya mau bersama Ditya, tapi ternyata Ditya tidak jadi datang. Perjalanan lanjut lagi. Seru banget. Apalagi sepanjang perjalanan, Babe selalu melontarkan guyonan-guyonan segarnya yang membuat mereka tertawa.


Menjelang pukul 10.00, sampai jualah mereka di rumah pengantin putri. Babe turut mengawal Aisya dan Keisya. Mereka bertemu beberapa rekan dari UNS. Babe ternyata duduk di dekat Mas Anto (pengantin putra) dan ngobrol. Akad nikah belum berlangsung. Alhamdulillah, Aisya bersyukur banget karena bisa menjadi saksi terpautnya dua insan istimewa ini dalam ikatan yang suci.

Mas Anto begitu lancar melafazkan akad nikah.. Barakallahu laka wabaraka 'alaika wa jama'a bainakumma fii khoir.. Aisya begitu khusyuk berdoa setelah akad itu selesai. Ada selip harap semoga "sejarah kebahagiaan" ini menjadi semacam "penyakit menular" tapi menyembuhkan (bingung, kan?). Intinya, Aisya berharap semoga dirinya juga bisa segera menyusul jejak kedua kakaknya. Semoga malaikat turut mengamini.. doa yang mengucur segera melesat terbang ke 'Arsy dan segera diijabah-Nya... aamiin...

Salah satu nasyid yang terlantun dalam walumatul'urs ini adalah "Sahabat Perjuangan"-nya TAZAKKA. Nasyid ini adalah salah satu nasyid andalan STREAM. Ahh, so sweet banget!!! Nasyid yang biasa terlantun itu kini terdengar manis saat walimatul' urs salah satu personelnya.

Sahabat Perjuangan

Pertemuan kita kali ini
Bukan sekedar kawan lama tak jumpa
Tapi kita bertemu ada satu makna
Kita punya satu perjuangan


~bait di atas biasa Aisya bawakan~

Andai ada kasih antara kita
Kita kembalikan kepada Yang Esa
Agar ia suci, tulus, dan ikhlas
Semoga Allah memberkati...

~kalau bait ini jatahnya Keisya~

Sambutlah tangan sahabat saudaramu
Bimbinglah ia melangkah bersama
Satukan hati kita teguhkan ia
Berdiri bersama untuk kebenaran

~Kalau yang ini semua nyanyi~

Perjuangan itu artinya berkorban
Berkorban itu artinya terkorban
Janganlah gentar untuk berjuang
Demi agama dan bangsa
Inilah jalan kita

~Yang bawain kadang Rini/Kartika/personel lain~

Dalam walimatul 'urs ini ada sesi tausyah yang disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD Kabupaten Karanganyar. Beliau adalah salah satu kader sebuah partai. Hmm, bagus dan lucu penyampaiannya. Beberapa point yang berhasil direkam Aisya salah satunya tentang 3 kriteria memilih pasangan hidup, yakni:
1. TRESNO SUCITRO : cinta karena kedudukannya
2. TRESNO BONDO : cinta karena harta dan nasabnya
3. TRESNO UTOMO : cinta karena agama
TRESNO UTOMO-lah yang harus menjadi kriteria utama.


Rumus agar pernikahan mencapai sakinah, mawadah, warahmah ala ustadz yang sudah punya 4 anak ini antara lain :
1. NGUMBAH RESIK, maksudnya suami wajib memberi nafkah pada istri. Gaji suami semuanya diberikan istri. Ada istilah "uang laki-laki", sebenarnya tidak masalah asal dikomunikasikan.
2. MASAK MATENG, maksudnya setiap keputusan dalam keluarga harus dibicarakan dengan baik dan dipikirkan masak-masak.
3. TUTUP BRUKUT, maksudnya suami-istri wajib saling menjaga dan bisa menutupi aib masing-masing. Istri harus bisa menjaga izzah dirinya dan suaminya, begitu juga sang suami harus bisa memuliakan istrinya.

Acara selesai menjelang pukul 12.00. Kemudian lanjut foto bersama. Aisya dan Keisya mendapat kesempatan berfoto bersama kedua mempelai. Keisya di sisi kanan mempelai pria, sedangkan Aisya di sisi kiri mempelai wanita. Aisya juga sempat memetik bunga krisan warna merah. Hihi, biar cepet nyusul (meski sebenarnya nggak ada korelasinya juga sih!).

Babe dan Mas Aan sudah menunggu di dekat mobil. Rombongan Aisya pun kembali ke mobil setelah sebelumnya sempat 'say goodbye' dengan beberapa teman UNS.

Perjalanan pulang yang tak kalah menyenangkan karena Babe masih terus melontarkan humor-humornya. Sampai di depan Mitra Karanganyar, Oci turun. Sedangkan Rini dan Aptika turun di dekat Jurug. Sekitar pukul 13.30, Aisya dan Keisya tiba di kos. Babe dan Mas Aan lanjut balik Wonogiri. Tak lupa Aisya mencium tangan Babe dan minta doa restu. Ahh, hari ini Aisya begitu bahagia karena bisa mengajak Babe ke walimatul 'usr Mas Anto dan Mbak Siwi. Babe jadi tahu secara langsung model pernikahan Islami yang Aisya dan Keisya inginkan. Hmm, sebuah tips : Salah satu cara mengkomunikasikan konsep pernikahan Islami kepada orang tua adalah dengan mengajak mereka menghadiri walimatul 'urs yang Islami. Alhamdulillah...


SOLO : Ahad, 20 Maret 2011
Sampai di kost PINK, Aisya istirahat (baca : tidur siang). Aisya sudah 2 tahun mendiami kost ini dan selama 2 tahun itulah ia didaulat menjadi kepala suku. Hehe, saking galaknya! (Nggak ding, sebenarnya cuma tegas dan disiplin ~kayaknya). Sorenya, Keisya ada agenda pekanan. Bosan di kost, Aisya memilih jalan-jalan ke belakang kampus UNS. Eh, bertemu dengan beberapa adik-adik UNS, tapi mereka terkecoh. Aisya dikira Keisya! Aisya sempat membeli lele bakar "BU DARMO" (salah satu makanan favorit Aisya semasa di kampus dulu).

Menjelang Maghrib Aisya bertemu dengan salah satu personel FLP UNS yang dititipi tiket kereta api Aisya (tiket yang dibelikan salah satu personel FLP Pelangi Solo). Kebetulan hari ini FLP Solo Raya sedang punya hajat, yakni pemilihan ketua. Dan alhamdulillah, terpilihlah mbak Asri Istiqomah sebagai ketuanya menggantikan Mas Aries Adenata.

Oh ya, tadi Aisya sempat ditodong adik kost yang juga anak Matematika FMIPA UNS angkatan 2010 untuk mengajari soal kalkulus materi INTEGRAL. Hmm, ternyata masih belum terlalu lupa. Aisya jadi pengin belajar Matematika lagi.. ^^v

Habis Maghrib, Kartika (vokalis STREAM sekaligus adik kelasnya di jurusan Matematika) datang ke kost Pink. Aisya tadi meminta dia mengantarkan ke stasiun Balapan. Selama perjalanan, Kartika menceritakan tentang anak-anak Matematika yang akan menjalani ujian proposal skripsi. Sukses selalu ya adik-adikku!!!

Sampai di Stasiun Balapan, Tika (panggilannya Kartika), segera memarkir motornya. Mereka berdua lanjut masuk ke stasiun. Ternyata inilah pertama kalinya Tika masuk stasiun Balapan meski sudah hampir 4 tahun di Solo. Hehe... Saat di dalam stasiun, kok ya pas banget ada grup musik yang menyanyikan lagunya Didi Kempot.

Neng Stasiun Balapan...
Kutho Solo sing dadi kenangan..
Kowe karo aku...
Nalika ngeterke lungamu..

Hihi, Aisya dan Tika kompak tertawa. Sambil menunggu kereta, Tika sempat curhat. Hmm, sabar ya Tik. Allah Maha Tahu yang terbaik untuk setiap hamba-Nya. Aisya juga sempat memberikan kenang-kenangan berupa buku terbarunya yang berjudul "OMG! TERNYATA AKU TERLAHIR SUKSES!".

Menjelang pukul 20.00, kereta ARGO DWIPANGGA pun tiba. Aisya dan Tika berpelukan (ala Teletubbies ^^v). Setelah itu, mereka berpisah. Aisya segera mencari gerbong 8, kursi 3 B. Alhamdulillah, Aisya duduk di sebelah seorang Bapak berusia 64 tahun yang super bijak. Dari pukul 20.00 sampai 22.30, Aisya diajak diskusi yang super keren. Semua berawal dari pertanyaan sang Bapak kepada Aisya, "Sudah berkeluarga atau belum?". Akhirnya mengalirlah diskusi yang super panjang. Bapak itu memberondong Aisya dengan beragam pertanyaan : Target nikah kapan? Bagaimana kriterianya? Apa persiapan yang sudah dilakukan? Bla.. bla.. bla... Sungguh, malam itu Aisya seperti disidang! Hehe.. Tapi seru juga sih. Bapaknya juga banyak memberi petuah. Aisya jadi banyak tersadar dan bertekad tentang banyak hal terkait 'sunnah bersejarah' ini. SERU deh pokoknya!

***
Alhamdulillah, pukul 05.00 kereta sudah sampai di Stasiun Jatinegara. Aisya berpisah dengan Bapak yang baik itu. Ya Allah, terima kasih atas perjalanan yang penuh hikmah ini...

Saatnya bersiap untuk ekspedisi selanjutnya!!!
Aisya Avicenna



Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2011 di blog sebelumnya.

Warna 3 Ranah (Part 1)

Bedah Novel PENANGSANG bersama Kang Nass

SEMARANG : Selasa, 1 Maret 2011.

Hari pertama di bulan Maret. Pukul 14.00 akhirnya mendarat juga di Bandara Ahmad Yani, Semarang. Oh ya, tadi berangkat dari kos jam 09.30 dijemput Sulis dengan Blue Bird. Lanjut ke stasiun Gambir untuk naik bus Damri. Sekitar beberapa menit, penumpang penuh. Bus Damri pun melaju menuju bandara Soekarno Hatta. Perjalanan menuju bandara memakan waktu sekitar 1 jam. Dalam perjalanan, alhamdulillah Aisya sempat menamatkan dua buah buku motivasi karya Asma Nadia dan Isa Alamsyah, suaminya.

Setelah tiba di bandara, Aisya dan Sulis bertemu Mas Mycko, Bu Heni, dan Bu Ana. Mereka segera melakukan check in dan boarding. Sempat beli roti juga. Pada ekspedisi kali ini, Aisya naik burung besi bertitel Garuda Indonesia. Untuk pertama kalinya. Sekedar berkisah, dalam buku impiannya nomor 47, Aisya menuliskan impiannya : “naik pesawat”. Norak? Ahh, nggak juga! Alhamdulillah, impian itu sudah terwujud setahun yang lalu. Bahkan Aisya sudah pernah naik pesawat sebanyak 6 kali (dengan trayek Jakarta-Jogja, Jogja-Jakarta, Jakarta-Solo, Jakarta-Surabaya, Jakarta-Semarang, dan terakhir Solo-Jakarta) dengan armada penerbangan yang berbeda-beda pula. Sekali lagi Aisya yakin, bahwa kita harus memiliki impian karena impian itu melahirkan kebahagiaan jika menjadi kenyataan. Kalau toh belum segera menjadi kenyataan, impian bisa menjadi daya dorong yang membuat kita bersemangat untuk mewujudkan impian itu.

Aisya dan rombongannya yang terdiri dari 5 orang dijemput dari KSO Semarang. Kami menuju Gumaya Tower Hotel. Ah, Semarang. Kota ini adalah kota bersejarah bagi Aisya. Saat masih SD kelas 5, untuk pertama kalinya ia ke Semarang. Aisya bersama ibu dan gurunya menemani Keisya (saudari kembarnya) untuk mengikuti lomba sinopsis. Lantas, saat kuliah Aisya juga mencari bahan skripsinya di Universitas Diponegoro. Selan itu, Aisya juga beberapa kali mengikuti event semacam workshop entrepreneur di Semarang. Pernah juga, saat mengikuti training dengan Pak Heppy Trenggono, Aisya berhasil membuat Dream Board 5 tahun ke depan yang sampai sekarang masih tertempel di dinding kamarnya. Aisya pernah mengisi training mahasiswa berprestasi bersama saudari kembarnya di MIPA UNDIP. Ahh, sebenarnya masih banyak lagi kalau dituliskan. Pokoknya, kota Semarang adalah salah satu kota bersejarah dalam hidup Aisya.

Setelah sampai di hotel, Aisya segera sholat Zhuhur bersama Sulis. Habis itu perjalanan dilanjutkan. Setelah makan siang di restoran unik di Semarang, namanya Mbah Jingkrak dengan menu yang namanya juga unik, Aisya dan rombongan menuju kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang. Wah, ternyata sudah hampir tutup dan sebagian sudah pada pulang. Tapi untungnya Aisya dan rombongan masih sempat melihat-lihat batik dan beberapa kerajinan tangan kualitas ekspor yang berasal dari beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Setelah kunjungan itu, rombongan kembali ke hotel untuk istirahat dan bersih-bersih diri.

Sehabis Isya, Aisya dan rombongan menuju restoran di daerah Gombel. Wow, subhanallah.. Luar biasa! Dari restoran itu, lampu-lampu kota Semarang berkerlap-kerlip indah. Jalan raya depan restoran itu, sering sekali dilewati Aisya bersama Tyo (sahabatnya UNDIP) kala mereka berpetualang di kota ini.

Setelah makan malam, kami kembali ke hotel untuk melakukan persiapan akhir acara besok. Aisya dan panitia lainnya (kebetulan Aisya adalah panitia termuda), mempersiapkan materi di ruang acara. Wow, ruangannya begitu besar dengan kapasitas 200 orang. Pukul 23.00, aktivitas selesai. Mereka kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat.


SEMARANG : Rabu, 2 Maret 2011 

Pukul 07.30 Aisya dan Sulis sudah siap di restoran hotel untuk sarapan. Aisya memilih bubur ayam dan teh manis hangat untuk mengawali sarapannya. Berlanjut makan waffle kismis dan beberapa potong buah. Kenyang sudah! Setelah itu, Aisya menuju ruang acara. Aisya mendapat tugas sebagai penerima tamu. Pukul 08.00 beberapa tamu undangan sudah berdatangan. Tiba-tiba Aisya mendapat telepon dari atasannya. Ia diminta membantu atasannya tersebut. Akhirnya, Aisya ditemani Sulis menemui sang pimpinan. Sementara itu, tugas menerima tamu dihibahkan kepada Bu Heni dan Bu Ana.

Pukul 09.30, Aisya sudah menyelesaikan tugas dari sang pimpinan. Ia dan Sulis kembali bergabung dengan panitia. Acara sudah dimulai. Wow, pesertanya membludak. Penuh. Malahan rekan-rekan wartawan sampai duduk di bawah. Puas juga sih rasanya karena bisa dibilang acara yang bertema “Peningkatan Daya Saing Industri dan Pengamanan Perdagangan Dalam Negeri melalui Tertib Administrasi Importir" berjalan lancar dan sukses. Aisya mengingat-ingat beberapa hari sebelum hari H, ia disibukkan dengan konfirmasi dari peserta. Maklum, ia dan Sulis ditunjuk sebagai penanggung jawab peserta. Email dan nomor HP-nya yang dijadikan kontak penghubung antara peserta dan panitia. Alhasil, hampir tiap hari Aisya harus cek email dan harus menerima telepon dari Semarang. Lucunya, karena email Aisya bernama akhwat_visioner@yahoo.com, sempat ada dua peserta yang membalas email dengan sebutan “Bp. Akhwat”. Gubrakz!!!

Alhamdulillah, acara selesai pukul 12.30. Semua berjalan lancar. Setelah sholat di mushola hotel yang terletak di lantai 6, Aisya turun ke lobi karena ada seorang sahabat yang telah menanti. Sahabat itu datang bersama temannya. Ia satu almamater dengan Aisya waktu kuliah di UNS dulu. Kini ia bekerja di Semarang. Mengetahui Aisya ada di Semarang, ia bermaksud silaturahim.

“Wah, ternyata belum berubah!”. Begitu komentarnya waktu bertemu Aisya. Hmm, ya begitulah Aisya. Masih seperti yang dulu. Insya Allah, mencoba untuk istiqomah di tengah tantangan yang kerap mendera. Mereka bertiga diskusi dan berbagi pengalaman pasca kampus, membahas pengalaman kerja masing-masing, eh... tapi ujung-ujungnya membahas tentang pernikahan!

“Mau cari di Solo atau Jakarta?” Aisya cuma tersenyum saat ditanya seperti itu. Hmm, pilihan Allah adalah yang terbaik! Tapi Aisya memang sudah punya kriteria bagaimana pendampingnya kelak. Ahh, semoga Allah ridho! Hampir jam 14.00. Mereka kembali ke kantor, sedangkan Aisya naik lagi ke lantai 2 untuk makan siang. Setelah itu check out dari hotel.

Pukul 15.30, Aisya dan rombongan yang akan ke Jogja, naik dalam 1 mobil. Hujan deras mengguyur Semarang. Aisya diantar sampai tempat pemberhentian bus yang menuju Solo. Alhamdulillah, waktu itu hujan sudah reda. Akhirnya, Aisya naik bus patas AC menuju Solo. Busnya lumayan kosong sehingga Aisya duduk sendiri. Ahh, sendiri kadang tidak asyik. Kalau ada teman ngobrolnya, pasti enak! ^^v. Akhirnya Aisya menyetel nasyid dan murottal untuk mengusir kesendiriannya.

SOLO : Rabu, 2 Maret 2011Menjelang Maghrib, ia SMS Keisya (saudari kembarnya). Mereka janjian naik bus yang sama dari Solo. Aisya sampai Solo menjelang Isya. Setelah sampai di terminal Tirtonadi, Aisya berganti bus jurusan Wonogiri. Di depan Rumah Sakit Moewardi, naiklah Keisya di bus yang ditumpangi Aisya. Akhirnya, mereka duduk berdekatan dan berbagi cerita sampai di rumah.

WONOGIRI : Rabu, 2 Maret 2011Sampai di rumah sekitar pukul 21.00, langsung disambut Babe, Ibuk, dan Kang Dodoy. Rasa kangen pada keluarga terhapus sudah. Rasa lapar pun sirna setelah terhidang sate kambing di depan Aisya. Sambil makan bersama Keisya, malam itu mereka merencanakan acara keesokan harinya, yakni silaturahim ke rumah kakek di Giriwoyo, Wonogiri.

WONOGIRI : Kamis, 3 Maret 2011
Pagi yang indah, sejuk menawan hati. Aisya dan keluarga hari itu akan ke rumah kakek dengan mengendarai bus. Mereka naik bus “Aneka Jaya”. Meski duduk terpisah-pisah, tapi mereka berlima tetap bisa saling bercanda. Maklum saja, ayah Aisya (yang sering dipanggil “BABE”) adalah sosok yang humoris. Sampai di terminal Baturetno, mereka sempat singgah sebentar di sebuah toko untuk membeli buah tangan dan mencari mobil yang bisa disewa. Setelah menuai kata sepakat dengan sang sopir, akhirnya mereka naik sebuah mobil Carry bercat putih menuju rumah kakek. Di dekat pasar Giriwoyo, mereka berhenti sejenak untuk sarapan di sebuah warung makan yang juga tempat favorit Babe dan Ibuknya Aisya.

Setelah makan, perjalanan pun berlanjut. Subhanallah, pemandangan yang tersaji begitu memesona. Sawah membentang bak permadani hijau. Gunung menjulang biru bagai pencakar langit. Akhirnya mereka sampai di rumah kakek pukul 09.00. Kakek dan Nenek menyambut dengan gembira. Aisya, Keisya, dan Kang Dodoy sempat bermain-main di sungai kecil yang ada di depan rumah kakek. Seru! Mereka juga sempat silaturahim ke rumah seorang saudara yang sedang sakit. Eh, ternyata beliau sedang check up ke rumah sakit. Jadinya tidak bertemu. Sebelum ke rumah beliau, Babe sempat memetik jambu merah dengan menggunakan bambu. Lucu!

Nah, saat sedang di rumah saudaranya itulah Keisya mendapat telepon dari seorang sahabatnya, yang juga sahabat Aisya. Sahabat itu mengabarkan bahwa akan menikah dua minggu lagi. Sebuah kejutan! Ehem, waktu Aisya berbicara dengan sahabatnya itu, Aisya diberondong pertanyaan yang sama persis seperti saat ia di Semarang kemarin, “Mau cari ikhwan Solo atau Jakarta?” Hadeh...

Jam 11.00, mereka makan siang bersama setelah itu siap-siap pulang ke rumah. Mengapa cuma sebentar? Karena Keisya harus ke Solo sebelum jam 14.00, ada jadwal mengajar. Akhirnya jam 12.30 sudah tiba di rumah. Keisya waktu itu terserang flu dan sepertinya menular ke Aisya.

Sekitar jam 14.00, Aisya dan Babe tercintanya ke pasar Wonogiri. Mereka mau ke counter kaca mata langganan yang terkenal bagus tapi murah. Setelah menemani Aisya sejenak, Babe meninggalkan Aisya untuk beli sayuran yang akan dijadikan makanan unggas-unggas kesayangannya. Setelah semua urusan beres, akhirnya mereka kembali ke rumah.

Malam harinya, Aisya bersama kakaknya tercinta (Kang Dodoy) makan steak di MOENGIL STEAK yang berlokasi di dekat RSUD Wonogiri. Wah, ternyata pesanan mereka sama yakni Mixed Steak Hotplate plus lemon tea hangat.

SOLO : Jumat, 4 Maret 2011
Pagi ini Aisya berangkat ke Solo jam 05.30. Awalnya mau berangkat lebih pagi lagi, tapi berhubung busnya tidak kunjung datang, akhirnya yang niatnya mau ikutan Kajian Jumat Pagi sepertinya pupus sudah, tapi semoga sudah terhitung pahala karena sudah diniatkan. Aamiin... Akhirnya jam 07.00 baru sampai Solo. Naik becaknya Pak Katno (becak langganan sejak kuliah), turun di belakang kampus. Aisya ketemu Keisya, tapi Aisya memutuskan untuk sholat Dhuha dulu di Masjid Nurul Huda Islamic Centre (NHIC), sedang Aisya lanjut ke Pesantren Mahasiswa (Pesma) Ar-Royan.


Saat hendak memasuki tempat wudhu akhwat di Masjid NHIC, Aisya bertemu dengan beberapa adik tingkat (akhwat) dan menyapa mereka. Beberapa dari mereka sempat terkecoh karena Aisya disangka Keisya. Seru juga karena berhasil mengecoh mereka. Nggak sengaja lho ya!

Setelah sholat Dhuha dan tilawah di masjid NHIC.. Aisya bernasyid, eh.. berkontemplasi... sambil mengingat-ingat masa lalunya di kampus ini...


sebuah kisah masa lalu hadir di benakku
saat kulihat surau itu
menyibak lembaran masa yang indah
bersama sahabatku

sepotong episode masa lalu aku
episode sejarah yang membuatku kini
merasakan bahagia dalam diin-Mu
merubah arahan langkah di hidupku

setiap sudut surau itu menyimpan kisah
kadang kurindu cerita yang
tak pernah hilang kenangan
bersama mencari cahaya-Mu



Setelah puas merenung di NH, Aisya berjalan kaki menuju Pesma Ar-Royan. Sebelum sampai lokasi, ia sempat mampir di warung untuk membeli permen "Tolak Angin". Hmm, Aisya terserang flu! Akhirnya sampai juga di Ar-Royan, langsung disambut Keisya di meja registrasi. Ia langsung registrasi dan masuk.

Acara agak terlambat mulainya karena menunggu Mas Gola dan Mbak Tias yang sedang dalam perjalanan. Sekitar pukul 10.00 aksi dua penulis dahsyat itu pun dimulai. Keisya yang merangkap jadi peserta pun segera membersamai Aisya dan segera mengoptimalkan segenap panca indera untuk berinspirasi dan menyerap ilmu sebanyak-banyaknya. BE A WRITER = BE CREATIVE!!! Seru banget deh…ada simulasi membuat nama pena (Keisya Avicenna and Aisya Avicenna, ni nama penanya SUPERTWIN. Filosofinya juga ada kok. Keisya dari kata “keyza” yang konon kata mbah Google artinya “bidadari yang cantik”. Aisya karena terinspirasi dari bunda Aisyah. Tyuz Avicenna karena mereka suka dengan tokoh Ibnu Sina). Ada pemutaran film RUMAH DUNIA juga…

Break sholat Jumat. Mas Gola pengin sholat Jumat di Masjid Agung Surakarta. Siiiip…akhirnya, berangkat deh ke sana. Masih nggak percaya lagi, bisa satu mobil bareng dua penulis favorit. AAenangnya!!! Di mobil ada mbak Janoer N Noer (yang tadi bikin nama pena “Nur Ash Sholihaat”…hihi…), ada Mas Aris El Durra yang ngikut juga, Mas Trims nggak mau ketinggalan, mas driver (Nung blm tahu namanya), ada my supertwin juga (Etika Aisya Avicenna), duduk di sebelah Mbak Tias Tatanka, dan Mas Gol A Gong duduk di depan. Dahsyat . Speechless euy….akhirnya bisa ngobrol seru juga dengan mas Gola dan mbak Tias. Keisya paling suka buku mereka yang “INI RUMAH KITA, SAYANG…”. Memoar yang sangat romantic tentang perjuangan dalam hidup.


Sampai di pelataran parkir Masjid Agung Surakarta, yang putra segera bergegas ke masjid, sedangkan yang putri (mbak Tias, mbak Noer, si kembar Keisya dan Aisya) menjelajah Pasar Klewer. Uhuy….seru euy. Tak lupa foto-foto! Jam 12.45, saatnya kembali ke parkiran. Mas Aris, Mas Trims, dan Mas Driver akhirnya datang…tapi Mas Gola nya mana??? Hehe…mampir-mampir dulu ternyata. Hm, foto-foto dah. Seru..seru…^^v.

Kembali ke Pesma Ar Royyan, makan siang bareng dulu kemudian mulai pelatihan lagi sampai jam 15.30. Sippp…Hujan menambah kesejukan nuansa sore itu. Alhamdulillah, event BE A WRITER berjalan dengan lancar. Berakhir foto-foto dan hunting tanda tangan. Terima kasih buat Mas Gol A Gong dan Mbak Tias Tatanka. Sukses selalu ya!!! Salam buat rekan-rekan di Serang, Banten dan juga RUMAH DUNIA!!! Semoga kelak bisa ke sana. Amin ya Rabb!

Hujan belum jua mereda. Tapi waktu terus berlalu tak mau menunggu. Akhirnya Aisya nebeng Ayu yang waktu itu juga mau pulang. Aisya diantar Ayu sampai Pendaringan. Wah, flunya semakin parah sepertinya.

WONOGIRI : Kamis, 4 Juni 2011Sampai di rumah, Aisya langsung tepar. Habis Isya langsung mendapat perawatan ekstra dari Ibuk dan Babe. Setelah itu Aisya tidur karena badannya panas.

SOLO : Sabtu, 5 Maret 2011
Alhamdulillah, kondisi tubuh sudah mendingan. Mungkin karena keinginan kuat untuk bertemu teman-teman, akhirnya penyakit itu mereda juga. Tak enak juga dengan teman-teman yang sudah diundang karena rencananya kami juga akan makan-makan (Aisya mendadak jadi korban perampokan, nraktir.com). Pukul 07.30 dengan tekad dan semangat kuat, Aisya naik bus ke Solo. Aisya janjian bertemu Keisya di terminal Tirtonadi. Sekitar jam 09.00 kurang Aisya sudah duduk manis di ruang tunggu terminal. Sempat membaca sebuah buku, sampai akhirnya Keisya datang.

Karena Keisya mengenakan jaket berwarna merah hati, Aisya lantas meminta tukar dengan jaket yang tengah dikenakannya. Sehingga, hari itu Aisya MERAH banget! Mulai dari jilbab, kemeja, jaket, hingga roknya merah hati semua. Keluar dari terminal Tirtonadi, Aisya dan Keisya naik becak menuju Taman Balekambang. Seru juga, mbecak! Sampai di pintu gerbang Balaikambang, mereka jajan batagor dan empek-empek dulu. Hihi.. Setelah itu masuk ke taman, bertemu Kurnia dan Rini yang juga mau beli jajanan. Sampai di tengah taman sudah ada Ria, Betty, dan Saras yang menanti.

Setelah Kurnia dan Rini kembali, mereka pun mencari kursi taman yang kosong. Ada kejadian “mengusir secara halus” dua insan yang tengah pacaran. Mereka makan siomay bersama, foto-foto, sampai akhirnya tiap orang harus bercerita kehidupan pasca kampus dan planning masa depan. Di tengah sharing itulah Afni dan Anti datang. Salah satu kesimpulan yang sama dalam pertemuan itu adalah mereka sama-sama ingin menikah tahun ini. Semoga Allah memudahkan dan mewujudkan impian mereka. Aaamiin...

Setelah puas menikmati suasana Balekambang, mereka bersembilan pun makan siang di Lombok Ijoe. Aisya yang mentraktir. Tak terasa sudah jam 12.45, perpisahan terjadi. Aisya diantar Ria ke Graha Wisata Niaga. Sedangkan Keisya bersama Anti.

Rencana awal, SUPERTWIN (Keisya dan Aisya) akan tampil bersama sebagai moderator membersamai Kang Nassirun Purwokartun, tapi berhubung Aisya suaranya ‘tergadaikan’ karena flu berat jadinya Keisya saja yang beraksi.

Wah, anak-anak FLP Pelangi sudah pada datang juga (ada Diah Cmut, Ayu’, mbak Santi. Mbak Umi, Mas Tyo, Mas Dwi, Mas Aris El Durra, Kang Pahmi, siapa lagi ea?). Inilah pertemuan perdana Aisya dengan Kang Pahmi. Gubrakz.. ternyata penulis yang satu ini... Hadeeh... Susah deh diungkapkan dengan kata-kata (saking bingung milih kata yang paling ancur).

Bicara tentang novel Penangsang, novel ini special karena memotret dari sisi lain. Biasanya dari sisi Hadiwijaya (Karebet), kali ini dari sisi Penangsangnya. Upaya yang sangat BERANI dan BARU!!! Salut deh buat Kang Nass, apalagi proyek penggarapan buku itu hanya memakan waktu 5 bulan. Wow!! Tapi tentunya sudah melalui research yang cukup panjang dan penuh perjuangan.

Acara selesai, pasukan dibubarkan! Begitulah suara MC (eh, nggak ding!). Acara selesai, sesi selanjutnya ada signing book dan foto-foto. Seru juga, Kang Nass mencoret-coret Diary MERAH Aisya dengan rentetan kata inspiratif “PENULIS YANG TIDAK MENULIS ADALAH PENIPU (PALING TIDAK MENIPU DIRINYA SENDIRI)”. Ada yang lucu, malah beberapa ‘penggemar’ Aisya dan Keisya mengajak foto bertiga juga. Hmm, dasar SUPERTWIN! Aisya sempat melihat sosok seorang munsyid yang cukup terkenal di kota Solo yang waktu itu tengah ‘umak-umik’ mendendangkan “Sebiru Hari Ini”-nya Edcoustic karena kebetulan nasyid itu yang tengah membahana di Solo IBF. Aisya juga bertemu dengan salah seorang sahabatnya yang jauh-jauh datang dari Semarang dengan membawa wingko babat.

Setelah puas foto-fotonya (btw, ni foto-foto apa bedah buku to acaranya??), Aisya dan Keisya keliling stand Solo Islamic Book Fair. Saat sedang menunggu Keisya yang tengah di toilet, secara kebetulan Aisya bertemu dengan Hanna, seorang sahabatnya waktu dulu mengikuti Short Course Islamic Banking di Solo. Ya, setelah dinyatakan lulus dan sambil menunggu wisuda, Aisya memanfaatkan ‘waktu tunggu’-nya dengan mengikuti kursus perbankan syariah. Aisya dan Keisya membeli 3 buah gamis dan beberapa buku, termasuk 2 buku baru sahabatnya yang berjudul “Amira, Cinta dari Tanah Surga” dan “Al-Qur’an Braille untuk Nadia").

Keluar dari stand buku, Aisya bertemu dengan Mbak Anis Zulaikha yang dulu satu kost dengannya. Beliau bersama sang suami. Setelah itu Aisya juga bertemu dengan Damar, adik tingkatnya di jurusan Matematikan. Sebuah pertemuan tak terduga lagi. Setelah ngobrol sebentar, Aisya dan Keisya memutuskan untuk pulang. Kala itu hujan cukup deras. Akhirnya mereka naik becak menuju tempat pemberhentian bus jurusan Wonogiri. Dalam perjalanan sempat beli srabi Solo. Saat turun dari becak, alhamdulillah hujan sudah cukup reda. Mereka juga langsung dapat bus. Di dalam bus itulah mereka menikmati Srabi Solo yang hangat dan luar biasa enaknya itu.

WONOGIRI : Sabtu, 5 Maret 2011
Menjelang Maghrib, Aisya dan Keisya tiba di rumah. Oleh-olehnya langsung disambut oleh Babe dan Ibuk. Kebetulan hari itu, sepupu mereka juga datang. Wah, rame...

WONOGIRI : Ahad, 6 Maret 2011
Keisya pagi buta ke Solo karena ada agenda. Aisya hari ini masak dengan Ibuk. Nama masakannya “Asem-Asem Sayap Ayam”. Masakan favorit Aisya. Ahh, waktu cepat sekali berlalu. Tak terasa, jam 14.00 siang Aisya harus meninggalkan Wonogiri. Perpisahan. So Sad! Aisya naik bus jurusan Solo. Turun di Kerten. Cari taksi tapi tidak segera ketemu. Akhirnya dapat juga taksi berwujud Avanza yang ternyata harganya cukup murah untuk ke Bandara Adi Sumarmo. Bapak sopirnya cukup komunikatif. Beliau bercerita tentang pengalamannya selama menjadi sopir taksi. Aisya juga sempat dicecar dengan beberapa pertanyaan. Mulai dari masalah keluarga, pendidikan, pekerjaan, dan satu pertanyaan sensitif, “Sudah berkeluarga atau belum?”. Malahan disusul pertanyaan, “Lha mau nyari orang Solo atau Jakarta, Mbak?” (Pertanyaan yang sama untuk ketiga kalinya dalam ekspedisi kali ini). “Cari orang Solo yang bekerja di Jakarta saja, Mbak!” (usulan pak sopir selanjutnya).

Pukul 16.30, Aisya check in di counter Garuda Indonesia, lanjut boarding dan menuju ruang tunggu. Di ruang tunggu itulah Aisya mulai membaca “Inilah Rumah Kita, Sayang” karya Mas Gol A Gong dan Mbak Tias Tatanka.

Pukul 18.00, semua penumpang dipersilakan masuk pesawat. Sekitar pukul 18.20, pesawat pun terbang. Aisya duduk di sisi sayap kanan, dekat jendela. Subhanallah, luar biasa. Pemandangan langit senja begitu indah. Ada semburat merah di langit barat. Pesawat semakin meninggi. Solo di waktu malam begitu indah, kerlap-kerlip lampu terhampar. Aisya melanjutkan membaca bukunya Mas Gol A Gong di dalam pesawat. Saat di tengah penerbangan, sempat was-was juga karena dinyatakan cuaca sedang buruk. Pesawat sempat goyang-goyang seperti bajaj yang berada di jalanan yang tak rata. Dzikir pun terlantun tak berjeda. Alhamdulillah, lega melanda saat diumumkan bahwa pesawat sebentar lagi mendarat di Bandara Soekarno-Hatta.

Pukul 19.15 akhirnya menginjak bumi Jakarta kembali. Keluar dari pesawat, naik bus bandara menuju pintu keluar. Awalnya berniat naik taksi biar cepat. Wealah, ternyata tarifnya Rp 200.000,-. Aisya memutuskan untuk naik bus DAMRI yang tarifnya Rp 20.000,-. Selama perjalanan menuju Gambir, Aisya berhasil merampungkan buku “Inilah Rumah Kita Sayang”. Keren banget buku itu! Berkisah tentang proses pernikahan dan kehidupan rumah tangga Mas Gol A Gong dan Mbak Tias Tatanka. Setelah sampai di Gambir, Aisya naik taksi menuju kos. Alhamdulillah, jam 21.00 sudah berada di REDZONE..

Puji syukur kehadirat Allah Swt karena petualangan kali ini begitu luar biasa...

Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2011 di blog sebelumnya.

Ekspedisi Aisya : Menantikanmu Sampai Batas Waktu


Sabtu, 19 Februari 2011 pukul 19.00, Aisya bersama kedua sahabatnya (Izzah dan Wulan) berjalan menuju Indomaret di Jalan Otista 3 untuk membeli bekal dan bertemu Dek Nihlah. Mereka berempat hendak ke Magelang untuk menghadiri walimatul ‘ursy Ukhti Umi Azizah. Setelah membeli snack, mereka naik kopamilet biru bernomor 18. Turun di fly over, dan berganti naik kopamilet biru bernomer 06 A kemudian turun di stasiun Jatinegara.
Dek Nihlah beli tiket, alhamdulillah.. masih ada tiket yang belum terjual. Akhirnya mereka bisa satu gerbong meskipun tempat duduknya terpisah. Sekitar pukul 19.30, kereta “Sawunggalih” pun datang. Tepat saat mereka masuk ke stasiun. Benar-benar serba cepat dan tepat! Wulan duduk dengan Dek Nihlah di kursi 5 A dan 5B, Aisya duduk di kursi 5 C bersebelahan dengan seorang Bapak, sedangkan Izzah di kursi 16.
Aisya mencoba membuka percakapan dengan bapak di sebelahnya, ternyata beliau juga turun di stasiun Kutoarjo. Setelah itu mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing saat kereta mulai bergerak meninggalkan stasiun Jatinegara.
Setelah berdoa, Aisya segera mengeluarkan earphone dan mendengarkan nasyid dan murottal. Pencahayaan cukup terang, Aisya mengeluarkan draft tulisan yang tadi siang sempat ia print. Draft itu berisi revisi tulisannya dari seorang editor yang juga penulis. Banyak coretan merah dalam draft itu. Aisya mulai membaca, terkadang mulutnya membentuk huruf O dan kepalanya manggut-manggut saat menemukan hal baru sebagai masukan dari sang editor. Setelah selesai membaca draft itu, Aisya mulai mengantuk kemudian tidur setelah mematikan HP-nya.
Pukul 01.00 dini hari Aisya terbangun. Masih sampai daerah Kebumen. Aisya terjaga, tak bisa tidur lagi. Akhirnya ia mendengarkan murottal dan nasyid. Pukul 03.00, akhirnya ular besi itu sampai jua di pemberhentian terakhir, Stasiun Kutoarjo. Aisya berjalan di gerbong 1 itu untuk membangunkan Izzah yang ternyata masih tidur. Mereka berempat turun dari kereta dan memilih duduk di sebuah bangku panjang kosong. Hawa dingin Kutoarjo menyerang mereka. Aisya dan Izzah membeli Pop Mie hangat untuk mengusir rasa dingin sekaligus lapar.
Masih harus menunggu satu jam di stasiun, karena menurut informasi yang didapat dari Umi Azizah, bus yang ke arah Magelang adanya jam 04.00. Ya sudah, mereka duduk-duduk manis dulu di stasiun. Sambil mendengarkan lantunan nasyid yang menghentak dari Izzatul Islam, Aisya menghabiskan Pop Mienya. Setelah habis, Aisya mengeluarkan draft tulisannya lagi dan mulai memperbaiki tulisannya. Baru menulis beberapa kalimat perbaikan, Wulan mengajak mereka keluar stasiun karena waktu hampir menunjukkan pukul 04.00.
Bulan masih purnama sempurna meski terkadang berselimut awan hitam saat Aisya menengadah memandang langit dini hari itu. Mereka berempat beranjak menuju jalan raya. Alhamdulillah, sudah ada bus jurusan Semarang bernama “Sumber Alam” yang terparkir di sana. Kami menaikinya. Bus mulai berjalan meski penumpang masih sedikit. Saat memasuki waktu Subuh, bus masih melintasi kota Purworejo. Mereka sholat di dalam bus.
Iseng-iseng Aisya pasang status
Ar Royan : Berbahagialah manusia, yang tlah menemukan fitrahnya untuk membentuk keluarga yang sakinah.
Q (aisya) : Subhanallah walhamdulillah
Ar Royan : Menikahlah engkau semua bila saatnya telah tiba, jangan jadikan alas an untuk menunda.
Q : Insya Allah.
Ar Royan : Jalan hidup tergantung niatmu, jika kau yakin kau akan mampu. Ingatlah Allah selalu menyertaimu.
Q : Allahu akbar!!!

Pukul 06.00, sampai juga mereka di daerah Secang, Magelang. Mereka turun di pertigaan Polantas Secang. Nah, sebelum turun, Izzah sempat diajak ngobrol kondekturnya. Kondekturnya berujar bahwa ia sepertinya tidak asing dengan wajah muslimah berjilbab merah itu (yang tak lain adalah Aisya). Ah, itu kondektur ada-ada saja. Atau tampang Aisya yang memang dah familier ya? Hehe... Waduh, setelah turun dari bus, Wulan dan Izzah langsung meledek Aisya. Walah... Belum cukup sampai di situ. Saat jemputan dari Umi Azizah sudah datang, kondektur itu berjalan di dekat Aisya dan bertanya, “Memang mau ke mana?”. Aisya pun menjawab dengan tegasnya (kata Wulan, “plus dengan cueknya”), “Ke Secang,” jawab Aisya. Waduuuh, tambah diledekin lagi sama mereka. Gubrakz deh. Izzah ngasih julukan ke kondektur itu dengan “Kondi” (Kondektur imut). Hehehe.. dasar! Ada-ada saja!!
Selama di mobil, mereka benar-benar menikmati pemandangan kiri kanan yang menghijau. Hmm.. subhanallah, luar biasa! Beberapa saat kemudian, sampailah mereka di rumah Umi Azizah yang sudah terpajang dekorasi pengantin berwarna merah. Hmm... Aisya banget! Masuk ke rumah saudaranya Umi yang dijadikan tempat rias pengantin. Umi masih dirias. Mereka diajak ayahnya Umi ke rumah yang terletak di dekat dekorasi. Mereka disuguhi beragam camilan ringan.
Setelah bersiap-siap, mereka ke tempat rias pengantin lagi. Hmm, Umi cantik sekali. Mereka berfoto bersama. Umi pun menceritakan ‘proses’nya dengan Kak Zablin yang sungguh inspiratif. Memang benar, jodoh itu tak terduga datangnya. Beberapa saat kemudian, rombongan besan datang. Pukul 09.00 akad nikah dimulai. Mereka berempat mendapat kesempatan menyaksikan secara langsung di dalam rumah.
SAH! Barakallahu laka wa baraka ‘alaika wa jama’a bainakuma fii khoiir... Beberapa saat yang lalu mereka masih sama-sama berstatus lajang, tapi sekarang status mereka berbeda. Umi sudah menjadi seorang ISTRI. Haru plus bahagia bercampur menjadi satu. Alhamdulillah... Merekapun berdoa bersama. Setelah itu seksi foto-foto. Umi masih tampak canggung saat berhadapan dengan Kak Zablin. Dengan usil, mereka pun menggoda pengantin baru itu. Lucu deh! Masih pada kaku.
Setelah akad nikah, lanjut walimatul ‘ursy pada jam 11.00. Dengan menggunakan adat Jawa, alhamdulillah acaranya pun berjalan lancar. Mereka sempat berfoto bersama kedua mempelai yang mengenakan baju coklat keemasan. Setalah acara selesai, mereka sholat. Pukul 14.00 Umi menemui mereka. Ternyata keluarga Umi sudah menyiapkan transport i pulang ke Jakarta dengan menggunakan travel. Mereka akan dijemput pukul 16.00. Hujan turun, mereka pulang pukul 16.30. Penumpang travel ada 7 orang plus 1 orang sopir. Kami melewati kota Temanggung. Nah, inspiratifnya… waktu melintas di depan alun-alun kota Temanggung, ada warung yang namanya “Sabar Menanti”. Hmm, jadi merenung dalaaaam. Selama perjalanan, mereka sempat transit dua kali di tempat istirahat yang mereka manfaatkan untuk sholat dan makan.
Pukul 08.30 mereka baru sampai kost. Wah, kesiangan nih! Tapi harus tetap ke kantor. Akhirnya Aisya sampai kantor jam 10.00 pagi. Sampai di lobi, eh ketemu Mbak Selly yang akan membeli bubur ayam di kantin gedung utama. Aisya ikut menemaninya sekaligus membeli sarapan juga. Eh, sehabis dari kantin, ada Pak Direktur yang berjalan di depan mereka. Malah satu lift. Untungnya tas yang Aisya bawa adalah tas kecil karena tas kantornya ia lipat dan dimasukkan ke tas itu. Jadinya nggak keliatan kalau Aisya baru sampai di kantor. Keren deh! Mereka bercakap-cakap di dalam lift. “Terima kasih buat notulensinya ya,” kata Pak Dir yang membuat Aisya makin sumringah. Wah, ternyata Pak Dir mengapresiasi tulisan Aisya saat menjadi notulis waktu rapat bersama pejabat daerah dan Komisi B anggota DPRD sebuah provinsi di pulau Kalimantan hari Jumat yang lalu.
Ahad kemarin, Mas Eka (salah satu teman kerja Aisya) menelepon Aisya kalau Pak Dir meminta notulensi hasil rapat hari Jumat itu. Alhamdulillah, untungnya setelah rapat dan sebelum pulang dari kantor hari Jumat malam, Aisya menyempatkan diri untuk menulis notulensi itu jaga-jaga kalau tiba-tiba Pak Dir minta. Dan ternyata benar. Ahadnya beberapa rekan kerja Aisya lembur untuk membahas hasil rapat. Aisya kan pas di Magelang. Jadinya Aisya memberi tahu Mas Eka letak file notulensi itu di komputer Aisya. Alhamdulillah, leganya.. BERES!
Ekspedisi ini sangat luar biasa. Menyisakan segenap asa yang meskipun sama, tapi lebih menggelora. Ah, jadi teringat sepucuk surat yang pernah ditulis Aisya untuk seseorang. Seseorang yang belum ia tahu namanya dan entah di mana keberadaanya.

Menanti Sang Mujahid
Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Mujahidku, selamat pagi! Apa kabarmu di sana?
Semoga jutaan nikmat yang kau terima pagi ini, kau balas dengan syukurmu yang tak terkira. Begitupun aku yang ada di sini.
Semoga Allah senantiasa memberikan barokah-Nya dalam setiap keadaan kita ya!

Mujahidku...
Di tengah pagi yang masih sepi ini,aku hanya ingin berbagi rasa.
Rasa? Ya, rasa rindu. Aku tengah merindukan takdir kita.
Aku tengah merindukan sebuah pertemuan denganmu.
Entah kapan, hanya Dia yang Maha Tahu.
Aku hanya berharap, semoga Allah senantiasa menjagamu, menjaga kita.
Melindungi kita agar tetap berada di jalan-Nya dalam menjemput ridho-Nya
Aku selalu yakin akan skenario-Nya
Bahwa Dia akan memberiku yang terbaik, salah satunya dirimu!

Mujahidku...
Aku berdoa semoga Allah senantiasa meneguhkanmu dalam keistiqomahan
Menyelamatkanmu dari fitnah dunia
Memudahkan setiap aktivitas dakwahmu
Meskipun aku tak tahu engkau sekarang berada di mana
Sungguh, aku hanya meminta Allah meridhoi apa yang kita lakukan..

Mujahidku..
Sungguh aku tak ingin berspekulasi tentangmu!
Aku memang punya kriteria
Sholeh, bertanggung jawab, dan visioner
Satu lagi... penulis!
Hmm, moga tidak terlalu berlebihan
Toh, itu bukan kriteria mutlak!
Aku memang menginginkanmu seperti itu
Tapi, Allah Maha Tahu yang aku butuhkan

Mujahidku...
Tepat sebelum membuat tulisan ini
Aku pernah membuat surat untuk calon anak kita
Mmm, dibaca saja ya!
Surat itu sedikit memberi gambaran tentang impianku kelak
Bersamamu!
Bersama anak-anak kita!

Mujahidku...
Entah kau di mana
Jujur ingin aku katakan
Aku mencintaimu sebelum mata ini memandang
Aku mengagumimu sebelum telinga ini mendengar
Sebelum hal-hal fisik lainnya merusak ketulusanku atas siapapun kau!
Aku ingin menjaga cinta ini dengan begitu sederhana!

Mujahidku...
Dalam sujud-sujud panjangku, aku meminta kepada Pemilik kita
Aku kucurkan doa agar aku layak menjadi pendampingmu
Siapapun kau, dimanapun kau berada...

Mujahidku...
Sungguh aku hanya ingin menjaga diriku
Aku ingin terus memperbaiki diri ini
Membangun komunikasi yang baik dengan orang tuaku
Agar restu mereka juga terlimpah pada kita
Hingga suatu saat nanti...
Jika Allah berkehendak mempertemukan kita
Aku telah siap mendampingimu
Kita akan berjuang bersama menapaki jalan-Nya

Mujahidku..
Engkau adalah pangeran kunci surgaku
Jika Allah berkenan menjadikanku pendampingmu
Bimbinglah aku untuk terus mendekat pada-Nya
Karena kau adalah imamku

Mujahidku...
Biarkan saat ini kesabaran yang menjadi temanku
Mengisi hari-hari ini sebelum akhirnya kita bertemu
Semoga Allah meridhoi penantian kita
Selamat berjuang, mujahidku!
Doaku selalu menyertaimu...


Menantikanmu sampai batas waktu itu tiba
Jakarta, 22 Februari 2011_06.25
Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Februari 2011 di blog sebelumnya.

From Bandung with Love

Jumat, 4 Februari 2011 Seharian ini Aisya bertugas di Unit Pelayanan Perdagangan (UPP), Kementerian Perdagangan. Apa itu UPP? UPP adalah ‘pintu’ keluar masuknya perizinan impor dan ekspor. Semacam ‘front line’ kalau di bank. Jadi ya tugasnya memberikan pelayanan prima pada para importir dan eksportir yang hendak mengajukan izin. Aisya memang diperbantukan di sana, karena dirinya adalah bagian dari staf di Direktorat Impor. Berhadapan dengan ‘customer’ yang galak sampai baik hati, Aisya pernah mengalaminya. Hmm, di sinilah peran sebagai ‘abdi masyarakat’ itu akan teruji. Aisya mendapat jadwal bertugas di UPP 1-2 kali dalam seminggu.

Aisya bertugas di UPP dari jam 09.00 sampai jam 05.00 sore. Setelah jam 5 sore, Aisya naik ke lantai 9. Pekerjaan selanjutnya telah menanti. Pukul 19.30 Aisya dan teman-temannya bersiap untuk berangkat ke Bandung dengan menggunakan mobil AVP hitam. Jakarta malam ini cukup macet tapi Aisya begitu menikmati perjalanan ini sambil mendengarkan murottal dan nasyid-nasyid favoritnya. Rombongan sempat berhenti di rest area tol Cikampek untuk isi bensin dan ke toilet. 


Sabtu, 5 Februari 2011
Pukul 02.00 dini hari sampai jugalah di bungalow dan restoran “Kampoeng Strawberry” di daerah Ciwidey, Bandung Selatan. Suasana dingin menusuk kulit. Kami menginap di sana. Setelah bersih-bersih badan, lanjut sholat Isya berjamaah. Sempat bikin mie rebus karena belum makan malam, lanjut tidur. Bungalownya sangat nyaman. Desain interiornya juga sangat menarik. Berlantai kayu dan berdinding batu bata.


Pukul 04.30 bangun, kemudian sholat Subuh berjamaah. Pagi harinya, wow.. subhanallah.. pemandangannya begitu indah. Gunung yang berkabut diadu dengan hawa dingin dan udara yang menyegarkan. Bersama Agnes, Mbak Sulis, dan Nita, Aisya jalan-jalan pagi dan akhirnya menemukan warung di pinggir jalan. Aisya memesan segelas energen vanilla hangat dan makan satu buah gorengan. Di depan warung itu berjejerlah puluhan buah strawberry yang siap dipetik. MERAH euy! 


Setelah sarapan, mandi, dan packing, Aisya dkk menuju mobil kemudian melanjutkan perjalanan menuju kawah putih. Sempat berhenti di jalan untuk foto bersama. Sampai di kawah putih, malah hujan yang cukup deras. Sudah keluar lagi, tapi berhubung hujan semakin deras akhirnya masuk mobil lagi. Setelah cuaca cukup mendukung, akhirnya keluar mobil dan menuju lokasi. Meski sempat tertahan di gardu sebagai tempat berteduh, Aisya dkk akhirnya bisa berfoto ria di Kawah Putih meski waktu itu angin bertiup cukup kencang dan hujan kembali turun.
Perjalanan dilanjutkann ke Situ Patengan. Makan sate ayam kemudian sholat. Setelah itu foto-foto. Beli strawberry lima kotak.


Setelah dari Situ Patengan, rombongan merangkak menuju pusat kota Bandung. Sampai juga di Dago. Teringat kisah Ajuj yang rela jualan pecel lele di Jalan Dago, sembari mencari Kinanthi (baca gih novel “Galaksi kinanthi” karya Tasaro Gk). Mampir di Kartika Sari, beli brownies. Lanjut ke Herritage dan cari oleh-oleh di daerah Dago.
Senja di Paris Van Java. Menikmati nasi goreng dan secangkir lemon tea hangat di cafe de Winkle.
Pukul 19.00, pulang ke Jakarta. Sampai kost pukul 22.00.

Aisya Avicenna

Tulisan ini diposting pada bulan Februari 2011 di blog sebelumnya.

Aisya Avicenna feat. Tere Liye


Sabtu, 6 November 2010
Pagi yang luar biasa. Pukul 07.30 dengan mengenakan kostum merah hati melenggang menuju kampus STIS. Hmm, mau ngapain coba?
Sampai di depan kampus, langsung telepon salah satu panitia. Alhamdulillah, dia langsung menjemput dan mengantar ke ruangan. Mau ngapain sih?

Pukul 08.30 acarapun dimulai. Hmm, ceritanya hari ini jadi trainer untuk pelatihan corel draw buat adik-adik ROHIS STIS (yang akhwat). Didampingi Nisa sebagai moderator, akupun beraksi! Akhirnya, bisa cuap-cuap lagi setelah sekian lama “off” sejenak dari dunia training karena masa transisi dari kampus ke kantor. Sekitar 30-an peserta begitu antusias mengikuti acara ini. Kebanyakan dari mereka adalah pengurus akhwat pada buletin ROHIS STIS.

Pukul 09.50, saat tengah asyik menjelaskan materi pada peserta, tiba-tiba ada seorang laki-laki masuk ke ruangan itu. Dengan mengenakan kaos hitam, jaket putih dan celana jeans, lelaki itu duduk di bangku kosong paling depan didampingi seorang mahasiswa STIS.
“Mbak, Tere-Liye tuh!” bisik Nisa di sampingku.
Hah… konsentrasiku sedikit buyar. Wow!

Sejurus kemudian Bang Tere berdiri dan meninggalkan ruangan. Sepertinya salah tempat.
Memang sih, beliau mau mengisi sharing penulisan dengan adik-adik UKM Media jam 10, di ruangan yang tengaha aku pakai.
Jam 10, akhirnya selesai sudah. Wah, pengin banget ketemu Tere-Liye. Mencari-cari di luar ruangan tapi tidak ada. Ya sudah, akhirnya setelah selesai dan pamitan pada panitianya. Aku dan Nisa turun dari lantai 6.

Eits, di dekat pintu masuk gedung utama STIS, ada Bang Tere dengan kaos hitamnya yang melepas jaket. Hmm, akhirnya ketemu juga. Trus kita saling menyapa dan membicarakan “sebuah misi” di group FB. Iseng-iseng aku mengajak foto beliau. Ternyata memang benar kata teman-teman, beliau memang jarang mau diajak foto. Beliau bilang, “Saya tidak mau difoto.”.

Dingin. Kaku. Lugas. Misterius. Itulah kesan pertamaku bertemu beliau.

Tapi it’s so amazing!

Bertemu Bang Tere adalah salah satu impianku karena beliau adalah salah satu novelis favoritku.

Aisya Avicenna



Tulisan ini diposting pada bulan November 2010 di blog sebelumnya

Bumi Cinta Aisya


"IDEALITAS adalah sebuah MOTIVASI"

Hmm, siap2 berEKSPEDISI! Insya Allah akan menjadi akhir pekan yang menyenangkan!!
CU AGAIN JAKARTA!!!

Hmm... ekspedisi pekan ini berjudul :
”BUMI CINTA AISYA DI KOTA NEW YORK.......”
(berteman Novel Bumi Cinta-nya Kang Abik)

RedZONE, 070510, 05:50
Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Mei 2010 di blog sebelumnya

Sensasi Akhir Februari

Thursday, March 04, 2010


MASJID RAYA BOGOR (BASECAMP BARU)
Bulan Februari akan selalu menjadi bulan yang sangat istimewa buat Aisya Avicenna. Pasalnya, selain ia milad di bulan ini, ada banyak kisah yang ia alami di bulan ini. Kisah yang sangat luar biasa menurutnya, bahkan ia sendiri tak menyangka dan menduga akan mengalami liku kisah seperti yang ia alami di bulan Februari tahun ini.
Sensasi akhir Februari??? Ya…
Sensasi 44
Pukul 06.30 Aisya keluar dari “RedZone” (kostnya tercinta) untuk berpetualang lagi hari ini. “Merintis Impian di Kota Impian”. Masih ingat kan di mana kota impiannya??? (kalau lupa, baca kembali tulisan-tulisan sebelumnya ^^). Ehm, rencana awal mau berangkat lebih pagi lagi, karena keasyikan di depan laptop (MENULIS…), akhirnya agak molor berangkatnya. Hihi… Klo dah di depan laptop dan beradu dengan keyboard memang susah untuk dihentikan. Alhamdulillah, bisa menghasilkan 1.5 karya (yang 1 sudah diupload, yang 0.5 belum jadi karena mengingat sang bagaskara yang sudah semakin tersenyum cerah pertanda hari sudah semakin siang). Akhirnya Aisya memutuskan untuk menghentikan aktivitas menulisnya pagi itu dan segera beranjak menuju jalan raya. Sebenarnya berniat ke pasar dulu untuk membeli sarapan, tapi Aisya mengurungkan niatnya, nanti saja sarapannya di Bogor (begitu rencananya). Sampai di jalan raya (Jalan Otista Raya), Aisya menanti kedatangan Mikrolet biru bernomor 44. Akan tetapi, sudah seperempat jam lebih, yang dinanti tak kunjung datang. Aisya mulai bertanya-tanya. Ada apa gerangan??? Akhirnya ia mendekati seorang abang penjual rokok yang mangkal di sekitar situ. Wealah… ternyata kalau hari Ahad, mikrolet 44 memang tidak lewat situ. Ketinggalan kereta nih… (seminggu lalu kan naik kereta yang jam 06:45 waktu ke Bogor juga). Padahal, hari Jumat sore kemarin, waktu Aisya jalan-jalan dengan “MBAK”nya tercinta, mikrolet 44 lewat jalan itu, jadi ya tenang-tenang saja waktu menunggu di situ. Hehe… ternyata salah tempat. Ya sudah, akhirnya berjalan menuju halte depan kampus STIS dan alhamdulillah ada mikrolet 44 yang sudah mangkal di sana. Naik dan meluncur ke stasiun Tebet.
Sensasi Kereta Ekonomi
Sesampainya di stasiun Tebet, Aisya segera menuju loket pembelian karcis, tapi ternyata kereta AC Ekonomi tujuan Bogor baru akan berangkat pukul 08.00. Aisya memutuskan untuk naik kereta ekonomi yang akan berangkat sebentar lagi. Pukul 07.30, Aisya sudah bergelayutan di dalam kereta ekonomi yang membawanya menuju kota impiannya. Tidak dapat tempat duduk. Berdiri lah ia. Kereta ekonomi memang memberikan warna tersendiri. Beraneka “pelaku bisnis” yang menawarkan beragam barang dagangannya menjadi perhatian menarik bagi Aisya.
“Jeruk…jeruk…”, “Sapu tangan bu…”, “Tahu sumedang… masih anget… masih anget…”, “Baterei HP… baterei HP… murah… sepuluh ribu… ”, “Koran Jakarta…seribu…”, dan masih banyak lagi. Tak sedikit juga para pengemis yang dengan segala kreativitasnya meminta-minta pada para penumpang kereta. Bermacam-macam caranya. Ehm… membuat Aisya miris, seperti inilah kehidupan… masih banyak orang di sekitarnya yang hidupnya tak seberuntung dirinya. Banyak-banyak bersyukur ya!!!
Sensasi Dhuha di Masjid Raya
Sekitar pukul 08.30, sampailah ia di stasiun Bogor. CERAH SEKALI BOGOR PAGI INI!!! Keluar dari stasiun, Aisya “searching” warung makan yang bersih, rapi, dan enak… ehm, akhirnya pilihannya tertambat pada sebuah warung soto Bogor dan iapun memesan semangkuk soto daging sapi. Alhamdulillah, konser di lambungnya sudah selesai. Sembari sarapan, ia sempat SMS-an dengan salah seorang pihak yang akan ia temui pagi itu (namanya Mbak Tatiek). Mbak Tatiek bilang, beliau juga sedang dalam perjalanan menuju Masjid Raya Bogor. Setelah sarapan, Aisya naik angkot hijau nomor 03 menuju Masjid Raya Bogor. Ia memilih duduk di depan agar leluasa memandang sajian kota beriman itu di pagi hari.
Alhamdulillah, sampailah ia di Masjid Raya Bogor yang terletak di daerah Pajajaran, sebelah selatan terminal Baranangsiang, Bogor. Masuk masjid, SEPI!!! Aisya langsung menuju tempat wudhu putri. Tidak ada orang. Lantas menuju tempat sholat putri. Ada dua akhwat yang sedang menyapu. Ta’mirohnya mungkin. Aisya memandang sekeliling, subhanallah… pemandangan yang tampak dari sebelah masjid sangat luar biasa… Lukisan alam yang begitu mengagumkan. Ba’da sholat dhuha dan tilawah, Aisya menulis…
Pagi yang cerah…
Daun bambu melambai-lambai
Bergoyang seiring terpaan sang bayu
Burung-burung kecil bernyanyi menyapa pagi
Kutatap langit biru
Mega putih berjajar menarik kalbu
Ku tatap gunung itu…
Begitu kokoh… begitu agung…
Lalu kutersungkur dalam syukur…
Munajat panjang di atas sajadah hijau yang terbentang
Rabbi, indah sekali pagi ini…
Rabbi, izinkanku ungkapkan semua rasa dalam jiwa ini
Rabbi, di pintuMu aku mengetuk
Rabbi, di hadapanMu aku mengadu
Izinkanku mendekatiMu… selalu!!!
(Masjid Raya Bogor, 280210_10:10)
Ada SMS, dari Mbak Tatiek, beliau bilang hendak membeli es buah dulu. Ehm, sambil menunggu, Aisya membaca majalah Tarbawi yang dibawanya. Dalam majalah itu dikisahkan tentang beberapa anak balita yang sudah hafal AL QUR’AN, dan rahasianya adalah mereka telah dilatih untuk cinta Al Qur’an sejak dalam kandungan. Ibunyalah yang berperan besar. Ehm… jadi sangat terinspirasi dan berAZZAM untuk bisa mencetak generasi Rabbani pecinta Al Qur’an. Semuanya memang harus dipersiapkan sejak sekarang dan dimulai dari diri sendiri. Sip, insya Allah Aisya juga sedang berikhtiar mewujudkannya dengan mengikuti “kuliah khusus” tiap Sabtu pagi di salah satu “kampus” di Jakarta sebagai sarana untuk mewujudkan impiannya yang satu ini, AYO SEMANGAT!!! Mencetak hafidz + hafidzah…. ^^ dimulai dari calon UMMI-nya dulu ^^v
Sensasi Lingkaran Inspirasi
Pukul 10.15 dapat SMS dari Mbak Tatiek bahwa beliau sudah berada di teras Masjid Raya Bogor sebelah timur. Akhirnya Aisya menuju ke tempat itu, dan bertemulah ia dengan Mbak Tatiek dan beberapa rekan barunya. Bercakap-cakap sebentar sambil berkenalan dengan mereka. Setelah beberapa saat, “lingkaran inspirasi” itu dibuka oleh Bang Eko. Dan kamipun larut dalam nuansa keakraban sebuah komunitas baru yang baru saja lahir di kota BERIMAN ini. Secara special, hari ini hadirlah seorang jurnalis yang sangat inspiratif, beliau bernama Pak Iqbal. Dan di bawah asuhan beliaulah nantinya kami akan bersama-sama mengukir kata emas yang penuh motivasi dan inspirasi. Terkait komunitas ini, insya Allah akan saya ceritakan dalam tulisan yang lain. OK!
Sensasi Soto Bogor
Hujan turun tepat saat beberapa progress dan impian-impian ke depan terikrarkan dalam pertemuan perdana komunitas itu. Subhanallah… semoga sebentuk ikhtiar ini mendapat ridho dariNya dan senantiasa diberi kemudahan untuk mewujudkannya. Aamiin.. Adzan berkumandang menggema di setiap sudut Masjid Raya Bogor. Konsolidasi pun diakhiri. Setelah sholat Dhuhur, Aisya beranjak keluar masjid dan hendak mencari makan siang. Akhirnya ia memilih warung soto Bogor yang mangkal di depan masjid. Kali ini soto ayam yang dipesannya (tadi pagi kan soto sapi). Alhamdulillah… mengunyah sambil terus merenungkan inspirasi yang didapat hari ini.
Sensasi Jendela Dunia
Setelah melahap semangkuk soto ayam Bogor, Aisya menuju toko buku Gramedia yang berlokasi tepat di depan masjid raya Bogor. Buku adalah jendela dunia. Benda minimalis yang mampu membawa pembacanya hanyut dalam khazanah ilmu yang luar biasa (jika buku yang dibaca bermutu lho!!!). Aisya memilih dan memilah buku yang ia butuhkan. Dan pilihannya jatuh pada dua buah buku yang akhirnya dibelinya. Buku adalah asset berharga baginya. Salah satu impian besarnya tahun ini adalah “Koleksi buku di perpus pribadinya (Perpus AL FIRDAUS) mencapai 1000 buah buku”. Sampai detik ini koleksinya sudah mencapai 300-an lebih. Ada yang mau menambah koleksi Aisya?? Aisya akan menerima dengan senang hati. Salah satu hal yang sering dilakukan Aisya adalah saat ia berkunjung ke sebuah daerah baru (berpetualang,-red), dia selalu membeli buku.
Sensasi Coklat
Keluar dari Gramedia, sebenarnya Aisya ingin segera pulang ke Jakarta. Akan tetapi, ada ajakan dari sahabatnya untuk berdiskusi sebentar. Terpilihlah McD sebagai tempat untuk berbagi cerita. Ditemani segelas eskrim coklat. Gratis lagi!!! ^^v. Aisya bersama dua orang sahabatnya menikmati sensasi coklat di siang itu. Backsong yang terdengar di McD siang itu : “Sorry… I can't be perfect” nya Hoobastank…(kayaknya lho). Aisya merenung… Memang, tak ada manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanyalah milik Allah. MAHA segala MAHA.
Sensasi AC Ekonomi
Setelah menikmati eskrim coklat dan sedikit berbagi cerita dengan dua orang sahabatnya yang kini beraktivitas di Bogor, Aisya naik angkot hijau 03 untuk menuju stasiun Bogor. Sesampainya di stasiun Bogor ternyata semua kereta tujuan Jakarta berhenti di stasiun Pasar Minggu. Wahhh…. Surprise!!! Ya sudahlah… Pukul 15.30 kereta AC Ekonomi yang hendak Aisya tumpangi, sampai jua di Stasiun Bogor. Alhamdulillah, dapat tempat duduk. Aisya langsung mengeluarkan majalah Tarbawi yang belum selesai dibacanya. Kereta belum mau berjalan. Berkali-kali diinformasikan bahwa semua kereta jurusan Jakarta hanya berhenti sampai stasiun Pasar Minggu karena ada sedikit trouble di Stasiun Manggarai. Waktu terus berjalan tak mau ditahan, lambat laun kereta jadi penuh sesak. Maklum, hari libur…. Aisya akhirnya berdiri dan memberikan tempat duduknya pada dua orang gadis kecil yang sangat lucu dan menggemaskan. Beberapa ibu terlihat kelelahan sambil menggendong bayinya. Sayangnya, tiga pemuda yang duduk tak jauh dari tempat Aisya berdiri tidak peka dengan kondisi di sekitarnya. Mereka tetap asyik bercerita dan bermain HP. Bikin gemes aja sih! Ga nyadar bahwa di depannya banyak yang seharusnya lebih berhak untuk duduk. Pemuda oh pemuda…
Sensasi Senja
Alhamdulillah, sekitar pukul 17.00 sampailah Aisya di Stasiun Tebet (Alhamdulillah, tidak jadi berhenti di Stasiun Pasar Minggu karena permasalahan di Stasiun Manggarai bisa diatasi). Sesampainya di OSCOM (kostnya tercinta…). Aisya mendapat SMS dari seorang sahabatnya yang pernah satu kampus dengannya meski lain jurusan. SMS itu membuatnya sedikit terkejut. Aisya mencoba mengaitkan dengan beberapa kejadian sebelumnya…. Yaa… inilah skenarioNya. Hari ini memang banyak sekali kejutan yang Aisya dapatkan…
Di senja ini…
Ya Allah…
Alangkah Maha Agung, Maha Besar, Maha Kuasa Engkau
dan alangkah lemah, kecil, kerdil, dan tidak berdayanya diri ini…
Sadarkan hamba… bahwa seluruh yang ada di alam semesta ini tercipta karena Kuasa dan KehendakMu…
Buatlah hamba selalu ridha pada semua ketentuanMu.
Buatlah hamba selalu berhuznudhan kepadaMu…
Agar hamba menjadikan ridhaMu sebagai satu-satunya cita-cita dan tujuan hidup.
Berharap hanya kepadaMu…
Tunduk dan patuh kepada ketentuanMu
Jakarta, 040310_00:07
Aisya Avicenna

(Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2010 di blog sebelumnya)
Aisya Avicenna

Ekspedisi Aisya ke Kota Impian



Setelah sarapan dengan nasi uduk yang dibelinya di Pasar Sawo (pagi-pagi dah ke pasar euy…), pagi itu (Sabtu, 20 Februari 2010, pukul 06:15), Aisya keluar kostnya. Sambil mengenakan tas punggung kesayangannya (emm, gaya anak kuliah nih…jadi inget waktu masih jadi mahasiswa. Eh, sekarang kan juga masih jadi mahasiswa kok! Mahasiswa di Universitas Kehidupan. BETUL??? BETUL-lah!!! sepakat!)… emmm, lanjutkan! Aisya menuju jalan Otista dan naik mikrolet biru nomor 44 menuju Stasiun Tebet. Mau ke mana sih?

Kan udah ditulis… ke Kota impian…

Mau tau kota impian Aisya Avicenna???

It’s called Rainy Town…

Disebut juga KOTA BERIMAN (BERsih Indah nyaMAN)

What’s this?

BOGOR!!!

Kenapa Bogor???

Ehmm… sebenarnya Aisya sejak SMA dulu pengin banget bisa masuk ke IPB. Mencoba ikut PMDK, tapi belum berhasil (waktu itu sampai nangis 2 hari gara-gara ga lolos PMDK IPB… hihi… lucu! ). Sejak itu, Aisya jadi semakin penasaran dengan kota Bogor yang telah “menolak” kehadirannya saat itu. Emmm… Sebenarnya ada alasan lain kenapa Bogor yang dipilih menjadi “kota impian”, bagi yang sudah baca tulisan Aisya sebelum-sebelumnya di BLOG, mungkin akan tahu alasan yang lainnya itu. Tapi, mending ga usah tahu aja lah alasan yang lainnya itu apa… ^^

Di dalam Mikrolet nomor 44 itu, Aisya mengeluarkan dua lembar kertas berisi jadwal dan alur perjalanan kereta Jakarta-Bogor. Ehm… kayak Dora dan petanya. Hihi… Aisya yang awalnya tadi hanya menjadi penumpang tunggal, selang berapa lama… masuklah serombongan ibu-ibu pengajian. Denger-denger sih ibu-ibu itu hendak mengikuti kajian akbar di dekat stasiun. Ehm… Aisya jadi berpikir dan berkeinginan. Suatu saat nanti pengin ngisi pengajian ibu-ibu… Menantang kali ya!!! ^^ Itu yang terlintas di benaknya… Sampai di dekat Stasiun Tebet, Aisya sempat mampir bertanya kepada seorang bapak penjual makanan ringan, pintu masuk stasiun sebelah mana? Hihi, bingung juga karena memang berhentinya mikrolet 44 masih agak jauh dari pintu masuk stasiun. Malu bertanya sesat di stasiun dung! Akhirnya Aisya menuju loket karcis dan membeli satu karcis kereta AC Ekonomi jurusan Bogor. Ternyata berangkatnya jam 06:50. Masih harus sabar menanti (menantikan kereta di batas waktu ^^)… Aisya membayar karcis seharga Rp 5500 ,- itu kepada petugas loket. Baru berapa langkah, Aisya kembali lagi ke loket itu, karena ternyata uang kembaliannya kurang Rp 10.000,-. Wah, dikiranya mungkin bayarnya pake Rp 10.000,-. Sambil menanti kedatangan sang ular besi yang akan membawanya menuju kota impian, Aisya SMS-an dengan Bundanya tercinta di Wonogiri. Ehm, bunda tuh sangat tahu kalau putrinya itu memang hobby berpetualang. Jadi, ya kemanapun akan diizinkan, asal hati-hati. Terima kasih atas dukungan dan doanya, Bunda!!!

Akhirnya, kereta yang dinanti tiba juga… Aisya masuk dan memilih bangku yang masih kosong. Lapang rasanya… Keretanya juga bersih!

Bismillahi tawakaltu ‘alallah.. Laahaula walaa quwwata ilabillah…

Jess..jess..jesss… (bunyi kereta gimana sih???). Ular besi itupun bergerak meninggalkan Tebet menuju kota impian Aisya Avicenna, BOGOR!!!

Langsung update status di FB :

Cerah sekali hari ni... Secerah hatiQ! ^^. Sang bagaskara jg tersenyum manis mengiringi ular besi yg Q naiki menuju kota itu..."kulayangkn pandangQ mlalui kc jendela. Dari t4 q brsandar seiring lantun kereta... Mmbwt sisi hdpQ pnuh riuh dan berwarna.." ^^v


Di dalam kereta, Aisya menyempatkan diri untuk membaca buku yang ia bawa. Kali ini bukunya berjudul “Ya, Allah.. inilah proposal ibadahku”. Buku yang SANGAT INSPIRATIF!!!
Aisya membaca buku sambil sesekali memandang keluar jendela… Subhanallah, cerah sekali. Awan berarak ceria… Langit berwarna jingga kemerahan… MERAH??? Hmm… selalu ada rasa tersendiri di balik warna ini. ^^v

Sekitar pukul 08.30, akhirnya kedua kaki Aisya Avicenna secara resmi menginjakkan kaki di kota Bogor!!!

Alhamdulillah…terwujud lagi impiannya… Impian yang duluuu hanya tertulis di “DREAM BOOK”. Sekarang bisa dicoret dengan tinta MERAH sambil tersenyum cerah…

Keluar dari stasiun Bogor, Aisya langsung disambut oleh puluhan tukang ojek dan tukang becak, tapi maaf Pak… Aisya naik angkot 03 aja…

Aisya memilih duduk di samping sopir angkot 03. Bisa sambil tanya-tanya, gitu pikirnya. Dan biar tidak tersesat… Emm, Bogor cerah sekali pagi ini… Aisya jadi sangat leluasa melihat kanan kiri. Sempat lewat Kebun Raya Bogor dan tampaklah puluhan kijang dengan berbagai aktivitasnya. Ada yang sedang tiduran, lari-larian, ngemil, jalan-jalan, macem-macem lah! Memandang ke kiri, Aisya melihat taman Kencana yang kelihatan asri, Aisya senyum-senyum sendiri saat melihat sepasang suami istri yang sedang jalan-jalan di taman…istrinya sedang hamil… ehmm.. (muka pengin : mode on ^^). Dah cukup senyum-senyumnya!!!

Turunlah Aisya di jalan masuk menuju Universitas Pakuan. Aisya ganti naik angkot 06 dan turun di depan kampus itu. Alhamdulillah, sampai di tujuan. Aisya masuk dan langsung mendekati seorang bapak, bertanya… di manakah letak aula Fakultas Ekonomi??? Akhirnya sang bapak memberikan petunjuk dan Aisya meneruskan perjalanan mengikuti petunjuk Bapak itu. Tapi… ternyata belum ketemu juga. Akhirnya bertanya dan bertanya lagi sampai akhirnya ketemu juga auditorium D3 FE UNIPAK. Langsung registrasi.. berhubung acara belum dimulai, Aisya menuju masjid kampus yang bernama Masjid Al Kautsar. Sholat Dhuha dan tilawah di sana. Setelah jam 09:15, Aisya kembali menuju tempat acara. Di taman dekat auditorium, Aisya melihat sesosok akhwat sedang membaca Majalah Khalifah… Aisya mendekatinya dan berkenalanlah mereka… Ehm, ternyata sama-sama dari Jakarta dan seumuran. Klop deh! Dapat saudari baru… ^^. Setelah cukup puas berkenalannya, kami berdua masuk. Sebelum sampai auditorium, sempat bertemu dengan salah seorang sahabat lama yang dah setahun ini tidak bertemu… dan hari ini bertemu kembali dalam kondisi yang sama-sama sudah “berbeda” (namanya sengaja disembunyikan, Aisya memang hobby bikin penasaran pembaca). SURPRISE SEKALI!!! (bukan “SUPER SEKALI” lho, klo yang ini mah slogannya Mario Teguh!)

Aisya memilih duduk di deretan depan, sekali lagi… posisi menentukan prestasi! Biar fokus, pikirnya…

Ada 3 pembicara yang dihadirkan dalam acara dahsyat pagi itu. Materi yang disampaikan juga sangat inspiratif. INSPIRACTION!!! Inspirasi untuk BERAKSI!!! Seperti biasa, rugi rasanya kalau tidak menemukan jawaban atas pertanyaan yang menari-menari di relung hati (hayah..), maksudnya … sayang sekali melewatkan moment ini, karena narasumbernya juga luar biasa… makanya, dengan berani.. (harus dong…kan pakai MERAH!), Aisya menjadi penanya pertama…Ada 3 pertanyaan yang ia tanyakan. Dan akhirnya ia menemukan jawaban atas pertanyaannya, meski sebenarnya ia belum puas akan jawaban tersebut. Harus mencari lagi!!! Di akhir acara, terpilihlah 3 penanya terbaik dari 9 peserta yang bertanya, dan alhamdulillah… Aisya menjadi salah satunya… dapat oleh-oleh sebuah buku… ^^v.

Langsung update status :

Dapat "surprise" di bogor... Subhanallah walhamdulillah... ^^v single adventure yg dahsyat! Misi brhasil...!!! Malah "skali mrengkuh dayung, dua tiga pulau trlampaui".



Setelah acara selesai, Aisya sempat berdiskusi dengan sahabat lamanya tadi… Tidak menyangka juga bisa bertemu di situ. Ternyata sahabatnya itu merupakan salah satu penggagas acara dahsyat hari itu. Salut deh! Kami sharing sebentar. Pesan sahabatnya… amanah Aisya sekarang merupakan “sebentuk pengabdian”, jadi ya… nikmati saja prosesnya!!! SIP…!!!

Setelah itu, kami menuju masjid Al Kautsar untuk sholat Dhuhur… dan akhirnya setelah selesai sholat, kami berpisah untuk melanjutkan perjalanan masing-masing. Aisya keluar dari Universitas Pakuan dan langsung naik angkot 06. Mendung bergelayut menghiasi langit kota Bogor. Hujan mulai turun. Sampai di dekat Gramedia, Aisya turun dan berganti angkot 03 menuju stasiun Bogor. Hujan semakin deras. Jadi benar-benar merasakan bahwa Bogor memang KOTA HUJAN. ^^

Update status FB lagi…

Alhamdulillah, 1 impian trwjud lg. Pulang dr bogor bw oleh" bnyk bgt => semangat, motivasi, inspirasi, bahagia, optimisme emm.. Pokoknya bnyk! Bogor ujan.. Tp rasa"nya seperti ujan salju brtabur sakura. Hehe ^^v.



Sampai di pemberhentian 03, hujan masih mengguyur deras… kalau mau ke Stasiun Bogor, masih harus berjalan kaki… akhirnya naik becak karena jalanan digenangi air setinggi mata kaki… sampai jugalah di stasiun, beli tiket AC ekonomi… Karena masih lama (masih 1 jam lagi), Aisya memutuskan untuk makan siang…

Setelah makan siang, Aisya memasuki stasiun dan duduk di dekat seorang ibu (lebih tepatnya nenek). Aisya mengajak ibu itu ngobrol dan ternyata beliau juga akan turun di Stasiun Tebet.

Kereta datang, kamipun naik. Duduk bersebelahan dan melanjutkan cerita. Dalam perjalanan pulang ini, Aisya kembali merenungi ekspedisi ke kota impiannya hari ini… Insya Allah, banyak hikmah dan inspirasi yang ia dapatkan… emm… malah dapat rangkaian kata inspiratif… di update lagi… ^^

Allah yg memisahkan, Allah jualah yg mempertemukan kembali. Allah yg menjauhkan. Allah pulalah yg mendekatkan kembali... Emm, ukhuwah tu mmg penuh warna krn skenarioNya lah yg membwtnya dmikian...jika doa" yg mengikatnya, maka ukhuwah itu akn snantiasa brwrna indah walau trpish jarak&waktu.



Pukul 16:30, sampailah Aisya di Stasiun Tebet. Langsung naik mikrolet 44 lagi, eh… pakai acara nyasar dulu waktu turun dari 44… Wahhh, harus segera hafal dengan rute mikrolet nih! ^^

LUCU!!!!!

Alhamdulillah, atas bantuan adik-adik SMA, Aisya berhasil menemukan jalan yang benar. Hehe… dan akhirnya sampailah ia di kostnya tercinta…

HARI INI SANGAT LUAR BIASA!!!

Full InspirACTION!!!

Jakarta, 210210_03:11

Aisya Avicenna

Saat cuaca cerah… awan berwarna putih

Saat cuaca mendung… awan menjadi berwarna hitam

Itulah yang dinamakan sebentuk cinta..

(sebuah inspirasi yang didapat dari salah seorang pembicara)

Terima kasih Ya Allah….

Atas CINTA-MU pada hambaMu ini…

Atas CINTA-MU yang telah menskenariokan hari yang LUAR BIASA!!!

(Tulisan ini diposting pada bulan Februari 2010 di blog sebelumnya)
Aisya Avicenna