ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SAHABAT, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA INI. SEMOGA BERMANFAAT DAN MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI. BAGI SAYA, MENULIS ADALAH SALAH SATU CARA MENDOKUMENTASIKAN HIDUP HINGGA KELAK SAAT DIRI INI TIADA, TAK SEKADAR MENINGGALKAN NAMA. SELAMAT MEMBACA! SALAM HANGAT, ETIKA AISYA AVICENNA.

Cum Laude

Dalam sebuah bukunya, Dr. Hamka menulis sebuah kisah seorang mahasiswa di Toronto yang lulus dengan yudisium Cum Laude. Ketika mahasiswa tersebut diwisuda dan menerima ijazah dengan disaksikan oleh para hadirin civitas akademika, saat itu pula ijazah yang diterima di tangannya dirobek seraya berkata: “Mengapa saya robek ijazah ini? Karena saya malu. Betul saya mampu menjawab segala pertanyaan dari para penguji dengan sangat mudah sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan. Tetapi saya sangat malu karena tidak mampu menjawab pertanyaan dari lubuk hati saya, padahal cuma tiga pertanyaan: 
Pertama, saya ini berasal dari mana? 
Kedua, saya ini akan menuju kemana? 
Ketiga, saya ini harus bagaimana? 
Tiga pertanyaan inilah yang hingga saat ini belum mampu saya jawab.”

Mahasiswa adalah kaum intelektual yang diharapkan dapat memberikan sebesar-besar manfaat di tengah kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Terlebih lagi seorang mahasiswa, yang konon merupakan salah satu generasi terbaik di negeri ini. Tentu tidak sedikit orang yang menggantungkan nasib bangsa ini kepada generasi yang kelak akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa ini. Mahasiswa setidaknya memiliki empat fungsi, yakni da’I, cadangan keras masa depan, agen perubahan, dan pengarah perubahan. Dengan fungsi tersebut, mahasiswa dituntut untuk peduli terhadap kelangsungan nasib bangsa ini, memiliki sensitivitas terhadap lingkungan sosial, mampu memperbaiki, dan akhirnya dapat melindungi masyarakat.


Oleh karena itu, sebagai tumpuan harapan bangsa, mahasiswa harus memiliki pandangan yang jelas tentang siapa dirinya, akan kemana dia menuju, dan apa yang seharusnya dia lakukan. Kebingungan dan keresahan yang dialami oleh seorang intelek yang hidup dalam gelimang ilmu pengetahuan dalam uraian di awal tadi tidak boleh sampai terjadi. Lintasan pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebuah pintu awal kesadaran seseorang. Kesadaran yang harus ditindaklanjuti dengan jawaban yang benar, memberi kepuasan, menenangkan hati, serta menenteramkan jiwa.

To My Self, be an AKHWAT VISIONER‼!
070309
Perpustakaan NH...



(Tulisan ini diposting pada bulan Maret 2009 di blog sebelumnya)

Aisya Avicenna

0 comments:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna