Senin, 13 September 2021

SUKA FILM? INTIP YUK KESERUAN SUNDANCE FILM FESTIVAL: ASIA 2021 AKHIR SEPTEMBER INI!



Setiap orang pasti punya cara tersendiri untuk “me time” atau sejenak rehat dari rutinitas demi sekadar menghilangkan rasa jenuh. Nah, salah satu aktivitas “me time” yang saya suka adalah nonton film. Film yang saya tonton pun juga saya pilih-pilih ya, tidak semua genre. Saya paling suka film drama inspiratif, science fiction, travelling, dan action (meski tidak semua jenis). Namun, saya kurang suka nonton film horror atau thriller. 

Bagi saya pribadi, nonton film itu juga ada manfaatnya. Selain sebagai sarana “me time” atau “quality time” bersama keluarga, juga bisa sebagai sarana menjaring ide untuk tulisan saya. Kita juga dapat mengambil hikmah atau inspirasi dari film tersebut yang tentunya akan membawa dampak juga bagi hidup kita.

Sejak pandemi melanda, otomatis banyak aktivitas yang berubah. Pergerakan juga kian terbatas dan dibatasi. Sebelum pandemi, saya dan suami sering menyempatkan nonton film favorit kami di bioskop. Nah, sejak pandemi melanda otomatis kami tidak bisa ke bioskop lagi. Pernah sih sekali waktu sudah new normal dan bioskop dibuka, kami sempat nonton film. Namun dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.

Sejak pandemi, industri perfilman memutar cara agar tetap “hidup”. Akhirnya muncul berbagai “bioskop digital” yang ramai menghadirkan tontonan berbentuk film atau webseries dengan aneka genre dan judul.

Sundance Film Festival: Asia 2021

Saya sangat antusias saat tahu kalau pada 23–26 September 2021 mendatang Sundance Institute dan XRM Media dengan didukung oleh IDN Media merilis program film dan diskusi panel yang akan meramaikan rangkaian acara Sundance Film Festival: Asia 2021.

Film-film keren yang ditampilkan pada festival tersebut dapat ditonton secara virtual di Indonesia. Sundance Film Festival: Asia 2021 akan mempersembahkan delapan film yang telah dikurasi oleh tim program Sundance Film Festival, bersama dengan XRM Media dan IDN Media. Wah spesial banget nih untuk penonton Indonesia!

Oh iya, dalam festival ini juga akan menghadirkan program diskusi panel yang dihadiri oleh sejumlah pembicara terkemuka dari komunitas film lokal dan internasional. Diskusi akan ditayangkan di platform TikTok (@SundanceFFAsia) serta Sundance Collab.

Tak tanggung-tanggung juga, dalam festival tersebut juga akan ada Pengumuman Best Short Film Jury Award for the Short Film Competition. Hmm, siapa saja ya nominenya? (Bocorannya di akhir tulisan ini ya). Selain itu juga ada workshop secara intensif untuk membina para talenta perfilman di Asia Tenggara. Nah, jangan dilewatkan nih!

“Bersamaan dengan berkembangnya film-film fiksi dan dokumenter di Indonesia, kami begitu antusias terhadap peluncuran Sundance Film Festival: Asia edisi pertama kami,” kata Kim Yutani, Direktur Pemrograman di Sundance Film Festival.

Empat film naratif dan empat film dokumenter yang terpilih untuk festival perdana ini antara lain sebagai berikut:

A.   FILM NARATIF

Amy Tan: Unintended Memoir

Film USA yang disutradarai oleh James Redford dan diproduseri oleh Karen Pritzker dan Cassandra Jabola ini berkisah tentang Amy Tan, seseorang yang menetapkan dirinya sebagai salah satu sosok di bidang sastra paling berpengaruh di Amerika. Dia lahir dari sepasang suami-istri imigran Tiongkok dan memerlukan beberapa dekade bagi penulis The Joy Luck Club ini untuk memahami betul trauma yang diwariskan oleh para perempuan yang berhasil menyelamatkan diri dari tradisi selir di Tiongkok.

John and the Hole

Film U.S.A. dengan sutradara Pascual Sisto dan produser: Elika Portnoy, Alex Orlovsky, serta Mike Bowes ini bercerita tentang proses pendewasaan John, seorang anak yang menahan keluarganya di dalam lubang di tanah.  Film yang ditulis ceritanya oleh Penulis Nicolás Giacobone ini diperankan oleh Charlie Shotwell, Michael C. Hall, Jennifer Ehle, dan Taissa Farmiga.

Luzzu/Malta

Film dengan sutradara dan penulis naskah Alex Camilleri ini menceritakan tentang Jesmark, seorang nelayan dari pulau Malta. Jesmark terpaksa meninggalkan tradisi dan mempertaruhkan segalanya seperti memasuki pasar gelap perikanan demi menafkahi pacar dan bayinya yang baru lahir. Film ini diproduseri Rebecca Anastasi, Ramin Bahrani, Alex Camilleri, dan Oliver Mallia) dengan pemeran Jesmark Scicluna, Michela Farrugia, David Scicluna.



Passing

Film U.S.A. dengan sutradara dan penulis skenario Rebecca Hall serta diproduseri Forest Whitaker, Nina Yang Bongiovi, Margot Hand, dan Rebecca Hall ini diadaptasi dari karya eponim milik Nella Larsen. “Passing” berkisah tentang dua perempuan kulit hitam dan kehidupan mereka selama era segregasi di New York pada tahun 1920-an. Pemeran film ini Tessa Thompson, Ruth Negga, André Holland, Alexander Skarsgård, dan Bill Camp.


B.   FILM DOKUMENTER

The Dog Who Wouldn't Be Quiet

Film dari Argentina dengan sutradara Ana Katz dan produser Laura Huberman serta Ana Katz ini berkisah tentang seorang pria berusia tiga puluhan bernama Sebastian, meskipun dengan pekerjaan tidak tetapnya, selalu menemukan cinta di tiap kesempatan. Setelah melewati serangkaian pertemuan dan perkenalan singkat, serta berbagai gejolak kehidupan, Sebastian terlahir menjadi pribadi baru. Naskah film ini ditulis oleh Ana Katz dan Gonzalo Delgado dengan melibatkan beberapa pemeran seperti: Daniel Katz, Julieta Zylberberg, Valeria Lois, Mirella Pascual, Carlos Portaluppi.

Try Harder!

Film U.S.A dengan sutradara Debbie Lum dan produser Debbie Lum, Lou Nakasako, dan Nico Opper ini berkisah tentang persaingan murid di Lowell High School dalam menampilkan orchestra demi mendapatkan hadiah utamanya, yaitu masuk ke perguruan tinggi impian mereka.

Sutradara Film "Try Harder"


Users

Film U.S.A., Mexico karya sutradara Natalia Almada dan diproduseri oleh Elizabeth Lodge Stepp, Josh Penn ini berkisah tentang kegelisahan seorang ibu tentang anaknya yang dekat dengan dunia teknologi. Ia kemudian menyalakan sebuah boks pintar yang dapat menimang bayinya hingga terlelap tidur.  

Writing With Fire

Film India karya sutradara dan produser Rintu Thomas dan Sushmit Ghosh ini tentang kemunculan satu-satunya surat kabar di India atas inisiasi seorang perempuan bernama Dalit. Berbekal smartphone, Kepala Reporter Meera dan para jurnalisnya mematahkan tradisi dan isu termasif di India, mendobrak batas, mendefinisikan ulang makna kekuatan yang biasanya didominasi oleh laki-laki.

Diskusi Panel Seru pada Rangkaian Sundance Film Festival: Asia 2021

Selain pemutaran film, seperti yang disampaikan sebelumnya juga akan ada diskusi panel yang diselenggarakan IDN Media. Beberapa topik menarik yang akan diangkat antara lain:

1.   Film Outlook, Industri film Indonesia dari tahun 2016, era pandemik, hingga potensi yang mungkin terjadi pasca pandemik.

Diskusi dengan topik ini akan disiarkan secara langsung di TikTok (@SundanceFFAsia) pada Kamis 23 September pukul 11:00 WIB. Nah, pengisi acaranya keren-keren lho. Ada Mira Lesmana (Pendiri Miles Films), Angga Sasongko (Pendiri Visinema Pictures), dan Chand Parwez Servia (Presiden Direktur Starvision). Mereka akan berbagi cerita dan pengalaman dapat bertahan, mulai dari masa keemasan industri perfilman di Indonesia, era pandemi, hingga ledakan fantastis yang kemungkinan bakal terjadi pasca pandemic nanti.

2.   Women in Film Industry.

Diskusi ini juga akan disiarkan secara langsung di TikTok (@SundanceFFAsia) pada Kamis 23 September, pukul 15:00 WIB. Sesi ini akan disampaikan oleh pembuat film Nia Dinata (Berbagi Suami), penulis naskah Gina S. Noer (Habibie & Ainun), dan produser Susanti Dewi (Moammar Emka's Jakarta Undercover). Selain itu, pakar industri dari luar Indonesia, Sue Turley (SVP of XRM Media) dan Amanda Salazar (Head of Programming and Acquisitions of Argo) juga akan hadir. Sesi ini akan menyajikan perjalanan dalam industri perfilman di Indonesia melalui kaca mata perempuan.

3.   The Directors - Festivals and the Pathway to Success.

Diskusi dengan topik ini akan disiarkan secara langsung di TikTok (@SundanceFFAsia) pada hari Jumat 24 September, pukul 15:00 WIB. Pada sesi ini, pembuat film Joko Anwar (Perempuan Tanah Jahanam), Edwin (pemenang penghargaan Golden Leopard: Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas), dan Yosep Anggi Noen (Hiruk Pikuk Si Alkisah) akan membagikan pengalaman mereka tentang pengalaman saat mengikuti festival tingkat dunia. Selain itu, mereka juga berbincang mengenai bagaimana festival dapat menemukan, membina, dan memberikan panggung bagi talenta-talenta baru di industri film, serta memperkenalkan mereka ke kancah global.

4.   Percakapan dengan Sundance Film Festival: Asia Documentary Filmmakers

Pada sesi ini diikuti dengan sesi tanya jawab bersama Programmer Sundance Festival, Kim Yutani dan Heidi Zwicker. Bersama dengan para filmmaker seperti Rintu Thomas dan Sushmit Ghosh (Writing With Fire), Natalia Almada (Users), serta Debbie Lum (Try Harder!), Programmer Senior Sundance Heidi Zwicker akan berbicara mengenai pembuatan film dokumenter. Diskusi ini akan disiarkan secara langsung di Sundance Collab pada hari Sabtu, 25 September, pukul 11:00 WIB.

5.   Indonesian Short Filmmaking.

Pada sesi ini beberapa sutradara dan produser film pendek kontemporer Indonesia akan mendiskusikan tentang film pendek. Sesi ini akan diisi oleh alumni Sundance Film Festival Wregas Bhanuteja (Tak Ada yang Gila di Kota Ini) dan Aditya Ahmad (Kado), serta produser Meiske Taurisia (Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas), percakapan ini akan dimoderatori oleh mantan Programmer Sundance Film Festival Diskusi ini akan disiarkan secara langsung di Sundance Collab pada hari Jumat 17 September, pukul 10:00 WIB.

6.   Short Film Competition Jury Award for Best Short Film di Short Film Competition

Sesi yang ditunggu-tunggu ini akan diumumkan di TikTok live streaming (@SundanceFFAsia) pada hari Sabtu 25 September, bersamaan dengan pengumuman Honorary Mention. Kompetisi yang dibuka bagi para filmmaker Indonesia ini bertujuan untuk menemukan, membina, dan memberikan panggung bagi talenta-talenta baru di industri film, serta memperkenalkan mereka ke kancah global. Dari 160 film pendek yang sudah diterima dan diseleksi, tersaringlah 10 finalis yang terpilih. Berikut judulnya.

Finalis Kompetisi Film Pendek

7.   Sundance Film Festival: Asia Intensive Program

Feature Film Program dari Sundance Institute akan menyelenggarakan pelatihan intensif yang akan dilaksanakan selama dua hari secara virtual. Pelatihan eksklusif ini bertujuan menemukan bakat-bakat baru di Asia Tenggara dan menghubungkan mereka kepada para pakar di industri perfilman. Adapun filmmaker yang telah mendaftar dan terpilih untuk program ini adalah: Lucky Kuswandi (Indonesia), Sabrina Rochelle Kalangie (Indonesia), Khozy Rizal (Indonesia), Sonny Calvento (Filipina), Kris Ong (Singapura), dan Lomorpich Rithy (Kamboja).  Wah, selamat ya!

COO IDN Media, William Utomo menyampaikan, “Merupakan suatu kehormatan bagi kami untuk dapat membawa semangat independen Sundance ke komunitas film yang dinamis di Indonesia. Semoga, kami dapat terhubung dengan penonton lokal dan mendukung seniman Indonesia melalui intensive workshop dan panel discussion yang kami selenggarakan.”

“Sundance Film Festival: Asia 2021 akan menghadirkan serangkaian program yang intensif dan komprehensif. Harapan kami, para sineas di Indonesia dan regional dapat bertukar wawasan baru mengenai industri perfilman melalui program-program tersebut. Selaras dengan visi IDN Media untuk terus memberi #PositiveImpact bagi masyarakat, Sundance Film Festival: Asia 2021 berkomitmen untuk menemukan bakat-bakat baru di Asia Tenggara, kemudian menghubungkan mereka kepada para pakar di industri perfilman,” kata William Utomo.

Tiket untuk acara ini bisa dipesan mulai hari Rabu, 15 September 2021 dan dapat dibeli melalui Sundance Film Festival.org dengan harga Rp. 30.000,00 (tiket Single Screening) dan Rp. 85.000,00 (tiket Explorer untuk akses ke semua screening). Informasi lengkap untuk acara Sundance Film Festival : Asia 2021 ini bisa diakses melalui website Sundance Film Festival Asia



Yuk, jangan lupa ikut meramaikan Sundance Film Festival: Asia 2021 di media sosial dengan menggunakan tagar #SundanceAsia.

 


7 komentar:

  1. Sepertinya FLP harus mulai melirik dunia film, specially film pendek. Banyak anggota FLP yang berprofesi sebagai penulis skenario. Kita tinggal cari sutradara dan modal untuk bikin film pendek.

    BalasHapus
  2. Film-film di festival ini sepertinya film "indie" semua ya Mbak? Bukan film block buster atau sejenisnya yang digarap PH besar. Terlepas dari itu, saya senang karena festival ini juga memberi tempat bagi pegiat film di Indonesia

    BalasHapus
  3. Penasaran banget sama 8 film yg akan diputar & 10 film pendek yg lolos seleksi kompetisi nih

    BalasHapus
  4. Aku suka sama film2 naratif serta dokumenternya. Duh acaranya sabtu besok ya diskusi panelnya udah mulai jalan ya

    BalasHapus
  5. wah sudah mulai hari ini ya, sundance film festivalnya. buat para pecinta film nggak boleh ketinggalan nih acara ini

    BalasHapus
  6. Kepo dengan yang Writing With Fire, karena relate dg keseharianku menulis hehe

    BalasHapus
  7. beberapa film sudah aku liat trilernya, ada yang bikin merinding, pengen liat seutuhnya nih, hehehe

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna