ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.
Tampilkan postingan dengan label SUPERTWIN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SUPERTWIN. Tampilkan semua postingan

KYDEN : MY LOVELY FAMILY



KYDEN mengucapkan: SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1431 H.

SPIRIT KYDEN : "MERAH MARUN"!!

"[M]enuntun k[E] a[RAH] [M]ata [A]ngin bahagia: sebuah metamo[R]fosa kehid[U]pa[N]"



Tulisan ini diposting pada bulan September 2010 di blog sebelumnya

Mencintai itu Menginspirasi


Hening, hanya bunyi tuts yang beradu dengan jari..
Sesekali terdengar desingan suara mesin burung besi yang melintas di atas kepalaku..
Suasana ini begitu kunantikan setiap harinya...
Merenung...

Hati kita sering terbeli oleh orang yang berbuat baik kepada kita
Timbullah CINTA...
Cinta yang membuat kita ringan berbuat bahkan berkorban
Kita cinta kepada orang tua yang sudah banyak memberi kebaikan
Kita pun cinta kepada siapa saja yang membuat kita mendapatkan nikmat kebaikan
Tapi sesungguhnya semua sumber kebaikan hanyalah dari Allah
Sedangkan makhluk hanyalah jalan nikmat yang Dia berikan kepada kita
Oleh karena itu jikalau kita akan menumpahkan cinta
Maka cinta sejati kita adalah cinta kepada Sumber Kebahagiaan
Sumber segala kenikmatan dan kebahagiaan yang sampai kepada kita
Dialah Allah, Maha Pencipta
Dialah Allah, yang layak kita cintai dengan sepenuh hati...

Backsongnya kali ini : Cinta di Atas Cinta (The Fikr)

Dalam senyapnya malam
Dalam gundahnya hati
Aku mencari makna sebuah
Cinta yang hakiki

Dalam raga terlena
Resah, hampanya jiwa
Akhirnya temukan
Satu cinta di atas cinta

Kadang cinta bahagia
Kadang cinta jadi menderita
Kadang lupa segala-galanya
Karena itu kembali padaNya

Cinta kawan yang tak sepadan
Cinta guru yang tak berujung
Cinta ibu bapak tak berbalas
Diberikan sepanjang jalan

Cinta Rasul bagaikan air
Mengalir kepada umatnya
Cinta Allah sebuah misteri
Bagi setiap hamba-hambaNya

Fitrah manusia..
Mencintai... dicintai
Setiap insan pasti
Mengalami tentang rasa cinta
**

NB : Eits, nasyid ini juga mengingatkanku pada sebuah penampilan STREAM di Aula FKIP. Kangen STREAM!!! Kapan konser lagi???

**

Jadi teringat status Fbku tadi sore :
” Mencintai Allah membuat kita sadar, bahwa kita terrcipta karena cintaNya. Mencintai Rasulullah membuat kita tahu, bahwa beliau berjuang penuh cinta untuk kemuliaan umatnya. Mencintai orang tua, membuat kita terpaku bahwa kita tak akan mampu membalas pengorbanan cinta mereka. Mencintai sesama, membuat kita tergerak, bahwa kedamaian itu ada karena cinta. Mencintai alam, membuat kita tergugah, bahwa alam menyajikan pesona cinta pelengkap hidup kita. Ya.. karena Mencintai itu menginspirasi! (Aisya dan Keisya Avicenna)
**

Hmm, nasyid di winamp beralih ke Satu Cinta-nya Star Five...

Meneduhkan...
**
Ku memohon dalam sujudku padaMu
ampunkanlah sgala dosa dalam diri
ku percaya Engkau bisa meneguhkan
pendirianku keimananku

Engkau satu cinta yang slamanya aku cari
tiada waktu kutinggalkan demi cintaku kepadaMu
walau seribu rintangan yang menghadang dalam diri
kuteguhkan hati ini hanya padaMu kupasrahkan

oh Tuhan...slamatkanlah hamba ini
dari segala fatamorgana dunia
oh Tuhan... jauhkanlah hamba ini
dari hidup yang sia-sia

***

Ya Rabb... hamba mencintai-Mu... SANGAT!!!
Ya Rabb... tundukkan pandangan mata dan hati ini dari gemerlapnya cinta dunia yang palsu memperdaya jiwa
Ya Rabb... selamatkanlah dunia dan akhiratku dalam cintaMu yang tak terbatas...
Aamiin...


Di sela-sela nulis buat artikel yang dideadline hari ni... ^^
SEMANGAT!!!

Jakarta, 260510_01:06
Aisya Avicenna

LANJUT NULIS!!!


Tulisan ini diposting pada bulan Mei 2010 di blog sebelumnya

Buat Etika, Ada yang Mulia Dalam Namamu...


Ahad, 23 Mei 2010 Pukul 08.00 sarapan nasi pecel sambil melihat film kartun favorit, Doraemon. Kali ini film imut asal Jepang tersebut mengisahkan tentang Nobita yang disidang oleh Giant dan Suneo. Nobita diejek Giant dan Suneo bahwa yang dikatakannya tentang adanya monster berwujud dinosaurus hanya omong kosong belaka. Akhirnya, dengan bantuan Dorami (adik Doraemon), Nobita bisa membuktikan omongannya. Hayah, kok malah nyeritain Doraemon. Pukul 08.30 akhirnya berangkat berpetualang!!!
Keluar kost langsung menuju jalan Otista Raya. Alhamdulillah, langsung naik angkot 06 menuju Pasar Rebo. Turun di bawah fly-over dekat Pasar Rebo. Weleh, bingung juga selanjutnya kan naik 510 (berdasarkan petunjuk jalan dari Mba Iecha), tapi bus 510-nya kok ga ada. Pandangan kuedarkan di sekeliling. Malu bertanya sesat di jalan. Akhirnya, bertanya ke penjual koran setelah sebelu
mnya beli korannya dulu. Hehe, taktik! Akhirnya bapak penjual koran itu menunjukkan letak jalur bus 510. Sip, langsung nyebrang jalan (sambil sedikit lari tentunya, maklum... Jakarta!). Di seberang jalan, pas lampu merah, ada 510 berhenti. Langsung naik! Trus mencari kondektur (Lhah, malah cari kondektur dulu daripada tempat duduk). Kondekturnya ternyata bergelayutan di pintu belakang. Langsung kutanya, ”Pak, lewat UIN Ciputat kan?”.
Kondektur itu pun menjawab, ”Oh, Mbak naik 510 yang dari sana!” (sambil menunjuk jalan di sebelah timur)

Akhirnya aku turun lagi dan menyeberang jalan. Saat sampai di seberang, ada ibu-ibu yang mendekati dari arah belakang.
”Mau naik 510 ya Mbak. Saya juga. Bareng aja”
Plong.. alhamdulillah...

Sampai di seberang jalan, berjalan ke arah timur agak jauh. Jalannya becek.. ga ada ojek.. weleh 3x! Akhirnya ketemu juga dengan bis 510. Penuh! Bergelayutan deh. Road to Ciputat!
Sambil bergelayutan, tengok kanan-kiri, cari UIN Ciputat. Setelah kurang lebih 15 menit sampai juga... Alhamdulillah...
Agenda di UIN kali itu ”meeting” bersama 8 orang yang sangat inspiratif di beranda Fakultas Dakwah UIN. Ada tender bisnis yang ha
rus digarap dan aku bagian dari tim tersebut. Bisnis apa??? Hmm, kalau yang ini masih dirahasiakan. Doakan sukses ya!
Saat adzan berkumandang, kami mengakhiri meeting itu. Lanjut ke masjid kampus UIN Syarif Hidayatullah untuk sholat trus makan siang di depan warung depan masjid.
Setelah sholat, berpisah dengan rekan-reka
n. Aku naik angkot 02 putih menuju terminal Lebak Bulus. Sebenarnya mau menuju Kampung Melayu (tujuan utama ke Gramedia Matraman), tanya sopir angkotnya, ternyata dia ga tahu. Weleh... akhirnya turun di dekat terminal Lebak Bulus. Eh, ada Kopaja 20. Tanya ke kondektur, ”Bisa ke Kampung Melayu?”
”Bisa, tapi turun di Mampang.”
Mendung bergelayut. Gelap. Tapi mendung ga selalu berarti hujan kan? Hanya mendung memberikan asumsi pada kita bahwa probabilitas hujan akan turun lebih besar (ga perlu diuji hipotesis kok! Hehe..).
Kopaja 20 yang mengangkutku akhirnya sampai di Mampang juga. Langsung aku didepak. Hehe, ga ding. Ironis banget! Yang bener, aku langsung turun untuk ganti bis. Eh, ada Kopaja 602 jurusan Tanah Abang. Aku pikir pastinya Kopaja ini lewat Kampung Melayu. Seiring berjalannya waktu, aku mulai curiga. Karena Kopaja 602 ini malah menuju ke arah Kuningan. Berarti ga lewat Kampung
Melayu dung! Ya sudahlah, mau turun juga ga enak banger. Hujan turun deras sekali. Beberapa ruas jalan terendam setinggi mata kaki. Banjir euy. Tapi aku sangat menikmati perjalanan ini. Hehe... Pada akhirnya aku turun di depan Blok A Tanah Abang. Jalan kaki lewat jembatan kecil, air masih setinggi mata kaki. Untungnya, trotoar jembatan lebih tinggi dari jalan sehingga tak perlu berbasah-basah ria! Hujan masih turun rintik-rintik.
Gamang.. Mau ke Gramedia Matram
an harus naik Kopaja 502. Tapi kalau naik Kopaja 502 makan waktu lama plus harus siap basah-basahan. Akhirnya, di tengah kemacetan depan Blok A Tanah Abang, ada sebuah taksi yang ikut-ikutan berada di barisan itu. Hehe... Langsung aku ketok kaca jendela sopirnya. Dibuka sang sopir.
”Pak ke Matraman ya?? Gramedia!”
“Ya..”

Langsung masuk ke taksi. Awalnya taksi berjalan begitu pelan. Macet di tengah banjir. Tapi alhamdulillah, bisa keluar dari kemacetan dan melaju menuju Gramedia Matraman. Untungnya ongkosnya ga terlalu mahal (dah ketar-ketir nih... jatah beli buku kan bisa berkurang!)
Sampai jualah di Gramedia Matraman. Inilah salah satu tempat “nongkrong” favorit saya (buka rahasia nih). Selain bukunya komplit, bisa baca buku sampai puas (meski pada kenyataannya ga pernah merasa puas!
).
Langsung meluncur ke Lantai 3. Memilah dan memilih beberapa buku yang wajib dibeli, tentunya disesuaikan dengan budget yang sudah dipatok sendiri (Ingat! Usahakan selalu ”besar tiang daripada pasak”...hehe... terus rajin menabung dan membeli buku... ^^v).
Setelah beberapa buku sudah dibeli (kali ini terpaksa juga beli ”Muslim Padat Karya” juga. Lha penulisnya pelit.. ga mau ngasih gratisan!! Peace boz!), lanjut turun ke lantai 2. Rencana mau bayar di kasir. Eh, ternyata ada BINCANG BUKU bersama Tasaro GK, penulis novel Muhammad : Lelaki Penggenggam
Hujan. Tertarik. Wah, dah penuh... Akhirnya berdiri di deretan belakang. Selang berapa menit, alhamdulillah ada yang meninggalkan tempat. Bisa duduk deh (meski posisinya juga masih di belakang... ga papalah!).
Wah, dah telah nih!!! (agak nyesel : mode on). Tapi alhamdulillah masih ada kesempatan sharing dengan Kang Tasaro. Beliau cerita tentang reaksi penolakan ibunya saat beliau mengungkapkan keinginannya untuk menuliskan novel tentang Muhammad. Ibunya langsung bilang, ”OJO!!!” (Jangan!!!). Tapi akhirnya, Tasaro berhasil menuliskan novel itu dan mendedikasikan novel tersebut pada ibunya (bisa dibaca pada halaman awal novel tersebut)
Dedikasi buku : Kudedikasikan buku ini segenap hati untuk perempuan berbalung baja UMI DARIYAH, Engkau pernah begitu khawatir ketika aku memulai proyek ini. “Bahaya Le. Bagaimana kalau kamu nanti dicerca orang-orang?” tanyamu. Kujawab begini hari ini, “Ibu, jika kelak ada orang yang salah paham dengan terbitnya buku ini, aku yakin itu terjadi karena mereka mencintai Kanjeng Rasul. Dan, percayalah Ibu, aku menulis buku ini, disebabkan alasan yang sama
Hmm, awalnya saya mengenal Tasaro hanya dari seorang teman (inisal ”FC”) yang katanya mau mewawancarai Tasaro untuk komunitas yang kami kelola. Penasaran. Akhirnya, tahu juga kalau Tasaroa adalah seorang penulis novel tentang Muhammad. Tadi sempat mau beli novel itu, tapi akhirnya tertuju pada pilihan buku yang lain. Tasaro G.K lahir di Gunung Kidul, 1 September 1980. Tasaro pernah menjadi wartawan selama lima tahun. Penghargaan yang pernah diperoleh : FLP Award (2006), Penghargaan Menpora (2006), Juara Cerbung Femina (2006), Juara Skenario Nasional Direktorat Film (2006 & 2007), Penghargaan Adikarya Ikapi, 2009, Anugerah Pena (2009). Kini menjalani profesi sebagai editor, dan penulis tentunya! Sudah punya seorang istri, namanya Alit Tuti Taufiq, dan seorang anak : Senandika Himada (nama Himada terinspirasi dari nama Rasulullah SAW dan menjadi judul pada Bab I : Himada! Himada!). Hmm... mangtabz!
Pada bincang buku kali ini, Tasaro juga mengisahkan bahwa sosok yang memberi kritikan terbesar pada novelnya adalah sang editornya.
Pada kesempatan itu, juga ada testimoni dari seorang pengunjung yang beragama Kristen. Beliau sangat mengapresiasi novel karya Kang Tasaro tersebut..
Wah, karena keasyikan, jadi lupa belum bayar!
Akhirnya melangkah ke kasir. Membayar. Trus ke mushola untuk sholat Asar. Setelah sholat, pengin langsung pulang karena udah ada konser di perut (padahal masih sore). Antara kaki dan kepala tidak sinkron. Perut mengatakan : Pulang aja, dah laper! Isi kepala mengatakan : Ikut bincang buku lagi aja! Mumpung ada Kang Tasaro. Ternyata Menang isi kepala. Akhirnya kuputuskan untuk kembali ke lantai 2, melanjutkan bincang buku dengan Kang Tasaro. Rasa lapar langsung ku ’binasakan’, diganti rasa penasaran dan semangat untuk meraup inspirasi dari Kang Tasaro. Sampai di TKP, sudah sampai ke sesi pembagian doorprize. Walah, meski dah angkat tangan, tetap aja ga ditunjuk. Bukan rezekiku kali ya dapat kaos dan tasnya. Hehe...
Pada pembagian doorprize ini, ada seorang peserta yang diminta Kang Tasaro untuk membaca Jejaring Muhammad (setelah kubaca sendiri... DAHSYAT!!!)
Baca ya... nih.. (tapi yang lengkap ada di bukunya.. ini hanya sebagian...)
**
JEJARING MUHAMMAD
Pukul 00.55. Saya masih asyik dengan Facebook. Saya ketakutan. Kepala saya seperti digerayangi kengerian. Merinding. Seperti ada yang memperhatikan saya. Sumpah, ini bukan soal jin tomang, kuntilanak, sundel bolong, suster ngesot, dan pasukannya. Ini lebih… spiritual. . Saya seperti merasakan kehadiran Tuhan. Apapun itu. Media apa pun itu. Ini benar-benar sangat spiritual. Mengerikan, tapi juga menenangkan.
Semua bermula dari kementokan.
Saya tidak sanggup bergerak setelah novel itu sampai di halaman folio 252 spasi satu. Ada yang salah. Saya tahu ada yang salah. Menuliskan kisah Muhammad SAW bukan sekedar mengumpulkan sudut pandang Haikal, Martin Lings, Tariq Ramadhan, karen Armstrong, Ibnu Hisyam , dan para penulis yang memahat namanya pada dinding sejarah Muhammad. Tidak. Bukan sesederhana itu. Sebab, saya telah melakukannya dan tetap saja merasa ada yang salah.
Malam itu, sampai pukul 00.00, editor saya bertandang ke rumah. Sedari Maghrib kami berbincang banyak. Dia pemuda fantastik yang sudah tidak butuh pujian. Orang memanggilmu filsuf muda, saya menjulukinya santri gaul.
“Apa yang akan kita bahas malam ini?” tanyanya.
Saya tahu dia bingung. Naskah saya belum berkembang. Padahal, penerbit ingin naskah ni sudah launching awal Januari 2010. Saya katakan kepadanya, saya merasa ada yang salah. Kami kemudian sedikit sekali berbicara tentang teknis naskah. Kami lebih banyak berbincang tentang hidup dan tentang Muhammad.
Dia meyakinkan saya, tidak ada yang kebetulan. Kami saling mengenal sungguh dengan cara baik. Saya tahu dia, dia tahu saya. Tapi kami belum pernah bertemu. Hingga ada seseorang yang membuat kami tak sanggup lagi menampik “jejaring” itu; kami memang harus saling mengenal. Sebelum penerbit meminta dia menjadi editor saya, sudah sejak lama saya memintanya secara pribadi. Dulu dia selalu menolak. Tiga kali saya minta, tiga kali dia menolak.
Ini tentang Muhammad SAW.
Setelah berbulan-bulan saya menggeluti segala literature tentang Muhammad SAW, saya merasa menyerah. Tak sanggup lagi. Saya merasa terkait dengan Rasulullah. Terkait secara emosional. Yang saya lakukan hanyalah menovelkan kisah hidupnya. Itu tidak cukup. Saya benar-benar menyerah. Salman Faridi, petinggi Penerbit Bentang salah orang ketika mendatangi saya dan meminta saya menulis novel tentang Muhammad SAW.
Salah orang. Saya ini Muslim yang payah sekali. Kualitas keimanan saya belum juga membaik. Saya kadang terlalu rasional. Tidak merasa terkait dengan Tuhan. Shalat sekadarnya saja. Doa tidak dibarengi percaya. Ini benar-benar kecelakaan. Salman salah orang.
Malam tadi, ketika sang editor, Fahd Djibran, pamitan, saya berkata, “Seperti pembuat keris, tampaknya saya butuh sebuah ‘ritual’ khusus. Entah apa itu. Sesuatu yang membuat saya yakin untuk menyelesaikan proyek ini.”
Setelah dia benar-benar pulang, saya merenung. Apa sebenarnya yang terjadi pada saya? Sejak kecil saya selalu meyakini Allah dengan cara sendiri. Lingkungan tidak menjanjikan sebuah pemahaman tauhid yang paripurna. Tapi saya tahu, saya terjaga. Entah bagaimana, bisa. Bahkan saya cuma sesekali ikut TPA. Saya bisa membaca hijaiyah umur 22. Sangat terlambat. Tapi entah bagaimana, saya merasa terjaga. Saya tidak menjadi penyembah keris, pohon, atau klenik lainnya. Saya percaya Allah. Saya menghindari makanan yang diharamkan. Begitu saja. Tanpa ilmu sama sekali.
Kemudian waktu berjalan cepat. Saya tumbuh. Sisi spiritual saya tidak tertatah. Maksiat… oh… maksiat. Mungkinkah itu yang membangun tembok antara saya dan Tuhan. Saya tetap sadar Dia mengelilingi saya dengan “matanya”. Tapi saya tidak terlalu peduli. Saya malas belajar lagi untuk mendekati-Nya. Saya hanya menggulirkan hari-hari. Saya tahu saya religius. Minimal sebagai pengarang, saya tidak menulis dengan gaya Fredy S, atau model Nick Carter (bacaan saya waktu SMP). Tapi religiusitas itu sampai di situ saja. Sampai pada tahap saya tidak mau panen royalti di akhirat nanti. Royalti keburukan. Tidak lebih dari itu.
Saya berpikir lagi. Ada apa dengan saya? Ini kesalahan besar. Orang yang semacam saya, mengapa menulis tentang Muhammad SAW? Siapa saya? Saya bentangkan lagi apa pun yang pernah terjadi pada hidup saya. Perlahan tetapi pasti, saya merasa ada keanehan-keanehan. Iseng saya mengecek koleksi buku saya. Tiga buku tentang Muhammad SAW saya ambil. Sekedar ingin tahu, saya mengecek halaman awalnya. Dulu saya punya kebiasaan mencatatkan tanggal, bulan, dan tahun membeli buku.
Seketika saya merasa ada yang tidak biasa. Tiga buku itu : Muhammad sang Pembebas, saya beli pada 12 November 2003, Muhammad sang Nabi pada 14 November, dan Dialah Muhammad pada 20 Muhammad 2003. Dahi saya berkerut. Saya merasa tidak akrab dengan Rasulullah, tidak berkoneksi dengan baik, tidak mengenalnya. Namun, bagaimana mungkin enam tahun lalu, dalam sebulan saya membeli buku tebal-tebal tentang beliau?
Jeda pembelian buku itu memperlihatkan sebuah antusiasme. Tiga buku itu pun sangat lusuh. Artinya saya tidak membelinya sebagai koleksi. Saya benar-benar membacanya. Jadi, enam tahun lalu saya pernah begitu cinta kepada Muhammad SAW. Sesuatu yang selama bertahun-tahun kemudian mongering. Bahkan saya lupa pernah begitu penasaran terhadap dirinya.
“Keanehan” itu lalu saya beritahukan kepada Fahd melalui SMS, Dia membalas dengan sebuah perintah yang membuat saya shock. “Masih ingat diskusi kita tentang cahaya Tuhan yang ditampakkan kepada Musa? Bacalah Surat Tha Ha/Muhammad (20) ayat 12 dan 14, malam ini juga. Lihat maknanya. Perhatikan konfigurasi angkanya. Tidak ada peristiwa yang kebetulan, bukan?”
Saya belum mandi. Belum berwudu. Merasa kotor. Tapi saya tidak peduli. Saya raih Al Qur’an. Lalu mencari dua ayat itu.
“Sungguh, Aku adalah Tuhanmu, maka lepaskan kedua terompahmu. Karena sesungguhnya engkau berada di lembah suci, Tuwa.” (Q.S. 20 : 12)
“Sungguh aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakan sholat untuk mengingat Aku.” (Q.S. 20 :14)
Perlahan tapi sangat pasti, saya merasa ada yang menggerayangi kulit kepala saya. Merinding bukan main. Sedikit histeris ketika akhirnya sadar, angka-angka itu! 12… 14… 20. Tanggal-tanggal itu!
Setelah saya curhat tentang tembok antara saya dengan Tuhan, tidak ada koneksi antara saya dengan Rasulullah, seperti seketika ayat-ayat itu disorongkan ke depan mata saya, “LEPASKAN TEROMPAHMU!” Lepaskan duniamu, logikamu, rasionalitasmu, kesombonganmu! (saat menuliskan ini, air mata saya meleleh, tangis saya muncrat dengan suara jelek sekali).
“Kita tidak pernah tahu apa yang menggerakkan Mas Tasaro membeli buku-buku tentang Muhammad pada tanggal 12, 14, dan 20 dalam satu bulan yang sama. Aku juga tidak tahu (si)apa yang menggerakkan untuk membuka Al-Qur’an surah 20 ayat 12 dan 14 dan menyarankanmu membacanya.”
Itu SMS dari Fahd setelah saya mengabarinya sesuatu yang jarang terjadi, “Fahd, akhirnya aku menangis!”
Setelah detik itu lalu saya mengurai lagi apa yang sebenarnya telah mengantar saya ke hari ini. Sebuah jejaring raksasa pada sebuah nama, sebuah konsep, sebuah keagungan: MUHAMMAD. Yah… ini semua… 29 tahun ini… semua sedang menuju sebuah titik : MUHAMMAD
-bersambung-
Tasaro GK
**
SUBHANALLAH!!!!
***
Setelah acara selesai, aku langsung beli bukunya Kang Tasaro. Trus berjalan ke panggung, minta tanda tangan, kata inspiratif, dan foto bareng deh!!!
Pada halaman depan buku Muhammad, Lelaki Penggenggam Hujan itu, Kang Tasaro menuliskan :
”Buat ETIKA… Ada yang mulia dalam namamu…”
Sempat ngobrol sebentar dan memperkenalkan diri. Kang Tasaro bercerita kalau novel ini digarap dalam waktu 6 bulan. Setelah itu sedikit ”memaksa” Kang Tasaro untuk menuliskan lagi kata inspiratif buatku.
”Menulis sampai mati” (Tasaro GK).
Makasih banget ya Kang Tasaro!!!
***
Pulang dari Gramed langsung update status :
”Laksana burung yg pergi pagi dan pulang di senja hari dgn perut kenyang! Alhamdulillah, seharian ni berPETUALANG yg sungguh INSPIRATIF, pulang bw bnyk "oleh-oleh".. Pngalaman, proyek bisnis, buku2, ilmu, ukhuwah, ktmu ma pnulis trkenal, dll. Terima kasih Ya Allah.. Siap ditulis dan upload d blog.. Jgn lp brknjung k zona inspirasi Aisya Avicenna => THICKO ZONE ^^v”
***
Dalam perjalanan ke kost, membaca cover belakang novel setebal 540-an itu...
Kashva pergi dari Suriah, meninggalkan Khosrou, sang penguasa Persia, tempatnya mengabdikan hidup demi menemukan lelaki itu : Muhammad, Al-Amin yang kelahirannya akan membawa rahmat bagi semesta alam, pembela kaum papa, penguasa yang adil kepada rakyatnya. Kehidupan Kashva setelah itu berubah menjadi pelarian penuh kesakitan dan pencarian yang tiada henti terhadap sosok yang dijanjikan. Seorang Pangeran Kedamaian yang dijanjikan oleh semua kitab suci yang dia cari dari setiap ungkapan ayat-ayat Zardhusht sampai puncak-puncak salju di perbatasan India, Pegunungan Tibet, biara di Suriah, Istana Heraklius, dan berakhir di Yatsrib, sang Kota Cahaya. Hasrat dalam diri Kashva sudah tak terbentung lagi. Keinginannya untuk bisa bertemu dengan Muhammad demikian besar hingga tak ada sesuatu pun yang membuatnya jerih. Bahkan maut yang mengintai dari ujung pedang tentara Khosrou tak juga meyurutkan kerinduannya bertemu Muhammad. Kisah pencarian Kashra yang syahdu dalam novel ini akan membawa kita menelusur Jazirah Arab, India, Barrus, hingga Tibet.
Bagaimana kisah selengkapnya???
Hmm, aku akan segera menemukan jawabannya!!!
Bacaan wajib pekan ini nih...
”Buat ETIKA… Ada yang mulia dalam namamu…”
Tulisan Kang Tasaro itu menginspirasi untuk lebih mengenal siapa sejatinya diri ini. Karena ... dengan begitu akan mengenal Allah SWT dan orang-orang yang dicintaiNya, termasuk Rasulullah SAW..

