ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.

Waspadai FUTUR!!!

Futur Adalah.....


1. Melakukan maksiat dan dosa berulang kali. Terlalu sering melakukan kesalahan, menjadikannya sebagai kebisaan yang bahkan sulit ditinggalkan. Dari kebiasaan tersebut, hilanglah kesan kesalahan atau dosa yang dilakukan sampai seseorang menjadi berani melakukan dosa dan kesalahan berikutnya. Anas ra. pernah berkata : "Demi Allah, niscaya kalian melakukan suatu dosa yang kalian anggap dosa itu lebih tipis dari rambut. Dahulu kami menganggap perbuatan tersebut termasuk dalam mauqibat (dosa besar)." Rasulullah bersabda : "Setiap ummatku akan dimaafkan kecuali orang yang berani melakukan dosa secara terang-terangan."(HR.Bukhari)


2.Merasakan adanya kekerasan dan kebekuan hati. Sehingga dirasakan laksana batu keras yang tak dapat diusik atau dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di sekelilingnya serta sulit menerima teguran dan nasihat.


3. Kesulitan menekunkan diri dalam beribadah. Seperti sulit khusyu dalam shalat, dzikir, membaca Al-Qur'an dan berdoa.


4. Munculnya rasa malas melakukan amal ta'at dan ibadah, atau bahkan cenderung meremehkannya. Enggan atau meremehkan hadir shalat berjamaah dan mendirikan shalat di awal waktu. Dan bila melakukan amal ibadah namun hal tsb hanya merupakan aktivitas yang kosong dari ruh. Allah menyifati orang munafiq dalam firman-Nya: "Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas" (An-Nisaa':142)


5. Perasaan cepat gelisah dan dada yang terasa menyesak laksana orang yang tengah menghadapi masalah berat yang menghimpit, padahal hanya masalah yang remeh saja. Juga perasaan tidak tabah dan pucat pasi ketika mendapat musibah atau cobaan.


6. Suasana jiwa yang tak tersentuh dengan kandungan ayat suci Al-Qur'an. Baik janji, ancaman, perintah, maupun larangan. Timbulnya sikap malas untuk mendengar dan menyimak Al-Qur'an, apalagi membacanya.


7. Lalai atau segan melakukan dzikir, karena merasakannya sebagai pekerjaan yang paling berat. Firman Allah SWT : "Dan mereka tidak menyebut Allah kecuali hanya sedikit sekali."(An-Nisaa':142)


8. Berkurangnya rasa kemarahan atau tidak bergeming sama sekali tatkala melihat pelanggaran terhadap hal-hal yang diharamkan Allah SWT. Kurangnya kecintaan atau lenyap sama sekali kecintaan terhadap perbuatan ma'ruf dan ketaatan. Atau dengan kata lain, segala permasalahan dianggap sama, sehingga tak terbetik dalam hati untuk melarang atau menganjurkan. Hal ini berarti pula kemalasan seseorang untuk aktif dalam dakwah Islam.


9. Menilai sesuatu dari sisi terjadinya dosa atau tidak, dan tidak mau melihat dari sisi perbuatan yang makruh. Sebagian orang bila ingin melakukan perbuatan, ia bertanya apakah perbuatan tersebut dosa atau tidak ? Apakah hal tersebut haram atau sekedar makruh saja ? Hal ini akan menyeret seseorang pada perkara syubhat. "Barangsiapa yang terjerumus dalam syubhat berarti ia berada dalam yang haram," kata Rasulullah yang diriwayatkan Muslim.


10. Lemahnya perhatian terhadap urusan-urusan kaum muslimin. Tidak mau berdoa apalagi mengeluarkan infaq untuk mereka. Perasaannya dingin dan beku, dalam memandang permasalahan ummat yang tengah dikuasai musuh, diintimidasi, dibantai dan sebagainya. Tidak mau bersusah-susah berjuang mengatasi kondisi ummat Islam adalah indikasi ketiadaan rasa tanggung jawab terhadap agama. Adalah para sahabat ra., setelah masuk Islam, selalu tergugah untuk mengajak ummatnya ke dalam Islam.


11. Cenderung memperbanyak perbantahan atau debat dan menjauhi masalah amal. Perdebatan tanpa argumen, pengetahuan dan dalil yang jelas justru menjadikan hati keras dan beku, bahkan cenderung menimbulkan benih perpecahan.


12. Terlalu memperhatikan dunia hingga berlebih-lebihan dalam memperhatikan diri sendiri, baik masalah makan, minum, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya.


13. Menghindar atau memisahkan diri dari lingkup persahabatan dengan orang-orang baik. Munculnya perasaan tidak enak bila berada diantara lingkungan orang-orang yang berjuang di jalan Allah.


Ini adalah beberapa indikasi terserang futur..semoga dengan ini bisa kita manfaatkan...futur merupakan penyakit beracun yang bisa menggerogoti tubuh ini...maka dari itu kita harus hati-hati....


(Tulisan ini diposting pada bulan Januari 2009 di blog sebelumnya)

Aisya Avicenna

0 comments:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna