Jumat, 08 Januari 2016

Jangan Hanya Sekedar Menunggu, tapi Menjemput!


Tergelitik juga setelah membaca artikel berjudul “Pada Hakikatnya Kita Semua ‘MENUNGGU’” yang ditulis oleh salah seorang sahabat saya, Suly yang katanya “Bukan Orang Penting”. Setelah membaca artikel itu, tergeraklah saya untuk menulis artikel “tandingan”... hehehe... bukan bermaksud untuk ‘menentang’ artikel itu... tapi mencoba menulis dengan mengambil sudut pandang yang berbeda. Sah-sah saja kan??? Yang penting tetep damai aja ya Sul!!!
MENUNGGU VS MENJEMPUT
Apa yang pertama kali terbersit dalam pikiran Anda, saat mendengar kata “MENUNGGU”???
Asumsi saya, pasti Anda berpikir suatu hal yang membosankan, menjemukan, tidak enak, tidak nyaman, menyebalkan, menggelisahkan, ughf!!!... Menunggu bis tidak datang-datang, menunggu kedatangan teman padahal sudah janjian sejam yang lalu, menunggu pendamping hidup yang tak kunjung tiba, dll.
Nah, sekarang apa yang pertama kali terbersit dalam pikiran Anda, saat mendengar kata “MENJEMPUT”??? Saya berasumsi lagi, pasti Anda akan berpikir menjemput adalah sesuatu yang menyenangkan. Suatu aktivitas yang “bergerak”, penuh tantangan, hmm... ^^. Misalnya saja : seorang ayah menjemput anaknya pulang sekolah. Dari rumah, si ayah akan begitu semangatnya menstarter motornya. Dalam perjalanan, ia akan berusaha untuk mengendarai motornya dengan cepat agar sampai di sekolah anaknya tepat waktu, pastinya ia tidak ingin anaknya ngambek karena menunggu lama. Secara sekilas, bisa dikatakan bahwa MENUNGGU adalah aktivitas yang STATIS, sedangkan MENJEMPUT adalah aktivitas yang DINAMIS.
Menjemput Rezeki
Rezeki adalah bagian dari rahasia Allah dalam hidup kita.
Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat, puasa, dll). (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi).
Mencari?? Bukankah itu suatu aktivitas yang dinamis... yaa, bisa disamakan dengan MENJEMPUT.. ^^ Seorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya maka itu lebih baik dari seorang yang meminta-minta kepada orang-orang yang terkadang diberi dan kadang ditolak. (H.R. Mutafaq'alaih).
Menjemput rezeki, bagaimana caranya??? Berikut beberapa hal dan aktivitas yang bisa dilakukan dalam menjemput rezeki :
1.Taqwa. Allah akan memberikan rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka bagi orang yang bertaqwa.
2.Tawakal. Seperti burung yang pergi di pagi hari dengan perut kosong, sore harinya ia pulang dalam keadaan kenyang, itulah esensi tawakal.
3.Shalat. Firman Alah (dlm Hadist Qudsi) :"Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rekaat pada waktu permulaan siang (sholat Dhuha), niscaya pasti Aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya.
4.Istighfar. "Mohon ampunlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula di dalamnya sugai-sungai." (QS Nuh : 10-12).
5.Silaturahim. " Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menyambung tali silaturahmi (Hadist).
6.Sedekah. "Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rejeki melainkan karena orang-orang lemah di antara kamu." (HR. Bukhari)
7.Berbuat kebaikan. "Sesungguhnya Allah tidak akan zalim pada hambanya yang berbuat kebaikan. Dia akan balas dengan diberi rejeki di dunia dan akan dibalas pahala di akhirat. (HR Ahmad)
8.Berdagang. "Berniagalah, karena sembilan dari sepuluh pintu rejeki itu ada dalam perniagaan." (HR. Ahmad)
9.Bangun Pagi. "Bangunlah pagi-pagi untuk mencari rejekimu dan melakukan tugasmu, karena hal itu membawa berkah dan kesuksesan." (HR. At-Tabrani)
10.Bersyukur. "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat padamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih." (QS Ibrahim : 7)
Hmm, aktivitas menjemput rezeki tuh banyak banget kan??? Rezeki itu akan datang jika kita aktif untuk mendapatkannya. Jangan hanya menunggu pemberian atau belas kasihan orang lain. Kita harus berusaha sekuat tenaga!!!
Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad).

Menjemput Bidadari
Ini mah judul salah satu nasyid favorit saya! ^^v
Bila yakin tlah tiba, Teguh didalam jiwa Kesabaran menjadi bunga Sementara waktu berlalu Penantian tak berarti sia sia Saat perjalanan adalah pencarian diri Laksana Zulaikha jalani hari Sabar menanti Yusuf sang tambatan hati Dipenantian mencari diri Memohonkan ampunan dipertemukan Reff Segera kan kujemput engkau bidadari Bila tiba waktu kutemukan aku Ya Ilahi Robbi keras ku mencari diri sepenuh hati Teguhkanlahku dilangkah ini Dipenantian hakikat diri Dan izinkan kujemput bidadari Tuk bersama menuju Mu sepenuh hati... Kini yakin tlah tiba Teguh didalam jiwa Kesabaran adalah permata Dan waktu terus berlalu Penantian tak berarti sia sia Saat perjalanan adalah pencarian diri Laksana Adam dan Hawa Turun kebumi terpisah jarak waktu Dipenantian mencari diri Memohonkan ampunan dipertemukan Bidadari tlah menyentuh hati Teguhkan nurani Bidadari tlah menyapa jiwa Memberikan makna
*
Hayah, malah nasyidan. Dari judul di ata aja pake kata “MENJEMPUT” bukan “MENUNGGU”... hehe... Oke, fokus! Hmm, setiap manusia telah disiapkan jodoh masing-masing, tinggal bagaimana upaya kita menjemputnya. Allah pasti memberi pasangan hidup bagi setiap orang, namun tidak semua orang mudah menemukan belahan jiwanya, ada yang cepat ada yang lambat bahkan ada yang tidak pernah menemukan di dunia tapi di surga. Bagi yang dilambatkan, ini menjadi ujian tersendiri, jika mampu menghadapinya dengan sabar dan berserah diri pada-Nya pasti Allah akan membalasnya dengan kenikmatan surga.
Menjemput pasangan hidup??? Bagaimana caranya???
1.Berdoa dan perbanyak beramal shaleh
"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadaKu tentang AKU, maka (jawablah), bahwa AKU sangat dekat, aku mengabulkan permohonan orang yang memohon kepadaKU" (Qs. 2:186)
"Qadha (ketentuan Allah) takkan tertolak kecuali dengan doa" (HR Tirmizi)
"Sesungguhnya Tuhan kalian sangat malu dan pemurah, IA malu apabila seorang hamba mengangkat kedua tangannya lalu mengembalikannya dalam keadaan hampa (tanpa hasil)" (HR. Abu Daud)
2.Positive thinking & positive feeling pada Allah
"Aku selalu sesuai dengan persangkaan hambaKU kepadaKU. Dan aku selalu menyertainya ketika ia berzikir kepadaKU. Dan jika ia ingat padaKU dalam jiwanya, maka AKU pun mengingatnya dalam Zat-KU. Dan jika ia ingat padaKU ditempat ramai, AKU pun mengingatnya ditempat ramai yang lebih baik daripadanya. Jika ia mendekat padaKU sejengkal, AKU pun mendekat kepadanya sehasta. Jka ia mendekat sehasta, Aku pun mendekat kepadanya satu depa. Dan jika ia dating kepadaKU dengan berjalan, AKU pun akan dating kepadanya dengan berlari cepat" (Hadist Qudsi)
3.Kenali diri lebih dekat
Dengan mengenal diri sendiri, kita akan tahu seperti apa karakter kita. Oleh karena itu, kita pun akan bisa menetapkan kriteria seperti apakah pendamping hidup kita kelak. Menikah bukan hanya sehari dua hari tapi sepanjang sisa usia kita. Bahasa kerennya... “for the rest of our life...”
4.Idealis tapi juga harus realistis dung!!!
Menetapkan kriteria calon pasangan, hendaknya jangan terlalu ideal. Ingatlah bahwa setiap orang pasti punya kekurangan. Renungkan, sudahkah kita cukup sholeh/sholihah untuk mendapatkan pasangan yang sholeh/sholihah juga???
5.Berani!!!
Menjemput pasangan hidup tidak hanya identik dilakukan seorang laki-laki. Wanita pun bisa melakukannya. Kalau dah siap menikah, kenapa tidak! Tinggal bilang pihak-pihak yang berwajib. Butuh keberanian untuk melakukannya. Persiapan dan kesiapan juga tentunya...

Menjemput Takdir Terbaik
Dalam kehidupan seringkali manusia "terjebak" pada kata takdir. Tak ada sesuatupun yang dapat menghalangi takdir yang datang dariNya, yang baik ataupun yang buruk. setiap keputusanNya pasti terjadi! Disukai atau tidak oleh manusia. Takdir Allah yang telah terjadi tak dapat kita tolak .Begitu juga tentang masa depan ada dihadapan, tak bisa dihindari dengan berlari jauh darinya. Hadapi masa depan baik atau buruk, itu hidup namanya. Urusan masa depan ada di tanganNya, masa depan adalah milikNya, maka kita berserah diri kepadaNya. Insya Allah segala urusan kita dimudahkan olehNya. Jangan ragu-ragu, mantapkan iman, teguhkanlah pendirian!!!
Bagi yang sedang belajar atau kuliah atau yang sedang berusaha meraih cita-cita apapun bentuknya, harus ditekankan bahwa tak ada kata putus asa dalam mencapai cita-cita, berjuang terus, jangan menyerah!!! Tak ada kata patah semangat untuk mencapai sesuatu yang baik dan diridhoiNya. Yakinlah, selalu ada kemudahan di balik kesulitan, sungguh ada kemudahan di balik kesulitan!!!
Ayo bergerak menjemput takdirNya yang terbaik, karena ada takdirNya yang bisa diubah dengan usaha dan kerja keras, sambil terus berdoa mohon petunjukNya. Sedangkan takdir berupa hidup dan mati tak bisa diubah, kita anak siapa dan keturunan dari mana juga termasuk takdir yang tak bisa diubah. Sedangkan kebodohan, kemiskinan, dll bisa diubah dengan usaha yang sungguh-sungguh, disertai doa dan tawakal padaNya.

Menjemput Impian
Indah larik pelangi Seusai hujan membuka hari Samar dirajut mega garis wajahmu lembut tercipta Telah jauh kutempuh…perjalanan Bawa sebentuk cinta... Menjemput impian
*
Itu mah lagunya Katon Bagaswaras, eh.. Katon Bagaskara ding!!! Coba, kalo judulnya ganti ”Menunggu Impian”... aneh kan?? ^^
Menjemput impian??? Hmm.... saya mencoba berbagi kisah...
Sebut saja namanya Ayyas (terinspirasi dari Novel ”Bumi Cinta”nya Kang Abik). Pemuda yang satu ini mempunyai banyak impian yang ia tulis dalam sebuah buku khusus. DREAM BOOK. Pada impiannya yang ke-111 ia menuliskan ”Punya laptop”. Ia juga sudah menargetkan laptop dengan spesifikasi apa yang ia inginkan. Selain menjalankan profesinya sekarang di sebuah perusahaan ternama, ia juga punya impian untuk menjadi seorang penulis dan berencana menerbitkan bukunya di tahun ini. Oleh karena itu, ia berusaha mewujudkan impiannya yang ke-111 itu agar impian-impian yang lain bisa segera diwujudkan juga. Ia bekerja keras dan rajin menabung. Ayyas teringat akan sebuah tulisan pada blog inspiratif milik Aisya Avicenna (www.thickozone.blogspot.com), begini kata mutiaranya : "Kalau ingin impiannya terwujud, jangan hanya MENUNGGU.. Tapi beranilah MENJEMPUT untuk mewujudkannya"
Pada tanggal 6 Mei 2010 kemarin, saat tabungannya sudah cukup, sepulang kantor ia menuju ke Harco Mangga Dua Mall, Jakarta. Niatnya untuk membeli laptop. Padahal ia belum tahu di mana letak pastinya mall itu. Sempat tersesat juga, tapi akhirnya sampailah juga ia di sana... Hmm, setelah berkeliling, akhirnya ia menemukan sebuah laptop mungil yang selama ini menjadi impiannya... Impiannya pun terwujud!!!!
Menjemput Kematian
Ada satu kepastian di antara ketidakpastian dalam kehidupan manusia. Secara sadar atau tidak, manusia sesungguhnya menuju kepadanya. Tidak peduli apakah ia siap atau tidak, tua atau muda, cepat atau lambat. Bagi sebagian manusia, ia hanyalah proses alamiah dalam sebuah kehidupan. Menjadi akhir peristirahatan dari segala kegalauan. Bagi sebagian lain ia adalah awal dari sebuah kehidupan. Itulah kematian.
Ibarat sebuah sungai, muaranya merupakan merupakan pintu gerbang samudra. Begitu pula dengan kematian, ia adalah muara bagi pintu gerbang samudra kehidupan yang luas dan kekal.
Bayangkanlah detik-detik sakaratul maut yang suatu saat pasti menimpa kita. Bayangkanlah beratnya pencabutan nyawa, kesakitan dan penderitaannya. Bayangkanlah ketika nyawa benar-benar telah lepas dari tubuh. Dan itulah kematian. Bayangkanlah saat perpisahan untuk selama-lamanya itu dengan orangtua, anak-anak, kerabat, orang-orang tercinta dan segenap sahabat. Jasad dibawa ke tempat pemandian. Lalu dikafani. Selanjutnya dibawa ke masjid untuk dishalatkan. Lalu dipanggul di atas pundak orang-orang untuk dikuburkan.
Yakinlah kita pasti mengalaminya, entah kapan. Tapi bisa jadi, hari ini, besok atau minggu depan kita sudah mati. Kematian selalu mengintai manusia di mana saja ia berada. Tidak peduli siang atau malam, anak-anak, remaja atau sudah tua. Tidak peduli dalam keadaan sehat atau sakit, suka cita atau duka lara, aman atau perang, kaya atau miskin, raja atau rakyat jelata, pria atau wanita. Tidak peduli di rumah, di kantor, atau di perjalanan. Tidak seorang pun dari kita yang bisa memastikan dirinya aman dari kematian.
Lalu, apa bekal dan persiapan untuk kematian yang sewaktu-waktu menyergap? Bagaimana jika kita mati hari ini? Pasti menyesalkan dosa-dosa yang menggunung dan kebaikan yang sedikit! Tapi bersyukurlah sekarang kita masih hidup. Kita belum mati. Jemputlah bekal kematian itu sekarang. Sebelum datang penyesalan yang menyesakkan dada, sesal yang tiada lagi berguna.
“Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih? Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang bila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Munafiqun:10-11)
Secerdas-cerdasnya manusia ialah yang terbanyak ingatannya kepada kematian serta yang terbanyak persiapannya untuk menghadapi kematian. Mereka itulah orang yang benar-benar cerdas dan mereka akan pergi ke alam baka dengan membawa kemuliaan dunia serta kemuliaan akhirat. (HR. Ibnu Majah)

Jakarta, 110510, 10:43
Akhirnya selesai juga.... [ditulis di sela-sela aktivitas kantor yang padat merayap...]
Ayo MENJEMPUT!!!
Aisya Avicenna


Tulisan ini diposting pada bulan Mei 2010 di blog sebelumnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna