Kamis, 14 Desember 2017

REVIEW FILM “CHRISYE” : JEJAK PERJALANAN SANG LEGENDARIS





Di manapun, kapanpun, gue akan kejar kebahagiaan hidup gue.”
-Chrisye-

Itulah sepenggal kalimat penuh semangat dari Chrisye (Vino G. Sebastian) kepada adik bungsunya, Vicky (Pasha Chrismansyah) saat ia dan kawan-kawannya di Gipsy Band mendapat kesempatan untuk bermusik di Amerika. Sayang, impian itu hampir pupus kala sang Ayah (Ray Sahetapi) dengan tegas melarangnya. Menurut ayahnya, karir seorang musisi tidak bagus, apalagi musisi di Indonesia tidak begitu dihargai.

Larangan tersebut membuat Chrisye kecewa berat dan akhirnya ia sakit. Hanya sang ibu dan Vicky yang paling yakin dan mendukung impian Chrisye. Suatu ketika sang ayah bermimpi dan akhirnya mengizinkan apapun yang akan dilakukan anak keduanya itu. Chrisye pun terbang ke Amerika.

Ketika Chrisye masih di Amerika, Vicky meninggal dunia. Hal ini membuat Chrisye syok karena ia sangat menyayangi adik bungsu yang selalu mendukungnya itu. Sepulang dari Amerika, Chrisye justru gamang dengan karir musiknya. Ia ingin menyanyikan lagu-lagu yang orisinil, bukan lagu asing yang pernah ia nyanyikan selama di Amerika. Akhirnya pada tahun 1973 Chrisye bertemu dengan Sys NS (Arick Ardiansyah) yang memintanya untuk menyanyikan lagu “Lilin-Lilin Kecil” karya Jame F Sundakh yang menjadi pemenang dalam Lomba Cipta Lagu Remaja Prambors. Chrisye yang awalnya menolak akhirnya setuju melantunkannya. “Lilin-Lilin Kecil” meledak di pasaran dan Chrisye makin dikenal.

Saat bergabung dengan Guruh Soekarno Putra, Chrisye kembali bertemu dengan Damayanti Noor (Velove Vixia). Pertemuan dengan Yanti membuat rona tersendiri dalam diri Chrisye. Saat ibunda Yanti (Ayu Dyah Pasha) meninggal dunia, seolah tanggung jawab untuk menjaga Yanti berpindah pada Chrisye. Chrisye pun menyampaikan keinginannya untuk menikahi Yanti. Yanti setuju tapi ia hanya ingin menikah dengan cara Islam. Chrisye memang sedang mengalami gejolak batin terutama saat mendengar adzan dan melihat Yanti shalat. Chrisye pun mantap menjadi muallaf. Chrisye meyakinkan Yanti bahwa ia memeluk Islam bukan karena hendak menikah dengannya, tapi karena kemantapan hati dalam dirinya.
 

Kiri : Chrisye muda, kanan : Vino G. Sebastian (Pemeran Chrisye)
Sumber foto : https://magazine.job-like.com

Saya mengenal lagu-lagu Chrisye sejak SD  karena ia adalah salah satu musisi favorit Ibu saya,  selain Ebiet G. Ade dan Broery Marantika.  Lagu-lagunya 'easy listening'. Beberapa lagu juga dinyanyikan ‘lip sync’ dalam film ini. Berasa kembali ke era 90-an saat Ibu memutar lagu-lagu itu.

Oh iya, awalnya saya ragu dengan akting Vino yang memerankan sosok Chrisye karena yang melekat pada pikiran saya justru bayangan Kasino yang kocak. Ya, Vino berhasil memainkan peran di Warkop DKI Reborn. Saya sempat senyum-senyum di awal-awal kemunculan Chrisye ‘berwajah’ Vino. Hingga akhirnya saya menikmati film tersebut bahkan bercucuran air mata. Apalagi saat pembuatan lagu "Ketika Tangan dan Kaki Berkata". Lagu ini menjadi karya yang paling berkesan bagi Chrisye di sepanjang perjalanan karir musiknya.  Lagu yang ditulis oleh Taufiq Ismail ini sempat membuat Chrisye berulang kali meneteskan air mata saat mulai rekaman. "Keanehan" ini membuatnya penasaran. Ternyata Taufiq Ismail juga sempat buntu saat menuliskan liriknya.  Setelah tahu dari Taufiq Ismail bahwa lirik lagu tersebut  berasal dari terjemahan QS Yasin ayat 65 yang berkisah tentang “Pengadilan Hari Akhir”, Chrisye pun berwudhu, meminta sang istri shalat dan menemaninya rekaman, akhirnya ia mulai menyanyikan lagu tersebut sampai selesai tanpa ada revisi.  

Film drama biografi besutan Rizal Mantovani ini memang mampu mengaduk-aduk perasaan saya. Selain ada yang bikin baper, banyak adegan kocak juga seperti saat pemotretan cover album, Chrisye yang kaku saat dancing, dan munculnya tokoh-tokoh seperti Guruh, Erwin Goetawa, dan Adhie MS yang diperankan dengan sangat baik oleh pemainnya yang disulap serupa sosok aslinya.

Ada yang cukup mengganggu saya saat nonton film ini di CGV Dmall Depok tanggal 13 Desember 2017 kemarin, yakni beberapa kali ada adegan Chrisye merokok. Kok nggak disensor ya. Selain itu fisik Yanti juga tidak berubah, dari sejak sebelum menikah dengan Chrisye hingga punya empat anak, Yanti tetap muda dan cantik, sementara Chrisye menua. Suami saya juga beberapa kali menyeletuk tentang hal ini, “Kok ada adegan merokok sih? , “Kok nggak tua sih istrinya?” :D

Lepas dari itu semua, film ini bagus menurut saya yang memang tidak terlalu mengenal sosok Chrisye. “Ternyata Chrisye orangnya pesimis juga ya!” celetuk saya pada suami. Yup, karena beberapa kali Chrisye ragu dengan hasil penjualan albumnya, tidak percaya diri bahkan tidak mau mendengarkan lagu yang telah ia nyanyikan, bahkan yang terparah adalah suaranya pernah hilang jelang konser tunggalnya.  Akan tetapi, di balik introvert-nya, Chrisye adalah seorang ‘family-man’. Duh, keren banget kisah Chrisye bersama istri dan anak-anaknya yang disajikan dalam film ini. Banyak yang mengharukan. Ternyata Chrisye itu... Ah sudahlah... Yang belum nonton, mumpung layar masih terbentang, silakan nonton yak! :D

Chrisye melewati perjalanan karier, perjalanan cinta, dan perjalanan hati yang penuh liku dan tak banyak orang yang tahu. Semuanya tersaji apik dalam film ini. Chrisye meninggal di tahun 2007 karena kanker paru-paru yang dideritanya. Chrisye memang sudah 'pergi', tapi karyanya akan tetap abadi.  

Izinkan saya mengakhiri tulisan ini dengan lirik lagu “Ketika Tangan dan Kaki Berkata”, salah satu lagu Chrisye yang paling saya sukai. Mari bersama-sama kita renungkan.


Akan datang hari

Mulut dikunci
Kata tak ada lagi

Akan tiba masa
Tak ada suara
Dari mulut kita

Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita
Kemana saja dia melangkahnya

Tidak tahu kita
Bila harinya
Tanggung jawab, tiba...

Rabbana
Tangan kami
Kaki kami
Mulut kami
Mata hati kami
Luruskanlah
Kukuhkanlah
Di jalan cahaya
Sempurna

Mohon karunia
Kepada kami
Hamba-Mu
Yang hina


Hanya seorang penikmat film,

Aisya Avicenna

31 komentar:

  1. Balasan
    1. Hehe, lagunya ibu saya tu mbak.. tapi saya juga suka banget

      Hapus
  2. Gw ngehnya chrisye pas dia nyanyiin lagunya Pongki, yg judulnya Seperti Yang Kau Minta. Maklum, dlu gw hardcore jikustikan. Dari situ jd dngerin lagu2 dia yg lain. N ternyata lagu2nya yg dulu keren2 bgtz. Tp yg paling keinget sama gw itu pas dia nyanyi sama Project Pop. Imejnya kontras tapi nyatu banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya aku juga suka lagu-lagu Chrisye yang ngebeat.. apalagi yang sama Project Popo.. hihi, diem2 aku juga semua lagunya PP

      Hapus
  3. Makin penasaran lah dengan film Chrisye ini. Banyak yang memberi review positif.

    BalasHapus
  4. Dari dulu suka chrisye. Apalagi yang lilin lilin kecil itu. Jadi mupeng baca reviewnya. Jadi pengen nonton. Makasih ya mbak

    BalasHapus
  5. Tambah list tontonan niih. Makasih reviewnya mba

    BalasHapus
  6. Wah kok gak disensor yaa pas merokoknya. Hmmm... Makasi reviewnya mba, jdi punya gambaran

    BalasHapus
  7. Soal rokok: itu sponsor biasanya , Mbak..Dimasukkan karena ikut nanggung pembiayaan filmnya :D

    Btw, lagu Ketika Tangan dan Kaki Berkata memang jlebbb banget didengarkan dan diresapi maknanya...Keren!
    Jadi penasaran nonton filmnya setelah baca review ini nih saya :)

    BalasHapus
  8. Salam. Wah review filmnya menjawab penasaran. Soalnya anak msh kecil kalau mau diajak ke bioskop

    BalasHapus
  9. Aku suka lagu2 chrisye. Dia bisa membuktikan kalau pada masa itu jadi penyanyi gak mesti bersuara tinggi melengking. Suara serak2 becek bin pembawaan santai ya juga bisa hits hehehe. Mamiko ajak aku nonton dooonk ��

    BalasHapus
  10. Sang Legend ya, Mba. Aku suka lagu2nya. Paling suka sih pas kolab sama Project P

    BalasHapus
  11. Aku makin penasarn sama film nya abis baca tulisan kakak ^^

    BalasHapus
  12. Sang legenda emang chrisye, jd pengen lihat filmny

    BalasHapus
  13. Legendaris banget chrisye👍🏻 Btw mungkin ya karena ini bukan film anak makanya ada adegan merokok, cmiiw

    BalasHapus
  14. Belum nonton dan penasaran, suami juga ngajak nonton tapi belum nemu jadwal free-nya. Maklum masih masa" hamil muda...thanks reviewnya teh ^_^

    BalasHapus
  15. Sang Legend yang lagunya tetap bertahan di hati pecinta musik tanah air

    BalasHapus
  16. Sayang banget di Cianjur tidak ada bioskop. Nunggu turun di tv aja. Hehehe. Penasaran juga jadi ingin lihat pemeran istrinya chrisye

    BalasHapus
  17. Wah perlu nonton juga nih sepertinya. Lagu-lagu Chrisye selalu menginspirasi

    BalasHapus
  18. Lafu terakhir itu favorit saya juga, Ketika tangan dan kaki berkata

    BalasHapus
  19. Bismillah. Allahummaghfirlahu warhamhu.. semoga Allah ampuni dosa dan menerima semua amal Chrisye. Amiin.

    (Saya cuma bisa ikut doakan aja :)

    BalasHapus
  20. Mbak Aisya curang dah nonton duluan :D

    BalasHapus
  21. Saya juga oengen nonton pengen tau pergolakan. Batin Chrisye pas nyanyi lagu itu yg ciptaan pak Taufik Ismail

    BalasHapus
  22. Hmm lirik dri lagu Crisye memang sangat menyentuh yaa... dia bikinnya bukan asal dan sembarangan tapi penuh perenungan. Eeh itu ada versi bukunya gak sih Mbak? Apa cuman dokumentasi brupa film aja?

    BalasHapus
  23. Aku juga pengen nonton film ini, lihat iklannya di TV kyknya keren dan bikin penasaran.

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna