ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.
Tampilkan postingan dengan label Cerpen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerpen. Tampilkan semua postingan

Bukan Qurban Biasa (BQB_Bagian3_Selesai)

Siang itu, matahari bersinar tak begitu terik karena tersapu awan kelabu. Setelah sholat Zhuhur disurau, kakek Ahmad dan Aziz bergegas menuju rumah Haji Sholeh yang terletak tak jauh dari surau. Dalam perjalanan, Aziz mengungkapkan keingintahuannya lagi.

“Kek, ceritakan lagi dong tentang hewan qurban..” pinta Aziz pada kakeknya

Dengan sabar, kakeknya menjawab pertanyaan cucunya yang masih berusia 22 tahun ini. “Ibadah qurban bisa dengan onta dan sapi untuk tujuh orang, sedangkan seekor kambing untuk satu orang. Apabila orang yang berqurban mempunyai keluarga, maka seekor kambing cukup untuk semua keluarga. Begitu pula bagi setiap orang di antara tujuh orang yang ikut serta dalam penyembelihan onta dan sapi. Jadi berqurban hukumnya wajib bagi orang yang telah berkeluarga dan sunnah bagi orang yang belum berkeluarga, dengan seekor kambing untuk seorang kepala keluarga atau sendiri bagi yang masih bujang. Sedangkan sapi dan onta untuk tujuh orang, tanpa membedakan antara yang berkeluarga dan tidak.
Hewan qurban harus disembelih setelah shalat Idul Adha, bahkan afdhalnya setelah Imam menyembelih qurbannya. Tidak sah bila disembelih sebelum shalat, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Barangsiapa menyembelih sebelum shalat, hendaklah menyembelih sekali lagi sebagai gantinya, dan siapa yang belum menyembelih hingga kami selesai shalat maka menyembelihlah dengan bismillah”. (Muttafaqun Alaih), berarti siapa yang menyembelih sebelum shalat maka hendaklah dia mengulangi”.
Ibnu Qayyim berkata : “Hadits ini shahih dan jelas menunjukkan bahwa sembelihan sebelum shalat tidak dianggap (qurban), sama saja apakah telah masuk waktunya atau belum. Inilah yang kita jadikan pegangan secara qath’i (pasti) dan tidak diperbolehkan (berpendapat) yang lainnya. Dan pada riwayat tersebut terdapat penjelasan bahwa yang dijadikan patokan (berqurban) adalah shalatnya Imam”.
Waktu ibadah qurban berakhir setelah matahari terbenam tanggal 13 Dzulhijjah atau akhir hari tasyriq. Hal itu berdasarkan hadits Jubair bin Mut’im dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda: “Pada setiap hari-hari tasyriq ada sembelihan”. (Dikeluarkan Imam Ahmad dan Ibnu Hibban dalam shahihnya serta Al-Baihaqi. Dan terdapat jalan lain yang menguatkan antara satu dengan riwayat yang lainnya.)
Demikian juga dari Ali bin Abi Thalib. Ini juga pendapat Al-Hanafiah dan madzhab Syafi’iyah bahwa akhir waktunya sampai terbenam matahari dari akhir hari-hari tasyriq berdasarkan hadits Imam Al-Hakim yang menunjukan hal tersebut.”

“Islam itu memang indah ya Kek.. Mengatur setiap urusan manusia dengan sebaik-baik aturan. Aziz kan nanti pengin berqurban kambing, bagaimana criteria hewan yang baik untuk diqurbankan?” tanya Aziz penuh ingin tahu.

Kakek Ahmad pun menjawab, “Hewan qurban yang terbaik adalah yang gemuk, bagus dan bertanduk, namun tidak harus jantan, berdasarkan hadits dari Anas Ibnu Malik bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya berqurban dengan dua ekor kambing yang bagus dan bertanduk. Beliau menyebut nama Allah dan bertakbir, dan beliau meletakkan kakinya di samping binatang itu.” Dalam suatu lafazh disebutkan, “Beliau menyembelihnya dengan tangan beliau sendiri.” (Muttafaq ‘alaih). Dalam suatu lafazh disebutkan, “Dua ekor kambing gemuk.” Menurut riwayat Abu Awanah dalam kitab Shahih-nya, “Dua ekor kambing berharga” Sedangkan dalam suatu lafazh riwayat Muslim disebutkan, “Beliau membaca bismillahi wallaahu akbar.”
“Umur hewan qurban terbaik, kambing berumur dua tahun, sapi berumur tiga tahun dan onta berumur lima tahun, berdasarkan hadits Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah bersabda:
“Jangan kamu menyembelih kecuali yang musinnah. Bila kamu sulit mendapatkannya, sembelihlah kambing yang jadza’ah.” (HR. Muslim no. 1963)
Ahmad dan At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata: Bahwa Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sebaik-baik sembelihan adalah kambing Jadz’ah.”
Jadza’ah adalah hewan qurban; bila kambing berumur dua tahun, sapi berumur tiga tahun dan onta berumur lima tahun.

“Sebentar, kakek akan menjelaskan tentang ETIKA MENYEMBELIH QURBAN.”
Apabila seorang muslim telah bertekad dan menentukan pilihan untuk melakukan ibadah qurban maka hendaknya tidak membatalkan niatnya karena demikian itu bertentangan dengan aturan dan etika ibadah qurban. Sehingga siapa pun yang telah membeli hewan qurban kemudian membatalkan niatnya atau mati karena unsur teledor maka harus diganti dengan hewan qurban yang lainnya. Hal itu berdasarkan pendapat ulama yang paling rajih, kecuali karena faktor musibah alam di luar kemampuan manusia.
Agar ibadah qurban anda sempurna dan diterima Allah maka sebaiknya memperhatikan beberapa etika dan aturan berikut ini:
1. Membaca Bismillah Ketika Menyembelih Qurban
Berdasarkan hadits Aisyah, bahwa beliau pernah menyuruh dibawakan dua ekor kambing kibas bertanduk yang kaki, perut, dan sekitar matanya berwarna hitam. Maka, dibawakanlah hewan itu kepada beliau. Beliau pun berkata kepada Aisyah, “Wahai Aisyah, ambilkan pisau.” Kemudian bersabda lagi, “Asahlah dengan batu.” Aisyah melaksanakannya. Setelah itu beliau mengambil pisau dan kambing, lalu membaringkannya dan menyembelihnya seraya berdoa,
(Bismillah Allahumma Taqabbal Min Muhammad Wa Ali Muhammad4 Wa Min Ummati Muhammad) “Dengan nama Allah. Ya Allah, terimalah (qurban ini) dari Muhammad, keluarganya dan umatnya.” Kemudian beliau berqurban dengannya.
2. Hindari Hewan Qurban Kurang Umur
Hindari hewan qurban yang kurang umur baik onta, sapi ataupun kambing karena Abu Burdah dalam Shahihain berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya mempunyai Jadza’ah dari kambing Maiz. Lalu beliau berkata : “Sembelihlah, dan tidak boleh untuk selainmu”.
Syaikh Shidiq Hasan Khan berkata: “Para ulama sepakat bahwa tidak boleh berqurban dengan hewan onta, sapi dan ma’az kurang dari dua tahun. Kambing Jadz’u boleh menurut mereka dan tidak boleh (menyembelih) hewan yang terpotong telinganya. Namun Abu Hanifah berkata : “Apabila yang terpotong itu kurang dari separuh, maka boleh”.
3. Hewan Qurban Tidak Boleh Cacat
Dilarang berqurban dengan hewan buta, sakit, pincang kurus dan hilang setengah tanduk atau semuanya serta hewan yang putus setengah telinga atau seluruhnya, berdasarkan hadits dari Al-Barra’ bin ‘Azib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di tengah-tengah kami dan bersabda, “Empat macam hewan yang tidak boleh dijadikan qurban, yaitu: yang tampak jelas butanya, tampak jelas sakitnya, tampak jelas pincangnya, dan hewan tua yang tidak bersumsum.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan empat orang, dan dishahihkan oleh At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban)
4. Bersedekah Dengan Daging QurbanDianjurkan bagi orang yang berqurban untuk membagikan dagingnya kepada fakir miskin dan tetangga serta teman-teman. Bila masih tersisa maka boleh menyimpannya berdasarkan hadits Aisyah Radhiyallahu ‘anha bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Makanlah, simpanlah dan bersedekahlah”. (Muttafaqun Alaih).
5. Tempat Penyembelihan Hewan Qurban
Menyembelih hewan qurban sebaiknya di tanah lapang yang digunakan shalat Idul Adha, dalam rangka untuk menebar syiar dan memudahkan dalam penyaluran daging serta menampakkan syi’ar agama, berdasarkan hadist Ibnu Umar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau menyembelih dan berqurban di Mushala”. (Diriwayatkan oleh Bukhari).
6. Larangan Seputar Ibadah Qurban
Dilarang bagi pemilik hewan qurban memotong kuku, rambut kepala dan menghilangkan rambut badan yang kusut setelah nampak hilal Dzulhijjah hingga hewan disembelih, berdasarkan hadits Ummu Salamah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Apabila engkau melihat bulan Dzul Hijjah dan salah seorang kalian hendak berqurban, maka hendaklah dia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya”. 
Di dalam lafazh Muslim dan lainnya disebutkan bahwa beliau bersabda: Barangsiapa yang punya hewan qurban untuk disembelih, apabila memasuki bulan DzulHijjah, jangan sekali-kali mengambil (memotong) dari rambut dan kukunya hingga dia berqurban”.
Para ulama berbeda pendapat dalam permasalahan ini. Sa’id bin Al-Musayyib, Rabi’ah, Ahmad, Ishaq, Dawud dan sebagian pendukung Syafi’i berpendapat, bahwa diharamkan mengambil (memangkas/memotong) rambut dan kukunya sampai dia berqurban pada waktu udhiyah. Imam Syafi’i dan murid-muridnya berkata : “Makruh tanzih”.
7. Dilarang Menjual Kulit dan Daging Hewan Qurban
Dilarang bagi pemilik menjual hewan qurban baik berupa dagingnya, kulitnya dan tulangnya. Adapun orang yang diberi kulit hewan qurban boleh menjualnya kepada orang lain. Dengan demikian yang dilarang hanyalah pemilik hewan qurban bukan penerimanya, dan tidak boleh memberi ongkos kepada tukang potong (yang diambil) dari hewan qurban baik berupa daging, kulit atau yang lainnnya.
Dari Ali bin Abi Thalib ia berkata, “Rasulullah memerintahkan kepadaku untuk mengurusi qurban-qurbannya, membagi-bagikan daging, kulit dan sisa-sisanya kepada orang-orang miskin. Aku pun tidak diperbolehkan memberi sesuatu apa pun dari qurban kepada penyembelihnya.” (Muttafaq ‘alaih).

“Eh, tak terasa kita sudah sampai di depan rumah Haji Sholeh.” ujar Kakek Ahmad

“Wah… terima kasih banyak ya Kek atas ilmunya…” kata Aziz

“Ya, masih banyak ilmu tentang Islam yang masih harus kita pelajari. Jangan puas dengan satu ilmu. Jadilah PEMBELAJAR SEJATI ya Ziz..” pesan Kakek Ahmad.

“Insya Allah, Kek.” Jawab Aziz

“Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh.. “ seru Aziz dan kakek Ahmad serempak

“Wa’alaykumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh..” jawab Haji Sholeh dari dalam rumah.


---- THE END ----
Zona Supertwin, 191109_23:37

Bukan Qurban Biasa (BQB_Bagian 2)

Di ruang tengah, Aziz dan kakek Ahmad sedang menikmati ubi rebus dan teh hangat yang telah disiapkan Nenek Tini.

Azizpun memulai bertanya lagi, “Kek, di bulan Dzulhijjah ini amalan-amalan apa saja yang bisa kita lakukan selain berqurban?”

Setelah meneguk teh hangat, kakek Ahmad pun menjawab, “Diriwayatkan dari shahabat Ibnu Abbas bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari (dari bulan Dzulhijjah)." Mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, tidak pula jihad fi sabilillah?" Beliau bersabda: "Dan tidak pula jihad fi sabilillah. Kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatupun." (HR Jama'ah kecuali Muslim dan an-Nasa'i). Dalam kitabnya Fathul Baari menyatakan : "Tampaknya sebab mengapa sepuluh hari Dzul Hijjah diistimewakan adalah karena pada hari tersebut merupakan waktu berkumpulnya semua ibadah-ibadah yang utama yaitu shalat, shaum, shadaqah dan haji dan tidak ada selainnya waktu seperti itu".

Amal-amal yang Disyariatkan pada Hari-hari Tersebut
1. Melaksanakan ibadah haji dan umrah.Kedua ibadah inilah yang paling utama dilaksanakan pada hari-hari tersebut, sebagaimana yang ditunjukkan dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda : "Umrah yang satu ke umrah yang lainnya merupakan kaffarat (penghapus dosa-dosa) diantara keduanya, sedang haji mabrur, tidak ada balasan baginya kecuali surga." (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Shaum pada hari Arafah, ketika jamaah haji sedang wukuf (9 Dzulhijjah).
Tidak diragukan lagi bahwa ibadah puasa merupakan salah satu amalan yang paling afdhal dan salah satu amalan yang dilebihkan oleh Allah SWT dari amalan-amalan shalih lainnya.
Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah seseorang berpuasa satu hari di jalan Allah melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya dari neraka (karena puasanya) sejauh 70 tahun perjalanan" (HR. Bukhari dan Muslim)
Khusus tentang puasa Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Berpuasa di hari Arafah menghapuskan dosa setahun yang lalu dan dosa setahun yang akan datang."
3. Memperbanyak takbir dan dzikir pada hari-hari tersebut.
Sebagaimana Firman Allah subhanahu wata'ala:
"Supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang tertentu" (QS. Al Hajj: 28)
Tafsiran dari "hari-hari yang tertentu" adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Oleh karena itu para ulama kita menyunnahkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut. Dan penafsiran itu dikuatkan pula dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad rahimahullah dari Ibnu Umar RA bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Tidak ada hari-hari yang lebih agung dan amal shalih yang lebih dicintai oleh Allah padanya, melebihi sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil , takbir dan tahmid."
4. Bertaubat dan menjauhi kemaksiatan serta seluruh dosa agar mendapatkan maghfirah dan rahmat dari Allah SWT.
Hal ini penting dilakukan karena kemaksiatan merupakan penyebab ditolaknya dan jauhnya seseorang dari rahmat Allah SWT, sebaliknya ketaatan merupakan sebab kedekatan dan kecintaan Allah SWT kepada seseorang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh Allah itu cemburu dan kecemburuan Allah apabila seseorang melakukan apa yang Allah haramkan atasnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Memperbanyak ibadah-ibadah sunahseperti shalat, membaca Al Qur'an, bersedekah, dan ibadah sunah lainnya.
Amalan tersebut akan dilipat gandakan pahalanya jika dilakukan pada hari-hari tersebut. Ibadah yang kecil pun jika dilakukan pada hari-hari tersebut akan lebih utama dan lebih dicintai oleh Allah subhanahu wata'ala daripada ibadah yang besar yang dilakukan pada waktu yang lain. Contohnya jihad, yang merupakan seutama-utama amal, namun akan dikalahkan oleh amal-amal shalih lain yang dilakukan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, kecuali orang yang mendapat syahid.
6. Disyariatkan pada hari-hari tersebut bertakbir di setiap waktu, baik itu siang maupun malam, terutama ketika selesai shalat berjama'ah di masjid.
Takbir ini dimulai sejak Shubuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) bagi yang tidak melaksanakan ibadah haji, sedang bagi jama'ah haji sejak Zhuhur hari penyembelihan (10 Dzulhijjah). Adapun akhir hari bertakbir adalah pada hari Tasyrik yang terakhir (13 Dzulhijjah).
Imam Bukhori berkata: "Adalah Ibnu Umar dan Abu Hurairah radiallahuanhuma keluar ke pasar pada hari sepuluh bulan Dzulhijjah, mereka berdua bertakbir dan orang-orangpun ikut bertakbir karenanya."
7. Memotong hewan qurban (udlhiyah) bagi yang mampu pada hari raya Qurban (10 Dzulhijjah) dan hari-hari Tasyrik (11,12,13 Dzulhijjah).Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim menyatakan, Nabi Muhammad SAW berqurban dengan dua ekor domba jantan yang keduanya berwarna putih bercampur hitam dan bertanduk. Beliau menyembelih keduanya dengan tangan beliau sendiri sambil membaca basmalah dan bertakbir.
8. Bagi orang yang berniat untuk berqurban hendaknya tidak memotong rambut dan kukunya sejak masuk tanggal 1 Dzulhijjah sampai dia berqurban.
Diriwayatkan dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Jika kalian telah melihat awal bulan Dzulhijjah dan salah seorang diantara kalian berniat untuk menyembelih hewan qurban maka hendaknya dia menahan rambut dan kukunya." Di riwayat lain disebutkan: "Maka janganlah dia (memotong) rambut dan kuku-kukunya sehingga dia berqurban."
Kemungkinan hikmah larangan tersebut agar menyerupai orang yang menggiring (membawa) qurban sembelihan saat melakukan ibadah haji, sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala:
"Dan janganlah kamu mencukur kepalamu sebelum qurban sampai di tempat penyembelihannya." (QS. Al Baqarah :196).
9. Melaksanakan shalat 'Ied berjama'ah.
Karenanya janganlah seseorang menjadikan hari 'Ied untuk berbuat kejahatan dan kesombongan. Serta jangan pula menjadikannya sebagai kesempatan untuk bermaksiat kepada Allah SWT dengan mendengarkan nyanyian-nyanyian dan musik-musik yang melalaikan, minuman keras dan yang semacamnya. Perbuatan tersebut menyebabkan terhapusnya amalan kita yang telah dikerjakan pada sepuluh hari pertama bulan tersebut.”

”Wah, banyak sekali ya amalannya... bonus pahalanya juga banyak. Terima kasih ya Kek atas ilmunya... Mohon Aziz dibimbing terus.”

” Iya cucuku, semoga Allah senantiasa memberi petunjuk kepada kita agar kita termasuk orang-orang yang memanfaatkan kesempatan emas seperti ini dengan baik. Amin…”

“Amiin..” Aziz pun turut mengamini..

Kakek melanjutkan, “Setiap hamba akan menemui ujian pengorbanan sesuai dengan bobot dan kadar keimanannya. Kita selalu dalam saringan dan ujian Allah SWT. Babak-babak penyaringan itu akan terus dan berjalan melalui peristiwa demi peristiwa. Semua itu pada hakikatnya Allah SWT hendak menguji kualitas keimanan setiap hambaNya. Apakah termasuk kualitas keimanan sungguhan apa tidak, manakah yang lebih dominan antara iman dan rasa eman. Firman Allah SWT : "Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu"(Q.S. Muhammad ayat 31)
Ibadah qurban hukumnya adalah sunnah muakadah (sangat dianjurkan) bagi mereka yang mampu secara materi. Ini seperti dijelaskan oleh Rasulullah SAW "Barang siapa memiliki kelapangan rizki (keuangan), lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia datang ke tempat shalat kami,"(HR.Ahmad).
Maka bagi kaum muslimin yang telah mampu atau kuasa menyembelih hewan qurban, hendaklah melaksanakannya tanpa ragu-ragu sebagai usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Perintah melaksanakan ibadah kurban mempunyai beberapa keutamaan, diantaranya sebagai berikut:

Pertama : Pengampunan dari Allah SWT. Rasulullah SAW telah bersabda kepada anaknya, Fatimah, ketika beliau ingin menyembelih hewan qurban.”Ya Fatimah, berdirilah dan saksikan hewan sembelihanmu itu. Sesungguhnya kamu diampuni pada saat awal tetesan darah itu dari dosa-dosa yang kamu lakukan. Dan bacalah : Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Swt, Rabb alam semesta (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi)
Kedua : Mengharap keridhaan dari Allah Swt. Allah Swt telah berfirman: "Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya"( QS. Al Hajj ayat 37)
Ketiga : Ibadah qurban merupakan amalan yang paling dicintai Allah pada hari Raya Idul Adha. “Tidak ada suatu amalan yang paling dicintai Allah dari bani Adam ketika hari raya Idul Adha selain menyembelih hewan kurban”. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan hakim)
Keempat : Hewan qurban sebagai saksi di hari kiamat. “Sesungguhnya hewan qurban itu akan datang pada hari kiamat (sebagai saksi) dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sesungguhnya darah hewan qurban telah terletak di suatu tempat disisi Allah sebelum mengalir di tanah. Karena itu, bahagiakan dirimu dengannya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim)
Kelima : Mendapatkan pahala yang besar. Pahala yang amat besar, yakni diumpamakan seperti banyaknya bulu dari binatang yang disembelih, ini merupakan penggambaran saja tentang betapa besarnya pahala itu, hal ini dinyatakan oleh Rasulullah SAW. "Pada tiap-tiap lembar bulunya itu kita memperoleh satu kebaikan". (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

“Subhanallah… Wah kek, Aziz jadi semakin mantap untuk berqurban tahun ini. Tapi Kek, Aziz belum tahu ke mana membeli kambing yang bagus untuk berqurban.”

“Ooo..kalau masalah itu, serahkan saja pada kakek! Siang nanti, kita ke tempat Haji Sholeh. Beliau menjual binatang qurban. Murah dan gemuk-gemuk. Nanti siang bisa kan? Lebih cepat lebih baik!”

Dengan wajah berbingar Aziz menjawab, “Wah, terima kasih ya Kek… Ya, nanti siang ba’da dhuhur kita ke tempat Haji Sholeh.”

---- TO BE CONTINUED ---
Bagaimana kelanjutan kisah Aziz??? (baca saja BQB part 3) :D

Zona Supertwin, 191109_23:19

(Tulisan ini diposting pada bulan November 2009 di blog sebelumnya)
Aisya Avicenna

Bukan Qurban Biasa (BQB_Bagian 1)

Embun masih menempel di pucuk-pucuk dedaunan. Suara kokok ayam mulai bersahutan memecah hening nuansa subuh di Desa Nawangan. Tak banyak jamaah yang datang di satu-satunya surau yang berdiri di desa itu, hanya sebaris shaf laki-laki. Ba’da sholat subuh berjamaah yang dipimpin oleh Kakek Ahmad, Aziz menggeser duduknya ke belakang. Setelah berdzikir dan berdoa bersama, Aziz beringsut mundur dan mengambil mushaf merahnya yang sebelum sholat tadi ia taruh di almari yang terletak di sudut belakang surau. Dengan agak terbata-bata ia melantunkan surat ke-55 dari Al-Qur’anul KarimQ.S. Ar-Rahman. Tak kuasa ia menahan air matanya terjatuh. Betapa dalam Allah mengingatkan manusia dalam Q.S. Ar-Rahman tadi… “Fabiayyi ‘aalaa irrabbi kumaa tukadzibaan. Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan???”. Rasa syukur Aziz semakin mendalam tatkala ia mengingat masa kelamnya beberapa tahun silam. Saat ia masih bergulat dengan obat-obat terlarang yang membuatnya sempat overdosis dan kritis. Tapi itu dulu. Sekarang Aziz sudah bertaubat. Taubatan nashuha, insya Allah. Sekarang ia memilih membuka usaha di desa kelahiran ayahnya. Inilah yang membuat ia begitu bersyukur karena Allah memberikannya hidayahNya. Dia memilih tinggal di rumah kakeknya, sedang ayah ibunya tinggal di Jakarta. Kakek Ahmad, beliau adalah kakek Aziz yang setia membimbingnya mengenal Islam. 


“Ziz, ayo pulang!”, tepukan lembut Kakek Ahmad di pundak Aziz membuatnya sedikit terkejut.
“Iya kek!” sahut Aziz yang kemudian bergegas menyusul sang kakek. Rumah mereka berjarak sekitar 300 meter dari surau.

Sepanjang perjalanan pulang,
“Kek, sekarang ini bulan Dzulhijjah ya?? Wah, bentar lagi Idul Adha!”

“Iya, benar kamu. Sembilan hari lagi.” Sahut Kakek Ahmad

“Kek, ceritakan dong tentang Idul Adha!” Aziz penasaran.
Kakek Ahmad pun mulai bercerita sambil berjalan pelan beriringan dengan Aziz.
“Umat Islam secara umum mengetahui istilah qurban sebagai sebuah kegiatan ritual berupa penyembelihan hewan tertentu. Jika kita membaca sejarah masa lalu, bentuk dan pemaknaan qurban senantiasa berbeda-beda. Pada masa Nabi Adam As., syari’at qurban dilaksanakan oleh putera-puteranya yang bernama Qabil dan Habil. Perintah ini didasari dua alasan: pertama karena kekayaan yang telah dimiliki oleh mereka dan kedua sebagai isyarat siapa di antara mereka yang diterima amalnya oleh Allah dan boleh meminang secara silang pasangan kembar mereka. Qabil meminang Labuda dan Habil meminang Iqlima. Pada saat itu Qabil berprofesi sebagai petani, sedangkan Habil berprofesi sebagai peternak. Qabil mengeluarkan qurban dari hasil pertaniannya. Begitu pula Habil mengeluarkan Qurban dari hewan peliharaannya. Dijelaskan dalam al-Qur’an, Qabil dan Habil mempunyai sifat yang berbeda. Habil mengeluarkan hewan yang diqurbankan dengan tulus-ikhlas. Ia memilih berqurban dengan hewan yang gemuk dan sehat, sementara Qabil memilih buah-buahan hasil pertaniannya yang busuk. Ketika keduanya melaksanakan qurban, ternyata yang diterima Allah adalah qurban domba yang dikeluarkan Habil, sementara buah-buahan qurban Qabil tetap utuh, tidak diterima. Nanti kamu bisa buka dan baca Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 27 : “Ceritakan kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, diterima qurban salah seorang dari meraka (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata: “Aku pasti akan membunuhmu!”. Habil berkata: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (qurban) dari orang-orang yang bertakwa”.

“Ooo…gitu ya Kek. Ternyata istilah qurban sudah ada sejak zaman Nabi Adam ‘alaihi salam. Lalu, mengapa qurban lebih terkenal dengan kisahnya Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail? Dulu pernah diajarkan kek waktu SD, tapi sekarang kok lupa ya. hihi” Ungkap Aziz jujur, sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

Kakek Ahmad pun menyahut, “Sejarah qurban berulang lagi pada zaman Nabi Ibrahim. Latar belakang qurban yang dialami Nabi Ibrahim inilah yang paling banyak dikenal umat Islam hingga saat ini. Ketika Nabi Ibrahim telah berusia 100 tahun, beliau belum dikaruniai putra oleh Allah dan beliau selalu berdo’a: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku anak yang shalih”. Kemudian dari isterinya yang kedua, Siti Hajar, lahirlah seorang putra yang diberi nama Ismail. Hajar dan Ismail diperintahkan berhijrah ke Makkah diantar oleh Ibrahim. Beliau meninggalkan beberapa potong roti dan sebuah guci berisi air untuk Siti Hajar dan Ismail. Ketika Siti Hajar kehabisan makanan dan air, ia melihat ke sebelah timur. Di sana terdapat air yang ternyata hanyalah fatamorgana di Bukit Safa. Ismail ditinggalkan dan Siti Hajar terus mencari air lalu naik ke Bukit Marwah serta kembali ke Safa sampai berulang tujuh kali. Ia tidak juga mendapatkan air hingga kembali ke Bukit Marwah. Ismail yang kehausan lalu menendang-nendang tanah yang kemudian—dengan izin Allah—dapat mengeluarkan sumber air. Siti Hajar berlari ke bawah sambil berteriak kegirangan: “zami-zami”. Tempat itu lah kemudian dikenal dengan sumur atau mata air Zam-zam. Nabi Ibrahim setelah mengantarkan Hajar dan Ismail di Mekkah lalu berangkat lagi ke Palestina sampai Ismail menjelang usia remaja. Nabi Ibrahim diperintahkan lagi oleh Allah untuk kembali ke Mekkah menengok Hajar dan Ismail yang sudah mulai beranjak besar. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa usia Ismail sekitar 6 atau 7 tahun. Sejak dilahirkan sampai sebesar itu Nabi Ismail senantiasa menjadi anak kesayangan. Tiba-tiba Allah memberi ujian kepadanya, sebagaimana firman Allah dalam surat Ash-Shaffaat ayat 102 : “Maka ketika sampai (pada usia sanggup atau cukup) berusaha, Ibrahim berkata: Hai anakku aku melihat (bermimpi) dalam tidur bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah bagaimana pendapatmu” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
Latar belakang qurban yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim adalah ketika ia bermimpi menyembelih Ismail. Mimpi itu yang sering disebut al-ru’ya al-shadiqah (mimpi yang benar). Dalam mimpinya, Ibrahim mendapat perintah dari Allah supaya menyembelih putranya Nabi Ismail. Ketika sampai di Mina, Ibrahim menginap dan bermimpi lagi dengan mimpi yang sama. Demikian juga ketika di Arafah, malamnya di Mina, Ibrahim bermimpi lagi dengan mimpi yang tidak berbeda pula. Ibrahim kemudian mengajak putranya, Ismail, berjalan meninggalkan tempat tinggalnya, Mina. Baru saja Ibrahim berjalan meninggalkan rumah, syaitan menggoda Siti Hajar: “Hai Hajar! Apakah benar suamimu yang membawa parang akan menyembelih anakmu Ismail?”. Akhirnya Siti Hajar, sambil berteriak-teriak: “Ya Ibrahim, ya Ibrahim mau diapakan anakku?” Tapi Nabi Ibrahim tetap melaksanakan perintah Allah SWT tersebut. Di tempat tersebut pada tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah haji diperintahkan melempar batu dengan membaca: Bismillahi Allahu Akbar. Hal tersebut mengandung arti bahwa manusia harus melempar syaitan atau membuang sifat-sifat syaitaniyyah yang bersarang di dalam dirinya, dengan tetap mempertahankan sifat-sifat kemanusiaan dan ke-Tuhanan.
Setibanya di Jabal Qurban, sekitar 200 meter dari tempat tinggalnyaa. Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih Ismail. Rencana itu pun berubah drastis, sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam surat Ash-Shaffaat ayat 103-107: “Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, nyatalah kesabaran keduanya. (Allah berkata) “Kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang yang berbuat baik”. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor hewan yang besar“.

“Subhanallah, betapa mulianya kisah ini.” Kata Aziz.

Kakek Ahmad melanjutkan ceritanya, “Pada masa Nabi Muhammad, qurban pun diperintahkan kembali di dalam surat Al-Kautsar ayat 1-3: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu, dia lah yang terputus (dari nikmat Allah)”. Berbicara tentang kenikmatan, Allah mengingatkan: “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, kamu tidak akan dapat menghitungnya” (QS. Ibrahim: 34). Surat Al-Kautsar ini lah yang kemudian dijadikan dasar hukum bagi umat Nabi Muhammad untuk berqurban bagi yang mampu.”


“Kek, Aziz pengin berqurban juga tahun ini. Usaha counter HP Aziz kan sudah berkembang dan kebetulan Aziz juga sudah punya cukup dana untuk berqurban. Bagaimana menurut kakek?

Tapi…Aziz masih ragu, Aziz kan punya masa lalu yang kelam. Apa Allah akan menerima qurban Aziz ini?” tanya Aziz sambil menunduk.


Kakek paruh baya itu menghentikan langkahnya, merangkul pundak Aziz dan berkata, “Ziz, kalau di hati kamu sudah ada niatan untuk berqurban, jangan kamu tunda, berqurbanlah. Kakek tahu, sebagai anak muda, kamu pasti pengin yang macam-macam. Niatkan ibadah ini hanya untuk mendapat ridha Allah. Jangan risaukan masa lalumu, toh kamu juga sudah berubah sekarang. Allah Maha Penyayang dan Pengampun. Yakinlah dengan berqurban kamu akan merasakan kenikmatan yang luar biasa dan kamu akan mendapatkan rezeki yang jauh lebih besar dibanding jika kamu tidak berqurban. Yakin itu…”

Aziz pun manggut-manggut… “Terima kasih Ya, Kek…”

Tak terasa mereka sudah sampai di rumah. Senyum Nenek Tini menyambut kedatangan mereka. “Kek, Ziz, nenek sudah siapkan teh hangat dan ubi rebus di ruang tengah. Segera dicicipi, mumpung masih hangat.”

Aziz pun menimpali, “Wah, Nenek memang bisa deh! Dingin-dingin gini memang cocoknya minum dan makan yang hangat-hangat.”

Aziz dan Kakek Ahmad pun menuju ruang tengah rumah yang masih berdinding bambu itu. Mereka melanjutkan percakapan di jalan tadi.

------TO BE CONTINUED ------Bagaimana kelanjutan percakapan mereka???

Lanjutkan bacanya di BQB part.2 dan 3 ya… (^^v)
Zona Supertwin, 191109_22:54

(Tulisan ini diposting pada bulan November 2009 di blog sebelumnya)
Aisya Avicenna

Kisah Sang Penyusup (Part 1)

Alkisah... ada seorang penyusup yang jauh-jauh datang dari kota Wonogiri... (kok malah kayak ndongeng)... ga jadi ding! 
Sore ini begitu indah... saatnya menjalankan sebuah misi..
A big mission...
Sebagai penyusup!!! :D
Sebelum berangkat, mengenakan kostum sebagai alat kamuflase
Kemudian, menyiapkan perbekalan sebagai amunisi => Mushaf merah, al ma’tsurat, bolpoin, dan buku catatan.
Hihi, memangnya saya mau ngapain to???
Sebuah misi besar : tholabul ‘ilmy.
Yup, hari ini ada Kajian Sabtu Sore (KSS) di Masjid Al Hasanah, masjid kampus STIS (Sekolah Tinggi Ilmu Statistika) yang terletak di Jalan Otto Iskandardinata, Jakarta Timur. Seperti halnya Kajian yang digelar di mantan kampus saya tercinta, Universitas Sebelas Maret, kajian di kampus STIS ini juga menjadikan mahasiswa/mahasiswi STIS (yang muslim tentunya) sebagai sasaran pesertanya. Berhubung saya tidak bisa mengikuti Kajian Sabtu pagi (KSP) di masjid Nurul Huda Islamic Centre (NHIC) UNS, saya ikuti saja KSS ini (tak bisa KSP, KSS pun jadi...)
Berangkat dari kost jam 15.20 dengan perasaan suka cita dengan mengenakan jaket STIS, minjam punya teman (alat kamuflasenya minjem). Hihi... Berangkat sendirian.. Naik angkot biru, turun di depan kampus STIS. Sesampai di depan masjid, melongok-longok...kok masih sepi ya??? (dasar kesregepen! :D). Menanti di dekat halte depan STIS, kali aja ada akhwat yang lewat, karena di depan masjid kebanyakan ikhwan kecil yang pada nongkrong (mungkin anak STIS tingkat awal, sebagian masih memakai seragam). Akhirnya, dari arah utara, datanglah seorang akhwat kecil mendekat. Ternyata adiknya ini baru tingkat pertama dan juga berencana mengikuti KSS. Sempat terjadi perkenalan dan percakapan seru, ternyata dia juga kembar.. hii..jadi inget ma MY SUPERTWIN di Solo...
Akhirnya, kami berdua memasuki masjid Al Hasanah, menuju lantai 2. Sebenarnya kajiannya di lantai 1, tapi waktu itu masih dipakai para ikhwan sholat. Kenalan dengan beberapa akhwat STIS. benar-benar penyusup nih! Dari sekian akhwat yang kenalan, cuma saya yang dari luar STIS. Dan kemungkinan besar yang paling “sepuh” sendiri... (:D tapi cari ilmu gak memandang usia kan??? HARUS SEPAKAT dengan saya!!)
Pukul 15:45, kajian-pun dimulai. Diawali dengan pembukaan, taujih rabbani, dan mulailah...
Saya mencoba berbagi ilmu dan inspirasi yang saya dapatkan dari hasil penyusupan saya di tengah-tengah mahasiswa/i STIS...
CHECK THIS!!!
Tema KSS kali ini tentang “AKTUALISASI DIRI DENGAN AMALAN-AMALAN SUNNAH” yang disampaikan oleh ustadz Ahmad Ridwan.
Ustadz mengawali kajian dengan membahas tentang CINTA.
Kalau ingin dicintai Allah, maka cintailah apa yang dicintai Allah!!
Seperti kata Ibnu Qayyim, ciri seseorang yang jatuh cinta : sering mengingatnya, sering menyebutnya (baik di waktu sendiri atau dalam keramaian), sering membanggakannya, mencintai apa yang dicintainya, dan membenci apa yang dibencinya.
FirmanNya dalam Q.S. Ali ‘Imran : 30 yang artinya “Pada hari ketika setiap diri mendapati segala kebajikan yang telah dilakukannya dihadapkan (kepadanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya, ia ingin kalau kiranya antara ia dan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan Allah sangat penyayang kepada hamba-hambaNya”
Kalau kita berbicara sunnah, tergantung persepsi dari siapa...
1. Menurut ulama aqidah, sunnah adalah lawan dari bid’ah.
2. Menurut ahli ushul fiqh, sunnah adalah sumber hukum kedua setelah Al Qur’an. Al Qur’an memiliki saudara sekandung yang tidak bisa dipisahkan yaitu As Sunnah
3. Menurut ulama hadist, sunnah adalah apa-apa yang bersumber dari Rasulullah SAW baik ucapan, tingkah laku, akhlaq,atau sifat fisik Rasulullah SAW
4. Menurut ulama fiqh, sunnah merupakan bagian dari hukum taqlifi. Sesuatu yang sunnah jika dikerjakan akan mendapat pahala, jika tidak dikerjakan tidak apa-apa.
Aktualisasi sunnah adalah dengan mensinergiskan amalan-amalan sunnah berdasar 4 pengertian di atas.
“Apa akhlaknya Nabi?” => “Akhlaqnya Nabi adalah Al Qur’an” (jawab ‘Aisyah saat ditanya salah seorang sahabat.
Ustadz bertanya dan kamipun tersindir!!
Siapa yang tadi pagi bangun langsung mengucap doa bangun tidur??
Siapa yang sholat tahajud??
Siapa yang ketika mengenakan pakaian berucap doa?
Siapa yang baca doa saat mau masuk kamar mandi??
Pertanyaannya sangat sederhana, tapi membuat audience terpengarah dengan berbagai ekspresi (termasuk saya juga). Padahal yang ditanyakan ustadz adalah hal sederhana yang sering kita lakukan, tapi ternyata masih jauuh dari apa yang diajarkan dan dicontohkan Rasulullah SAW.
Astaghfirullah...
Etika (bukan saya lho...:D) dan akhlaq kita hendaknya meneladani manusia paling mumpuni, sang kekasih Allah, dialah Muhammad SAW.
Sedikit intermezo dari saya:
Pada suatu hari, ada dua orang jin (jin kok orang... ada dua jin..benarnya gini) yang sedang berdialog.
Jin 1 : “Hi boy, what’s up man??”
Jin 2 : “I’m not fine. How about you?”
Jin 1 : “Wah, kalo gw baik2 aja nih. Kenapa lo? Kok tampang lo kusut gitu. Gw amatin kok lo sekarang dekil dan kurus.”
Jin 2 : “Iya nih, gimana lagi bro. Gw salah ngikutin manusia!”
Jin 1 : “Maksud lo??”
Jin 2 : “Emm... gimana gw bisa gemuk kalo manusia yang gw ikutin selalu baca basmalah dan doa sebelum makan trus setelah makan juga baca doa dan hamdalah. Dia orang yang rajin ibadah dan taat agama. Gw gak kebagian jatah deh!”
Jin 1 : “Oh...that’s a pity!!! Kacian deh lo. Beda noh ma gw. Gw jadi pendamping setia manusia yang kalo makan gak pernah baca apa-apa. Baca koran pun kagak. Hehe... dia rakus banget. Mana kalo makan gak punya etika, berceceran di mana-mana. Jadi ya dengan suka cita dan gembira ria, gw dapat jatah makan deh... “
Jin 2 : “Wah...gw gak betah ma tuh manusia. Gw gabung ja ma elo ya..”
Jin 1 : “Oke..ayo!! dari pada lo tambah kering kerontang..gabung aja ma gw!”
Intermezo di atas sedikit mengingatkan kita akan pentingnya menjalankan sunnah, agar keseharian kita penuh barokah..sekecil apapun amalan kita...
Silahkan baca buku “24 jam Bersama Rasulullah”, mungkin ini bisa jadi referensi aplikatif amalan Sunnah dalam keseharian kita.
MENJALANKAN SUNNAH ITU HARUS PELIT!!! Seperti pelitnya orang kaya yang sangat perhitungan dalam mengeluarkan uangnya. Maksudnya, dalam menjalankan amalan sunnah kita harus pelit dan perhitungan dalam menggunakan waktu, pantang untuk berbuat sia-sia. Karena waktu terus berjalan, tak mungkin berulang, dan tak mungkin kembali.
Seorang sahabat berkata pada Rasulullah SAW, “Saya ingin mengikutimu ke Surga.”. Kemudian Rasulullah SAW menjawab, “Tolonglah dirimu dengan memperbanyak shalawat kepadaku dan ikuti yang diucapkan muadzin.”
Ehm, ternyata masih banyak amalan Sunnah yang sering kita lalaikan!!!
AYO PERBAIKI DAN TINGKATKAN TERUS AMALAN KITA!!!!!!
SEDIKIT TAPI KONTINYU LEBIH BAIK DARIPADA BANYAK TAPI HANYA SEKALI!!!
SO, LATIHLAH DIRI ANDA!!!
TETAPKAN MINIMAL 5 AMALAN SUNNAH ANDALAN ANDA DALAM SEHARI!!!
LAKUKAN SECARA KONTINYU!!!
DAN ANDA AKAN MENEMUKAN BANYAK MANFAAT!!!
JANGAN MUDAH PUAS... PERBAIKI, TAMBAH, DAN TINGKATKAN TERUS AMALAN ITU!!!
Ba’da kajian, sempat kenalan dengan beberapa akhwat lagi...eh, ketemu adik yang dari Solo juga. Bahasa Jawa keluar deh... :D . Sip, jadi nambah koneksi dan “sasaran empuk” untuk berbagi inspirasi... ^^v
Mungkin cukup sekian yang bisa saya tuliskan... saya harap Anda tidak puas setelah membaca tulisan sederhana ini. Saya saja juga tidak puas kok!!! Insya Allah, masih pengin jadi penyusup lagi...
Oke...Teruslah menjadi PEMBELAJAR SEJATI!!!!
SEMOGA BERMANFAAT!!!
Jakarta, Pagi yang cerah di awal November
011109_06:22

(Tulisan ini diposting pada bulan November 2009 di blog sebelumnya)

Aisya Avicenna

17 Agustus 2017

Pagi menjelang siang.. jam dinding menunjukkan pukul 10.30 WIB
Aku masih tertegun memandangi foto-foto itu ketika kemudian aku dikejutkan oleh ketukan pintu dari luar… “Assalamu’alaykum… Ummi… Keisya dan Aisya pulang!!!”. Ehm, si kembar pulang sekolah… Ku berdiri dan membukakan pintu itu. Kusambut mereka dengan senyum… “Wa’alaykumussalam… Selamat datang sayang...”. Satu persatu kedua malaikat kecilku mencium tanganku sambil berceloteh.. “Ummi, tadi Aisya dan Keisya ikut upacara bendera di sekolah lho. Meski panas-panas, tapi seneng rasanya bisa melihat bendera merah putih berkibar-kibar di langit”…
Kemudian mereka masuk rumah dan menuju kamar masing-masing. Kulanjutkan membuka lembaran-lembaran foto yang tadi kulihat. Selang berapa lama… “dhuerr!!!” Si kembar mengagetkanku. Mereka sudah berganti pakaian. Aisya berujar “ Hayo, Ummi kok senyum-senyum sendiri sih???”. Keisya menimpali “Itu apaan sih Um?”. Mereka kemudian berebutan melihat lembaran-lembaran itu. “Eits, jangan berebut dong sayang! Nanti bisa sobek…Sebentar, Ummi tata dulu…Ehm, ini foto Ummi waktu masih kuliah dulu”.
Oo….” Sahut si kembar kompak.
Foto waktu acara apa Ummi? Kok rombongan gitu?”, tanya Keisya
“Mau tau ceritanya?????”
Mau… mau …mau…” Jawab mereka.
“Dengar baik-baik ya… Aisya, kamu duduk di samping kanan Ummi, Keisya duduk di samping kiri Ummi ya!... Begini ceritanya..”



17 Agustus 2009
Pagi yang cerah… sang mentari berbaik hati membagi sinaran hangatnya di pagi ini. Pukul 07.00 segerombolan mahasiswa-mahasiswi Matematika FMIPA UNS angkatan 2005 berkumpul di gerbang belakang Universitas Nomor Satu (UNS) Solo… Mereka berencana akan berlibur (piknik maksudnya…) ke Taman Sari Jogjakarta dan Pantai Siung di Daerah Gunung Kidul. Betty, selaku bendahara piknik masih sibuk dengan iuran yang harus dibayarkan oleh teman-teman yg ikut… Ehm, semangat BeT! Selang berapa lama, setelah semuanya siap… akhirnya bus-pun melaju!!! Bismilllahirrahmanirrahim.. tak lupa kulafazkan doa.. Moga Allah melindungi kami dalam perjalanan ini… AMIN! 
Sepanjang jalan, teman-teman mulai sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Ada yang bagi-bagi snack, ngemil, foto-foto, ngobrol, dll. Aku pun sibuk! Sibuk ngemil dan berbagi cerita dengan sahabat yang duduk di sampingku, Rina. Setelah Rina pindah tempat duduk di samping Ida… Akhirnya aku memilih untuk membaca buku “Panduan Lengkap Bulan Ramadhan”… sambil sesekali memandang ke luar jendela.. Meresapi tulisan yang ada di buku itu sembari merenung.. ehm, tak terasa bulan mulia itu tinggal 5 hari lagi. Moga masih diberi kesempatan untuk bertemu dengannya. AMIN!!!. Sepanjang perjalanan itu, aku memang lebih banyak diam, tak seperti biasanya! (Ada apa denganku??? Tidak apa-apa kok.. Lagi pengin bertafakur saja… dan memikirkan rencana-rencana dahsyat yang akan aku lakukan… mencari inspirasi untuk menginspirasi.. ). Sekitar pukul 10.00, sampailah rombongan ini di Taman Sari, Jogja. Turun dari bus, kita-pun jalan bareng menuju lokasi. Foto-foto menjadi agenda wajib! Dasar pada narsis.. hihi!!! Kita-pun berkeliling di kawasan Taman Sari yang merupakan bekas pemandian raja-raja zaman dulu. Tapi di sana tidak ada airnya… Kekeringan.. karena kata sang guide, saluran airnya mengalami kerusakan setelah peristiwa gempa Jogja beberapa tahun yang lalu.
Setelah puas berkeliling kawasan Taman Sari… kita pun kembali ke bus. Dalam perjalanan menuju bus, karena merasakan dahaga yang amat sangat, akhirnya aku dan Ria membeli Dawet Ayu yang kebetulan lewat… Beberapa teman ikut membeli dawet juga (Rizky, Nia, Mas Egi… btw Mas Egi langsung beli 5 sekaligus dan dibagi-bagikan ke kita… hihi, syukron Mas Egi!). Setelah minum dawet, kitapun berjalan menuju bus.
THICKO!!!”. Teriakan Rini yang berjalan jauh di belakang, mengagetkanku!. “Sini!!!” Kata dia. “Ada apa???” Selang berapa lama, Rini menghampiriku…Eh, ternyata ada bule yang ngajakin ngomong... kayaknya tuh bule kebingungan cari tempat. Akhirnya bertanya pada Rini dan Rina…Mereka-pun menjawab dengan aneh!! Moga aja tuh bule gak tersesat ya! Hihihi, makanya “English Conversation”nya di upgrade terus!!! (SEMANGAT BUAT KITA!!!)
Kirbani (sang Korti) dan Kipit menggelar tikar di depan bus. Lunch together deh! SERU!!! Makan berlaukkan “telur dan oseng-oseng”… Diselingi bercanda dan foto-foto pastinya! Setelah kenyang, dilanjutkan sholat berjamaah di masjid…
Pukul 13.00… melanjutkan perjalanan ke Pantai Siung!!! It’s time to sleep for me ^^v. Kurang lebih setengah jam tertidur… akhirnya bangun lagi (gak tidur lagi lho). Melihat kondisi teman-teman… ada yang masih terjaga… ada juga yang sudah tertidur pulas… Akhirnya aku pun meraih buku yang tadi kubaca. Sekitar satu jam membaca, akhirnya selesai juga buku “Panduan Lengkap Bulan Ramadhan” itu kubaca. Insya Allah, tinggal aplikasinya!!! SEMANGAD 37x!!! Sampai di daerah Gunung Kidul, laju bis sempat terhenti karena ada “pasar dadakan” di sepanjang jalan yang kami lalui.
Pukul 15.00-an… akhirnya menginjakkan kaki di putihnya pasir Pantai Siung… angin berhembus kencang..ombak bergulung-gulung… dan kokoh batu karang menyambut kedatangan kami…
Kami-pun menggelar tikar di pojokan pantai… Duduk desak-desakan! Acara pun dimulai oleh sang korti… Setelah Korti menyampaikan sepatah dua patah kata… Tibalah giliranku untuk menyampaikan acara selanjutnya. Yup, setelah itu… akupun membagikan catatan kecil pada teman-teman… Kemudian, catatan kecil itu mereka tulisi nama masing-masing dan diputar secara berurutan untuk kemudian teman yang lain menuliskan “opini” tentang karakter sang pemilik catatan kecil itu… GAYENG!!! SERU!!!
Setelah semua menuliskan opini dan penilaian tentang karakter teman-teman, acara dilanjutkan dengan tukar kado. Waktu itu aku mendapat undian nomor 18. Kuambil bungkusan kotak itu. Kubuka perlahan.. Alhamdulillah..sebuah buku berjudul “Misteri Menjelang Ajal”. Buku yang sudah usang.. (hihi..karena terlihat jelas bekas yang menunjukkan buku itu habis terkena air..) Penasaran siapa pemberinya. Akhirnya kutemukan juga tiga lembar kertas yang ternyata itu adalah sebuah cerpen. Kuurungkan niat untuk membaca cerpen itu, langsung kutelusuri siapa pemilik kado ini. Ah… ternyata!!! Langsung kupanggil namanya dan diapun menoleh. Ku berujar… “Buku bekas to?? Hihi.. tapi makasih banyak yo!!!”. Sahabatku itu hanya membalas dengan senyum simpulnya. Teman-teman yang lain juga heboh dengan kado yang mereka terima. Lucunya, ada yang ngado wayang SPONGE BOB!!! Hihihi…sapa sih yang ngado ini? (hayo ngaku!!!)
Setelah acara tukar kado, sebenarnya acara games. Tapi teman-teman putra sudah buyar sendiri-sendiri dan mereka lebih memilih untuk bermain sepak bola. Akhirnya teman-teman putri aku handle untuk nge-games. Kita-pun berlomba makan pisang berpasangan dengan mata tertutup. Ada 5 pasang yang ikut berpartisipasi dalam lomba ini. Mereka adalah : Ria-Rini, Rafi-Astika, Nova-Nia, Ita-Ema, dan Koryna-Itha. Karena Itha tiba-tiba mual (katanya sih karena tidak tahan dengan bau pisang), akhirnya hanya 4 pasang yang bertanding. Lomba pun berlangsung seru. Penonton dan supporter juga tak kalah heboh. Lomba pun dimenangkan oleh pasangan Rafi-Astika. Plok…plok…plok… Selamat kepada sang pemenang! Lomba kedua yakni memasukkan pensil ke dalam botol. Ada 5 peserta yang ikut berlaga. Mereka adalah Dhinar, Betty, Rafi, Koryna, dan Nova. Ehm akhirnya Betty-lah yang berhasil memenangkan lomba kali ini. Nova yang terakhir kali berhasil memasukkan pensil ke dalam botol. Semangat buk!!! Sebenarnya masih ada satu games lagi yakni lomba bawa kelereng pake sendok, tapi berhubung waktu sudah menunjukkan pukul 16.30, akhirnya lomba dihentikan dan kita langsung berhamburan menuju pantai. Foto-foto, mainan pasir, manjat karang, dll.
Debur ombak menjadi saksi keceriaan kita di sore itu. Ada kejadian seru + menegangkan juga tatkala beberapa teman (kayaknya ada Kirbani, Alin, Kipit, Bayu, Suli, Rizky, Ema, Uni, Ita D, Nia, Nova, Betty… ada yang belum disebut???) sempat tergulung ombak… Bahkan Ema sempat terseret… (tapi kok arahnya maju ya…ku masih teringat jelas pose mereka saat terseret…). Beberapa dari mereka (atau bahkan semua) terluka dan berdarah. Mereka langsung berlarian menuju ke pinggir pantai (tapi ada juga yang masih tetap bertahan). Yang paling parah adalah yang menimpa Ita Dwi karena kedua lututnya mengucurkan darah yang cukup deras. Selang berapa lama, beberapa dari para “korban” seretan ombak itu malah kembali lagi ke tengah.. dasar!!!
Aku pun sempat terkena hantaman riakan ombak (meski gak besar sih.. tapi membuatku cukup basah kuyup). Saat ombak itu datang lagi, sempat kukeluarkan sesuatu. Kulabuhkan sepucuk kertas yang sudah aku masukkan ke dalam plastik bening rangkap dua. Sebenarnya mau aku masukkan ke dalam botol, tapi aku tak menemukan botol di sekitar tempat itu. Ya sudah…. Akhirnya “surat dalam plastik” itu berlayar mengikuti sang ombak (apa ya isinya???).
Menjelang Maghrib, kita menyudahi acara di pantai.. Masing-masing langsung bersih-bersih diri. Agak lama karena kamar mandi yang disediakan tidak terlalu banyak. Saat adzan berkumandang.. kita semua sudah berada di bus dalam perjalanan pulang. Hari mulai gelap, sang mentari sudah duduk manis di singgasananya…Perjalanan yang kita tempuh ternyata berkelok dan berliku (sama saja nih istilahnya). Jalannya menikung naik turun, zig-zag.. bak roller coaster (jadi inget film Final Destination 3 yang semalem aku lihat di kost). Sempat aku membuka catatan kecil yang berisi opini teman-teman tentang aku… Kubaca satu persatu, terkadang sambil mengerutkan alis dan tersenyum-senyum… (ternyata aku itu…) Selain itu, aku sempat membuka buku dari kado yang kudapatkan tadi + membaca cerpen sepanjang 3 halaman yang ditulis sang pemberi kado. Ehm, cerpen yang bagus dan motivasi di dalamnya juga sangat inspiratif! Terima kasih banyak ya friend!!! Setelah membaca cerpen itu, kubuka Al Qur’an merah kesayanganku… Baru sekitar dua halaman aku tilawah, tiba-tiba…bus berhenti… Sepertinya bus tak kuat untuk naik di jalan menanjak yang kami lalui. Hanya doa dan dzikir yang bisa kuucap… Tilawahpun tetap kulanjutkan… Ternyata aku sampai pada Q.S. Al A’rafyang berarti “tempat tertinggi”. Wah, kok sama dengan kondisi sekarang. Bus berada di tempat yang tinggi, tak kuat melaju. Dua kali (mungkin juga lebih), awak bus mencoba memberi penghalang agar bus tidak mundur. Akan tetapi, penghalang itu tak kuasa menahan bus. Akhirnya, penumpang turun (kecuali Ida dan Mas Egi yang masih tetap di dalam bus). Semua tampak panik. Aku pun turun dengan tangan masih tetap menggenggam Al Qur’an merahku. Tas aku tinggalkan. Hanya tas kecil yang masih aku bawa. Nova terjatuh saat turun dari bus yang menyebabkan pergelangan kakinya terkilir. Hati-hati friend!
Ternyata ada beberapa warga yang ada di situ. Dari samping kanan bus, aku menyaksikan posisi bus yang sangat mengkhawatirkan. Miring. Ada seorang Bapak yang kemudian menyeletuk “Sopirnya sudah membunyikan klakson belum tadi??” (redaksional tepatnya gak kayak gini sih.. tapi intinya gitu). Akhirnya sang sopir membunyikan klakson dan bus-pun bisa bergerak naik. Alhamdulillah… terima kasih Ya Allah!!! (kayaknya bukan gara-gara klakson bus bisa naik, mungkin karena kita kurang berdoa… Ehm, yang pasti pertolongan Allah itu sangatlah dekat…tak hentinya aku bersyukur…LEGA!!! Meski masih ada rasa was-was juga). Jalan yang kita tempuh selanjutnya juga masih berkelok-kelok. Mata ini terus terjaga. Mencoba menenangkan diri dengan dzikir Al Ma’tsurat. Setelah hampir 4 jam tidak ada sinyal..akhirnya ada sinyal lagi. Banyak SMS masuk. Dua SMS dari Ibuk. Ibuk menanyakan keadaanku. Mom… I miss you… I love you so much!!! Langsung ku balas SMS itu.
Selang beberapa lama, akhirnya bus memasuki kotaku tercinta… WONOGIRI!!!!!!!!!Tepatnya di daerah Pracimantoro (rumahnya Budi Praz nih!). Mata ini pun terpejam…
Saat kubuka mata lagi…wow, kulihat dari jendela indahnya malam di jantung kota Wonogiri.. Sebenarnya terbersit dalam pikiranku, aku turun saja dan minta Ayah atau Mas Dhodyk untuk menjemputku…(karena memang rumahku kira-kira 10 menit dari jantung kota Wonogiri). Tapi, kuurungkan niat itu karena kuingat besok pagi ada banyak agenda di kampus. Ya sudahlah… Angin malam, kutitipkan rinduku untuk keluargaku di rumah…
Sampai di Terminal Sukoharjo, bus berhenti. Ternyata kita ganti bus karena bus yang kita naiki ada trouble.
Selang berapa lama, perjalanan pun dilanjutkan….
Ehm… Alhamdulillah, sekitar pukul 21.30 sampailah di belakang kampus…
Kitapun langsung menuju rumah dan kost masing-masing…
Sampai di kost… aku sempat mengirimkan SMS ke teman-teman putri.. mengingatkan untuk sholat Maghrib dan Isya’…
Unforgetable moment for us!!!
Unforgetable moment for me!!!
NICE ADVENTURE!!!!!!

“Wah, ceritanya seru Um!!” celetuk si kembar.
Aku hanya bisa tersenyum sambil tetap memandangi sebuah foto.
Ummi, ini ya catatan buram yang ditulis teman-teman Ummi?” tanya Keisya
Aku melihat sebuah catatan kecil yang dipegang Keisya dan kuanggukkan kepalaku.
“Ceritakan dong apa isinya?” bujuk Aisya.
Akhirnya kuraih catatan buram itu dan kubacakan isinya…
“Dengarkan ya sayang… tapi Ummi jangan diledekin lho ya!!”
“Oke deh”. Jawab mereka kompak
1. Dia itu orangnya murah senyum, tapi terkadang cemberutan juga ^_^(maaf ya Kor, kalau aku terkadang pasang tampang cemberut di depanmu, mungkin pas lagi ga ada duit.. hehehe..)
2. Etika.. You are the best friend, baik hati dan semangat. Tapi akhir-akhir ini anti agak berubah, mungkin perasaanQ saja.. Syukron semuanya ukhti… (Syukron juga ya camut)
3. Akhwat visioner. Saran saja : kalau update FB yang penting-penting aja yak (Yup, Insya Allah… sering diingatkan ya Rin, kalau updatenya aneh-aneh!)
4. Jangan narsis-narsis bu! (Makasi ya Ras.. kamu juga!!)
5. Smart. Kreatif 
6. Terlalu banyak yang berkata positif tentangmu.. aku mau yang negatif ah.. tapi apa ya?? Emm.. don’t forget me aja lah!!! (Don’t forget me too Rafi!!!)
7. Kreatif, suka ngasih nasihat, motivasi buat kita semua
8. Suka memberi nasihat (moga bermanfaat ya nasihatnya…)
9. Thicko, kita adalah sahabat perjuangan Say! Kau bersemangat, kreatif, visioner, yang jelas sip abiz… (kau juga sahabat perjuanganku Kur!!!)
10. Aset terbesarku di kampus. Thx atas pinjaman buku-buku, catetan, copyan.. Gak bisa komplit kuliahQ tanpa dirimu! (aneh-aneh aja nih…asset???)
11. Sekarang hobbimu update status FB!! Hehe… Jadikan FB lebih bermanfaat Yupz, SUKSES!!! Amanahmu menanti… (sip.. makasih masukannya.. Insya Allah Ria, saling mengingatkan ya!)
12. Jurnalis banget, rajin, ga’ kenal lelah. Sibuk.. tapi tetep baik kok! (Kamu juga baik kok Va!)
13. Ruajin, baik, punya semangat tinggi (berapa meter Nia???)
14. Wah.. aktivis banget.. sibuk di mana-mana (hihi, Tya.. makasih yak karena sering merepotkan kamu!!!)
15. Kalau aku cowok, aku bakal naksir kamu Tik!!! (Hayo..sapa inih???)
16. Keep istiqomah, lebih jaga diri dan jaga hati (Sip.. insya Allah…)
17. Ticko, mungkin semua kata di dunia ini belum bisa menggambarkan seorang ticko… (lhah, kan nggambar pake cat air bisa???)
18. Hehehe.. Thicko.. DOREMONERS sejati… Pinjem catetan Thick… (catatan apa?? Tar aku carikan deh kalau masih ada… )
19. Calon ibu yang baik (AMIN!!! Siapa nih yang nulis??)
20. Banyak ide (tapi ide pengeboman di JW Marriot bukan ideku lho!)
21. Kreatif juga.. tapi…. (tapi apa ya???)
22. Apik/Suka membantu (maaf ya jika belum bisa membantu secara maksimal!!!)
23. Rajin.. SEMANGAT!!! (Semangat juga Sul!!!)
24. Narsis
25. Rajin
26. Pertahankan yang baik, buang yang buruk
27. Sregep nulis
28. Apikan, ramah…
29. Suka tak pinjemi catetane, Rajin
30. Sumber tugas-tugas n catetan.. apikan pisan lah (logat Banyumas nih!)
31. Apikan, ra iso meneng.. tapi rajin banget… tempat meminjam catetan… (kamu juga ga bisa diam Bet..hihihi…)

“Wah.. ternyata Ummi itu…” kata si kembar
Ya itulah penilaian teman-teman tentang Ummi. Meski Ummi akui, masih banyak kekurangan yang ada pada diri Ummi yang belum mereka sebutkan… Ummi sangat termotivasi dengan kritikan dari mereka.. Semua itu membuat Ummi terus berusaha untuk menjadi lebih baik dan terus lebih baik lagi… Ah, saat itu memang tak bisa dilupakan nak!”
“Eh Ummi, buku yang ini ya yang Ummi dapatkan waktu tukar kado itu?” tanya Aisya.
“Iya” jawabku
Siapa sih pemberinya?” tanya Keisya penasaran
Kemudian jari telunjukku mengarah pada sesosok sahabat yang sedang berfoto bersama kami semua.
“Ini nak”.
“Ow…eh Ummi, teman-teman Ummi sekarang di mana?”
“Ehm.. Alhamdulillah, mereka semua sekarang sudah hidup bahagia dan menjadi orang-orang sukses. Ada yang jadi pejabat, pengusaha, direktur, dan lain-lain. Setelah Lebaran nanti kami akan reunian, sayang!”

Wahh… Keisya dan Aisya ikut ya!” rengek mereka
Kami ingin bertemu dengan om-om dan tante-tante teman Ummi itu…” sahut mereka lagi.
Insya Allah…” sahutku.
Ummi, tulisan yang Ummi labuhkan di pantai itu isinya apa??” selidik Aisya.
“Ow… tulisan itu adalah sebuah puisi.. begini bunyinya…”

Kutulis irama PERSAHABATAN ini
Di sebuah tebing di pinggir pantai
Kamu tahu kenapa?
Biar ketika menangis…
Burung-burung camarlah yang menghibur kesedihan
Biar ketika tertawa…
Gema-gema alamlah yang mengisi keramaian
Ketika bergembira…
Peri-peri memainkan keindahan dawainya
Di tengah lukisan senja atau fajar di kejauhan
Saat terasa terluka…
Buih-buih pantai yang membasuh dengan deburan ombaknya
Yang tiada akhir mengecup kepedihan
Bila merengkuh kegundahan…
Menatap kedatangan kapal-kapal yang singgah
Memberi sejuta harapan
Setiap orang yang memandang tebing…
Akan melihat INDAHNYA PERSAHABATAN kita!!!
Setiap orang yang mendengar gema tebing…
Akan mendengar MELODI PERSAHABATAN kita!!!
Apabila ia telah naik ke tebing…
Sungguh ia telah berada di tengah SEGALANYA TENTANG KITA!!!
[www.thickozone.blogspot.com_170809_M0105037]

Wah, puisinya bagus ya…” seru mereka kompak.
Aku hanya bisa tersenyum dalam diam sambil mengingat memory 8 tahun silam itu.
Kututup album kenangan itu.. sebuah kisah masa lalu yang tak kan pernah pudar dalam ingatan….
Tiba-tiba ku dikejutkan dengan ketukan pintu dari luar…
Suara berat yang sangat aku kenal…
Assalamu’alaykum…”
“Wa’alaykumussalam warohmatullahi wabarokatuh…” jawab kami bertiga.
Langsung si kembar berlari dan berhamburan keluar..
Aku tersenyum dan berjalan mengikuti mereka..
Menyambut kedatangan sosok itu…

THE END

Dini hari di Islamic Center “Nurul Huda”, 190809_01:43

Bukankah hati kita telah lama menyatu
Dalam tali kisah persahabatan Illahi
Pegang erat tangan kita terakhir kalinya
Hapus air mata meski kita kan berpisah
Slamat jalan teman tetaplah berjuang
Semoga kita bertemu kembali
Kenang masa indah kita…
SEBIRU HARI INI…


(Tulisan ini diposting pada bulan Agustus 2009 di blog sebelumnya)

Aisya Avicenna