ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.

UTRI, LEMET, KETIMUS, APAPUN NAMAMU...


Pagi tadi saya dan suami sarapan di Soto Seger Mbok Giyem,  Lenteng Agung.  Cukup jauh sih dari rumah,  tapi mumpung weekend dan memang kami berdua adalah pecinta soto jadi ya dijabanin aja.  Sekalian "pit-pitan" (istilah kami kalau jalan-jalan pakai motor berdua).


Sampai di Soto Seger, kami langsung pesan 2 mangkok.  Sambil nunggu pesanan datang,  saya iseng buka-buka tudung saji yang ada di meja.  Eh ternyata ada utri (seperti gambar).  Suami bilang kalau di Lahat namanya lemet.  Haha..  Jadi ingat Pak Kemet di sinetron Dunia Terbalik.

Singkat cerita,  setelah soto habis kami lahap, kami pulang ke rumah.  Sampai di rumah saya buka bungkusan berisi utri yang saya beli di warung Soto Seger tadi. Rasanya dah bertahun-tahun nggak makan utri.  Saya buka bungkus daun pisangnya, gigitan pertamanya aduhaiii.. manisnya! Tekstur utri yang kenyal dan agak lengket membuat asyik saat menikmatinya.

Iseng deh saya posting di medsos dan menanyakan ke kawan-kawan kalau di daerah mereka apa nama makanan ini. Ternyata meski jenisnya sama,  tapi memiliki nama-nama yang beragam.

Ada yang bilang kalo bagi orang Melayu, namanya belebat. Kalau orang Sunda menyebutnya katimus, ada juga ketimus atau timus saja.  Di Jawa selain dikenal demgan sebutan utri, juga ada yang menamakannya lepet dan pes pohung.

Bagaimana sih cara membuatnya?
Bahan:
- 1 kg singkong, dikupas dan diparut (dengan parutan kelapa)
- 250 g gula merah, disisir
- ½ bagian kelapa yang agak muda, dikupas kulitnya dan diparut  memanjang
- Garam secukupnya
- Daun pisang (sebagai bungkus)
Cara Membuatnya:
1. Siapkan panci kukus, isi air dan panaskan dengan api kecil
2. Campur semua bahan dalam satu wadah, aduk-aduk sampai rata.
3. Siapkan selembar daun pisang, isikan 2-3 sdm adonan ke dalamnya.
4. Bungkus seperti pepes dan semat dengan lidi kedua ujungnya.
5. Kukus selama 30 menit.Biarkan dingin, baru disajikan.

Nah mudah kan ya,  monggo dicoba.
Utri, lemet,  ketimus, apapun namanya..  Adalah makanan tradisional yang harus kita 'lestarikan'. Di era junk food seperti sekarang ini, makanan tradisional yang sehat seperti utri dan kawan-kawannya kalah pamor di kalangan generasi kekinian. Tugas kita untuk mengenalkan ke mereka. Yuk ah, lestarikan jajanan tradisional :)

Aisya Avicenna

#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia

4 comments:

  1. di Kediri, Jatim , kampung halaman saya, nyebutnya lemet, Mbak..saya suka ini dulu..contek resepnya yaak:) Trims! Sekarang di Jakarta, tetangga bilangnya utri :D

    BalasHapus
  2. oalah...utri ma lemet itu sama to. pantesan kok kyk kenal sama si utri. ternyata oh ternyata itu yg biasa sy sebut lemet.

    BalasHapus
  3. Di Bogor namanya ketimus ka, aku suka, umi suka buat juga.. ^^

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna