ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

BELAJAR BAHAGIA


Tak disangka, hari pertama masuk kantor kemarin saya sudah diminta lembur. Sebenarnya sudah siap-siap pulang, tapi ada panggilan mendadak untuk menyiapkan data. ☺

LANGKAH DUA PASANG SEPATU KITA


Alhamdulillah, sudah 2019. Setelah tahun 2018 kami punya tema "From MOVE ON to MOVE UP", tahun ini tema kami "HIJRAH UNTUK MENANG". Makna terdalamnya, kami ingin hijrah menjadi lebih baik untuk mendapatkan kemenangan berupa cinta dan ridha dari Allah. Sebenarnya maknanya sangat luas dan panjang untuk dijabarkan. 

JEJAK PASSION DI 2018


Tulisan pertama di 2019 ini saya akan sedikit review perjalanan 2018 berdasarkan passion saya. •
Dalam menulis, alhamdulillah terbit 1 buku antologi bersama komunitas Twin Universe, dua naskah proyek untuk dua komunitas, dan lolos dalam sayembara nulis bareng Boim Lebon (penulis favorit saya sejak kecil). Semoga semuanya segera terbit di 2019. Tahun 2018 mulai merasakan 'gajian' dari ngeblog. Beberapa kali berhasil ikut lomba menulis dan pada akhir tahun, terbit 1 buku untuk kantor. 😍

TUJUH KEUTAMAAN MEMULIAKAN ANAK YATIM

 


Setiap anak tidak bisa memilih dilahirkan dalam kondisi seperti apa. Tidak ada yang bisa meminta untuk dilahirkan dengan kondisi orang tua lengkap atau justru tanpa orang tua. Semua sudah ditakdirkan oleh Allah. Demikian halnya status sebagai anak yatim atau piatu.

KOMITMEN 'SETIA' PADA ODOJ


Teman-teman sudah tahu komunitas One Day One Juz (ODOJ),  kan?  Program ODOJ sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2009. Pada waktu itu metode ODOJ masih menggunakan SMS. Satu orang sebagai petugas/admin mengirimkan 30 SMS reminder ke 30 orang penerima yang masing-masing mendapatkan juz yang berbeda. Kemudian dilaporkan lagi ke petugas/admin ketika selesai.

‘MANIS’-NYA FILM DUKA SEDALAM CINTA


Setelah film “Ketika Mas Gagah Pergi” berhasil menguras air mata penontonnya -termasuk saya- setahun lalu, serta membuat ratusan ribu pasang mata terinspirasi karenanya, kini kita akan kembali bersua dengan Mas Gagah (Hamas Syahid) dan Dek Manis Gita (Aquino Umar) dalam sekuel film KMGP berjudul “Duka Sedalam Cinta” (DSC) yang juga akan mempersilakan butiran bening air mata tumpah tak terkira.

ALLAH MENGULANG NIKMAT-NYA



Alhamdulillah,  Allah izinkan saya menunaikan Shalat Idul Adha di Masjid Ukhuwah Islamiyah,  Universitas Indonesia, Depok hari ini.  Membuat saya tertegun dan terharu karena saya teringat sebuah impian beberapa tahun silam. Waktu itu di tahun 2010 saya sedang diklat CPNS di Pusdiklat Kemendag, Sawangan Depok.

Sehari Dua Puluh Empat Jam


Kita semua punya waktu yang sama, sehari 24 jam. Satu jam 60 menit.  Dan satu menit selama 60 detik.  Kita semua punya jatah yang sama.

MERANGKAI PROSES, MENJEJAK SUKSES



~seuntai motivasi untuk diri


Kebanyakan kita sering melihat kesuksesan orang lain pada saat orang tersebut sudah berhasil meraih sesuatu, sementara kita belum bisa mencapainya.

FLP, IZINKAN SAYA KEMBALI


Saya menemukan tulisan tahun 2015 ini di email saya tepat di saat siang sampai sore tadi saya berkumpul dengan rekan-rekan FLP Jakarta. Pas banget sebagai bahan renungan karena tadi juga diminta oleh seorang sahabat untuk mengajarinya menulis. Sejatinya saya pun sedang belajar menulis dan dalam tahap 'kembali' ke FLP.

MENGEMBALIKAN KEBIASAAN YANG SEMPAT HILANG


Sejak tahun 2009 saya aktif menulis di blog, hampir tiap hari saya posting tulisan. Kalau saya bilang, saat itu ngeblog seperti candu. Ada saja yang saya tulis, dari mulai kisah inspiratif yang saya dapatkan sehari-hari, aneka tips, resensi buku, dan aneka tulisan lainnya. Keaktifan saya ngeblog berlangsung sampai tahun 2011 akhir. Tahun 2011 itu alhamdulillah saya mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan S2 di ITB, Bandung.

KUPU-KUPU DI DALAM BUKU



Sumber gambar : http://dicuekin.com/2014/07/apa-yang-kita-dapatkan-dari-membaca.html


Ketika duduk di stasiun bus, di gerbong kereta api,
di ruang tunggu praktik dokter anak, di balai desa,
kulihat orang-orang di sekitarku duduk membaca buku,
dan aku bertanya di negeri mana gerangan aku sekarang,


NHW #7 TAHAPAN MENUJU BUNDA PRODUKTIF


NHW#7_ETIKA SURYANDARI

Alhamdulillah, sudah memasuki NHW#7, perjalanan di kelas matrikulasi sudah cukup jauh ya. Tetap semangaaaat!!! Setelah berusaha mengetahui diri sendiri lewat NHW-NHW sebelumnya, dalam NHW kali ini akan mengkonfirmasi apa yang sudah ditemukan selama ini dengan tools “Temu Bakat” yang sudah dibuat oleh Abah Rama di Talents Mapping kemudian segera mencocokkan hasil temu bakat tersebut dengan pengalaman yang sudah pernah ditulis di NHW#1 – NHW#6. Semua ini ditujukan agar bisa masuk di ranah produktif dengan BAHAGIA.

Bisa saya bilang, NHW kali ini sangaaaat seru... Yuk, simak hasilnya!


NHW #6 BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA ANDAL


NHW #6_Etika Suryandari_IIP Depok

Pada Matrikulasi IIP yang ke-6, kami masuk dalam tahap “belajar menjadi manajer keluarga yang andal. Mengapa harus melewati tahap tersebut? karena hal ini akan mempermudah kami untuk menemukan peran hidup kita dan semoga mempermudah kami dalam mendampingi anak-anak menemukan peran hidupnya.

Ada hal-hal yang kadang mengganggu proses kita menemukan peran hidup yaitu RUTINITAS. Menjalankan pekerjaan rutin yang tidak selesai, membuat kita merasa sibuk sehingga kadang tidak ada waktu lagi untuk proses menemukan diri.

NHW #4 MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH


NHW#4_Etika Suryandari_Depok
Pada IIP pertemuan keempat, kami mendapat materi tentang “Mendidik Anak dengan Kekuatan Fitrah”. Saatnya mengerjakan NHW nih... Yuk, diintip!

NHW #1 ADAB MENUNTUT ILMU




NHW#1_Etika Suryandari_IIP Depok 


Setelah mengikuti pertemuan perdana dan diskusi pada Matrikulasi Institut Ibu Profesional (IIP) Depok yang telah dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2017 kemarin, saatnya mengerjakan Nice Home Work (NHW). 

Here I am







Menjadi apapun diri kamu, jadilah manfaat untuk sekitar :)


#notetomyself

Juli : Menyemai Cinta, Merajut Harmoni

Ada apa di Bulan Juli?
Hmm, insyaAllah banyak momentum istimewa di bulan ini.
Pertama, tanggal 1 Juli (hari ini dong), saya kembali bekerja di Kementerian Perdagangan setelah 2 (dua) tahun cuti karena tugas belajar
Kedua, tanggal 9 Juli, insya Allah sudah memasuki bulan Ramadhan.. dan insyaAllah menikmati hari pertama Ramadhan bersama suami tercinta.. Yuk, ngisi Diary Ramadhan dengan penuh cinta!!!

Ketiga, tanggal 12 Juli, insya Allah saya akan wisuda S2 di ITB. What a Wonderfull Graduation!! Insya Allah keluarga dari Wonogiri akan datang ke Bandung dan tentunya wisuda kali ini sudah punya "PW", permanen pula! Halal! ^_^
Keempat, belum ada tanggal sih.. insyaAllah akan grand launching buku perdana suami tercinta yang berjudul "The Secret of Success"..


Tulisan ini diposting pada bulan Juli 2013 di blog sebelumnya.

Kuatkan Aku, Ya Rabb...

Dengan nama-Mu ya Allah... 
hamba melangkah, berharap Engkau kan meridhoinya sebagai sebuah rangkaian pahala menuju Jannah-Mu...
Dalam langkah-langkah memperjuangkan izzah dan keridhoan... 
Jika langkah ini harus tertatih, kemudian harus terjatuh 
karena sirna sudah kekuatan yang bersemayam dalam diri ini. 
Hanya satu kekuatan yang tiada kan pernah pudar. 
Kekuatan yang tiada lawan sanggup mengalahkannya. 
Kekuatan-Mu Ya Rabbi… 
Kuatkan hamba dengan kekuatan-Mu….


Tulisan ini diposting pada bulan Juni 2012 di blog sebelumnya.

Antara Aku, Ayah, dan Dia


“Yah, Nanda boleh nikah tahun ini ya?” tanya Nanda pada Ayahnya awal tahun 2010 lalu lewat SMS.
“Mmm, memangnya sudah punya calon?” Ayah membalas SMS-nya
“Ada yang baru mau kenalan dengan Nanda, Yah. Namanya Azzam Mumtaza. Nanda baru kenal dari biodata yang dikasih guru ngaji Nanda sore ini. Nanda boleh nikah tahun ini, Yah?” tanya Nanda kemudian.
“Kalau memang kamu sudah siap, Ayah hanya bisa merestui.” Balasan SMS Ayah membuat Nanda sangat bahagia. 
Selang beberapa hari kemudian, Asri, adik bungsu Nanda SMS mengabarkan kalau Ayah mereka sakit. “Kak, Ayah sakit. Entahlah, akhir-akhir ini sepertinya Ayah kehilangan nafsu makannya. Beliau juga sering melamun.” 
Nanda terkejut. Ia segera menekan 12 digit tombol di ponselnya, menghubungi sang Ayah. 
“Assalamu’alaikum...” Nanda cemas.
“Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh...” jawab suara di seberang sana.
“Ayah sakit ya? Sakit apa, Yah? Ayah jangan kecapekan dong...” Nanda menghamburkan semua tanyanya.
“Ayah nggak apa-apa, Nak... Cuma capek saja. “ jelas Ayah dengan nada lemah.
“Jaga kesehatan ya, Yah... Nanda jadi kepikiran nih,” tutur Nanda.
“Iya, Nak. Eh, Nanda benar sudah siap nikah tahun ini? Nak, selesaikan dulu masa diklatmu. Tahun depan saja. Kan kamu sudah jadi pegawai tetap. Lagipula kakak sulungmu belum menikah.” Rentetan kata dari Ayah tersebut membuat Nanda terkesiap. 
“Yah... sepertinya Ayah masih belum meridhai Nanda menikah tahun ini. Bismillah, baiklah Yah. Nanda akan turuti keinginan Ayah. Nanda tidak ingin membuat Ayah kecewa. Tapi tahun depan Nanda boleh nikah ya, Yah?” tanya Nanda penuh harap.
“Insya Allah, saat itu mungkin Ayah sudah benar-benar siap melepasmu, Nak!” jawab Ayah.


***
Kisah di atas terinspirasi setelah membaca sebuah artikel yang saya baca di majalah Tarbawi edisi special tentang Ayah. 

 
Ayah dan putrinya, bisa diibaratkan dengan seorang lelaki dengan bunga mawar di kebunnya. Seseorang yang menanam bunga mawar, merawatnya dalam waktu yang tak singkat, dan menemaninya dalam setiap fase pertumbuhannya, tidak akan mungkin begitu saja memberikan bunga itu pada orang yang baru saja melihatnya, kemudian ingin memetiknya. Pemilik mawar itu pasti ingin memastikan apakah mawar tersebut akan dirawat lebih baik atau minimal sama dengan sebelum diberikannya kepada si pemetik tadi. 

 
Sang pemilik mawar pasti ingin agar bunganya senantiasa harum dan tak ternoda oleh apapun! Ia inginkan mawarnya tetap indah dan terawat saat ia tak lagi ada di kebunnya. Jikapun pada saatnya nanti mawarnya berpindah ke sebuah vas bunga yang tak seindah dan seluas kebunnya, ia hanya ingin sang pemilik vas itu memetik bunga mawarnya dengan penuh hormat. Sang pemilik mawar mungkin merasa cemas jika bunga kesayangannya itu tidak mendapatkan cinta dan perlindungan seperti saat ia merawatnya. 

 
Hmm, begitu pun dengan Ayah. Waktu itu, Ayah mungkin merasa cemas ... bahwa dalam pandangannya, sepertinya belum ada lelaki yang dapat mencintai putrinya seperti dirinya! Ayah hanya perlu waktu untuk mengizinkan seseorang yang tepat untuk mendapatkan putrinya dengan cara terhormat. Dan insya Allah waktu itu kini telah tiba. 

 
Hmm... Seringnya, saat putrinya meminta sesuatu pada Ayah. Ayah pasti tak kuasa mengatakan “tidak”. Dia memilih diam atau mengangguk sebagai tanda demi melihat senyum manis putrinya. Meski dalam hatinya, seringnya tidak selaras dengan apa yang dia katakan. Diam-diam dia akan berusaha mewujudkan keinginan sang putri. Entah dengan bekerja lebih keras dari hari biasanya atau usaha lain. Meski saat keinginan sang putri begitu berat baginya. Seperti dalam contoh kisah di atas. Awalnya Ayah akan mengiyakan, meski pada akhirnya Ayah tidak mengabulkan permintaan putrinya dengan cara yang halus dan di saat yang tepat. Ah, ayah memang punya cara sendiri dalam menunjukkan cintanya. Ia pasti inginkan yang terbaik untuk putrinya.


“Nak, jangan cengeng meski kamu seorang perempuan, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak, laki-laki yang lebih bisa melindungimu melebihi perlindungan Ayah. Tapi jangan pernah kau gantikan posisi Ayah di hatimu,” pesan Ayah pada putri kesayangannya.
190312_sehari jelang sunnah bersejarah (pertemuan ketiga antara aku, Ayah, dan dia), saat Ayah benar-benar mengamanahkan putrinya ini pada sosok laki-laki (shalih, insya Allah) yang baru ia kenal... 
Ayah, aku mencintaimu.. Memang, tak bisa menyamai cintamu padaku sedari dulu, tapi aku berjanji akan lebih sering mengungkapkan cintaku padamu... 

 
Aisya Avicenna



Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2012 di blog sebelumnya.