Selasa, 23 Februari 2016

Reportase Aisya : Melihat Indonesia dengan Senyum

Bersama Panitia

"Melihat Indonesia dengan Senyum" (Behind The Scene)

Jumat, 20 Mei 2011 bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional... Hehe.. Saat itu saya mengenakan seragam KORPRI karena harus upacara. Halah, sebenarnya bagian ini tak perlu diceritakan. Tapi ya ikhlaskan diri untuk membacanya. Kan saya yang bercerita. Habis Maghrib saya masih berada di kantor karena memang ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Saat pekerjaan sudah selesai, saya tidak langsung pulang karena diperkirakan kondisi jalan masih sangat macet. Akhirnya saya buka blog dan FB. Nah, saat online di FB itulah seorang sahabat lama bernama Hasan Zuhri menanyakan apakah saya pernah nonton film inspiratif. Tentu saja saya pernah melihatnya. Lantas saya tanyakan, film apa yang dimaksud? Hasan menjawab, "Alangkah Lucunya Negeri Ini". Oh, kalau film itu saya belum melihatnya! Hasan pun kembali bertanya, apakah ada rekomendasi film lain? Karena dia akan mengadakan acara bedah film untuk adik-adik remaja masjid binaannya. Hmm, saya balik tanya mengapa memilih film "Alangkah Lucunya Negeri Ini"? Saya pun menambah pertanyaan lain, mengapa tidak bedah buku saja. Hasan kembali memberi tanggapan, sepertinya ia tertarik untuk bedah buku juga. Karena sudah waktu Isya, saya pamit pada Hasan (meski chat belum selesai) sambil memberikan nomor HP saya. 


Waktu itu, yang ada dalam pikiran adalah saya hanya sebagai pemberi masukan atas acara yang akan digelar Hasan. Hingga dua hari kemudian, ada nomor asing menghubungi saya. Ternyata Hasan. Dia kembali membuka ruang diskusi tentang acaranya sekaligus menanyakan apakah ada buku yang pernah saya tulis yang kira-kira bisa disesuaikan dengan film "Alangkah Lucunya Negeri Ini". Saya jawab saja, sepertinya buku "OMG!Ternyata Aku Terlahir Sukses" cukup relevan. Akhirnya saat itu juga Hasan menodong saya untuk membedah buku itu sekaligus membedah filmnya. Wah, saya belum pernah melihat filmnya! Alasan saya agak keberatan jika harus membedah filmnya juga. Hasan menyeletuk, kan masih ada waktu untuk melihat filmnya dulu. Hmm, akhirnya saya menyanggupi. Padahal acaranya tanggal 29 Mei 2011.


Saya segera menghubungi HUMAS FLP Jakarta (Mbak Dina Sedunia) dan Kang Taufan terkait acara ini. Alhamdulillah, respon mereka positif. Sempat juga menghubungi Mbak Iecha terkait konfirmasi acara karena Mbak Dina sempat mengusulkan sebaiknya diadakan pelatihan menulis (FLP Goes to School) sekalian karena memang FLP Jakarta mendapat alokasi waktu juga untuk perkenalan dan acara lain sekiranya ada. Sebelumnya saya juga mengusulkan pada Hasan untuk mengadakan pelatihan menulis sekalian, tapi Hasan mengutarakan kalau peserta masih awam untuk menulis. Dahulu pernah diadakan lomba menulis cerpen, tapi hanya lima orang yang ikut. Sinergis dengan pendapat Mbak Iecha, akhirnya untuk acara tanggal 29 Mei 2011 sekedar memberikan motivasi menulis saja untuk peserta, bukan pelatihan. Dan memang Hasan juga menyarankan insya Allah, jika banyak peserta yang berminat, akan diadakan acara pelatihan menulis tersendiri untuk mereka di hari lain dengan persiapan acara yang lebih matang.


Oh ya, pada hari Selasa, 23 Mei 2011 saya berencana membeli film "Alangkah Lucunya Negeri Ini" dan buku "OMG! Ternyata Aku Terlahir Sukses" di Gramedia. Oleh karena itu, strategi pun disusun. Makan siang sebelum sholat Dhuhur. Setelah sholat, langsung naik bajaj menuju Gramedia Matraman. Lumayan jauh juga sih. Tapi, kalau tidak segera beli, bakal tertunda terus. Apalagi kalau pulang kantor sudah tidak memungkinkan untuk mampir ke Gramedia karena macet dan capek.


Sampai di Gramedia langsung menuju lantai 3, tempat buku OMG! Alhamdulillah, buku itu masih terpajang manis di rak. Saat menuju kasir, lewat bagian novel eh malah ketemu novel terbaru sekaligus novel terakhirnya almarhumah Nurul F. Huda yang akan dilaunching hari kamis ini, judulnya “Hingga Detak Jantungku Berhenti”. Akhirnya beli buku itu juga. Setelah itu lanjut ke lantai 2 untuk membeli film. Awalnya, penjaganya bilang kalau film itu belum ada. Masak sih? Kan film itu sudah cukup lama. Akhirnya, aku bertanya pada penjaga toko yang lain. Ia pun memberi tahu kalau filmnya masih ada. Pikir saya harganya sekitar Rp 50.000,- tapi ternyata harganya Rp 29.000,-. Saya pun membeli film itu. Jam 13.30 harus sampai kantor. Setelah buku dan film sudah didapat, saya pun keluar Gramedia. Awalnya hendak naik bajaj, tapi setelah dipikir-pikir, naik Kopaja 502 saja. Hemat ongkos! Alhamdulillah, sampai di kantor tepat waktu meski ngos-ngosan. Tapi puas banget! Siap melanjutkan pekerjaan!


Rencana awal, malam harinya akan nonton film. Tapi ternyata hari ini tepar. Baru Rabu malam saya bisa melihat film itu. Itupun sempat ketiduran. Hehe… Lucu pokoknya!
Singkat cerita, jumat malam saya terserang flu. Sabtu saya tepar. Bedrest. Tidak kemana-mana. Demam + flu berat + pusing! Padahal acaranya besok. Sore harinya Hasan sempat telepon untuk fiksasi acara. Hmm, Bismillah… insya Allah sembuh!!!

Ahad, 29 Mei 2011 alhamdulillah, pagi ini kondisi tubuh jauh lebih baik dari kemarin. Sudah tidak pusing lagi. Sebelum berangkat ke tempat acara hari ini, Mbak Dina sempat memastikan kondisiku. Dia juga mengabari kalau Mbak Iecha tidak jadi datang karena ada acara. Hmm, sempat kaget juga karena tidak sesuai rencana awal. Pagi ini juga sempat mendownload videonya Kang Arul yang direncanakan akan ditayangkan saat acara.
Sekitar pukul 10.00 aku keluar kost. Rencana awal mau naik busway sesuai arahan Hasan, tapi akhirnya naik bus 921 ke Blok M. Mana duduknya membelakangi sopir. Hihi… Dalam perjalanan, sempat baca tulisannya Pak Bambang Trim. Sampai di Blok M, ganti Kopaja 509 arah Kampung Rambutan. Awalnya sempat salah naik angkot lain. Tapi setelah memastikan kalau Kopaja 509 itu lewat Cilandak, akhirnya naik kopaja tersebut.
Wah, sudah jam 11.00 tapi belum sampai lokasi. Sempat cemas juga kalau terlambat karena direncanakan acara akan dimulai pukul 12.30. Mana saya sudah menjanjikan bawain film aslinya. Hihi, panitia punyanya yang copian soalnya (informasi valid dari Hasan). 


Kopaja 509 sudah memasuki kawasan Cilandak. Saya tanya ke sopirnya apa lewat Elnusa, ternyata tidak. Akhirnya saya turun dari Kopaja dan naik taksi menuju Elnusa. Ternyata jalannya harus memutar. Hehe… seru juga sih karena berpacu dengan waktu. Akhirnya, sampai juga di depan masjid Baitul Hikmah Elnusa. Langsung menghubungi Mbak Dina, ternyata dia sedang makan siang dengan Mawah dan Soson. Saya mendatangi mereka dan turut memesan makanan. Sempat telepon Hasan dulu memberitahukan posisi saya sudah di depan Masjid Baitul Hikmah.


Setelah itu, menikmati makan siang bersama Soson, Mbak Dina, dan Mawah. Setelah sholat Dhuhur, kami pun segera menggelar stand FLP Jakarta di teras masjid setelah ber-“say hello” dengan panitia. Panitia juga menyediakan stand untuk “SUKA BUKU” (distributor buku “OMG! Ternyata Aku Terlahir Sukses!”) yang hari itu diwakili dua orang karyawannya.
***

"Melihat Indonesia dengan Senyum" (The Show!)

Pukul 12.30 film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” mulai diputar dan sekitar pukul 13.00 sempat dipending dulu untuk acara seremonial. Pembukaan oleh MC, pembacaan tilawah dan sari tilawah, sambutan ketua panitia, dan sambutan pengelola (Hasan). Setelah Hasan memberikan sambutan, acara nonton film dilanjutkan. Subhanallah, seperti yang telah diberitahu Hasan bahwa pesertanya berusia remaja (seumuran SMP-SMA) yang juga merupakan remaja masjid Baitul Hikmah Elnusa. Lha ternyata yang datang tidak hanya remajanya. Tapi ada juga bapak-ibu guru TKIT Baitul Hikmah dan beberapa pengunjung yang kala itu sedang istirahat di masjid. “Saya tadi habis sholat ke sini. Tertarik lihat filmnya, Mbak!” tanya seorang ibu yang duduk di sebelah saya. 


Sekitar pukul 14.00, Mbak Haniyah selaku moderator mulai beraksi. Film kembali dipending. Mbak Haniyah memperkenalkan saya dan Mbak Dina selaku pembedah buku dan film. Duet maut pun terjadi. Seru juga sih. Untuk pertama kalinya duet sama Mbak Dina. Meski awalnya rada grogi juga karena yang dihadapi bukan hanya para remaja, tapi juga bapak-bapak dan ibu-ibu, akhirnya kami bisa mentralisir suasana. Terlebih kalau Mbak Dina mulai mengeluarkan jurus narsisnya (memuji diri sendiri sampai akut!). Di sela-sela membahas buku dan film, kami juga membagi-bagikan doorprize. Seru deh pokoknya!
Kami juga sempat menayangkan videonya Kang Arul (sang guru kami) yang sering kami sebut dalam pembahasan buku “OMG! Ternyata Aku Terlahir Sukses!”. Hanya satu video yang kami putarkan yakni tentang motivasi menulis. Setelah itu, saya melakukan simulasi “BINTANG KESUKSESAN”. Pada simulasi ini, saya membagikan selembar kertas bergambar bintang yang kelima sisinya bertuliskan :
1.TOKOH IDOLA SAYA
2.DUA KESUKSESAN SAYA
3.DUA KEGAGALAN SAYA
4.EMPAT KATA YANG MENGGAMBARKAN DIRI SAYA
5.DUA CITA-CITA SAYA


“BINTANG KESUKSESAN” ini cukup banyak menggambarkan isi dari buku “OMG! Ternyata Aku Terlahir Sukses!”. Pun demikian bisa disinkronkan dengan film “Alangkah Lucunya Negeri Ini”. Dua orang peserta (ikhwan-akhwat) maju untuk membacakan apa yang telah mereka tulis. Saat menjelang Asar, acara dipending dulu. Setelah Asar, acara dilanjutkan kembali. Giliran Hasan yang bagi-bagi doorprize dari El Nusa. Pertanyaan pertama tentang siapa yang suka menulis diary. Di antara ketiga orang yang mengangkat tangan, saya salah satunya. Kemudian ditanya kapan terakhir kali menulisnya. Alhamdulillah, saya berhasil mendapatkan doorprize berupa buku diary juga. Hehe, baru kali ini sepanjang sejarah mengisi acara.. eh, pembicaranya juga kebagian doorprize… Doorprize yang dibagi Hasan, mulai dari buku diary, Al-Qur’an, sampai peta Palestina.. Keren dah! Setelah doorprize dari Hasan habis, acara dilanjutkan dengan “Selayang Pandang FLP Jakarta”. Kali ini Mbak Dina dan saya kembali mengisi acara dengan sharing tentang FLP Jakarta, sambil bagi-bagi doorprize tentunya. Setelah acara “promosi” FLP selesai, peserta juga diberi kesempatan bertanya tentang FLP dan dunia kepenulisan. Jawaban dari saya dan Mbak Dina tentunya jawaban real yang berasal dari pengalaman kami selama gabung di FLP.
Setelah itu, kami menonton film lagi sampai tamat. Seru juga. Kami tertawa bersama, bercanda.. ahhh, indahnya ukhuwah! Sebelum menutup acara, panitia menyerahkan kenang-kenangan kepada kami. Uhuy!

***
"Melihat Indonesia dengan Senyum" (Setelah Acara)
Pukul 17.00 acara selesai. Setelah peserta bubar, Hasan mengomandani kami untuk melakukan evaluasi acara bersama panitia. Sempat foto bersama, dan tentunya saya mendadak jadi artis gara-gara adik-adik pada minta tanda tangan di buku “OMG!Ternyata Aku Terlahir Sukses!” Hoho…


Setelah pamitan dengan pihak panitia yang diwakili Hasan, kami mulai menutup lapak (stand) FLP Jakarta. Sebelumnya, foto-foto dulu. Teteup! Foto bareng juga dengan perwakilan dari SUKA BUKU (distributor “OMG! Ternyata Aku Terlahir Sukses!”. Setelah itu, kami sholat Maghrib dulu, setelah itu berencana untuk makan malam bersama. Sayangnya, Mbak Rini sudah dijemput, dia nggak jadi ikut makan. Akhirnya, kami (Saya, Mbak Dina, Mbak Ade, Soson, dan Mawah) berjalan keluar kompleks Masjid Baitul Hikmah untuk mencari makan malam. Wuih, sepanjang perjalanan ternyata kami tidak menemukan satu warung pun. Akhirnya disepakati untuk beli makan di CITOS (Cilandak Town Square) yang katanya lokasi tidak terlalu jauh. Kita berjalan kaki ke arah barat. Lhoh, kok nggak sampai-sampai sih! Akhirnya, kami tanya pada seorang Bapak perihal lokasi CITOS. Hihi, ternyata si Bapak juga mau ke sana. Tambah anggota baru nih dalam rombongan jurit malam itu. Wuiiih… setelah mendaki gunung, lewati lembah (lebay!) plus diiringi nyanyiannya Mawah yang menyayat hati.. akhirnya kami sampai juga di CITOS. Langsung cari tempat makan yang asyik then SELAMAT MAKAN!!!!!!!
Setelah makan, langsung balik ke istana masing-masing.

What a wonderfull day!
Maaf ya reportasenya telat. Semoga berkenan

Aisya Avicenna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna