Salah
satu permainan yang saya suka saat masih kecil adalah lompat tali dengan karet
gelang. Biasanya saya bermain dengan teman-teman sebaya, tidak hanya perempuan
tapi juga laki-laki. Untuk mendapatkan karet gelang, kami beli di warung.
Biasanya beli satu kantong plastik, kemudian salah satu dari kami akan merangkai
atau menganyam karet gelang tersebut menjadi panjang seperti tali sekitar 2-3
meter.
Untuk membuat anyaman sampai membentuk tali panjang, kami memerlukan dua buah karet yang disambungkan dengan dua buah karet lain (disambungkan pada anyaman selanjutnya) agar tidak mudah putus pada saat terkena tubuh pemain yang sedang melompat. Kadang beberapa anak sudah memiliki anyaman tali masing-masing sebagai bentuk jaga-jaga kalau salah satu tali karet milik kami putus.
Dibutuhkan minimal 3 orang
untuk bisa melakukan permainan lompat tali karet ini. Untuk menentukan siapa
yang akan melompat lebih dulu, dilakukan hompimpah. Saat seorang akan melompat,
dua orang lainnya akan memegang kedua ujung tali. Dan permainan lompat tali pun
dimulai dari posisi tali di bagian lutut, kemudian naik hingga sedepa di atas
kepala. Ah, permainan yang menyenangkan!
Menurut Jannatia (2015),
permainan lompat tali karet ini memiliki beberapa manfaat untuk anak-anak,
antara lain:
1.
Melatih motorik kasar
Permainan lompat tali karet ini sangat baik bagi tubuh, karena melatih
kemampuan fisik anak. Anak akan belajar teknik melompat dengan baik, sehingga
otot-ototnya pun terlatih. Selain itu juga anak bisa mengembangkan kecerdasan
kinestetiknya sehingga dapat membantu mengurangi obesitas pada anak.
2.
Melatih mengendalikan emosi
Saat melompat, akan melatih keberanian anak sehingga secara emosi, anak
akan berlatih untuk membuat keputusan besar : melompat atau tidak, bagaimana
teknik melompat yang akan dipilih, dll. Saat bermain ini pun anak-anak bebas
melampiaskan emosinya dengan bergerak, tertawa, maupun berteriak.
3.
Mengasah ketelitian dan
akurasi
Anak-anak akan belajar untuk tepat dan akurat saat memilih teknik
melompat, bagaimana agar tidak terkena tali, bagaimana agar tidak terjerat,
dll. Hal ini butuh ketelitian dan kecermatan.
4.
Sarana bersosialisasi
Bermain dengan teman-teman tentu akan melatih anak bersosialisasi dan
berkomunikasi dengan orang lain dalam sebuah kelompok. Anak-anak juga akan
terasah empatinya, belajar disiplin untuk antri menunggu giliran melompat, dan
menaati aturan yang disepakati dalam permainan.
5.
Mengasah intelektual
Saat melompat,
anak-anak terkadang melakukan perhitungan secara matematis agar tidak terkena
hukuman atau menjadi pemegang tali. Misal saat harus melompat sambil berayun dan
ditentukan hanya 10 lompatan, maka anak-anak harus cermat pada hitungan
lompatannya.
6. Melatih
sportivitas
Dalam setiap
permainan pasti ada yang menang dan kalah. Anak-anak akan belajar untuk
bersikap sportif, baik menang ataupun kalah harus diterima.
Banyak
sekali permainan tradisional zaman dulu yang memiliki banyak manfaat. Seriring
berkembangnya zaman dan semakin pesatnya perkembangan teknologi, aneka
permainan tradisional termasuk lompat tali karet semakin ditinggalkan.
Anak-anak generasi sekarang sebagian besar memilih bermain dengan gadget-nya dibanding bermain di luar
rumah bersama-sama teman-temannya. Anak-anak cenderung ‘mager’ (baca : malas
gerak) dan asyik sendiri dengan aneka permainan di gadget-nya.
Salahkah
anak-anak bermain dengan gadget? Saya
jawab tidak selalu, asalkan kontennya memang sesuai dengan usia anak, tidak
berlebihan menggunakannya, dan masih dalam pengawasan orang tua. Peran orang
tua sangat dibutuhkan di era digital seperti sekarang.
Oleh karena
itu, masih dalam semangat memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh tanggal 23
Juli 2017 kemarin, saya pribadi -yang tengah berusaha menempa diri menjadi
calon orang tua yang baik untuk anak-anak saya kelak- berharap semoga anak-anak
kita kelak, di era penuh dengan tantangan seperti sekarang, tetap menjadi generasi
yang saleh dan salehah, berbakti pada orang tua, berakhlak baik, serta cerdas
dan berprestasi. Karena di tangan merekalah tergenggam arah bangsa kita kelak.
Daftar Bacaan:
Jannatia, Flowry Adni. 2015. Permainan Tradisional “Lompat Tali”.
Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumber
Gambar:
Lompat tali : http://4.bp.blogspot.com/-omlEnvEV0Gk/UsyP0hc0jUI/AAAAAAAAAEo/gL9akz4saog/s1600/lompat-tali.jpg
Jakarta, 28 Juli 2017
Aisya Avicenna
Bagus!
BalasHapusterima kasih atas komentarnya :)
HapusDulu aku seneng banget main karet... Sekarang jarang tuh ngeliat bocah pada main karet meskipun itu dikampung
BalasHapusjadi pengin main karet lagi ya mbak hehe
Hapuskereeenn... tulisan maupun blognya.. ajarin bikin yang pake domain gini dong mbakk....
BalasHapusMakasih mba.. Sy jg msh belajar
BalasHapusbaguss mba blognya
BalasHapus