ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.
Tampilkan postingan dengan label Resensi Buku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Resensi Buku. Tampilkan semua postingan

Agar Ngampus Tak Sekedar Status

RESENSI BUKU
Judul : Agar Ngampus Tak Sekadar Status
Penulis : Rabi’ah al-Adawiyah dan Hatta Syamsuddin
Penerbit : Indiva Publishing
Tahun Terbit : 2008
Tebal : 216 halaman

Manusia dibekali Allah SWT dengan berbagai kelebihan dan kekurangan. Pada dasarnya manusia mempunyai banyak potensi kecerdasan, hanya saja tidak semua manusia mampu mengelola potensinya tersebut dan menjadikannya sebagai bekal untuk sukses. Sukses adalah suatu pilihan. Banyak jalan untuk menuju kesuksesan. Salah satu jalan kesuksesan bisa ditempuh melalui dunia kampus dengan menyandang predikat sebagai mahasiswa. Dalam buku ini disajikan banyak pencerahan sebagai bekal untuk mengarungi dunia kampus mulai dari pemilihan fakultas di universitas yang sesuai dengan tipe kecerdasan dan minat bakat kita serta berbagai strategi sukses lolos ujian seleksi masuk Perguruan Tinggi.


Selain itu, di buku yang tidak begitu tebal ini juga diuraikan tentang tips memilih tempat kos. Memilih kos, bagi mahasiswa dari luar kota (rantau) menjadi suatu hal yang sangat penting karena kos akan sangat mempengaruhi dirinya. Memilih kos tidak hanya sekedar bagus harga dan fasilitasnya, tapi juga bagus kondisi lingkungan dan penghuninya. Kos juga menjadi media yang efektif untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain yang memiliki karakter yang beragam. Kos tidak hanya sebagai rumah kedua yang digunakan untuk makan dan tidur, tapi juga sebagai tempat untuk mengasah dan membentuk pola pikir, kedewasaan, dan perilaku kita.


Buku ini juga membahas berbagai masalah yang sering dialami mahasiswa ketika mengawali kiprahnya di dunia kampus. Ketika sudah menjadi mahasiswa baru, biasanya digelar acara OSPEK. Akan tetapi, mahasiswa baru sering menilai bahwa OSPEK identik dengan kekerasan dan perploncoan. Memang, OSPEK seperti itu masih didapati di beberapa kampus, tapi banyak juga kampus yang mulai meninggalkan OSPEK seperti itu yang hanya terkesan sebagai ajang balas dendam dan senioritas. OSPEK yang edukatif, sarat muatan intelektual dan kreativitas tentunya akan lebih banyak mendatangkan manfaat.


HIDUP MAHASISWA!!! Dua kata sarat makna yang sering diteriakkan dengan semangat bergelora. Seorang mahasiswa mempunyai kedudukan yang istimewa dalam masyarakat terutama perannya sebagai agent of change (agen perubahan). Oleh karena itu, dibutuhkan mahasiswa yang tidak hanya berkutat di kampus, kos, dan kantin tanpa berkontribusi nyata, tapi mahasiswa yang unggul dalam berbagai bidang, baik bidang akademis maupun nonakademis, mahasiswa yang mempunyai nilai Indeks Prestasi (IP) tinggi dibarengi dengan keunggulan dalam bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain, mahasiswa yang berhasil mengembangkan soft skill-nya, serta mahasiswa yang mampu memposisikan dirinya sebagai problem solver (penyelesai masalah), bukan trouble maker (pembuat masalah).


Pada buku ini juga dituliskan bahwa ada yang harus berubah ketika kita berada di sebuah institusi pendidikan paling tinggi (Perguruan Tinggi). Salah satu hal yang harus kita ubah adalah makna belajar. Kita dihadapkan pada dua pilihan, yaitu menjadi pembelajar ataukah menjadi pengumpul nilai. Seorang pembelajar akan sangat menghargai setiap hal yang didengar, dirasa, dan dipikirkan. Pembelajar tidak pernah merasa dirinya sudah “pandai”. Sebaliknya, seorang pengumpul nilai akan merasa “puas” jika berhasil mendapat nilai A atau B tidak peduli apakah untuk memperolehnya harus dengan kecurangan sekalipun. Nilai yang bagus tapi dengan proses yang tidak halal memberikan dampak yang tidak baik saat terjun di masyarakat, karena itu sebagai mahasiswa jangan hanya memburu nilai yang bagus. Segala sesuatu jangan hanya dilihat dari hasilnya tetapi lihatlah dari prosesnya.


Kampus tidak pernah sepi dari para aktivisnya. Orang-orang yang dalam perkembangannya menjadi mahasiswa memiliki ketertarikan untuk “berbuat lebih” dari sekedar memajukan diri sendiri lewat Indeks Prestasi (IP). Aktivis kampus, secara sederhana dapat diwakilkan pada orang-orang yang secara langsung atau tidak langsung menceburkan dirinya pada organisasi-organisasi di kampusnya, baik internal (UKM, BEM, Dewan Mahasiswa, dll) dan eksternal (pergerakan mahasiswa, ormas, dan organisasi di luar kampus). Aktif di kampus akan mendatangkan banyak manfaat, antara lain dapat menambah teman, mencari pengalaman, sarana optimalisasi masa studi, tempat untuk mempertahankan idealisme serta mengubah cara berpikir, dan lain sebagainya. Dalam buku ini juga disertakan berbagai tips dalam memilih aktivitas di kampus yang sesuai dengan minat bakat kita. Selain itu, dalam buku ini juga terdapat tips dan trik kuliah di luar negeri juga daftar perguruan tinggi favorit. Dengan membaca buku ini, pembaca akan mendapat gambaran tentang keuntungan dan kelemahan kuliah di luar negeri serta cara agar bisa kuliah di luar negeri.


Buku ini sangat cocok dibaca oleh mereka yang akan maupun sedang kuliah di Perguruan Tinggi. Sayangnya, penulis buku ini kurang menggunakan bahasa tulisan yang komunikatif sehingga terkesan resmi dan kaku. Kupasan masalah yang hanya disajikan sekilas membuat pembaca tidak puas dan penasaran. Terlepas dari semua kekurangan yang ada dalam buku ini, penulisnya sudah berusaha memberikan yang terbaik bagi para pembaca. Semoga kehadiran buku ini mendatangkan manfaat besar bagi kita semua.

28 September 2008
Etika Suryandari
NB : Untuk Ustadz Hatta Syamsuddin, ini resensi saya... minta feedback ya! Tadz, bikin sayembara lagi dengan hadiah Buku "Muhammad is The Inspiring Romance"... nanti saya buat resensinya :D [berarti saya yg dapat bukunya ^^]



(Tulisan ini diposting pada bulan Desember 2009 di blog sebelumnya)
Aisya Avicenna
 

Hafalan Shalat Delisa

Sebuah novel apik karya Tere Liye yang sangat menginspirasi…
Novel setebal 248 halaman ini mengisahkan perjuangan seorang anak kecil berusia 6 tahun yang berusaha menghafalkan bacaan shalat. Delisa, nama anak itu.
Kisah dalam novel ini diawali dengan cerita tentang kehidupan keluarga Delisa. Delisa tinggal bersama Abi, Ummi, Kak Fatimah, Kak Zahra, dan Kak Aisyah. Abi Delisa bekerja di luar negeri dan kembali tiga bulan sekali. Setiap hari Senin, sang Abi menelepon keluarga yang sakinah tersebut.
Kebahagiaan mewarnai hari-hari Delisa. Tiap hari dia terus berusaha menghafalkan bacaan shalatnya meski harus melayani keusilan kak Aisyah yang memang sering mengganggunya…


Delisa bahagia meski jauh dari Abinya. Ada Tiur dan Umam-teman sepermainannya, ada Ustadz Rahman-guru mengajinya, ada Ibu Guru Nur-guru SDnya, dll. Delisa begitu bahagia... Lebih bahagia lagi ketika suatu hari, Delisa diajak Ummi-nya ke pasar untuk berbelanja. Ummi membelikan sebuah kalung untuk Delisa, dengan liontin berhuruf D. D untuk Delisa. Ummi baru mau memberikan kalung itu jika Delisa sudah menghafal bacaan shalatnya. Akhirnya Delisa-pun semakin bersemangat menghafalkan. Tak terbayangkan betapa bahagianya dia ketika suatu hari nanti kalung berliontin D akan melingkari lehernya saat dia sudah cakap menghafal bacaan shalat.


Tanggal 26 Desember 2004. Tsunami merenggut semua kebahagiaan Delisa tepat di saat dia hampir menyelesaikan bacaan shalatnya…Ummi, Kak Fatimah, Kak Zahra, Kak Aisyah, Tiur, Ibu Guru Nur… menjadi korban amukan air bah berlumpur itu.. Akan tetapi, Ummi Delisa belum diketemukan rimbanya… Delisa hanyut.. tapi Allah maha Kuasa atas kehendak-Nya. Delisa mampu bertahan 6 hari dalam jepitan dahan pohon. Abinya juga berhasil menemukan Delisa saat Delisa tengah dirawat. 


Bagaimana kisah Delisa selanjutnya?
Apakah Delisa bertemu dengan Umminya?
Apakah Delisa berhasil menghafalkan bacaan shalatnya?
Apakah Delisa berhasil mendapatkan kalung berliontin huruf D itu??
Penasaran?? Makanya buruan baca buku yang sangat MENGHARUKAN ini… 


Banyak hikmah dan renungan untuk muhasabah yang bisa dipetik dari novel ini… 

Engkaulah alasan semua kehidupan ini. Engkaulah penjelasan atas semua kehidupan ini. Perasaan itu datang dariMu. Semua perasaan itu juga akan kembali kepadaMu. Kami hanya menerima titipan. Dan semua itu sungguh ada karena karenaMu.
Katakanlah wahai semua pecinta di dunia. Katakanlah ikrar cinta itu hanya karenaNya. Katakanlah semua kerinduan itu hanya karena Allah. Katakanlah semua getar rasa itu hanya karena Allah. Dan semoga Allah yang maha mencinta, yang menciptakan dunia dengan kasih sayang mengajarkan kita tentang cinta sejati. Semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk merasakan hakikatnya.
Semoga Allah sungguh memberikan kesempatan kepada kita untuk memandang wajahNya. Wajah yang akan membuat semua cinta dunia layu bagai kecambah yang tidak pernah tumbuh. Layu bagai api yang tidak pernah panas membakar. Layu bagai sebongkah es yang tidak membeku.
Maha suci Engkau, Ya Allah! Yang selalu menepati janji. Cukuplah percaya dengan satu janji-Mu, maka kehidupan di dunia ini akan terasa jauh lebih indah… Semua akan terasa jauh lebih indah. Yakinlah‼!
230309_07:09


(Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2009 di blog sebelumnya)

Aisya Avicenna

Dari Kepompong Menjadi Kupu-Kupu

Salah satu kehebatan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya adalah kemampuannya untuk belajar dari siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Dengan akal dan pikirannya, manusia bisa menjadikan banyak hal yang ada di sekelilingnya sebagai bahan pelajaran yang sangat berharga dalam hidupnya. Dengan nuraninya, manusia bisa menangkap nilai-nilai spiritual yang akan membantu mendamaikan dirinya. Sesuatu yang tidak mungkin dilakukan oleh bukan manusia.

Manusia bisa belajar dari dinosaurus, bunglon, maupun kupu-kupu. Dinosaurus yang punya fisik begitu besar dan kuat, tetapi kemampuannya beradaptasi demikian lemah. Oleh karena ketidakmampuannya dalam beradaptasi terhadap perubahan lingkungan tersebut, akhirnya dinosaurus kini pun punah. Pelajaran menarik lainnya bisa kita ambil dari bunglon. Hewan yang satu ini, memiliki kemampuan adaptasi yang nyaris sempurna. Namun sayang, adaptasinya tidak sampai menyentuh perubahan diri yang sangat fundamental, perubahan karakter dan kinerja. Hal ini tentu menjadi sangat berbeda dengan berubahnya ulat menjadi kupu-kupu. Proses perubahan yang terjadi pada diri ulat berlangsung begitu fantastis. Ulat, dengan wujud, karakter, dan kinerjanya yang menggambarkan kelambanan, kejelekan, dan cenderung dianggap menjijikkan, dengan sebuah proses yang luar biasa tiba-tiba menjadi makhluk yang sangat indah, dinamis dan sangat membantu dalam proses reproduksi tanaman.


Dalam wujudnya yang baru, siapa sih yang tidak suka kupu-kupu? Kesan bahwa makhluk itu berasal dari binatang yang menjijikkan sirna sudah. Yang ada tinggal rasa kagum dan terpesona pada aneka watna sayap dan kulit tubuhnya. Dalam proses ini kita belajar bahwa kupu-kupu tidak sekedar melakukan adaptasi, melainkan sudah sampai pada tingkat transformasi. Suatu perubahan jati diri yang total dan fundamental. Kita menyabutnya dengan metamorfosis atau dalam konteks Islam sering disebut hijrah.
Proses berubahnya ulat menjadi kupu-kupu inilah yang sebenarnya bisa kita jadikan sumber inspirasi bagi diri kita. Dan untuk menjalaninya, kita bisa mengawalinya dengan mengubah pikiran kita. Mengapa? Karena perubahan perubahan pikiran merupakan awal dari perubahan nasib dan hidup kita.


Simaklah puisi Jalaludin Rumi berikut ini.
Bila Anda mengubah pikiran Anda
Anda mengubah keyakinan diri Anda
Bila Anda mengubah keyakinan diri Anda
Anda mengubah harapan-harapan Anda
Bila Anda mengubah harapan-harapan Anda
Anda mengubah sikap Anda
Bila Anda mengubah sikap Anda
Anda mengubah tingkah laku Anda
Bila Anda mengubah tingkah laku Anda
Anda mengubah kinerja Anda
Bila Anda mengubah kinerja Anda
Anda mengubah nasib Anda
Bila Anda mengubah nasib Anda
Anda mengubah hidup Anda

Sekarang, bersiap-siaplah untuk menjadi kupu-kupu. Berproses menjadi PRIBADI yang LUAR BIASA‼!




Sumber : Dari Kepompong Menjadi Kupu-Kupu, Refleksi Menuju Sukses Diri dan Organisasi karya Drs. HD. Iriyanto, MM


(Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2009 di blog sebelumnya)

Aisya Avicenna