Jakarta, 24 Mei 2010, 17:07
Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Mei 2010 di blog sebelumnya

SUPERTWIN dalam Konser Nasyid Terdahsyat Tahun Ini


TABLIGH AKBAR DAN KONSER NASYID UNTUK KEMANUSIAAN
“Persembahan untuk Rakyat Palestina”
Ahad, 25 April 2010. Pukul 13.00-18.15, Tennis Indoor Senayan Jakarta


Mentari bersinar sangat terik membakar ibukota. Setelah mengikuti “Spirit of Dhuha” bersama Ustadz Yusuf Mansyur (baca kisah lengkapnya di “SUPERTWIN feat. Ustadz Yusuf Mansyur”), dua sosok muslimah kembar itu berjalan beriringan menuju suatu area yang kan menjadi saksi bahwasanya kita semua sangat peduli dengan saudara-saudara kita di Palestina, kita sangat mengecam kebiadaban bangsa Yahudi yang telah menjadikan Palestina terjajah, negaranya menjadi lautan darah dan tiap hari kesengsaraan semakin bertambah…

Dua sosok itu tak lain dan tak bukan adalah si kembar Aisya dan Keisya Avicenna. Sampai lokasi, mereka berdua langsung membeli tiket untuk 2 sesi, setelah itu sholat Dhuhur dulu di salah satu mushola yang dipadati oleh banyak muslimah yang lain. Kemudian, sambil menunggu kedatangan saudari seperjuangannya yang satu lagi, Illiyana Jadid….mereka berdua berjalan berkeliling melihat-lihat stand-stand pameran yang kebanyakan menjual produk-produk bernafaskan Palestina. Aisya dan Keisya tertarik untuk membeli gantungan HP yang bertuliskan “Palestine di Hatiku”. Pada moment itu, Aisya juga sempat membelikan saudara kembar tersayangnya (hehe) sebuah bros hijau dan baju warna hijau juga. Duh, bahagia sekali. SUPERTWIN mang benar-benar kompak!!! Hehe…(Keisya says : “Aisya, ku berhasil merampokmu hari ini…hwkhwkhwk…”). Dasar Si Kembar!!!

Jam 13.00 mereka berdua segera memasuki stadion yang digunakan untuk tabligh akbar dan konser nasyid itu. Acara diawali dengan pemutaran film pendek yang menggambarkan kondisi Palestina, kemudian slide para sponsor, then mendadak ruangan menjadi gelap…kemudian terdengarlah lantunan syahdu tasmi’ dari seorang ikhwan kecil. Subhanallah, Aisya dan Keisya langsung terpana dibuatnya. Suaranya begitu merdu, seorang qori’ kecil, menyenandungkan hafalan ayat-ayat suci Al Qur’an dengan tartil. Semangat SUPERTWIN pun menjadi terbakar, untuk terus berusaha menghafalkan ayat-ayat CINTA-Nya….

Kemudian ada penampilan tari yang dibawakan oleh 7 orang ikhwan, ntah dari daerah mana. Yang jelas, bagus banget dan atraksinya sangat keren. Pasca itu, muncullah 2 MC yang membawakan acara, dilanjutkan penampilan spektakuler dari munsyid heroic, “IZZATUL ISLAM”. Wow, senayan semakin menggelora saja!!! DAHSYAT. IZIS membawakan nasyid-nasyid yang menghentak!!!

Selanjutnya ada penyampaian orasi dari DR.H. Muqoddam. Hmm, SUPERTWIN sudah siap dengan note kecil dan pena masing-masing untuk mencatat inspirasi yang didapat. SEMANGAT MENULIS!!! Meski dalam keadaan gelap… ^^v. Poin terpenting yang beliau sampaikan, beliau menegaskan bahwasanya perjuangan kita bukanlah perjuangan hari ini saja, namun perjuangan ini adalah perjuangan abadi sampai hari kiamat nanti!!! Masjidil Aqsa merupakan bumi yang suci, bumi yang diberkati. Telah terjadi Yahudisasi di kota Yerussalem dengan mengosongkan Yerussalem dari umat islam (terjadi pengusiran besar-besaran). Peristiwa tersebut sudah menjadi perang demografi. Yahudisasi umat Islam yang lain dengan menghancurkan masjid-masjid, naskah-naskah kuno, peninggalan-peninggalan budaya Islam, madrasah-madrasah, dsb.

Oleh karena kita saudara, “Innamal mu’minuna ikhwah”…mari, kita bersama-sama membantu meringankan beban penderitaan saudara-saudara kita di Palestina dengan sunduq-sunduq terbaik kita, dengan doa-doa terbaik kita….

Suasana stadion semakin semarak dengan penampilan seru dan kocak dari munsyid Yogyakarta, Justice Voice, yang membawakan nasyid : “SAVE OUR MASJID”…

Save our masjid keep our hearts and our souls
Selamatkan generasi ini
Save our masjid keep our hearts and our souls
Untuk masa depan

#
Kau generasi muda janganlah engkau terlena
Habiskan waktu dengan percuma
Ikuti hawa nafsumu hanya tuk kepentingan dunia
Tanpa kau pikirkan akibatnya

##
Dan bersihkanlah diri bersihkanlah jiwa
Saat kau akan bersujud padaNya
Jangan biarkan dirimu terjerumus dalam dosa
Oh sayang hidupmu sia - sia

Kejarlah cita–citamu
Tapi jangan lupa sholatmu karna itu yang nomer 1
Untuk hidupmu


Kemudian berparodi (lucu banget) tyuz nasyid berikutnya sungguh menyentuh hati….”DUKA PALESTINA”. Keren banget JV, bisa mempermainkan emosi penonton!!!

Selanjutnya ada orasi dari : KH. Fadlan, sosok berjubah putih lengkap dengan surbannya sungguh menggetarkan stadion, mengajak kita untuk bertakbir dengan penuh kesungguhan, sampai meresap ke dalam hati, ikut merasakan duka Palestina dan mengecam kebengisan Yahudi laknatullah!!! Keluarkan suaramu…getarkan hatimu…kuatkan semangatmu…TAKBIR!!!! ALLAHU AKBAR!!!

Ada pembacaan puisi juga tentang “IRIAN JAYA/ NUU WAR” oleh Anneke Putri dan seorang ikhwan (gak tahu namanya….^^v). Aisya dan Keisya terhanyut dalam bait-bait puisi itu…karena ‘seluruh alam pun ikut bersujud’, saudara-saudara kita di Irian Jaya pun merindukan ‘jubah hijau perdamaian’, ingin rasanya bisa menegakkan ‘tonggak kepedulian’, menyibakkan ‘cahaya tersembunyi’ untuk membuka tabir kehidupan menjadi lebih baik, bebas dari perang antar suku, keterbelakangan, kebodohan, dsb. Sekali lagi, mereka pun saudara-saudara kita….

Penampilan dahyat selanjutnya dari SHOUTUL HARAKAH!!! Yang membawakan nasyid : Bingkai Kehidupan, Lirih Pembebas, dan Indonesia Memanggil.
Bingkai kehidupan
Mengarungi samudera kehidupan
Kita ibarat para pengembara
Hidup ini adalah perjuangan
Tiada masa tuk berpangku tangan

Setiap tetes peluh dan darah
Tak akan sirna ditelan masa
Segores luka di jalan Allah
'kan menjadi saksi pengorbanan

Reff :
Allahu ghaayatunaa
Ar-Rasuulu qudwatunaa
Al-Qur'aanu dusturunaa
Al-Jihadu sabiiluna
Al-Mautu fii sabilillah
Asma amaanina

Allah adalah tujuan kami
Rasulullah teladan kami
Al Qur'an pedoman hidup kami
Jihad adalah jalan juang kami
Mati di jalan Allah adalah cita-cita kami tertinggi


Lirih Pembebas

Debu-debu beterbangan
Kabut di tanah kemuliaan
Kringat darah bercucuran
Iringi kepergian

Bribu nyawa tlah terbang
Menuju tempat yang dijanjikan
Tapi ghiroh tak kan sirna
Bebaskan bumi anbiya

Debu-debu beterbangan
Kabut di tanah kemuliaan
Kringat darah bercucuran
Iringi kepergian

Bribu nyawa tlah terbang
Menuju tempat yang dijanjikan
Tapi ghiroh tak kan sirna
Bebaskan bumi anbiya

Puing bebatuan tlah menjadi saksi
Kekejaman yahudi bangsa syaithoni
Meninggalkan luka, jiwa terzholimi
Berazam bebaskan Palestina kembali

Derap-derap pejuang
Generasi nafas perubahan
Rengkuhlah kejayaan
Goyah jalan disingkirkan

Debu-debu beterbangan
Kabut di tanah kemuliaan
Kringat darah bercucuran
Iringi kepergian


Indonesia Memanggil
Singsingkan lengan baju pancangkan asa…
Ukirlah hari esok pertiwi jaya…
Bergandengan tangan tuk meraih ridho Allah…

Buatlah negri ini selalu tersenyum…
Bahagia dan Sejahtera dalam cinta-Nya…
Tiada lagi resah tiada lagi duka lara…
Negeri indah Indonesia…
Memanggil namamu
Menyapa nuranimu

Negeri Indah Indonesia
Menanti hadirmu
Rindukan karyamu


Suasana di dalam stadion semakin ‘membara’ saja. Dan tak lupa kita pun ikut terhanyut dalam lantunan-lantunan nada yang heroik itu!!!
Tak terasa sudah memasuki waktu Ashar, nasyid terakhir dibawakan oleh munsyid dari Negeri Jiran, Malaysia….RAIHAN…..wow….RAIHAN membawakan nasyid yang sangat mengharukan…
Damba CintaMu
Tuhanku Ampunkanlah Segala Dosaku
Tuhanku Maafkanlah Kejahilan HambaMu

ku Sering Melanggar LaranganMu
Dalam Sedar Ataupun Tidak
ku Sering Meninggalkan SuruhanMu
Walau Sedar aku Milikmu

Bilakah Diri ini Kan Kembali
Kepada fitrah Sebenar
Pagi ku Ingat Petang ku Alpa
Begitulah Silih Berganti

Oh Tuhanku Kau Pimpinlah Diri Ini
Yang Mendamba cintaMu
Aku Lemah aku Jahil
Tanpa Pimpinan DariMu

Ku Sering Berjanji DepanMu
Sering Jua ku Memungkiri
ku Pernah Menangis keranaMu
Kemudian Ketawa Semula

Kau Pengasih Kau Penyayang Kau Pengampun
Kepada Hamba-hambaMu
Selangkah ku KepadaMu
Seribu Langkah Kau Pada Ku

Tuhan Diri ini Tidak Layak Ke Syurga Mu
Tapi Tidak Pula aku Sanggup Ke Neraka Mu

Ku Takut KepadaMu
Ku Harap Jua PadaMu
Moga ku Kan Selamat Dunia Akhirat
Seperti Rasul dan Sahabat


Pending istirahat dan sholat Ashar. Akhirnya Aisya dan Keisya bertemu juga dengan saudari seperjuangannya, Illiyana Jadid.. hehe… (pertemuan yang ough… yaaa… begitulah…)…hwkhwkhwk…. Jam 16.00 kita memasuki stadion lagi. Hm…..bagian-bagian awal kayak sesi I.
Penampilan dari IZIS…Panglima Prang, then “DI SINI AKU KEMBALI”….wow, makin heroik saja!!! Kita semua berdiri, dan ikut bernasyid bersama…

Disini Aku kembali

Disini aku mengharap ridho-Mu
Disini aku menghiba rahmat-Mu
Disini aku tambat munajatku
Berazzam aku kembali

Tapak-tapak hidup kujalani
Fatamorgana dusta kutemui
Lupakan diri hadapkan wajahku
Hadirkan Agung-Mu dalam asaku

Allah
Kuseretkan langkahku
Hasung dosakan kulebur
Kubasuh luka kuhempas nista
Izinkan aku kembali

Takkan lagi kusurutkan langkahku
Songsong fajar baru dalam cahya-Mu
Ya Rabbi teguhkan derap jiwaku
Tiap desir nadiku sebut asma-Mu

Disini aku kembali


Setelah itu, diselingi orasi oleh ustadzah Yoyoh Yusroh… SUBHANALLAH, beliau adalah ummahat tangguh yang dimiliki negeri ini!!! Point penting yang beliau sampaikan antara lain bahwa kisah Palestina yang telah masuk dalam Guiness Books of Records sebagai “penderitaan terbesar”, memang sungguh hal yang tidak manusiawi. Mereka mengalami penderitaan yang luar biasa, setiap hari beradu dengan peluru dan tidur di reruntuhan rumah yang telah dibombardir. Negara Arab masih lemah. Mereka malah menjadi boneka Amerika, takut membela saudara-saudara mereka yang seiman. Lantas, bagaimana dengan kita??? Ingat, Indonesia adalah negara berpenduduk MUSLIM terbesar! Kita sebagai umat Islam, suarakan kepedulian dan hati nurani kita untuk membela perjuangan rakyat Palestina. Mereka menderita, tapi tak patah arang untuk terus berjuang, menegakkan bumi Allah dengan kalimat suci “LAILAAHAILALLAH!!!”. Insya Allah, suara kita hari ini didengar oleh saudara-saudara kita di Palestina. Semoga kita tidak bosan untuk memberikan infaq-infaq terbaik kita dan mengirimkan doa-doa terbaik kita… Mereka butuh obat dan senjata, mereka butuh uluran tangan kita.

“Ketika batu dibalas peluru…ada nyanyian syahid yang dirindu…
Ketika jemari mungil itu melempar batu, bukan mereka yang sebenarnya melempar! Tapi Allah yang tidak mempunyai sekutu”

Kemudian, masuklah Shoutul Harokah dan membawakan nasyid heroiknya lagi!!!
Merah Saga
Saat langit berwarna merah saga
Dan kerikil perkasa berlarian
Meluncur laksana puluhan peluru
Terbang bersama teriakan takbir

Semua menjadi saksi
Atas langkah keberanianmu
Kita juga menjadi saksi
Atas keteguhanmu

Ketika yahudi-yahudi membantaimu
Merah berkesimbah ditanah airmu
Mewangi harum genangan darahmu
Membebaskan bumi jihad palestina

Perjuangan telah kau bayar
Dengan jiwa, syahid dalam cinta-NYA

Setelah Shoutul Harokah, masuklah Menteri Komunikasi dan Informasi, Ustadz Tifatul Sembiring. Beliau membuka orasinya dengan berpantun “kalau bukan karena setetes tinta, takkan kutulis sebait puisi.. Kalau bukan karena cinta, tak akan ada aku disini…”
CINTA dapat menghilangkan rasa sakit. Cinta kepada kaum Muslimin membuat mereka akan merasa terobati. Begitu juga jika cinta itu kita persembahkan pada saudara-saudara kita di Palestina. Akan tetapi, masih ada juga di antara umat Muslim yang bertanya-tanya, “Mengapa kita harus membela Palestina? Mengapa harus membantu orang yang jauh? Apa kaitan Palestina dengan kita??” Orang-orang yang seperti ini berarti kurang tahu tentang sejarah Islam. Perjuangan membela Palestina adalah perjuangan abadi. Palestina adalah tanah yang diwariskan Umar bin Khattab ra untuk dijaga. Palestina adalah saksi bisu sejarah perjuangan Sholahudin Al Ayyubi. Palestina adalah tempat kelahiran Nabi Ibrahim a.s. Renungkan kembali kisah Perang Uhud. Pasukan Rasulullah SAW yang awalnya memenangkan peperangan itu, tapi sayang.. kemenangan itu berubah menjadi kekalahan karena pasukan yang dititahkan untuk berjaga di bukit Uhud turun untuk berebut harta rampasan perang. Padahal pasukan musuh masih bersiaga. Dan akhirnya banyak yang syahid, bahkan Rasulullah mengalami luka dan pingsan. Jangan sampai kita terpecah-belah karena harta. Saat ini memang banyak bermunculan orang-orang yang oportunis. Tergiur oleh tahta, harta, dan wanita!
Ustadz Tifatul juga menyampaikan kisah tentang “Kambing dan ‘Aisyah”. Suatu ketika Rasulullah memotong kambing. Kemudian sebelum beliau pergi meninggalkan rumah, beliau meminta ‘Aisyah untuk membagikannya. ‘Aisyah pun melaksanakan amanah tersebut. Saat Rasulullah kembali pulang, beliau bertanya pada ‘Aisyah dengan panggilan kesayangannya (saat itu ustadz berpesan… “bagi para suami, panggil istri yang mesra ya..” ^^)… eh, lanjut... Rasulullah berkata pada ‘Aisyah, “Humaira, apa yang tersisa dari daging kambing yang kau bagikan tadi?” ‘Aisyah menjawab bahwa masih ada sepotong daging untuk beliau. Akan tetapi, Rasulullah malah mengatakan bahwa yang sepotong itu juga seharusnya dibagikan karena bisa jadi keberkahan Allah berada di dalamnya. Hikmah dari kisah ini adalah saat kita membantu saudara kita di Palestina misal dengan infaq, berinfaqlah yang terbaik!!! Totalitas....!!! Karena keberkahan Allah-lah yang kita harapkan dan balasan surga-lah yang kita nantikan…

Pesan beliau :
1. Jangan sampai kita buta sejarah
2. Jangan sampai kita berpecah belah

Setelah Ustadz Tifatul turun dari atas panggung, muncullah JUSTICE VOICE dengan membawakan “Save Our Masjid” dan ditutup dengan penampilan RAIHA, “Musafir Perjalanan” dan……(coz Aisya dan Keisya sudah meninggalkan stadion…dah masuk waktu Maghrib). RAIHAN sekalian launching album terbarunya…. HARI INI SUNGGUH DAHSYAT!!!!
Sholat Maghrib dulu kemudian jalan bareng Illiyana Jadid menuju pinggir jalan tuk menaiki kendaraan masing-masing… e… ketemu supporter PERSIJA dengan atribut-atribut oranyenya….JACK MANIA!!!
Hm…akhirnya Aisya dan Keisya berpisah juga dengan Illiyana Jadid…teriring tembang…”Pertemuan kita kali ini bukan sekedar kawan lama tak jumpa…tapi kita bertemu ada satu makna, kita punya satu perjuangan!!!” hehe….

“Matahari sore sudah berpamitan pada seluruh penghuni bumi. Mungkin sambil berpikir, apakah sudah terlaksana dengan baik tugas yang Tuhan berikan pada hari ini??? Meskipun mungkin ia keterlaluan ketika di siang hari, sengatnya membuat orang kepanasan. Tapi, di sore hari, ia terlalu baik. Dilukisnya langit di ufuk barat. Semburat jingga, merah, dan ungu…dan kini petang pun menjelang, dan sang malam pun kembali bertandang….Dua pasang mata anak manusia menikmati panorama Jakarta. Puluhan bangunan menjulang tinggi, bagaikan pensil-pensil raksasa yang berlomba melukis langit, bermandikan lampu, bagaikan berlian, berkerlap-kerlip…..Dan nikmat Tuhan mu yang manakah yang akan kamu dustakan???”

[CATATAN KEISYA : Keisya merasakan hari itu adalah hari yang sangat bahagia dalam hidupnya, mimpi-mimpi nya terwujud!!! Dan Aisya lah yang menjadi perantara terwujudnya mimpi-mimpi itu…mulai dari tadi pagi, senangnya bisa mendapatkan SPIRIT OF DHUHA dari Ust. Yusuf Mansyur, bisa foto bareng, diskusi singkat, dan minta tanda tangan salah satu ustadz favoritnya itu, kemudian siang dan sorenya bisa menikmati penampilan munsyid-munsyid luar biasa yang selama ini hanya bisa ia dengarkan saja suaranya, tetapi hari ini Keisya bisa melihat secara langsung penampilan IZZATUL ISLAM, JUSTICE VOICE, SHOUTUL HARAKAH, RAIHAN….serta orasi langsung dari Ustadzah. Yoyoh Yusroh, Ustadz. Tifatul Sembiring, dsb…MIMPI YANG MENJADI KENYATAAN!!!! Terima kasih Aisya…..^^v]

[CATATAN AISYA : Aisya merasakan bahwa hari itu adalah hari yang sangat istimewa karena bisa berpetualang bersama dengan saudari kembarnya setelah hampir 3 bulan tidak bertemu. Kangen sudah sedikit terobati!!! Aisya juga sangat bahagia karena bertemu kembali dengan sahabat perjuangannnya, Illiyana Jadid.. Betapa bersyukurnya Aisya karena Allah berkenan mempersatukan kembali sepasang anak manusia yang terbingkai dalam indahnya persahabatan yang telah dibangun sejak berstatus sebagai mahasiswi Matematika FMIPA UNS (4 tahun silam). Selain itu, betapa hari ini Aisya merasakan “pergolakan emosi” yang beraneka…Rasa MALU karena ada ikhwan kecil yang tasmi’ Qur’an dengan tartil!!! Bagaimana dengan dirinya??? Hmm, jadi semakin semangat menghafal Qur’an!!! Rasa HARU karena dihadirkan dengan nasyid-nasyid yang menggugah jiwa (Hiks, apalagi waktu mendengarkan “Damba CintaMu” Raihan… terharu banget!!! ). Rasa SEMANGAT yang MEMBARA saat disajikan nasyid-nasyid yang menghentak dan heroik!!! Dan rasa-rasa yang lain, tak bisa diungkapkan!!! Terima kasih Ya Allah untuk hari itu… Aisya yakin, inilah salah satu rahasiaNya mengirimkan Aisya ke kota ini… beramanah di kota ini… Semoga Aisya senantiasa menjadi hamba yang mudah bersyukur dan semakin jeli menyingkap hikmah-hikmah di balik setiap skenario terindah dariNya… Masih banyak rahasia lain dariNya yang harus dipecahkan!!! Keep Hamasah AISYA!!!]

Jakarta, 26-27 April 2010
Aisya dan Keisya Avicenna
~ SUPERTWIN ~



Tulisan ini diposting pada bulan April 2010 di blog sebelumnya


Aisya Avicenna
 

SUPERTWIN feat. Ustadz Yusuf Mansur

Ahad, 25 April 2010.
Setelah sarapan…(saat-saat yang sangat dirindukan... SUPERTWIN makan sepiring berdua…hyaaaa…) , Aisya dan Keisya pun meninggalkan RedZone-nya Aisya untuk memulai aktivitas hari ini dengan sebuah petualangan dahsyat SUPERTWIN!!! Sebuah perjalanan…..rihlah akhir pekan…. “Rihlah. Perjalanan intelektual. Perjalanan spiritual. Membuka mata, membuka hati, menenun tafakur, dan membuang takabur. Pada sebuah pencarian. Mencari makna, mencari hakikat diri, dan mencari……….Tuhan, Sang Penguasa Alam Semesta”. Instalasi-instalasi yang menguatkan sebuah rangkaian perjalanan hidup…

Pagi itu Jakarta terasa begitu tenang. Seakan seisi bumi pun bersiap-siap untuk ikut menyimak rangkaian skenario Allah Swt yang akan menghiasi lembaran-lembaran perjalanan hidup Si Kembar Aisya dan Keisya. Kopaja 502 pun meluncur, menuju daerah Red Soil alias Tanah Abang....pemandangan ibukota yang masih sama…kendaraan merayap semakin padat saja, polusi udara yang tak terelakkan lagi, rasa individualis yang begitu tinggi, anak jalanan pun ikut andil menghiasi ibu kota, sebuah cerminan kondisi bangsa ini…Aisya dan Keisya turun dari Kopaja kemudian jalan kaki di sepanjang Pasar Tanah Abang, tujuan kita mencari Blok A. hmm….dimana yaw???

Akhirnya dapat petunjuk dari mas-mas penjual baju batik (hehe…senyum penuh kemenangan…semoga dagangannya laris ya mas…), si Kembar kemudian naik angkot 15 turun di blok A. klo tersesat di ibukota mah masih wajar n dimaklumi..hehe…akhirnya tanya ke bapak-bapak pedagang asongan, klo mau ke Darul Aitam naik apa….sang bapak begitu baik, memberikan petunjuk kepada Aisya dan Keisya, mereka berdua pun nyebrang, klo di Jakarta gak bisa lari n cekatan, wah…bisa-bisa gak nyebrang-nyebrang…hehe…akhirnya Keisya tanya ke bapak-bapak penjual buryam, nyegat angkot 03 kan te Darul Aitam itu di sebelah mana. Hm….Alhamdulillah, angkotnya akhire datang juga, gak disangka-disangka ternyata bapak pedagang asongan tadi yang memberhentikan tu angkot, mpe bela-belain nyebrang. Subhanallah, ternyata masih ada orang yang begitu baik dan begitu tulus di ibu kota, membuat hati SUPERTWIN begitu trenyuh….semoga dagangan bapak laris manis. Amin. Terima kasih bapak…wajah yang sudah berhiaskan guratan keriput penuh perjuangan yang tidak akan pernah SUPERTWIN lupakan…wajah tegar menghadapi kerasnya kehidupan di ibukota…


Alhamdulillah, akhirnya SUPERTWIN sampai juga di darul Aitam…mengedarkan pandangan berkeliling, milih-milih bolpen, n bertemu Pak Mujianto, salah seorang panitia tuk beli tiket, kemudian sholat Dhuha dulu di salah satu mushola kecil di pojokan, then menikmati segarnya es buah bertabur salju n beberapa camilan…(gratisan euy…). Setelah itu, Aisya dan Keisya memasuki ruangan tempat seminar “SPIRIT OF DHUHAA” diadakan…wow, asyik!!! Tapi tempat duduk terdepan dah diisi…ya gakpapalah…
Berikut ini inspirasi yang didapat dengan beberapa tambahan dari sumber yang lain… (biar tambah komplit)


Jin dan manusia sebagaimana yang diwartakan dalam Al Quran, merupakan dua makhluk ciptaan Allah yang mengemban tugas sebagai hamba. Keduanya diperintahkan untuk beribadah kepada-Nya. Hayo, Qur’an surat dan ayat berapa nih?? Ingat kan???!!! Di samping manusia memiliki nilai plus sebagai khalifah di muka bumi. Sejatinya, ibadah merupakan tugas dasar bagi manusia. Maka tidak heran kalau dalam Alquran banyak kata jadian dari kata `abada-ya`budu, seperti 'u`bud, 'u`budu, `ibadurrahman, `ibadi al-shalihun, dan sebagainya. Ibadah yang kita kenal saat ini adalah ibadah yang rutin kita lakukan, karena ia merupakan fardh `ain, seperti shalat lima waktu. Kemudian shalat lima waktu tersebut diiringi dengan shalat sunnah rawatib. Selain shalat rawatib ada juga shalat-shalat sunnah yang lain, seperti Tahiyyatul Masjid, Witir, Tahajjud dan Dhuha.
Shalat Dhuha merupakan shalat yang banyak mengandung fadhilah (keutamaan), namun tidak banyak mendapat perhatian dari kita selaku Mukmin. Karena ia berada dalam waktu yang di dalamnya banyak kesibukan. Orang banyak yang bekerja mencari rezki. Bagi pelajar mereka sibuk menuntut ilmu, begitu juga dengan yang memiliki kesibukan lainnnya. Oleh karenanya ia tidak begitu mendapat perhatian yang serius dan sering terlupakan.


Kapan shalat Dhuha dilakukan?
Waktunya ketika matahari mulai naik sepenggalah (agak miring). Dan waktu yang paling afdhal adalah ketika mulai panas. Hal ini dijelaskan di dalam sebuah hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim; "Shalatu al-'awwabin hina tarmudhu al-fishal" (Waktu mengerjakan shalat 'awwan (dhuha) adalah ketika hari panas).
Imam Muslim meriwayatkan dari Zaid bin Arqam bahwa ia berkata: "Rasulullah saw keluar menuju penduduk Quba' ketika mereka akan mengerjakan shalat. Lalu beliau berkata: "Shalat 'awwabin ketika hari mulai panas".
Imam al-Nawawi di dalam kitab al-Majmu berkata: "Waktunya ketika matahari meninggi (condong). Sebagian ulama lagi mengatakan bahwa waktu yang paling afdhal adalah ketika matahari meninggi dan panasnya mulai terik.
Jumlah rakaatnya minimal dua rakaat, dan paling afdhal adalah delapan rakaat. Abu Hurairah ra. berkata;" Kekasihku Rasulullah saw berwasiat kepadaku dengan tiga perkara, puasa selama tiga hari setiap bulannya, dua rakaat shalat Dhuha dan mengerjakan shalat witir sebelum aku tidur" (Muttafaq `Alaihi). Dalam hadits Qudsi disebutkan empat rakaat.

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa jumlahnya delapan rakaat. Jumlah ini disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummu Hani' ra bahwa Rasulullah saw shalat di dalam rumahnya (Ummu Hani') pada tahun pembebasan Makkah sebanyak delapan rakaat. Namun dalam hadits lain disebutkan bahwa jumlah rakaatnya tidak terbatas, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari `Aisyah ra. Ia berkata: "Rasulullah saw shalat Dhuha sebanyak empat rakaat lalu menambahnya seberapa yang dikehendakinya".

Imam al-Nawawi menjelaskan bahwa hadits-hadits tersebut seluruhnya disepakati kesahihannya dan tidak ada perselisihan di dalamnya. Dan kesimpulannya, menurut beliau, shalat Dhuha adalah sunnah mu'akkadah. Minimal adalah dua rakaat, dan paling sempurna adalah delapan rakaat. Dan diantaranya empat atau enam, keduanya (empat atau enam rakaat) adalah lebih sempurna dari dua rakaat dan kesempurnaannya berada di bawah delapan rakaat.

Keutamaan shalat Dhuha
Banyak hadits Rasulullah saw yang bercerita tentang keutamaan shalat Dhuha, diantaranya;
Pertama, shalat Dhuha diganjar sebagai sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia. Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi saw bersabda; Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala" (H.R. Muslim).

Di dalam Fath al-Bari, Imam Ibnu Hajar berkata; "Salah satu dari faidah shalat Dhuha adalah diberi pahala sedekah bagi seluruh sendi manusia dalam setiap hari. Dan jumlah sendi itu adalah tiga ratus enam puluh sendi" .


Kedua, ghanimah (keuntungan) yang besar. Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata; "Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang. Nabi saw berkata: "Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!. Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya). Lalu Rasulullah saw berkata; "Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya? Mereka menjawab; "Ya! Rasul berkata lagi: "Barangsiapa yang berwudhu', kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya".


Ketiga, sebuah rumah di dalam surga. Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Rasulullah saw: "Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga"
Keempat, sholat dhuha di awal hari, memperoleh ganjaran di sore hari. Dari Abu Darda' ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw berkata: "Allah ta`ala berkata: "Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya"


Kelima, pahala `Umrah. Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barangsiapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah.... Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda: "Barangsiapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna"


Demikian sekelumit penjelasan seputar shalat Dhuha dan beberapa keutamaannya. Mudah-mudahan kita bisa melaksanakannya secara perlahan-lahan. Kita sempatkan diri kita untuk menghadap Allah SWT. Rasanya tidak akan lama dan tidak akan memakan waktu yang panjang untuk mengerjakannya. Dua rakaat, empat rakaat, enam rakaat, delapan rakaat. Tidak akan lebih dari sepuluh menit, insya Allah. Bagi yang kerja di kantor, kita upayakan sebisa mungkin. Bagi para pengajar, kita upayakan ketika waktu istirahat. Bagi para siswa (pelajar, mahasiswa) kita usahakan ketika waktu istirahat. Insya Allah kita akan mendapat ketenangan batin, kelapangan hidup dan ketentraman jiwa dengan mengingat Allah SWT.


Hmm, Aisya jadi teringat saat sedang asyik hunting buku waktu di Jakarta Islamic Bookfair 6 Mei 2010. Pertemuan perdana dengan Ustadz Yusuf Mansur di salah satu stand di sana. Waktu itu Aisya sempat meminta tanda tangan dan bercakap-cakap dengan Ustadz. Setelah itu, dengan PD-nya Aisya berkata, “Ustadz, mohon doanya ya moga cepet nikah.” [hehe… ^^ dasar Aisya!!!]. Ustadz Yusuf tersenyum dan mengamininya. Lantas memberikan nasihat, “Rajinlah sholat dhuha 8 rekaat.” Kemudian beliau menyampaikan tentang “Riyadhoh” 40 harinya. Sebelum berpisah dengan Ustadz Yusuf Mansur, Aisya sempat bertanya lagi, “Ada tips yang lain tadz?”. Dengan supelnya beliau menjawab, “Udah, satu aja dulu, dhuha 8 rekaat itu aja dikerjakan yang istiqomah” begitu pesan beliau. Hmmm…. Subhanallah walhamdulillah, Allah mempertemukan Aisya dengan Ustadz Yusuf Mansur lagi pada tanggal 25 April 2010.. bersama Keisya … inspirACTION!!! Unforgetable deh…


Ustadz Yusuf selesai mengisi jam 11.30. Keisya sempat membeli buku “GUIDE (GUDANG IDE)” karya Ustadz dan meminta tanda tangannya, sempat berfoto bareng juga (fotografernya jelas Aisya dung). Sedangkan Aisya sempat mendekati Ustadz dan bercakap-cakap. Dalam momentum emas itu, Aisya juga menyampaikan salam dari bunda (karena tadi Bunda SMS nitip salam buat Ustadz Yusuf.. alhamdulillah amanah itu bisa disampaikan secara langsung dan Ustadz membalasnya…). Foto waktu ngobrol sama Ustadz lucuuu banget ^^v.


Pada acara ini juga dipromosikan tentang e-MIRACLE dan Kuliah Online-nya Ustadz Yusuf Mansyur. Secara singkat, e-MIRACLE adalah MLM Amal Usaha tapi selain itu MLM ini digagas dan dikembangkan untuk menjadi MLT (Multilevel Tahajud), MLD (Multilevel Dhuha), MLS (multilevel Sedekah), MLFIDZ (Multilevel Tahfiz) pokoknya menjadi MLA ( Multilevel Amal). E-Miracle adalah tempat orang-orang yang ingin menjadi : PENGUSAHA (Entrepreneur) tapi juga PENDAKWAH. Info lengkap buka sendiri di www.e-miracle.com ya!!!
Ba’da Dhuhur sebenarnya masih ada pembagian doorprize, tapi Aisya dan Keisya harus meninggalkan Darul Aitam untuk menuju SENAYAN!!! Hmm, sempat makan siang di taksi… hehehe, berpacu dengan waktu… dan akhirnya pukul 12.30 sampai juga di Senayan. Baca kisah lengkapnya di “Supertwin dalam Konser Nasyid TerDAHSYAT Tahun Ini!!!”

Nantikan kisah-kisah petualangan dahsyat SUPERTWIN selanjutnya…. !!!
SALAM SUPER DAHSYAT FULL SEMANGAT!!!!
Jakarta, 26-280410_02:50
Keisya dan Aisya Avicenna
~SUPERTWIN~



Tulisan ini diposting pada bulan April 2010 di blog sebelumnya


Aisya Avicenna